Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TINJAUAN TEORITIS

a. Definisi
Menurut Warren (1991), harga diri dibagi menjdai dua komponen, yaitu
kemampuan untuk mengatakan bahwa saya penting, saya peduli, dan
kemampuan untuk mengatakan saya kompeten, saya punya sesuatu yang dapat
diberikan bagi orang lain dan dunia.
Maslow (1970), mengatakan bahwa setiap individu harus mencapai harga diri
yang positif, sebelum menecapai aktualisasi diri. Diharapkan dari hari ke hari harga
diri semakin berkembang karena pengaruh lingkungan. Dengan harga diri yang
positif setiap individu mampu beradaptasi dengan adanya tuntutan situasional dan
krisis maturasi yang terjadi. Apabila individu tersebut gagal beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan, maka individu tersebut beresiko mengalami harga diri
rendah.
Coopersmith (1981), mengidentifikasi kondisi-kondisi yang menyebabkan
harga diri yang positif :
1. Power
Sangat penting bagi individu untuk mempunyai perasaan untuk mengontrol
situasi kehidupan mereka dan kemampuan untuk mmepengaruhi perilaku
orang lain.
2. Significance
Harga diri ditingkatkan ketika individu merasa dicintai, dihargai, diperhatikan
oleh orang lain.
3. Virtue
Setiap individu merasa baik dengan dirinya ketika perilaku mereka
merefleksikan kepribadian, moral, dan nilai etik yang mereka miliki.
4. Competence
Harga diri positif berkembang dari kemampuan seseorang untuk menampilkan
atau menerima pengalaman dirinya maupun orang lain dengan baik.
5. Consistenly set limits
Gaya hidup yang dibangun oleh setiap individu menunjukkan bahwa dirinya
diterima, diperhatikan, dan tersedianya rasa aman.
Harga diri sangat erat kaitannya dengan komponen dari konsep diri. Seperti
halnya dengan gambaran diri dan personal identitas, perkembangan harga diri lebih
berdampak besar terhadap persepsi individu dalam bagaimana cara memandang

2
orang lain. Harga diri dimulai dari awal masa kanak-kanak dan berubah-ubah di
sepanjang kehidupan ( Towsend,2009)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. (Keliat, 2012).
Harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan,yang di ekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung(Schult&Videbeck,1998).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diriatau
kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau
tidaklangsungdiekspresikan(Townsend,1998).

Komponen konsep diri

Komponen konsep diri meliputi : gambaran diri, konsep diri ,harga diri , peran diri, ideal
diri dan identitasdiri(StuartdanSundeen,1991)

1. Gambaran diri(citratubuh)
Citra tubuh adalah sikap individu secara sadar atau tidak sadar terhadap
tubuhnya, meliputi persepsi masalalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk
fungsi, penampilan dan potensi tubuh. Stressor yang terjadi pada citra tubuh, yaitu :
Perubahan ukuran tubuh: penurunan atau peningkatan berat badan
perubahan bentuk tubuh : operasi
Perubahan fungsi tubuh:beberapa penyakit yang dapat merubah fungsi tubuh.
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe yang di
inginkan atau sejumlah aspirasi , cita-cita dan harapan pribadiberdasarkannorma
sosial(keluarga,budaya).
3. Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis
seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diriyang tinggi adalah
perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan, tetapmerasa sebagai seorang penting
dan berharga(Stuart,1998).
4. Peran diri
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan
dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah
peran yang dijalani dan seorang tidak mempunyai pilihan. peran yang diambil adalah

3
peran yang terpilih atau dipilihindividu(Stuart,1998).Posisi dimasyarakat dapat
merupakan stresor terhadap peran, stres peran terdiri dari konflik peran, peran tidak
jelas, peran yang terlalu banyak.
5. Identitas diri
Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawabterhadap kesatuan,
kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu(Stuart2006).Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri.
Identitas yang jelas dapat menyebabkan individu merasakan keunikan dirinya, yang
memberi arah kehidupandalammencapaitujuan.

Perkembangan Harga Diri Sepanjang Masa Kehidupan Menurut Erick Erikson

Erikson (1963) menjelaskan delapan masa transisional/ krisis maturasi dimana masa-
masa tersebut sangat mempengaruhi peningkatan harga diri. Jika masa krisis tersebut
dapat dilewati dalam suatu tahap berarti individu tersebut dapat mengembangkan
strategi koping yang sehat untuk membantunya melaewatu tahap krisis tersebut.
namun, jika seseorang gagal menyelesaikan tugas dalam tahap perkembangan maka
pertumbuhan emosionalnya akan terhambat dan individu tersebut tidak mampu
mengatasi krisis maturasi atau situasional yang terjadi.
a. Trust vs mistrust (lahir-18bulan)
Perkembangan kepercayaan menghasilkan perasaan percaya diri dalam
lingkungan. Pencapaian dari rasa percaya menghasilkan harga diri yang
positif, kepercayaan diri dan rasa opyimisme yang baik. Ketidakberhasilan
dalam tahap ini menghasilkan ketidakpuasan emosional terhadap diri sendiri
dan orang lain sehingga menyebabkan harga diri yang negatif.
b. Autonomy vs shame and doubt ( 18 bulan 3 tahun)
Pengaruh lingkungan sangat besar dalam tahap ini karena anak mulai aktif
bereksplorasi dan bereksperimen dengan lingkungan disekitarnya.
Keberhasilan dalam tahap ini menghasilkan rasa kontrol terhadap diri sendiri,
sehingga menghasilkan rasa percaya diri. Apabila tahap ini tidak
terselesaikan dengan baik, maka anak merasa kebebasan untuk bersosialisasi
terbatas. Harga diri yang negatif disebabkan oleh hilangnya rasa percaya diri,
rasa bangga dalam menunjukkan kelebihannya dan kurangnya kontrol diri
dan orang lain.
c. Initiative vs guilt (3 tahun 6 tahun)
Harga diri yang positif diperoleh dari inisiatif saat lingkungan sekitarnya
memberikan dukungan terhadap kreatifitas yang sudah dilakukan oleh
individu tersebut , misal dengan memberikan pujian yang positif. Pada tahap

4
ini, anak rentan terhadap labelling good or bad. Bimbingan dan disiplin
yang terlalu ketat akan membuat anak cepat merasa malu dan merasa
bersalah sehingga menurunkan harga diri anak.
d. Industry vs inferiority ( 6 tahun 12 tahun )
Rasa percaya diri diperoleh dari pelajaran , persaingan, kesuksesan
menunjukkan kelebihan, dan rasa diterima oleh orang lain seperti teman, peer
group, dan masyarakat. Harga diri yang negatif dihasilkan oleh tidak
tercapainya tujuan sehingga mendapat umpan balik yang negatif.
e. Identity vs role confution ( 12tahun-20 tahun)
Harga diri yang positif pada tahap ini terjadi saat individu memiliki
pengalaman dalam membuat suatu keputusan yang meningkatkan kehidupan
mereka. Kegagalan dalam menemukan jati diri menghasilkan rasa
kebingungan dan keraguan. Hal ini juga terjadi karena terlalu ketatnya
disiplin orang tua dan hilangnya support dari orang tua. Kondisi ini dapat
menyebabkan harga diri rendah
f. Intimacy vs isolation (20 tahun-30tahun)
Intimacy dapat dicapai bila seseorang mampu membentuk suatu hubungan
atau komitmen yang baik dengan orang lain. Terjadinya harga diri yang
positif di dukung oleh kapasitas dalam memberikan dirinya terhadap orang
lain. Kegagalan tahap ini dapat berdampak pada prilaku seperti menarik diri,
isolasi sosial, kesendirian dan ketidakmampuan untuk membentuk suatu
hubungan dengan orang lain. Kurangnya kasih sayang dari orang yang ada
disekitarnya , terutama keluarga dapat menyebabkan gangguan harga diri.
g. Generativity vs stugnation ( 30 tahun-65tahun)
Generativity di dukung harga diri yang positif dapat menghasilkan kepuasan
seseorang, prestasi profesional dan kontribusi bagi orang lain. Kegagalan
dalam pencapaian tahap ini didukung oleh adanya tugas perkembangan awal
yang belum terselesaikan, sehingga tidak ada kepuasan terhadap diri sendiri.
Individu tersebut kehilangan nilai diri sehingga mengisolasi dan menarik diri.
h. Ego integrity vs despair (65 tahun keatas)
Integritas ego dihasilkan dari adanya rasa penerimaan diri dan adanya rasa
bahwa dirinya berharga. Kegagalan tahap ini juga didukung oleh adanya
tugas perkembangan awal yang belum selesai dalam terbentuknya rasa
percaya diri dan identitas diri.

Rentang Respons Konsep Diri

5
Adapun rentang respons gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah transisi
antara respons konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya adalah sebagai
berikut.
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman yang sukses.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam perwujudan dirinya.
3. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko
mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri
4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa anak-anak ke dalam kematangan kepribadian pada
remaja yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing
dengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan
kegagalan dalam ujian realitas. Individu mengalami kesulitasn membedakan
diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing
baginya.

Faktor Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang memengaruhi harga diri , meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang memiliki tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai
budaya yang tidak dapat diikuti oleh individu.
c. Faktor yang memengaruhi identitas pribadi , meliputi
ketidakpercayaan orang tua , tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
2. Faktor pencetus
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal , yaitu
sebagai berikut.
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga
jenis transisi peran:

6
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma budaya, nilai-nilai , serta tekanan untuk
menyesuaikan diri
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian
3) Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh : kehilangan bagian tubuh ; perubahan ukuran, bentuk,
penampilan, atau fungsi tubuh. Perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur
medis dan keperawatan.

Tanda dan gejala harga diri rendah kronis adalah sebagai berikut :

Mengkritik diri sendiri


Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimistis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi
Selera makan berkurang
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah

Berdasarkan Malhi (2008)menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh


rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam
mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya,
hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan riwayat
sepanjang kehidupan klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individumencapai masa
remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri

7
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.

Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

Faktor presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota tubuh,
berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya
produktivitas.

BAB III
TINJAUAN KASUS

8
Nn.A, masuk panti 2 tahun yang lalu diantar oleh kakaknya. Menurut klien, ia lahir di Klaten, tahun
1980. Klien merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara. Ibunya meninggal saat klien masih kecil
sedangkan ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu. Klien dianggap sakit jiwa oleh keluarganya karena
sering tersenyum sendiri dan sering merusak peralatan rumah tangga. Sejak 2 tahun yang lalu,
keluarga tidak pernah datang membesuk sedangkan klien sudah rindu kepada keluarganya.

Berdasarkan hasil pengkajian, diperoleh data bahwa klien mengatakan dirinya adalah orang yang
tidak berguna dalam keluarga. Kakak-kakak klien adalah orang yang pintar dan hebat, bedadengan
dirinya. Klien mengatakan tidak ada yang menyayanginya dengan tulus, tunangan klien sendiri
menikah dengan teman karib klien. Klien merasa dicampakkan dan dikhianati sahabat yang
merupakan tetangganya sendiri. Klien sulit bergaul dan tidak memiliki banyak teman. Jarang
mengungkapkan persaaannya. Satu-satunya teman karib klien adalah tetangga yang telah dinikahi
oleh tunangannya. Menurut klien, peristiwa itulah yang paling menyakitkan sepanjang perjalanan
hidup klien. Sejak saat itu, klien sulit percaya dengan orang lain dan semakin tertutup.

Klien mengatakan dirinya selalu diliputi kegagalan dan hidupnya tidak pernah membawa berkah
bagi dirinya maupun orang lain. Salah seorang kakaknya pernah mengatakan bahwa dengan
kelahirannya usaha dagang milik orang tuanya bangkrut. Klien juga sering dibeda-bedakan dengan
kakaknya yang lain. Klien sering dianggap tidak mampu mengerjakan hal sederhana dirumah. Klien
merasa tidak pernah diberi kepercayaan oleh orang tua, bahkan jarang diberi kebebasan melakukan
hal yang ingin Dialakukan, seperti memilih sekolah, pakaian,sendal,dll.

Klien pernah bekerja di perusahaan sepatu sebagai buruh pabrik.Klien sangat senang bekerja di sana,
namun karena krisis diperusahaan tersebut, akhirnya klien di PHK. Sejak saat itu klien belum pernah
mendapat pekerjaan lagi padahal sudah sering melamar pekerjaan. Klien merasa dirinya tidak
memiliki keahlian khusus dan hanya lulus SMP saja.

Saat ini klien sering menyendiri. Klien terlihat kurang merawat diri, rambut banyak kutu, gigi
kuning, kuku kotor, terdapat beberapa bisul di kaki dan tangan, tercium bau khas dari tubuh klien.
Klien tampak selalu menunduk, tidak berani menatap lawan bicara, suara pelan, lambat dalam
merespon pembicaraan dengan perawat.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah

9
1. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal

pengkajian.

2. Faktor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa

tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang,

kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan

dan penanganan gejala stress pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan

yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan

individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.

3. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan sosial dan spiritual

4. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam

perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,

tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian,

dan daya tilik diri.

5. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive

6. Aspek medik yang terdiri dari diagnosa medis dan terapi medis

10
Pohon masalah harga diri kronis

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Defisit perawatan diri


Harga diri rendah kronis

Ketidakefektifan koping Koping individu tidak efekftif


keluarga

MasalahKeperawatan :

1. Resikotinggiperilakukekerasan
2. Perubahanpersepsisensori : halusinasi
3. Hargadirirendah
4. Ketidakefektifan mekanisme koping
5. Defisit perawatan diri

Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah kronis berhubungan dengan ketidakefektifan mekanisme koping

11
Defisit perawatan diri

Rencana tindakan

Harga diri rendah kronis berhubungan dengan ketidakefektifan mekanisme koping

Tujuan :

1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3. Pasien dapat menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai keampuan.
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.

Tindakan keperawatan

1. Mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untuk


membantu pasien agar dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimilikinya, perawat dapat:
a. Mendiskusikan sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
seperti kegiatan pasien, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan keluarga serta
lingkungan terdekat pasien.
b. Memberikan pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negative.

2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. Untuk tindakan


tersebut yang dapat dilakukan:
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat dilakukan saat ini
berdasarkan kemampuan yang telah diidentifikasi.
b. Membantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c. Memperlihatkan respon yang konduktif dan menjadi pendengar yang aktif

3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang dilatih. Tindakan


keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Mendiskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan dan memilih
kemampuan yang akan dilatih.
b. Memberikan dukungan dalam memilih kemampuan yang paling mudah
dilakukannya.
c. Membantu pasien memilih kemampuan sesuai dengan kondisi pasien saat ini.

12
4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah:
a. Memotivasi pasien untuk melatih keampuan yang dipilih.
b. Mendiskusikan cara melaksanakan kemampuan yang dipilih.
c. Memberi contoh cara melaksanankan kemampuan yang dipilih.
d. Membantu pasien melakukan sendiri kemampuan yang dipilih
e. Memberikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.

5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih:


Untuk mencapai tindakan keperawatan tersebut, anda dapat melakukan hal-hal
berikut:
a. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan secara mandiri.
b. Membantu pasien memasukkan kemampuan yang telah dilatih dalam jadwal
kegiatan sehari-hari pasien.
c. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.

Defisit perawatan diri (kebersihan diri)


Tujuan tindakan :
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias atau berdandan secara baik
Tindakan keperawatan:
1. Melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri, dengan tahapan
tindakan :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

2. Melatih pasien berdandan, harus dibedakan dalam melatih pasien laki-laki


ataupun perempuan, dengan tindakan :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berdandan

13
BAB IV
KESIMPULAN

Setiap individu diharapkan mencapai harga diri yang positif, sebelum


menecapai aktualisasi diri. Diharapkan dari hari ke hari harga diri semakin
berkembang karena pengaruh lingkungan. Dengan harga diri yang positif setiap
individu mampu beradaptasi dengan adanya tuntutan situasional dan krisis maturasi
yang terjadi. Apabila individu tersebut gagal beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan, maka individu tersebut beresiko mengalami harga diri rendah. Harga
diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Hal ini menyebabkan pasien cenderung menarik diri, merasa tidak berharga, dan
sulit untuk berkomunikasi. Maka dari itu, kita sebagai perawat sangat penting
memberikan dukungan secara positif kepada pasien agar pasien dapat mencapai
harga diri yang positif.

14

Anda mungkin juga menyukai