Anda di halaman 1dari 16

1.

UU Ketenagakerjaan
1.1. Pelatihan Kerja
Wajib memperoleh izin ke instansi yang bertanggung jawab (p14a2) Wajib
menyediakan tenaga kepelatihan, kurikulum, saran dan prasarana pelatihan, dana
kegiatan (p15)
1.2. Penempatan tenaga kerja
Wajib melindungi kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan (fisik dan mental)
(p35,a1) Dilarang memungut biaya penempatan (p38).
1.3. Tenaga Kerja Asinge
Wajib memiliki izin dari menteri / pejabat (p42a1). Wajib memiliki rencana
penggunaan TKA dengan alasan, jabatan TKA dalam organisasi, jangka waktu
penggunaan, dan menunjuk pendamping (p43)
1.4. Hubungan Kerja
Perjanjian dibuat berdasarkan kesepakatan, kemampuan, lowongan pekerjaan
yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum (p52)
1.5. PHK
Sebisa mungkin diusahakan tidak terjadi (p151,a1) dan perundingan harus
dilakukan (p151,a2). Dalam hal ini uang pesangon/penghargaan harus dibayarkan
apabila terjadi PHK (p156,a1)
1.6. Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan
1.6.1. Kecelakaan kerja akibat kelalaian diri pekerja itu sendiri dan lingkungan
sekitar.
a. Kecelakaan kerja akibat diri sendiri dapat terjadi, jika pekerja tidak hati-hati
dalam bekerja, tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan, sengaja
melanggar peraturan keselamatan dan bergurau dalam bekerja dan
sebagainya;
b. Kecelakaan kerja akibat lingkungan sekitar, jika mesin-mesin yang rusak
tidak diberi pengamanan dan lingkungan kerja yang tidak aman bagi
manusia, seperti : jalanan licin, suhu tempat kerja, kebersihan dan lain-lain
1.6.2. Kesejahteraan
UMR didapatkan berdasarkan KHL (kebutuhan hidup layak)
UMR = Gaji Pokok + Tunjangan tetap
- Besarnya gaji pokok sekurang-kurangnya harus sebesar 75% dari jumlah Upah
Minimum dan 25% sisanya adalah Tunjangan Tetap
- UMR tahun depan = UMR tahun berjalan + (UMR tahun berjalan (inflasi +
pertumbuhan ekonomi))
- Upah lembur = 1/173 X upah bulanan
- 150% dari upah normal di jam pertama
- 200% untuk setiap jam lembur berikutnya
1.6.3. Kesehatan Kerja
Jenis Pelayanan kesehatan kerja oleh perusahaan berdasarkan UU no.36 Tahun
2009 Pasal 164-166 & UU no.13 Tahun 2003:
1. Layanan Pencegahan dan Pembinaan: Pembinaan kesehatan kerja (min. 1
bulan sekali). Pengawasan Pembinaan lingkungan kerja (min. 2 bulan
sekali).
2. Layanan Kesehatan Pengobatan dan Pemulihan: Diberlakukan selama hari
kerja (shift kerja).
3. Layanan Kesehatan Rujukan: Diberikan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap
1.6.4. Keselamatan kerja
UU No. 1 Tahun 1970 -> mendapat perlindungan keselamatan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi. Pasal 3 ayat 1, syarat-syarat
keselamatan kerja:
1. Mencegah, mengurangi kecelakaan
2. Memberi alat-alat perlindungan diri
3. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
4. Mengamankan, memelihara segala jenis bangunan
5. Menyesuaikan, menyempurnakan pengaman pada pekerja
Pasal 12, kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk:
1. Memberi keterangan bila diminta oleh ahli keselamatan kerja
2. Memakai alat-alat perlindungan diri
3. Mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
4. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan yang memiliki syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri diragukan.
1.6.5. Jam kerja
40 jam per minggu 6 hari per minggu 7 jam per hari 5 hari per minggu
8 jam per hari
1.6.6. Perlindungan terhadap perempuan, anak-anak dan penyandang cacat.
1.6.7. BPJS
1. kesehatan yang ditanggung sebanyak maksimal 5 orang, dibayar oleh
Pemberi Kerja dan pekerja
2. Ketenagakerjaan
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JK)
c. Jaminan Hari Tua (JHT) 2% 3.7% perusahaan
d. Jaminan Pensiun (JP) 1% pekerja, 2% perusahaan

2. UU Keamanan Pangan
Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, keamanan pangan merupakan
kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Keamanan pangan meliputi sanitasi
pangan, bahan tambahan pangan, produk rekayasa genetik, iradiasi pangan, kemasan,
mutu pangan dan jaminan produk halal.

2.1. Sanitasi pangan


Sanitasi pangan adalah upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
pangan yang sehat dan higienis yang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan
benda lain. Setiap personel yang terlibat dalam rantai pangan harus mengendalikan
bahaya tersebut untuk menjamin keamanan pangan. Setiap orang yang melanggar
peraturan ini maka dikenakan sanksi, yaitu sanksi administratif maupun sanksi
pidana.

2.2. Bahan Tambahan Pangan


Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk pangan. Bahan tambahan tersebut sudah
dinyatakan sebagai bahan yang aman (tidak berbahaya) dan harus digunakan sesuai
dengan batas maksimal yang ditetapkan. Salah satu jenis BTP adalah antioksidan
BHA yang memiliki ambang batas 100 miligram dalam 1 kilogram bahan pangan
untuk kategori pangan serealia (PerkaBPOM no. 38/2013). Setiap orang yang
melanggar peraturan ini maka dikenakan sanksi, yaitu sanksi administratif maupun
sanksi pidana.

2.3. Produk Rekayasa Genetik


Keamanan pangan produk rekayasa genetik adalah kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya dampak yang merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia, akibat proses produksi, penyiapan,
penyimpanan, peredaran dan pemanfaatan pangan produk rekayasa genetik. Sebelum
produk yang hasil rekayasa diberi izin aman untuk dikonsumsi, produk tersebut tidak
boleh diedarkan. Jika ada orang yang melanggar ketentuan tersebut, maka akan
dikenakan sanksi. Sanksi administrasi maupun pidana.

2.4.Iradiasi Pangan
Iradiasi Pangan adalah metode penanganan pangan, baik dengan menggunakan
zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan
kerusakan, membebaskan pangan dari jasad renik patogen, serta mencegah
pertumbuhan tunas. Iradiasi pangan yang dilakukan sesuai dengan izin pemerintah
seperti persyaratan kesehatan; prinsip pengolahan; dosis; teknik dan peralatan;
penanganan limbah dan penanggulangan bahaya zat radioaktif; keselamatan kerja;
dan kelestarian lingkungan.

2.5. Kemasan
Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus
pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.Kemasan
yang digunakan tidak mengandung bahan yang dapat melepaskan cemaran yang
membahayakan kesehatan manusia. Jika ada orang yang melanggar, maka akan
dikenakan sanksi; sanksi bersifat administrasi maupun pidana.

2.6. Mutu Pangan


Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan
kandungan Gizi Pangan.Pangan yang sebelum diedarkan harus diuji di laboratorium
dulu. Pelaku usaha pangan di bidang pangan segar (seperti nelayan, petani,
pembudidaya ikan) harus memenuhi persyaratan keamanan pangan dan mutu
pangan segar. Setiap orang dilarang memperdagangkan pangan yang tidak sesuai
dengan persyaratan tersebut yang tercantum dalam label kemasan. Jika ada orang
yang melanggar, maka akan dikenakan sanksi; sanksi bersifat administrasi maupun
pidana.

2.7. Jaminan Produk Halal


Halal adalah segala objek atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakan atau
dilaksanakan, dalam agama Islam.Jadi produk halal adalah yang diizinkan untuk
digunakan atau dilaksanakan, dalam agama Islam. Jaminan produk halal diatur
dalam pasal. 95 yang menyatakan pemerintah bertugas mengawasi sistem jaminan
produk halal bagi yang dipersyaratkan terhadap Pangan

3. UU Perizinan
A. Perseroan (UU 40 2007)
i. badan hukum sebagai persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang terbagi dalam saham
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan UU
ii. organ:
1. pemegang saham: memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada
direksi dan komisaris sesuai dengan batas yang ditentukan
2. direksi: berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan
3. dewan komisaris: bertugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada direksi

B. perseroan harus:
i. p2: ada maksud, tujuan, dan kegiatan yang tidak bertentangan dengan
perUUan
ii. p5: bernama dan berkedudukan di wilayah RI + alamat lengkap
iii. p7: didirikan 2 orang / lebih(a1), setiap pendiri wajib mengambil bagian
saham pada saat perseroan didirikan(a2)
iv. p32: memiliki modal dasar minimal 50jt
C. akta pendirian perusahaan
i. dibuat notaris, memuat anggaran dasar (p8a15)
ii. dilengkapi dokumen pendukung lain: surat keterangan domisili, npwp
perusahaan
D. anggaran dasar
i. akta pendirian memuat anggaran dasar (p8a1)
ii. anggaran dasar minimal memuat: nama, tempat, maksud/tujuan, jumlah
modal, jumlah saham, nama jabatan, anggota direksi, dll (p15a1)
iii. dapat memuat ketentuan lain yg tidak bertentangan dengan UU (p15a2)
E. surat izin usaha perdagangan (SIUP) (peraturan menteri perdagangan RI nomor
46/M-DAG/PER/9/2009
i. SIUP adalah izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan
(p1a4)
ii. dibagi menjadi kecil, menengah, dan besar (p2a2) dan sisanya adalah mikro
(p2a3)
F. tanda daftar perusahaan (tdp) (UU RI 3 1982: wajib daftar perusahaan &
Peraturan menteri perdagangan RI nomor 14/M-DAG/PER/3/2016
i. setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan (p5)
ii. wajib dilakukan pemilik/pengurus/diwakilkan dengan surat kuasa
G. keputusan menteri
i. perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum
perseroan (p7a4)
ii. *untuk mendapatkan keputusan menteri* mengajukan permohonan
melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum
secara elektronik (p9a1). kuasa pengajuan permohonan hanya dapat
diberikan pada notaris (p9a3)
iii. harus diajukan kepada menteri 60 hari sejak akta pendirian
ditandatangan (p10)
H. berita negara RI (p29&30)
i. akta pendirian perusahaan
ii. akta anggaran dasar
iii. biodata seluruh pemegang saham
iv. neraca laporan laba rugi
I. izin lingkungan (UU 27 2012)
i. kegiatan wajib amdal / ukl upl dalam rangka perlindungan &
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat izin usaha (p1a1)
ii. setiap usaha / kegiatan wajib memiliki amdal / UKL-UPL wajib
memiliki izin lingkungan (p2a1).
iii. izin lingkungan didapat dengan (p2a2):
1. penyusunan amdal dan ukl-upl
2. penilaian amdal dan pemeriksaan ukl-upl
3. permohonan dan penerbitan izin lingkungan
J. izin amdal, ukl-upl, sppl
i. amdal terdiri dari (p5a1)
1. kerangka acuan
2. analisis dampak lingkungan (andal)
3. rencana pengelolaan lingkungan (RKL)
4. rencana pemantauan lingkungan (RPL)
ii. UKL-UPL (p1a1): pengelolaan dan pemantauan usaha / kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha /
kegiatan
iii. kesanggupan perusahaan dalam menangani dan memantau lingkungan
hidup atas dampak dari proses pengolahan perusahaan tsb
K. HO (Hinder Ordonnantie) / Izin Gangguan
i. permendagri 22 2016: izin gangguan di daerah
ii. peraturan menteri dalam negeri 27 2009 : pedoman penetapan izin
gangguan di daerah
iii. peraturan daerah no 15 2011: perizinan tempat usaha berdasarkan
UUG
iv. peraturan gubernur profinsi DKI jakarta 7 2016: perubahan atas
peraturan gubernur nomor 57 tahun 2014 tentang penyelenggaraan
pelayanan terpadu satu pintu
L. pelaksanaan penyelenggaraan reklame
i. bertujuan mewujudkan ketertiban, keindahan, mengoptimalkan
penerimaan daerah, menjamin kepastian hukum penyelenggaraan
reklame (p2a1)
ii. bermaksud: kemanfaatan, keselamatan, ketertiban umum, keamanan,
keagamaan, kesopanan, kesehatan, kesusilaan, keindahan lingkungan,
kepatuhan, dan kepastian umum
iii. etika reklame: dapat diselenggarakan dan dipasang setelah berizin dan
membayar WP daerah, retribusi daerah, dan penerimaan lainnya yang
sah dalam peraturan (p4a2)
M. izin mendirikan bangunan gedung 24/PR/M/2007
i. tujuan: persyaratan teknisi fungsi sesuai dengan fungsinya
ii. maksud: acuan bagi pemerintah daerah, khususnya instansi dalam
penyelenggaraan bangunan gedung, dan menetapkan kebijakan
operasional izin membangun gedung (p2)
iii. persyaratan izin mendirikan bangunan gedung (p4):
1. administratif dan teknis permohonan izin mendirikan bangunan
2. penyedia jasa
3. pelaksana pengurusan izin
N. mogok kerja dan demonstrasi buruh
i. UU 13 2003: mogok kerja adalah tindakan pekerja yang direncanakan
dan dilaksanakan bersama-sama / oleh serikat pekerja untuk
menghentikan atau memperlambat pekerjaan: syarat administratif dan
surat tertulis
ii. UU 9 1998: unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan
lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum:
serikat pekerja
4. UU Perpajakan
Pajak Secara Umum: wajib kepada negara, terutang pribadi, bersifat memaksa untuk
keperluan negara. Pajak terbagi menjadi:
i. Pusat: penghasilan, pertambahan nilai, penjualan barang mewah, bea meterai,
bumi dan bangunan
ii. Daerah: kendaraan bermotor, rokok, hotel, hiburan, restoran
Berdasarkan UU 16 2009, wajib pajak : orang / badan meliputi pembayar,
pemotong, pemungut yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan UU pajak. Prosedur kewajiban pajak :
1. Mendaftarkan diri: NPWP <4.8M/thn = atas nama pribadi (lengkapi dokumen
fotokopi: KTP, izin usaha, tagian listrik, pernyataan menjalankan usaha
bermeterai) daftarkan melalui www.pajak.go.id > e-registration > unggah
dokumen > ambil bukti penerimaan surat / kirim langsung via kurir/pos.
2. bayar, pemotongan/pemungutan, pelaporan: PPh (penghasilan), PPn
(pertambahan nilai)
3. diperiksa, memberi data
Berdasarkan UU 36 2008, Subjek yang menjadi subjek PPh meliputi pribadi,
warisan belum terbagi sebagai kesatuan, badan usaha bentuk usaha tetap. Sedangkan
objek PPh adalah imbalan berkenaan pajak / jasa dan hadiah pekerjaan / kegiatan.
Untuk membayar PPh dapat dilakukan dengan cara pelunasan:
1. Pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain meliputi PPh pasal 21 & 23
2. Pembayaran oleh WP meliputi PPh pasal 25.
Cara menghitung pph
1. Penghasilan kotor > penghasilan bersih > penghasilan kena pajak > pajak
penghasilan terhutang
2. tarif pajak:
a. < 4.8M = 1% x penghasilan kotor
b. 4.8-50M = (0.25 - 0.6M/penghasilan kotor) x PenghasilanKenaPajak
c. 25% x PenghasilanKenaPajak
Berdasarkan UU No. 42/2009 tentang PPn : tarif 10%

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)


1. tahap akhir permohonan menjadi PKP.
2. WP sebagai pengusaha
a. melaporkan usaha dan mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebagai
PKP
b. melaporkan dengan mengisi formulir faktur
c. pengukuhan selesai setelah diverifikasi KPP/KP2KP
I. pemotongan / pemungutan PPh: mekanisme penugasan dan tanggung jawab
pihak ketiga untuk melakukan pemotongan atau pemungutan atas PPh yang
terutang pada suatu transaksi berpajak
B. pelaporan pajak: Surat Pemberitahuan (SPT) = surat yang digunakan oleh WP
untuk melaporkan: perhitungan/pembayaran/objek pajak/bukan objek pajak/
harta dan kewajiban sesuai UU perpajakan (UU 16 2009)
C. kewajiban dalam diperiksa:
i. memenuhi panggilan pemeriksaan
ii. memperlihatkan / meminjamkan dokumen yang berkaitan dengan
penghasilan, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak / objek
terutang pajak
iii. memberi kesempatan memasuki tempat yang dianggap perlu dan
menunjang kelancaran pemeriksaan
iv. menyampaikan tanggapan tertulis atas SPT hasil pemeriksaan
v. meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat akuntan publik
vi. memberikan keterangan lisan/tulisan yang diperlukan
D. kewajiban memberi data (UU 16 2009):
i. memberikan data dan informasi terkait pajak. pelanggaran = kurungan
1 tahun / denda 1M
ii. memenuhi kewajiban pejabat dan pihak lain. pelanggaran = kurungan
10bulan / denda 800jt
iii. menyalahgunakan data dan info perpajakan yang menimbulkan
kerugian negara = pidana 1 tahun / denda 500jt
E. hak WP:
i. kelebihan pembayaran pajak
1. jika pajak terutang < jumlah kredit pajak = hak mengambil
kelebihan
2. diberikan 12bulan sejak surat permohonan diterima lengkap
3. yang tergolong wajib pajak patuh dikembalikan 3bulan untuk
PPh dan 1 bulan untuk PPn sejak permohonan diterima
4. permohonan melalui SPT dengan surat permohonan ditujukan
kepada kepala KPP
ii. dilakukan pemeriksaan
1. meminta surat perintah pemeriksaan
2. melihat tanda pengenal pemeriksa
3. mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan
4. meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT -
untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam
batas waktu yang ditentukan
5. jenis pemeriksaan:
a. kantor: max 3 bulan dan dapat diperpanjang menjadi 6
bulan
b. lapangan: max 4 bulan, perpanjangan 8 bulan
iii. mengajukan keberatan, banding, peninjauan kembali

iv. hak WP lainnya


1. kerahasiaan bagi wajib pajak
2. pengangsuran atau penundaan pembayaran
3. penundaan pelaporan spt tahunan
4. pengurangan PPh pasal 25
5. pengurangan PBB
5. UU Perdagangan
Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2014, Perdagangan adalah tatanan kegiatan terkait
transaksi barang atau jasa dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan
tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.
Berdasarkan Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) merupakan surat izin yang diberikan kepada pengusaha
perseorangan, firma, CV, PT dan lain-lain untuk melaksanakan usaha di bidang
perdagangan atau jasa. Pasal 3, SIUP dibagi menjadi 4 berdasarkan pendapatannya:
1. SIUP Besar > Rp 10.000.000.000
2. Rp 10.000.000.000 > SIUP Menengah > Rp 500.000.000
3. Rp 500.000.000 > SIUP Kecil > Rp 50.000.000
4. SIUP Mikro < Rp 50.000.000. Syarat pengajuan SIUP Mikro adalah
a. Surat permohonan yang di dalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan
keabsahan dokumen & data di atas kertas bermaterai Rp 6.000
b. Identitas Pemohon WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga
(KK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), atau WNA : KITAS / Visa,
Paspor
c. Pas foto berwarna penanggung jawab perusahaan atau direktur utama ukuran
3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar
d. Surat pernyataan bersedia mengurus IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dalam
jangka waktu 1 tahun
e. Checklist Persyaratan (diunduh)
Pertanyaan pak Kuhon-----> Perbedaan usaha perseorangan, firma, CV, PT adalah
1. Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu
orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara
tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil,
terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang
sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan
perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan,
dan lain sebagainya.
2. Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau
lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas
pada setiap pemiliknya.
3. CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang
berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara
aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal
saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif
mengurus perusahaan cv disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal
disebut sekutu pasif.
4. Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi
yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku
pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di
dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena
dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk
mendirikan PT / perseroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam
jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.

6. UU HAKI
HKI atau akronim HaKI merupakan padanan kata yang digunakan untuk
Intellectual Property Rights (IPR), yaitu hak yang timbul untuk hasil olah pikir yang
menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi manusia. HKI juga
dapat diartikan sebagai hak untuk menikmati hasil dari suatu kreativitas intelektual
secara ekonomis. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau
lahir karena adanya kemampuan intelektual manusia. Jenis Hak Kekayaan Intelektual
dan Dasar Hukum tahun 1998 dengan nama Direktorat Jenderal adalah Hak Cipta,
Paten dan Merek:
A. Hak Cipta
Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2014, Hak Cipta adalah hak
eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak cipta
mencakup dua hal yaitu hak moral dan hak ekonomi. Hak moral adalah hak
yang melekat secara abadi pada diri pencipta, tidak dapat dialihkan selama
Pencipta masih hidup, tetapi pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan
wasiat atau sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
setelah Pencipta meninggal dunia; sedangkan Hak ekonomi adalah hak eksklusif
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan.
Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2014, Pencipta adalah orang
yang namanya
- disebut dalam Ciptaan;
- dinyatakan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan;
- disebutkan dalam surat pencatatan Ciptaan; dan/atau
- tercantum dalam daftar umum Ciptaan sebagai Pencipta
Pasal 6, Seorang pencipta dapat melindungi hak moral yang dimiliki,
dengan cara memiliki informasi manajemen Hak Cipta dan informasi
elektronik Hak Cipta. Kedua Informasi tersebut dilarang untuk dihilangkan,
diubah, atau dirusak.
Berdasarkan pasal 9 ayat 1-3, seorang pencipta atau pemegang hak cipta
berhak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaannya dengan melakukan
- penerbitan Ciptaan;
- Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
- Penerjemahan Ciptaan;
- Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;
- Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
- Pertunjukan Ciptaan;
- Pengumuman Ciptaan;
- Komunikasi Ciptaan; dan
- Penyewaan Ciptaan.
Berdasarkan pasal 40 ayat (1) Ciptaan yang dilindungi adalah Merupakan
ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Persyaratan pencatatan
hak cipta perorangan yang dilakukan secara langsung di Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM :
1. Mengisi formulir pencatatan.
2. Melampirkan contoh ciptaan dan uraian ciptaan
3. Melampirkan dokumen pendukung seperti identitas pemohon dan bukti
kewarganegaraan, Surat Kuasa Khusus apabila melalui kuasa, Surat
Pernyataan Kepemilikan Hak Cipta.
4. Membayar biaya pencatatan

B. Paten
Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten, diartikan sebagai hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya
di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Invensi merupakan ide yang dimaksudkan sebagai pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Inventor sebagai
pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau
pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar
umum paten. Jangka waktu selama 20 tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan dan tidak dapat diperpanjang.
Paten ada 2 jenis, Paten dan Paten sederhana. Paten, itu dimana memiliki
invensi baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri;
sdgkan Paten sederhana, dimana memiliki invensi baru, pengembangan dari
produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.
Prosedur Pendaftaran untuk mengajukan permohonan paten dengan mengisi
formulir dalam Bahasa Indonesia sebanyak rangkap 4, serta melampirkan
beberapa hal yaitu:
a. Surat kuasa khusus,
b. Surat pengalihan hak,
c. Deskripsi, klaim, abstrak serta gambar (apabila ada),
d. Bukti prioritas asli,
e. Terjemahan uraian penemuan dalam bahasa Inggris,
f. Bukti pembayaran biaya permohonan Paten
g. Bukti pembayaran biaya permohonan Paten Sederhana dan pemeriksaan
substantif Paten Sederhana
h. Tambahan biaya setiap klaim.
Keterangan pengajuan paten adalah
- Pengumuman dilakukan 18 bulan setelah tanggal penerimaan permohonan
paten [Pasal 42 ayat (2a)].
- Pengumuman terkait ada tidaknya keberatan dari masyarakat berlangsung
selama 6 bulan.
- Jika dalam 6 bulan tidak ada keberatan, maka pemohon paten berhak
mendapatkan hak paten untuk jangka waktu yang ditetapkan.

C. Merk
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016, merk didefinisikan sebagai tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
1. Merek Dagang
Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa
Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek tidak dapat didaftarkan, jika didaftarkan oleh pemohon yang


bertikad tidak baik; bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku, moralitas keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum; tidak memiliki
daya pembeda; telah menjadi milik umum; dan merupakan keterangan atau
berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
Data yang perlu disiapkan untuk permohonan pendaftaran merek, yaitu:
- Surat pernyataan di atas kertas bermeterai cukup yang ditandatangani oleh
pemohon yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya
- 24 1embar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak di
atas kertas
- Fotokopi KTP pemohon dan bukti pembayaran biaya pendaftaran

Prosedur Permohonan Pendaftaran Merek


Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan,
Direktorat Jenderal melakukan pemeriksaan substantif terhadap Permohonan.
Pemeriksaan substantif diselesaikan dalam waktu paling lama 9 bulan.
Hasil permohonan yang disetujui akan diumumkan dalam Berita Resmi
Merek, sedangkan permohonan yang ditolak akan diberitahukan kepada
pemohon secara tertulis dengan menyebutkan alasan.
Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan surat
pemberitahuan pemohon dapat menyampaikan keberatan atau tanggapannya
dengan menyebutkan alasan.
Permohonan yang disetujui akan diumumkan dalam Berita Resmi merek
paling lambat 10 hari sejak tanggal disetujuinya permohonan dan akan
diumumkan selama 3 bulan.
Sertifikat Merek diberikan kepada pemohon paling lambat 30 hari sejak
tanggal berakhirnya Berita Resmi Merek.

D. Rahasia Dagang
Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2000, rahasia dagang merupakan informasi
yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang
yang memiliki lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi,
pengolahan, penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

7. UU Lingkungan hidup
Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara pengurangan sumber (source
reduction), penggunaan dan pemanfaatan kembali (recycling), pengolahan (treatment)
dan pembuangan. Penanganan limbah industri rumah tangga berbeda-beda tergantung
dari jenis produk yang mau diproduksi, yaitu cair, padat dan gas.
Berdasarkan Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dapat dibagi menjadi tiga kategori:
A. Amdal
Berdasarkan pasal 22, setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Sumber peraturan lainnya adalah
PP No. 27 Tahun 2012, PERMEN 5 Tahun 2012 dan PERMEN 16 Tahun 2012.
1. PP No. 27 Tahun 2012, perusahaan dapat dinyatakan bebas AMDAL,
apabila:
a. Lokasi usaha berada di kawasan yang memiliki AMDAL
b. Lokasi usaha berada di kabupaten kota yang memiliki rencana yang jelas
mengenai tata ruang kabupaten dan kota
c. Usaha dilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana
Fungsi AMDAL adalah perencanaan pembangunan wilayah.; membantu proses
pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha;
memberikan alternatif solusi untuk minimalisasi dampak negatif; memberi informasi
untuk masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha.
2. PERMEN 5 Tahun 2012
AMDAL wajib dimiliki kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup.Dampak penting berdasarkan kriteria: jumlah penduduk, luas
wilayah, intensitas dan lama, komponen lingkungan hidup lain
B. UKL/UPL.
Berdasarkan pasal 34, (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki UKL/UPL. (2) Ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati.Sumber peraturan lainnya adalah PERMEN 16 Tahun 2012 dan
PP No. 27 Tahun 2012.
1. PP No. 27 Tahun 2012 pada pasal 8, Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup adalah
a. Identitas pemrakarsa
b. Rencana usaha dan/atau kegiatan
c. Dampak lingkungan yang akan terjadi
d. Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang dibutuhkan
e. Pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam formulir UKL-UPL
f. Daftar pustaka
g. Lampiran
2. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
189/2002 tanggal 5 Februari 2002
Jenis usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan
lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) di Provinsi DKI
Jakarta.

C. SPPL
Berdasarkan pasal 35, (1)
Setiap usaha yang tidak wajib UKL/UPL wajib
membuat SPPL. Penetapan jenis usaha berdasarkan kriteria: tidak berdampak
(2)

penting & kegiatan usaha mikro atau kecil.


Sumber peraturan lainnya adalah PERMEN 16 Tahun 2012 pada pasal 1:
Surat pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas
dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau
kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.
Sarana dan prasarana sanitasi SPPL adalah
1. Penyediaan Air Bersih PDAM PDAM
2. Pengelolaan Air Limbah septic tank
3. Pengelolaan Persampahan sampah terpilah: sampah basah dan kering
4. Pengelolaan Limbah B3 pewadahan yang tertutup, kuat, dan berlabel
5. Penanggulangan Kebakaran minimal 1 unit APAR

Anda mungkin juga menyukai