Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang
menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta
Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta (aortic valve). Sejumlah
dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang berakibat pada penyempitan dari klep aorta.
Ketika derajat dari penyempitan menjadi cukup signifikan untuk menghalangi aliran darah
(Otto,CM,Aortic, 2004;25:185-187).
Stenosis Katup Aorta adalah suatu penyempitan atau penyumbatan pada katup aorta.
Penyempitan pada Katup aorta ini mencegah katup aorta membuka secara maksimal sehingga
menghalangi aliran darah mengalir dari jantung menuju aorta. Dalam keadaan normal, katup
aorta terdiri dari 3 kuncup yang akan menutup dan membuka sehingga darah bisa
melewatinya.
Pada stenosis katup aorta, biasanya katup hanya terdiri dari 2 kuncup sehingga lubangnya
lebih sempit dan bisa menghambat aliran darah. Akibatnya ventrikel kiri harus memompa
2.2 Etiologi
Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga menghalangi darah
masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang
paling sering adalah RHD (Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan
1. Kelainan kongenital
Tidak banyak bayi lahir dengan kelainan kongenital berupa penyempitan katup aorta .
sedangkan sebagian kecil lainnya dilahirkan dengan katup aorta yang hanya mempunyai dua
daun (normal katup aorta terdiri dari tiga daun). Pada katup aorta dengan dua daun dapat
tidak menimbulkan masalah atauupun gejala yang berarti sampai ia dewasa dimana katup
Seiring usia katup pada jantung dapat mengalami akumulasi kalsium (kalsifikasi katup aorta).
Kalsium merupakan mineral yang dapat ditemukan pada darah. Seiring dengan aliran darah
yang melewati katup aorta maka menimbulkan akumulasi kalsium pada katup jantung yang
kemudian dapat menimbulkan penyempitan pada katup aorta jantung. Oleh karena itulah
stenosis aorta yang berasla dari proses kalsifikasi banyak terjadi pada lansia di atas 65 tahun,
1. Demam rheumatik
Komplikasi dari demam rematik adalah adanya sepsis atau menyebarnya kuman atau bakteri
melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan sampainya kuman datau bakteri
tersebut ke jantung. Saat kuman tersebut mencapai katup aorta maka terjadilah kematian
jaringan pada katup aorta. Jaringan yang mati ini dapat menyebabkan penumpukan kalsium
yang dikemudian hari dapat menyebabkan stenosis aorta. Demam reumatik dapat
menyebabkan kerusakan pada lebih dari satu katup jantung dalam berbegai cara. Kerusakan
katup jantung dapat berupa ketidakmampuan katup untuk membuka atau menutup bahkan
keduanya.
2.3 Patofisiologi
Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan tahanan dan perbedaan
tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta. Peningkatan tekanan ventrikel kiri
menghasilkan tekanan yang berlebihan pada ventrikel kiri, yang dicoba diatasi dengan
meningkatkan ketebalan dinding ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel kiri). Pelebaran ruang
ventrikel kiri terjadi sampai kontraktilitas miokard menurun. Tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri meningkat. Kontraksi atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri.
Hal ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus
menerus akan menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard.
Iskemia miokard timbul timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang
hipertrofi.
Area katup aorta normal berkisar 2-4cm2,Gradien ventrikel kiri dengan aorta mulai trlihat
bila area katup aorta <1.5cm2. Bila area katup mitral <1cm2,maka stenosis aorta sudah
manifestasi baru muncul bertahun tahun kemudian. Hambatan aliran darah pada stenosis
katup aorta(progressive pressure overload of left ventricle akibat stenosis aorta) akan
agar miokard mengalami hipertrofi.Penambahan massa otot ventrikel kiri ini akan
menigkatkan tekanan intra-ventrikel agar dapat melampaui tahanan stenosis aorta tersebut
dan mempertahankan wall stress yang normal berdasarkan rumus Laplace: Stress=
iskemia miokard .Pada akhirnya performa ventrikel kiri akan tergangu akibat dari asinkroni
gerak dinding ventrikel dan after load mismatch. Gradien trans-valvular menurun,tekanan
arteri pulmonalis dan atrium kiri meningkat menyebabkan sesak nafas.Gejala yang mentolok
adalah sinkope,iskemia sub-endokard yang menghasilkan angina dan berakhir dengan gagal
miokard (gagal jantung kongestif). Angina timbul karena iskemia miokard akibat dari
kebutuhan yang meningkat hipertrofi ventrikel kiri, penurunan suplai oksigen akibat dari
penurunan cadangan koroner, penurunan waktu perfusi miokard akibat dari tahanan katup
aorta.
Sinkop umumnya timbul saat aktifitas karena ketidak mampuan jantung memenuhi
peningkatan curah jantung saat aktifitas ditambah dengan reaksi penurunan resistensi perifer.
Aritmia supra maupun ventricular, rangsangan baroreseptor karena peningkatan tekanan akhir
Gangguan fungsi diastolic maupun sistolik ventrikel kiri dapat terjadi pada stenosis aorta
yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan jasmani,foto toraks dan enongkatan Peptida
Deposisi kolagen akan menambah kekauan miokard dan menyebabkan gisfungsi diastolik.
Setelah penebalan miokard maksimal, maka wall stress tidak lagi dinormalisasi sehingga
terjadi peninggian tekanan diastolic ventrikel kiri menghasilkan penurunan fraksi ejeksi dan
Stenosis katup aorta dapat terjadi dari tahap ringan hingga berat. Tipe gejala dari stenosis
katup aorta berkembang ketika penyempitan katup semakin parah. Regurgitasi katup aorta
terjadi secara bertahap terkadang bahkan tanpa gejala hal ini dikarenakan jantung telah dapat
mengkompensasi penurunan kondisi katup aorta. Berikut manifestasi klinis dari stenosis
katup aorta :
1. Nyeri dada
Nyeri dada adalah gejala pertama pada sepertiga dari pasien-pasien dan akhirnya pada
setengah dari pasien-pasien dengan aortic stenosis. Nyeri dada pada pasien-pasien dengan
aortic stenosis adalah sama dengan nyeri dada (angina) yang dialami oleh pasien-pasien
dengan penyakit arteri koroner (coronary artery disease). Pada keduanya dari kondisi-kondisi
ini, nyeri digambarkan sebagai tekanan dibahwah tulang dada yang dicetuskan oleh
pengerahan tenaga dan dihilangkan dengan beristirahat. Pada pasien-pasien dengan penyakit
arteri koroner, nyeri dada disebabkan oleh suplai darah yang tidak cukup ke otot-otot jantung
karena arteri-arteri koroner yang menyempit. Pada pasien-pasien dengan aortic stenosis, nyeri
dada seringkali terjadi tanpa segala penyempitan dari arteri-arteri koroner yang
mendasarinya. Otot jantung yang menebal harus memompa melawan tekanan yang tinggi
untuk mendorong darah melalui klep aortic yang menyempit. Ini meningkatkan permintaan
oksigen otot jantung yang melebihi suplai yang dikirim dalam darah, menyebabkan nyeri
dada (angina).
Ciri-ciri angina :
Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang
dada (sternum).
- Punggung
Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan
nyeri.
tertentu.
- cuaca dingin
- stres emosional.
1. Pingsan (syncope)
Pingsan (syncope) yang berhubungan dengan aortic stenosis biasanya dihubungkan dengan
darah. Pada aortic stenosis, jantung tidak mampu untuk meningkatkan hasil untuk
mengkompensasi jatuhnya tekanan darah. Oleh karenanya, aliran darah ke otak berkurang,
menyebabkan pingsan. Pingsan dapat juga terjadi ketika cardiac output berkurang oleh suatu
denyut jantung yang tidak teratur (arrhythmia). Tanpa perawatan yang efektif, harapan hidup
rata-rata adalah kurang dari tiga tahun setelah timbulnya nyeri dada atau gejala-gejala
syncope.
1. Sesak napas
Sesak nafas dari gagal jantung adalah tanda yang paling tidak menyenangkan. Ia
mencerminkan kegagalan otot jantung untuk mengkompensasi beban tekanan yang ekstrim
dari aortic stenosis. Sesak napas disebabkan oleh tekanan yang meningkat pada pembuluh-
pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh tekanan yang meningkat yang diperlukan
untuk mengisi ventricle kiri. Awalnya, sesak napas terjadi hanya sewaktu aktivitas. Ketika
penyakit berlanjut, sesak napas terjadi waktu istirahat. Pasien-pasien dapat menemukannya
sulit untuk berbaring tanpa menjadi sesak napas (orthopnea). Tanpa perawatan, harapan
hidup rata-rata setelah timbulnya gagal jantung yang disebabkan oleh aortic stenosis adalah
1. Electrocardiogram (EKG)
EKG adalah suatu perekaman dari aktivitas elektrik jantung. Pola-pola abnormal pada EKG
dapat mencerminkan suatu otot jantung yang menebal dan menyarankan diagnosis dari aortic
stenosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, kelainan konduksi elektrik dapat juga terlihat.
1. Chest x-ray
Chest x-ray (x-ray dada) biasanya menunjukan suatu bayangan jantung yang normal. Aorta
diatas klep aortic seringkali membesar. Jika gagal jantung hadir, cairan di jaringan paru dan
pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar di daerah-daerah paru bagian atas seringkali
terlihat.
1. Echocardiography
mengelilinginya. Ii adalah suatu alat non-invasive yang berguna, yang membntu dokter-
dokter mendiagnosa penyakit klep aortic. Suatu echocardiogram dapat menunjukan suatu
klep aortic yang menebal dan kalsifikasi yang membuka dengan buruk. Ia dapat juga
menunjukan ukuran dan kefungsian dari ruang-ruang jantung. Suatu teknik yang disebut
Doppler dapat digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan pada setiap sisi dari klep
1. Cardiac catheterization
Cardiac catheterization adalah standar emas dalam mengevaluasi aortic stenosis. Tabung-
tabung plastik berongga yang kecil (catheters) dimasukan dibawah tuntunan x-ray ke klep
aortic dan kedalam ventricle kiri. Bersama tekanan-tekanan diukur pada kedua sisi dari klep
aortic. Kecepatan dari aliran darah diseluruh klep aortic dapat juga diukur menggunakan
2.6 Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan medikamentosa untuk Stenosis Aorta asimtomatik, tetapi begitu timbul
gejala seperti sinkop, angina atau gagal jantung segera harus dilakukan operasi katup,
tergantung pada kemampuan dokter bedah jantung. Dapat dilakukan reparasi(repair) atau
replace(mengganti katup dengan katup artificial). Penderita asimtomatik perlu dirujuk untuk
untuk menjalani operasi. Selama katup aorta masih dalam tingkatan perkembangan, sulit
biasanya kurang menolong. Penyempitan katup bawaan begitu keras, sehingga dengan
melebarkan saja tidak dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Penggantian katup harus
masih sangat mengerikan. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa indikasi operasi pada
anak dan remaja jika terdapat perbedaan tekanan lebih dari 70 mmHg pada katup yang
menyempit. Dari pihak lain tantangan terhadp anggapan tersebut bahwa stenosis aorta
diharuskan, tetapi kemudian akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses
perkembangan rohani dan jasmani. Pada saat ini masih masih tidak diketahui dengan pasti
nasib katup buatan tersebut. Lebih mudah menentukan sikap pada kelainan stenosis
subvalvular dari pada membran murni, yaitu dengan membelah membran diperoleh hasil
optimal. Lebih sukar lagi dari pada stenosis supavalvular yang mortalitas tinggi.
Sekarang terdapat teknik baru, yakni melebarkan daerah yang menyempit dengan kateter
yang dilengkapi dengan balon. Cara ini dilaporkan cukup efektif, meskipun kemungkinan
Seringnya tindakan yang bertujuan untuk membenarkan kembali katup tanpa menggantinya
merupakan tindakan yang paling sering digunakan. Balloon valvuloplasty dilakukan dengan
kateter tipis dan lembut yang ujungnya diberi balon yang dapat dikembangkan ketika
mencapai katup. Balon yang mengembang tersebut akan menekan katup yang menyempit
sehingga dapat terbuka kembali dan memungkinkan darah dapat mengalir dengan normal
kembali. Balon valvuloplasty merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan stenosis katup
aorta beserta manifestasi klinis yang timbul karenanya terutama efektif pada infant dan anak-
anak. Bagaimanapun juga pada dewasa metode ini tidak selalu berhasil karena stenosis dapat
muncul kembali setelah dilakukan balon valvuloplasty. Oleh karena alasan di atas, untuk
penyembuhan stenosis katup aorta pada dewasa jarang dilakukan balon valvuloplasty
terkecuali pada klien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi penggantian katup
atau valvuloplasty.
Percutaneous aortic valve replacement atau Penempatan kembali katup aorta percutan
merupakan penatalaksanaan yang tersering yang dilakukan pada klien dengan stenosis katup
aorta. Pendekatan terbaru dengan metode ini memungkinkan untuk melakukan metode ini
dengan menggunakan kateter. Metode ini dilakukan jika terjadi pada klien dengan resiko
Metode ini merupakan metode primer untuk menangani kasus stenosis katup aorta.
Pembedahan dilakukan dengan mengambil katup yang rusak dengan katup mekanik baru atau
bagian dari jaringan katup. Katiup mekanik terbuat dari metal, dapat bertahan lama tetapi
dapat pula menyebabkan resiko penggumpalan darah pada katup atau daerah yang dekat
dengan katup. Oleh karena itu untuk mengatasinya klien harus mengkonsumsi obat anti
koagulan seperti warfarin (caumadin) seumur hidup untuk untuk mencegah penggumpalan
darah. Sedangkan penggantian dengan katup jaringan ini dapat diambil dari babi, sapi atau
berasal dari cadaver manusia. Tipe lainnya menggunakan jaringan katup yang berasal dari
1. Valvuloplasty.
Dalam kasus yang jarang ditemui penggunaan metode valvuloplasty lebih baik untuk
dilakukan daripada penggunaan metode balon valvuloplasty. Seperti pada bayi yang baru
lahir yang mengalami kelainan dimana daun katup aorta menyatu. Dengan menggunakan cara
operasi bedah cardiac pada katup aorta untuk memisahkan daun katup yang menyatu dan
meningkatkan kembali aliran darah yang melewati katup. Atau cara lain dengan memperbaiki
katup yaitu menghilangkan kalsium berlebih yang terdapat pada daerah sekitar katup.
2.7 Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Hipertensi sisitemik
4. Sesak nafas
2.8 Prognosis
Survival rate 10 tahun penderita pasca operasi ganti katup aorta adalah sekitar 60% dan rata
rata 30% katup artifisial bioprotese mengalami gangguan setelah 10 tahun dan memerlukan
operasi ulang.Katup Metal artificial harus dilindungi dengan antikoagulan untuk mencegah
trombus dan embolisasi.Sebanyak 30% penderita ini akan mengalami komplikasi perdarahan
ringan-berat akibat dari terapi tersebut.Valvuloplasti aorta perkutan dengan balon dapat
dilakukan pada anak atau anak muda dengan stenosis aorta congenital non-kalsifikasi.Pada
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
1. Identitas
Umur : 41 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Nama : Tn. F
Klien dengan stenosis aorta akan mendapatkan nyeri dada (angina), pingsan (syncope) dan
sesak napas yang disebabkan oleh gagal jantung. Pada 4% pada pasien dengan stenosis aorta,
gejala pertama adalah kematian mendadak, biasanya sewaktu pengerahan tenaga yang berat.
2 minggu yang lalu klien marasa nyeri dada dan disertai dengan sesak nafas, hingga akhirnya
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
1. Observasi
1. Keadaan umum
Suhu : 364oC
Nadi : 24 x/menit
RR : 87 x/menit
1. Pemeriksaan Persistem
2. B1 (Breathing)
1. B2 (Blood)
1. B3 (Brain)
Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang. Klien nampak gelisah.
1. B4 (Bladder)
Retensi urine
1. B5 (Bowel)
Normal
1. B6 (Bone)
Normal
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi
3. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan cardiac output sekunder.
oksigen jaringan.
3.3 Intervensi
1. Nyeri dada yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke
miokardium
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada keluhan dan terdapat penurunan respons nyeri
dada
Kriteria evaluasi : Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara
objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan
Intervensi Rasional
Mandiri
pengkajian
mengalami iskemi
kanula nasal atau masker sesuai 3. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada
ruangan.
nyeri.
Kolaborasi
koroner
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi
Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (16- 20x/ menit), respons
batuk berkurang.
Intervensi Rasional
Mandiri
cairan.
kebutuhan miokardium.
kalium
1. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan cardiac output sekunder
Data Penunjang : Mengeluh sesak nafas, badan panas, cepat lelah, pusing, mual, nyeri dada,
Kriteria Hasil: Keluhan hilang, ABG normal, pola EKG, isoelektrik, Vital sign dan cardiac
isoenzim dalam batas normal , tanda pulsus paradoks hilang, cyanosis hilang
Intervensi Rasional
Mandiri
- Pericardiocentesis
1. Resiko tinggi terhadap ketidakseimbangan volume cairan (kelebihan) berhubungan dengan
Kriteria Hasil : Keseimbangan output dan input cairan, berat badan stabil, tanda vital dalam
Intervensi Rasional
berat badan tiap hari. 2. Memantau ada atau tidaknya suara jantung
5. Catat laporan dyspnea, ortopnea, 4. Tekanan darah harus diukur pada waktu
6. Jelaskan tujuan pembatasan cairan klien syok atau melemahnya kerja jantung.
diuretik cairan.
sesuai indikasi
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidaksimbangan supplay oksigen dan kebutuhan
oksigen jaringan.
Data Penunjang :
Intervensi Rasional
dan pingsan
meningkatkan aktivitas
mampu.
Data Penunjang :
Intervensi Rasional
4. Dorong ventilasi perasaan tentang baik, kondisi klien bisa fit saat
penyakit efeknya terhadap pola beraktivitas.
hidup dan status kesehatan akan 4. Sharing atau saling cerita mengenai
efektif.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta (aortic valve). Sejumlah
dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang berakibat pada penyempitan dari klep aorta.
Ketika derajat dari penyempitan menjadi cukup signifikan untuk menghalangi aliran darah
Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering
adalah RHD (Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan demam rematik.
Daftar pustaka
Feedjit