Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang


ditandai dengan kematian jaringan otak (infarkserebral) yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurang nya aliran darah dan
oksigen ini bisa di karena kan ada nya sumbatan, penyempitan atau pecahnya
pembuluh darah.1
Stroke didefinisikan adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam)
timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.2
Stroke dibagimenjadiduajenisberdasarkan etiologinya yaitu: stroke
infarkatau stroke non hemoragikmaupun stroke perdarahan ataustroke
hemoragik.2
Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemoragik masih dapat
lagi dikelompokkan menjadi TIA, RIND, Stroke in evolution dan completed
stroke. Sedangkan pembagian stroke hemoragik menurut WHO ICD-NA 1987
adalah perdarahan subaraknoid, perdarahan intraserebral dan perdarahan
intrakranial non spesifik dan yang lain misalnya, perdarahan ekstradural atau
epidural non traumatik dan perdarahan intrakranial non spesifik.2
Tanda dan gejala stroke berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala
stroke terbagi menjadi bagian system saraf pusat : Kelemahan otot
(hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik, batang otak, dimana terdapat
12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan
melihat parsial atau keseluruhan, reflex menurun, ekspresi wajah terganggu,
pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah, Cerebral cortex: aphasia,
apraxia, daya ingat menurun dan kebingungan.3
Stroke merupakan penyebab utama kematian ketiga yang paling sering
oleh karena itu merupakan indikasi penting untuk perawatan di rumah sakit

1
serta merupakan penyebab ketidak mampuan pada kebanyakan negara industri.
Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi terdapat pada
stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Hanya 20% pasien yang
mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya.2
Resiko terjadinya stroke meningkat seiring dengan usia dan lebih tinggi
pada pria dibandingkan dengan wanita pada usia berapa pun. Faktor resiko
mayor meliputi hipertensi arterial, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung.
Faktor resiko minor meliputi usia, jenis kelamin, genetik, perilaku merokok,
hiperlipidemia dan obesitas.3
Diagnosis dari lesi vascular pada stroke bergantung secara esensial
pada pengenalan dari sindrom stroke, dimana tanpa adanya bukti yang
mendukungnya, diagnosis tidak akan pernah pasti. Riwayat yang tidak adekua
tadalah penyebab kesalahan diagnosis paling banyak. Bila data tersebut tidak
dapat dipenuhi, maka profil stroke masih harus ditentukan dengan
memperpanjang periode observasi selama beberapa hari atau minggu.4
Tujuan dari penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan
morbiditas dan menurun kan tingkat kematian serta menurunnya angka
kecacatan. Salah satu upaya yang berperan penting untuk mencapai tujuan
tersebut adalah pengenalan gejala-gejala stroke dan penanganan stroke secara
dini dimulai dari penanganan pra rumah sakit yang cepat dan tepat. Dengan
penanganan yang benar-benar pada jam-jam pertama paling tidak akan
mengurangi kecacatan sebesar 30% pada penderita stroke.1

Anda mungkin juga menyukai