Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Pada tahun 2002 kita menyaksikan banyak skandal perusahaan yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Dalam banyak hal, WorldCom hanyalah salah satu dari sekian kasus
kegagalan dalam tata kelola perusahaan, penyalahgunaan akuntansi, dan keserakahan yang luar
biasa. Tetapi tidak satu pun dari perusahaan-perusahaan ini mempunyai eksekutif senior yang
bersemangat dan menyenangkan seperti Bernie Ebbers.
Secara pribadi, Bernie Ebbers adalah sosok lelaki yang disukai orang banyak. Pada
tahun 1983, persisnya di kedai kopi di Hattiesburg, Mississippi, Tn. Ebbers pertama kali
membantu membuat konsep bisnis yang kelak akan menjadi WorldCom. Orang tidak pernah
menyangka bahwa bisnis kecil di daerah seperti Mississippi akan menjadi saingan berat AT&T
pada suatu saat. Sama halnya juga dengan kebangkrutannya tidak pernah dibayangkan oleh
Bernie Ebbers sebelumya. Kejatuhan Bernie dan perusahaannya itu begitu tiba-tiba.
Pada Juni 1999 dengan saham WorldCom diperdagangkan pada $64, ia menjadi
miliuner dan WorldCom menjadi favorit ekonomi baru. Pada awal Mei 2002, Ebbers mundur
dari posisinya sebagai COE, dengan menyatakan bahwa ia 1000 persen yakin dalam hatinya
bahwa kondisi yang gawat ini hanya bersifat sementara. Dua bulan kemudian, meskipun
optimismenya tak kunjung padam, WorldCom mendeklarasikan diri sebagai kebangkrutan
terbesar dalam sejarah Amerika.
Kasus ini menggambarkan tiga isu besar dalam kejatuhan WorldCom, strategi
pertumbuhan perusahaan melalui akuisisi, penggunaan pinjaman bagi eksekutif-eksekutif
senior, dan ancaman terhadap tata kelola perusahaan yang diciptakan oleh keramahan yang
berlebihan dan kesepakatan yang kurang adil.

PERTUMBUHAN WORLDCOM MELALUI AKUISISI

WorldCom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh
yang tidak dikenal. Tetapi melalui pelaksanaan strategi akuisisi yang agresif, WorldCom
berkembang menjadi perusahaan telopon jarak jauh terbesar kedua di Amerika Serikat dan salah
satu perusahaan terbesar yang menangani lalulintas data Internet di seluruh dunia. Menurut
website WorldCom, pada puncaknya, perusahaan:
Menyediakan jasa komunikasi yang penting untuk mendukung misi dari ribuan bisnis
di seluruh dunia.
Mengangkut lebih banyak lalulintas suara internasional dibandingkan perusahaan
lainnya.
Mengankut lalulintas internet dunia dalam jumlah yang signifikan.
Memiliki dan mengoperasikan backbone IP global (Internet Protocol) yang
menyediakan koneksi pada lebih dari 2.600 kota, dan lebih dari 100 negara.
Memiliki dan mengoperasikan 75 pusat data pada lima benua.

Jadi selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan
telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun
1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan WorldCom pada
posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi majah Fortune.
Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat WorldCom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama WorldCom membeli perusahaan UUNet,
Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang mengukuhkan posisi Worldcom
menjadi operator nomor satu dalam infrastruktur internet.

WORLDCOM DALAM TANTANGAN DAN MASALAH

Masalah Krisis dan Akuisisi


Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika
mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang
drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom yang menurun drastis sehingga
pendpatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai
investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang. Selain
itu, merger dan akuisisi yang signifikan juga menghadirkan tantangan manjerial yang
signifikan, setidaknya dalam dua area. Pertama, manajemen harus menghadapi tantangan untuk
mengintegrasikan organisasi yang lama dan yang baru menjadi sebuah kesatuan bisnis yang
berfungsi dengan lancar. Hal ini merupakan proses yang menyita waktu serta melibatkan
perencanaan yang matang dan perhatian yang bayak dari manajerial senior agar proses akuisisi
itu dapat meningkatkan nilai perusahaan bagi para pemegang saham dan para pemegang
kepentingan lainnya. Dengan 65 akuisisi dalam enam tahun dan beberapa diantaranya
merupakan perusahaan besar, manajemen WorldCom menghadapi sebuah tantangan yang
sangat besar. Kedua, persyaratan untuk memperhitungkan aspek-aspek keuangan dari akuisisi.
Integrasi keuangan yang lengkap dari perusahaan yang diakuisisi harus diselesaikan, termasuk
laporan aset, utang, goodwill, dan sejumlah faktor penting lainnya yang berhubungan dengan
keuangan. Semua ini harus diselesaikan melalui penerapan praktik-praktik akuntansi yang
diterima umum (generally accepted accounting practices- GAAP).
Upaya WorldCom untuk mengintegrasikan MCI mengilustrasikan beberapa area yang
tidak ditangani dengan baik oleh para manajer senior. Pertama-tama, Ebbers tampaknya
merupakan eksekutif yang tidak terlalu peduli yang kurang memberikan perhatian pada rincian
operasi. Sebagai contoh, layanan pelanggan memburuk. Sebuah layanan pelanggan tidak
dihapuskan dengan baik, dan ketika pelanggan menghubungi layanan pelanggan, ia diberitahu
bahwa ia bukanlah pelanggan. Akhirnya, perwakilan WorldCom memberitahukan kepadanya
bahwa bila ia adalah pelanggan, ia menelpon kantor yang salah karena kantor yang ia hubungi
itu hanya menangani akun-akun MCI. Pelanggan yang malang itu terjerat dalam masalah yang
muncul akibat akuisisi-akuisisi WorldCom. Jadi meskipun perusahaan sangat berbakat dalam
membeli pesaing-pesaingnya, WorldCom tidak siap untuk menggabungkannya. Lusinan sistem
komputer yang saling bertentangan tetap ada, sistem-sistem lokal bersifat repetitif dan gagal
bekerja bersama dengan baik, dan sistem penagihan tidak terkoordinasi.
Integrasi yang buruk terhadap perusahaan-perusahaan yang diakuisisi juga
menyebabkan banyak masalah organisasional, diantaranya:
1. Manajer-manajer senior kurang mampu mengembangkan pola pikir yang kooperatif
diantara berbagai unit WorldCom.
2. Pertentangan antarunit dibiarkan terjadi sehingga melemahkan pengembangan jaringan
pengiriman layanan terpadu.
3. WorldCom menutup tiga pusat layanan teknis MCI yang penting yang memberikan
kontribusi terhadap pemeliharaan jaringan dan membuka dua belas pusat layanan lain
yang berbeda yang dalam kata-kata seorang insinyur, bersifat duplikatif dan tidak
efisien.
4. Perusahaan provider telekomunikasi lokal yang kompetitif (competitive local exchange
carriers- clercs) adalah mimpi buruk manajerial yang lain. WorldCom mengakuisisi
clercs dalam jumlah besar untuk menyediakan layanan lokal. Menurut seorang
petingginya Model WorldCom terdiri dari begitu banyak clercs yang sia-sia, semua
kapasitasnya mahal dan benar-benar tidak dimanfaatkan secara maksimal. Semua ini
berlebihan sampai harus membayar mahal untuk mendapatkannya.
Masalah Laporan Keuangan
Berkenaan dengan pelaporan keuangan, WorldCom menggunakan interpretasi liberal
terhadap aturan akuntansi ketika mempersiapkan laporan keuangan. Dalam upaya membuat
labanya terlihat meningkat, dalam satu kuartal WorldCom mengurangi jutaan dolar dalam nilai
aset yang diakuisisinya, sementara pada waktu yang bersamaan, membebankan biaya-biaya
perusahaan yang diperkirakan terjadi di masa depan terhadap laba. Hasilnya adalah kerugian
yang lebih besar dalam kuartal saat ini namun lebih kecil pada kuartal-kuartal yang akan datang,
sehingga gambaran labanya terlihat meningkat. Akuisisi MCI memberikan WorldCom peluang
akuntansi lainnya. Sambil mengurangi nilai buku beberapa aset MCI sejumlah beberapa juta
dolar, perusahaan meningkatkan nilai goodwil, yaitu aset yang tidak berwujud, seperti nama
merek sebesar jumlah yang sama. Hal ini memungkinkan WorldCom setiap tahunnya untuk
membebankan biaya yang lebih kecil terhadap labanya dengan menyebarkan beban-beban yang
besar ini dalam beberapa tahun. Hasil bersihnya adalah kemampuan WorldCom untuk
memangkas beban-beban tahunan, mengakui seluruh pendapatan MCI dan meningkatkan laba
dari akuisisi.
Para manajer WorldCom juga mengubah asumsi mereka mengenai piutang dagang,
jumlah utang nasabah terhaddap perusahaan. Untuk jangka waktu yang cukup panjang,
manajemen nmemilih untuk mengacuhkan daftar para nasabah yang belum membayar dan
kemungkinan tidak akan membayar tagihan dari departemen kredit. Pada area ini, asumsi
manajerial memainkan dua peran penting dalam akuisisi piutang. Peran pertama, asumsi
tersebut berkontribusi terhadap jumlah dana yang dicadangkan untuk menutupi piutang yang
tak tertagih. Semakin rendah asumsi tagihan yang tidak dapat dikumpulkan perusahaan, maka
semakin kecil pula cadangan dana yang disyaratkan. Hasilnya adalah laba yang lebih tinggi.
Peran kedua, jika sebuah perusahaan menjual piutang kepada pihak ketiga, hal yang dilakukan
WorldCom, maka asumsi tersebut berkontribusi terhadap jumlah piutang yang tersedia untuk
dijual.
Memang, WorldCom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan
pada saat itu, perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lain Qwest
Communications, Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies,dan Enron. Perusahaan-
perusahaan tersebut memiliki investasi yang besar dalam bisnis internet. Seperti pada
perusahaan tadi investor di WorldCom mengalami kerugian besar. Nilai pasar saham
perusahaan WorldCom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar
$150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan pihak manajemen berusaha melakukan praktek-
praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Pihak-pihak yang terlibat dalam kasus Worldcom
1. Bernard Ebbers (CEO)
Bernard Ebbers adalah sosok lelaki yang disukai orang banyak. Dia adalah seorang
eksekutif senior yang bersemangat dan menyenangkan. Semangatnya itu ditunjukkan dalam
optimismenya untuk mengembangkan WorldCom walaupun krisis yang melanda cukup
besar. Awalnya, pada tahun 1983 persisnya di kedai kopi di Hattiesburg, Mississipi, Tn.
Ebbers pertama kali membantu membuat konsep bisnis yang kelak akan menjadi
WorldCom. Namun siapa sangka, hasrat Bernie Ebbers untuk kreasi perusahaannya
membebaninya sampai pada masalah saham biasa. Melalui opsi saham yang murah hati dan
pembelian Ebbers, kepemilikan WorldCom terus berkembang. Namun pada saat nilai
saham WorldCom turun dan Bernie menghaddapi margin call (permintaan untuk
memberikan lebih banyak jaminan atas pinjaman yang beredar) pada beberapa pembelinya,
ia menghadapi dilema yang sulit karena aset pribadinya tidak cukup untuk memenuhi
margin call tersebut. Sehingga untuk memenuhi margin call tersebut ia mengajukan
pinjaman kepada perusahaan. Pinjaman Ebbers ini sangat mencengangkan karena
merupakan pinjaman yang terbesar dalam sejarah yang pernah dipinjamkan oleh
perusahaan terbuka kepada pejabatnya.

2. Cynthia Cooper (Auditor Internal)


Cynthia Cooper adalah seoarang penduduk asli Clinton, Mississipi, di mana kantor pusat
WorldCom berada. Cynthia Cooper pada saat itu menjabat sebagai Vice President dalam
divisi Internal Audit WorldCom. Cooper bersama beberapa rekannya membentuk sebuah
tim kecil untuk melakukan investigasi. Mereka harus mengaudit keuangan pada malam hari
secara sembunyi-sembunyi supaya tidak diketahui atasan untuk mencari kebenaran.
Ternyata perjuangan mereka ini tidaklah sia-sia. Pada bulan Mei mereka berhasil
menemukan sebuah penyimpangan pada laporan keuangan perusahaan. Atas hasil temuan
mereka itu, Cooper berusaha untuk menayakan hal itu kepada kantor akuntan publik
perusahaan, Arthure Andersen. Mereka menolaknya, maka Nn. Cooper lalu memutuskan
menghubungi kepala komite audit mengenai penemuan tersebut. Tindakan ini
menempatkan Cooper dalam konflik langsung dengan bosnya Sullivan yang akhirnya
mengalah. Namun, keesokan harinya Sullivan memperingati Cooper untuk menjauh dari
persoalan itu. Tetapi karena keteguhan hantinya, dan didorong oleh fakta bahwa reputasi
Andersen telah ternoda oleh kasus Enron dan bahwa SEC sedang menginvestigasi
WorldCom, Cooper memeutuskan untuk melanjutkan penyelidikanya. Karena itu, pada
tanggal 20 Juni diselenggarakan rapat komite audit dewan direksi untuk mendengarkan
Cooper dan Sullivan. Pada pertemuan itu sang CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi
yang dilakukannya dan berusaha mendapat dukungan dari para dewan, namun gagal. Pada
tanggal 24 Juni, komite audit meminta Sullivan dan Myers untuk mengundurkan diri
sebelum rapat dewan direksi hari berikutnya jika tidak ingin diberhentikan. Jadi karena
keberania untuk membongkar kasus ini maka pada tanggal 21 Desember 2002, Cynthia
Cooper dinobatkan menjadi salah satu dari tiga Person of The Year oleh majalah Time.

3. Scott D. Sullivan (CFO)


Scott D. Sullivan adalah Chief Financial Officer (Kepala Keuangan) di WorldCom. Scott
adalah orang yang secara diam-diam memindahkan $400 juta sebagai akun cadangan yang
dipersiapkan sebagai suatu hedge (lindung nilai) terhadap kerugian pendapatan yang telah
diantisipasi. Dan untuk hal ini Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan penyajian beban
kepada Arthur Enderson. Karena itu, pada tanggal 20 Juni diselenggarakan rapat komite
audit dewan direksi untuk mendengarkan Cooper dan Sullivan. Pada pertemuan itu sang
CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi yang dilakukan dia dan berusaha mendapat
dukungan dari para dewan, namun gagal. Sehingga, pada tanggal 24 Juni, komite audit
meminta Sullivan dan Myers untuk mengundurkan diri sebelum rapat dewan direksi hari
berikutnya jika tidak ingin diberhentikan. Sullivan enggan mengundurkan diri, sehingga
dipecat.

4. David Myers (Controller)


David Myers adalah seoarang petinggi di KAP Arthur Enderson. Selain itu, dia juga
merupakan Senior Vice President dan Controller di WorldCom. David Myers dianggap
melanggar independensi karena posisinya merangkap jabatan sebagai auditor. David Myers
juga bersama Sullivan merancang skema dengan menempatkan pengeluaran perusahaan
yang seharusnya dalam pos biaya ke dalam pos pengeluaran modal. Hal ini membuat
perusahaan bisa mencatatkan perolehan laba yang tinggi, walaupun kenyataannya tidak.

5. Arthur Enderson (External Auditor)


Arthur Andersen adalah kantor akuntan publik yang bertugas mengaudit WorldCom. Dalam
melaksanakan tugasnya, Arthur Enderson sebagai auditor menyetujui tindakan manipulasi
yang dilakukan dalam perusahaan WorldCom. Karena itu Arthur Enderson dianggap tidak
memiliki integritas dalam praktik audit sehingga kecurangan yang dilakukan tidak
diungkapkan dalam opini auditor.

DUA MASALAH UTAMA


1. Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan. Dana
cadangan yang sudah terbentuk nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh
perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada
periode berjalan. Dengan praktik ini, WorldCom berhasil memanipulasi keuntungannya
sebesar 2 milyar dollar Amerika.
2. Perusahaan berupaya menyajikan biaya operasi sebagai pengeluran modal agar
perusahaan terlihat lebih menguntungkan sebesar 3,8 milyar dollar Amerika. Dengan
memindahkan akun beban kepada akun modal,Worldcom mampu menaikkan laba
karena akun beban dicatat lebih rendah sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena
beban dikapitalisasi disajikan sebagai beban investasi, karena beban kapitalisasi jaringa
tersebut akan didepresiasikan yang mengakibatkan laba tahun berikutnya menjadi lebih
rendah.

DAMPAK
Pada akhir tahun 2000 Worldcom mengumumkan memberhentikan 17.000 karyawan
dari total 85.000 karyawan. Para pegawai Worldcom yang mempunyai saham
perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun mereka juga mengalami kerugian.
Pada 25 Juni 2002 saham Worldcom dari $64,5 pada tahun 1999 menjadi kurang dari
$2 persaham dan turun lagi hingga kurang dari $1 yang akhir nilai sahamnya kurang
dari 1 sen.
Pada Juli 2002 Worldcom mengikuti program proteksi kebangkrutan sementara dari
Departemen Kehakiman AS.
Worldcom melaporkan aset sebesar $103 milyar dengan total utang $41 milyar.
Pada tahun 2004 WorldCom berubah menjadi MCI dan CEO Worldcom diganti dari
Ebbers menjadi John Sidgemore.
Dampak lainnya, perusahaan manufaktur pembuat alat telekomunikasi seperti lucent
technologies, Nortell Networks dan Corning yang awalnya mengambil manfaat dari
prediksi Worldcom pada akhirnya mengalami penderitaan juga dengan
memberhentikan karyawannya dan nilai sahamnya turun.
Pada bulan Desember 2005, AT&T Corp yang terkemuka diakuisisi SBC Comm
diakuisisi dan tidak lagi menjadi perusahaan yang independen.

Dampak individu tehadap :


1. Bernard Ebbers : Pada bulan april 2002 Berney Ebbers mengundurkan diri kemudian
pada bulan Maret 2004, Ebbers secara resmi didakwa dengan satu tuduhan
berkonspirasi melakukan penipuan sekuritas, satu tuduhan penipuan sekuritas, dan tujuh
tuduhan penipuan yang terkait dengan pemberian laporan palsu kepada Security and
Exchange Commission (SEC). Selanjutnya, pada tanggal 15 maret 2005, Ebbers
dinyatakan bersalah atas segala tuduhan dan divonis hukuman 25 tahun penjara, yang
mungkin menjadi hukuman seumur hidup karena usianya 63 tahun.
2. Cynthia Cooper : Dia menjadi salah satu Persons of the Year versi majalah Time pada
tahun 2002. Ia juga menerima sejumlah penghargaan, termasuk Accounting Exemplar
Award 2003 yang diberikan kepada individu yang telah membuat kontribusi luar biasa
bagi profesionalisme dan etika dalam praktek akuntansi atau pendidikan. Namun, ia
juga diperlakukan secara kurang layak dibandingkan tindakan luhur yang dilakukannya.
Ia mengatakan bahwa setelah Ebbers dan Sullivan meninggalkan perusahaan gajinya
dibekukan, otoritas posisi auditingnya dibatasi, dan anggarannya dipotong.
KESIMPULAN
WorldCom adalah perusahaan telekomunikasi yang mengumumkan kebangkrutan pada
tahun 2002. Hal ini disebabkan karena manipulasi laporan keuangan yang yang dilakukan oleh
para manager perusahaan bekerjasama dengan akuntan publik yang mengaudit perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya melakukan pelaporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan bagi akuntan publik harus menaati kode etik
profesi akuntan publik yang berlaku.

Saran

Auditor Eksternal seharusnya bersikap independen sehingga tidak


kehilanganobjektifitasnya dalam mengaudit laporan keuangan dan mengevalusi metode
perusahaanyang diauditnya.
Seharusnya Komite Audit mengawasi Dewan Direksi agar tidak terjadi lagi
kecerobohanseperti meminjamkan uang kepada CEO Bernard Ebbers yang
mengakibatkan keuangan perusahaan memburuk
Sebaiknya perusahaan WorldCom membuat standarisasi tambahan selain kode etik
yangsudah berlaku bagi Auditor maupun Akuntan perusahaan agar Staff Akuntansi
maupunAuditor dapat bekerja dengan professional dan dapat menghormati profesinya.
Sehinggadapat menjalankan tugas sesuai prosedu
DAFTA PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/246526216/Makalah-Worldcom (diakses pada 6 Juni 2017)

http://www.academia.edu/14931240/Makalah_Pemeriksaan_Akuntansi_-_WorldCom_
(diakses pada 6 Juni 2017)

Anda mungkin juga menyukai