Indonesia Dan Freeport
Indonesia Dan Freeport
Perubahan menjadi IUPK akan membuat Freeport tidak mendapatkan ijin kontrak
seperti pada kontrak karya, yaitu 50 tahun. Dalam aturan IUPK, pemerintah hanya memberi
izin 10 tahun dengan opsi perpanjangan 2 kali, masing-masing 10 tahun. Selain itu, Freeport
juga kemungkinan akan mengurangi batas area tambang. Keadaan ini dikarenakan
perusahaan tambang pemegang kontrak IUPK dibatasi area tambangnya dengan luas 25.000
hektar. Sedangkan pada saat ini luas total area tambang Freeport mencapai 90.000 hektar.
Dengan demikian PT Freeport harus melepas sisa area tambangnya ke pemerintah Indonesia.
Perubahan status kontrak ini juga akan membuat PT Freeport dikenakan pajak yang lebih.
Pajak tersebut meliputi : Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan (PPH) , dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
Staff khusus Bidang Komunikasi Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral
(ESDM) menyatakan bahwa adanya tenggang waktu selama 6 bulan untuk melakukan
negosiasi dengan pemerintah Indonesia dari diterbitkan IUPK pada 10 Februari 2017. Selama
6 bulan tersebut PT Freeport diberi waktu untuk mengkaji mengenai nasib perusahaan ini
kedepan, apakah menerima peraturan IUPK atau adanya kebijakan lain.