Anda di halaman 1dari 9

Skizofrenia :

Definisi Skizofrenia
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan
psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek,
dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock,
2003).
Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua kelompok, yaitu gejala
positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran,
gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan. Gejala negatif adalah alam perasaan
(afek) tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, miskin kontak
emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir
abstrak dan kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif.

Tipe-tipe Skizofrenia Diagnosa Skizofrenia berawal dari Diagnostik and Statistical


Manual of Mental Disorders (DSM) yaitu: DSM-III (American Psychiatric Assosiation,
1980) dan berlanjut dalam DSM-IV (American Psychiatric Assosiation,1994) dan DSM-
IV-TR (American Psychiatric Assosiation,2000). Berikut ini adalah tipe skizofrenia dari
DSM-IV-TR 2000. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dominan yaitu
(Davison, 2006) :
Tipe Paranoid
Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah waham yang mencolok atau halusinasi auditorik
dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afektif yang relatif masih terjaga. Waham
biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran, atau keduanya, tetapi waham
dengan tema lain (misalnya waham kecemburuan, keagamaan, atau somalisas) mungkin
juga muncul. Ciri-ciri lainnya meliputi ansietas, kemarahan, menjaga jarak dan suka
berargumentasi, dan agresif.
Tipe Disorganized (tidak terorganisasi)
Ciri utama skizofrenia tipe disorganized adalah pembicaraan kacau, tingkah laku kacau
dan afek yang datar atau inappropriate. Pembicaraan yang kacau dapat disertai
kekonyolan dan tertawa yang tidak erat kaitannya dengan isi pembicaraan. Disorganisasi
tingkah laku dapat membawa pada gangguan yang serius pada berbagai aktivitas hidup
sehari-hari.
Tipe Katatonik
Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah gangguan pada psikomotor yang dapat meliputi
ketidakbergerakan motorik (waxy flexibility). Aktivitas motor yang Universitas Sumatera
Utara berlebihan, negativism yang ekstrim, sama sekali tidak mau bicara dan
berkomunikasi (mutism), gerakan-gerakan yang tidak terkendali, mengulang ucapan
orang lain (echolalia) atau mengikuti tingkah laku orang lain (echopraxia).
Tipe Undifferentiated
Tipe Undifferentiated merupakan tipe skizofrenia yang menampilkan perubahan pola
simptom-simptom yang cepat menyangkut semua indikator skizofrenia. Misalnya,
indikasi yang sangat ruwet, kebingungan (confusion), emosi yang tidak dapat dipegang
karena berubah-ubah, adanya delusi, referensi yang berubah-ubah atau salah, adanya
ketergugahan yang sangat besar, autisme seperti mimpi, depresi, dan sewaktu-waktu juga
ada fase yang menunjukkan ketakutan.
Tipe Residual
Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia tetapi masih
memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti keyakinankeyakinan negatif, atau
mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional. Gejala-
gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara sosial, pikiran-pikiran ganjil,
inaktivitas, dan afek datar.

REFERENSI :
Sadock, B.J, Sadock, V.A. (2003). Synopsis of Psychiatry. 9th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Davison, G.C & Neale J.M. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Gangguan Emosi :
Depresi
Pengertian Depresi
Depresi merupakan salah satu diantara bentuk sindrom gangguangangguan
keseimbangan mood (suasana perasaan). Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada
yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang
abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan
gangguan mood (mood disorder) yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan
mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab
secara normal (Semiun, 2006).
Depresi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, perasaan
tidak berharga, merasa kosong, putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, tidak berminat
pada ADL sampai ada ide bunuh diri (Yosep, 2009).
Dalam pedoman penggolongan dan diagnosa gangguan jiwa di Indonesia III (PPDGJ
III) (1993) disebutkan bahwa gangguan utama depresi adalah adanya gangguan suasana
perasaan, kehilangan minat, menurunya kegiatan, pesimisme menghadapi massa yang
akan datang. Pada kasus patologi, depresi merupakan ketidakmampuan ekstrim untuk
bereaksi terhadap rangsang, disertai menurunya nilai dari delusi, tidak mampu dan putus
asa (Maslim, 2002).
Ciri-ciri Umum Depresi Menurut Nevid dkk, (2003) ciri-ciri umum dari depresi
adalah :
a. Perubahan pada kondisi emosional
Perubahan pada kondisi mood (periode terus menerus dari perasaan terpuruk,
depresi, sedih atau muram). Penuh dengan air mata atau menangis serta
meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung), kegelisahan atau kehilangan
kesadaran.
b. Perubahan dalam motivasi
Perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai (kegiatan) di pagi
hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. Menurunya tingkat partisipasi sosial
atau minat pada aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas
yang menyenangkan. Menurunya minat pada seks serta gagal untuk berespon pada
pujian atau reward.
c. Perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik
Gejala-gejala motorik yang dominan dan penting dalam depresi adalah retardasi
motor yakni tingkah laku motorik yang berkurang atau lambat, bergerak atau
berbicara dengan lebih perlahan dari biasanya. Perubahan dalam kebiasaan tidur
(tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya dan merasa
kesulitan untuk tidur kembali). Perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak
atau terlalu sedikit). Perubahan dalam berat badan (bertambah atau kehilangan berat
badan). Beraktivitas kurang efektif atau energik dari pada biasanya, orang-orang
yang menderita depresi sering duduk dengan sikap yang terkulai dan tatapan yang
kosong tanpa ekspresi.
d. Perubahan kognitif
Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih. Berpikir negatif mengenai diri sendiri
dan masa depan. Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan dimasa lalu.
Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat. Berpikir kematian atau bunuh diri.

REFERENSI :
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisinus
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Edisi kedua. Bandung ; Refika Aditama, 5-10.
Maslim. R.(2002). Gejala Depresi, Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ-III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, 58-65
Nevid, Jeffrey S dkk. (2003). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Bipolar
Gangguan bipolar atau gangguan manik - depresi, juga disebut sebagai gangguan afektif bipolar
atau manik depresi, adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan kategori gangguan
mood ditentukan oleh adanya satu atau lebih episode dari energi abnormal yang
meningkat, kognisi, suasana hati dengan atau tanpa satu atau lebi h episode
depresi.
Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania atau, jika
ringan,hypomania. Individu yang mengalami episode manik juga sering mengalami
episode depresi, atau gejala, atau episode campuran di mana kedua fitur mania
dan depresihadir pada saat yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode
suasana hati"normal";. tapi, dalam beberapa depresi, individu dan mania mungkin dengan
cepat berganti, yang dikenal sebagai pergantian cepat. Manic episode Extreme kadang-
kadang dapat menyebabkan gejala-gejala psikotik seperti delusi dan
halusinasi.Gangguan tersebut telah dibagi menjadi bipolar I, bipolar II, cyclothymia,
dan jenislainnya, berdasarkan sifat dan tingkat keparahan episode mood berpengalaman; kisaran sering
digambarkan sebagai spektrum bipolar.

Adapun jenis jenis GB sesuaidengan kriteria diagnostik yang tertera dalam


Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-Text Revision (DSM-IV TR).

Kriteria untuk Episode manik:


Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang elasi,
ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih
gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
grandiositas atau percaya diri berlebihan
Berkurangnya kebutuhan tidur (tidur hanya 3 jam)
cepat dan banyaknya pembicaraan- lompatan gagasan atau pikiran berlomba
perhatian mudah teralih (stimuli eksternal yang tidak penting atau relevan)
peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)
tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang).

Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran psikotik,hospitalisasi


untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.

Episode depresi mayor :


Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat simtom/tanda yaitu:
mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan
sulit atau banyak tidur
agitasi atau retardasi psikomotor
fatig atau berkurangnya tenaga
menurunnya harga diri- ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi
Pesimis
pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana) atau tindakan bunuh
diri.

Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi


personal,sosial, atau pekerjaan.

Episode Campuran:
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang terjadi
secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel,marah,
serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia derajat berat,
grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung.
Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan
untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan menggang
gu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.

Episode Hipomanik:
Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan mo
od,ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala bila
moodiritabel) yaitu:
grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
berkurangnya kebutuhan tidur
meningkatnya pembicaraan lompat gagasan atau pikiran berlomba
perhatian mudah teralih
meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor
pikiran menjadi lebih tajam- daya nilai berkurang
tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau pembicarananeh),
tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi personal, sosial,dan pekerjaan. Sering
kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali oleh keluarga.
REFERENSI :
Goodwin FK, Jamison KR. Bipolar disorder.(cited on 30 Maret 2016).Available
from:URL : http://en.wikipedia.org/wiki/Bipolar_disorder
Tim PDSKJI. Panduan Tatalaksana Gangguan Bipolar Pokja SPM &
SeksiBipolar PDSKJI. Rapat Kerja Konsensus Nasional Terapi Gangguan
bipolar. Novotel Hotel Mangga Dua Square. Jakarta. 7 Maret 2010.

Ansietas (Kecemasan)
Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah ganggun alam perasaan ketakutan atau
kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realistis (reality testing Ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak
mengalami keretakan pribadi (spilliting personality), perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas-batas normal.
Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Gangguan kecemasan (ansietas) adalah sekolompok kondisi yang memberi
gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon perilaku,
emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas (Videbeck Sheila L,
2008,).
Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan
komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara
klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : Gangguan Cemas
(anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder / GAD),
gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic (Phobik disorder), dan gangguan
obsesif-komplusif (obsessive-complusive disorder).

Ciri-ciri Ansietas :
a. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu
meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan
juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain :
Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)
c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung)
d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
e. Tidak mudah mengalah sering ngotot
f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
g. Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir yang
berlebihan terhadap penyakit
h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisir)
i. Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu
j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang
k. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris

Tingkat kecemasan :
Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan
memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu
yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau
pun ansietas yaitu :
a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas.
b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting.
c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berfikir pada hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi
tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan
pada suatu area lain.
d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan
terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan
disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak
sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama
dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart & Sundent, 1995).

REFERENSI :

Stuart, G.W.,& Sundeen, S.J (1995). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St.
Louis: Mosby Year Book.
Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai