Anda di halaman 1dari 15

KUALITAS HIDUP LANSIA DENGAN HIPERTENSI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGMALANG


KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun oleh:

NORMA KUSTANTI
J 210 080 062

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HALAMAN PERSETUJUAN

KUALITAS HIDUP LANSIA DENGAN HIPERTENSI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGMALANG
KABUPATEN SRAGEN

Diajukan Oleh:

NORMA KUSTANTI
J 210 080 062

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.Kes Endang Zulaicha, S.Kp.,


Tanggal: Oktober 2012 Tanggal: Oktober 2012

ii
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 1
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

PENELITIAN

KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN

Norma Kustanti*
Agus Sudaryanto, S.Kep. Ns.,M.Kes **
Endang Zulaicha, S.Kp*

Abstrak

Penyakit kardiovaskular akibat hipertensi dapat menyebabkan masalah


pada kualitas hidup lanjut usia, sehingga kualitas hidup para lanjut usia akan
terganggu dan angka harapan hidup lansia juga akan menurun. Lanjut usia
dapat dinyatakan memiliki tingkat kualitas hidup yang baik, bila suatu kondisi
yang menyatakan tingkat kepuasan secara batin, fisik, sosial, serta kenyamanan
dan kebahagiaan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kualitas hidup lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kabupaten Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan desain fenomenologi. Populasi atau informan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 7 informan di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Sragen, dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian, analisa konsep
diri pada lanjut usia dengan menggunakan metode wawancara mendalam,
diskusi terarah FGD (Focus Group Discution) dan triangulasi dengan keluarga .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kualitas hidup lansia ditinjau kondisi
fisik lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Sragen sebagian besar
memiliki kondisi fisik yang baik : sudah tidak merasa pusing setelah melakukan
pengobatan, (2) sebagian besar lansia memiliki psikologis yang kurang baik :
merasa cemas dengan kondisinya, (3) sebagian besar lansia memiliki
kesejahteraan yang baik : masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari, (4)
sebagian besar lansia memiliki hubungan sosial yang baik : hubungan dengan
keluarga dan tetangga baik, (5) sebagian besar lansia memiliki lingkungan yang
baik : sudah nyaman dengan tempat tinggalnya, dan (6) lansia ditinjau dari
spiritual di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Sragen sebagian besar
memiliki kondisi spiritual yang baik : rajin beribadah dan sering mengikuti
pengajian.

Kata kunci: lanjut usia, kualitas hidup, hipertensi.


Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 2
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

QUALITY OF LIFE WITH HIPERTENSION IN ELDERLY PEOPLE WORKING


AREA PUBLIC HEALTH CENTER OF KARANGMALANG SRAGEN

Nurma Kustanti *
Agus Sudaryanto, S.Kep. Ns.,M.Kes **
Endang Zulaicha, S.Kp*

ABSTRACT

Disease cardiovascular as result of hypertension can cause problem at quality of


elderly life, so that quality of life of the elderliness will annoyed and a spark of life
number elderly also will decline. Elderly can expressed has level of quality of
good life, when a condition expressing level of satisfaction in mind, physical,
social, and comfort and happiness of its life. Intention of this research was to
know quality of life elderly with hypertension in job area Public health center of
Karangmalang Sragen. This research was qualitative research with
phenomenology design. Population or informant in this research was counted 7
informant in job area Public health center of Karangmalang Sragen, by using
technique accidental sampling. The instrument of research, self-concept analysis
at elderly by using in-depth interview method, directional discussion of FGD (
Focus Group Discussion) and triangulation with family . The result of this
research indicates that: (1) the quality of life elderly was evaluated condition of
physical of elderly in job area Public health center of Karangmalang Sragen most
of having condition of good physical : have not felt dizzy after treatment, ( 2) most
of elderly has was psychological ness was unfavorable : fell anxious with his
condition, ( 3) most of elderly has good prosperity : still able to perform daily
activities, (4) most of elderly has the relation of good social : relationships with
family and good neighbors, ( 5) most of elderly has good area : already
comfortable with the place of recidence, and (6) elderly evaluated from spiritual in
job area Public health center of Karangmalang Sragen most of having condition
of spiritual which good : pray diligently and often follow recitation.

Keyword: elderly, quality of life, hypertension.

.
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 3
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

PENDAHULUAN bahwa penyakit kardiovaskular


Di seluruh dunia saat ini, akibat hipertensi dapat
jumlah lanjut usia diperkirakan lebih menyebabkan masalah pada
dari 629 juta jiwa, dan pada tahun kualitas hidup lanjut usia, sehingga
2025 diproyeksikan jumlah lanjut kualitas hidup para lanjut usia akan
usia akan mencapai 1,2 milyar terganggu dan angka harapan hidup
(Nugroho, 2008). Indonesia lansia juga akan menurun. Lanjut
merupakan negara yang mempunyai usia dapat dinyatakan memiliki
jumlah lansia yang cukup tinggi. tingkat kualitas hidup yang baik, bila
Pada tahun 2010 jumlah lanjut usia suatu kondisi yang menyatakan
yang berusia 65 tahun keatas adalah tingkat kepuasan secara batin, fisik,
11 juta jiwa, dan diproyeksikan pada sosial, serta kenyamanan dan
tahun 2020 jumlah lanjut usia akan kebahagiaan hidupnya (Yusup,
meningkat 7,2 % (Tamher & 2010).
Noorkasiani, 2009). Bahkan Biro Peneliti telah melakukan
Sensus Amerika Serikat observasi di wilayah kerja
memperkirakan Indonesia akan Puskesmas Karangmalang
mengalami pertambahan warga Kabupaten Sragen yang terdapat
lanjut usia terbesar didunia pada lansia 5.521 jiwa, yang terdiri dari
tahun 2025, yaitu sebesar 414 % 3.020 wanita dan 2.501 laki-laki.
(Maryam, 2008). Lansia yang menderita hipertensi di
Dari jumlah populasi tersebut, tahun 2011 sebanyak 45% atau
banyak lansia yang tidak dapat 2.505 jiwa (Puskesmas
menikmati hidup dimasa tuanya, Karangmalang, Sragen, 2011).
dikarenakan masalah kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara
Salah satu masalah kesehatan yang dari 5 lansia yang mengalami
paling banyak diderita para lanjut hipertensi di wilayah kerja
usia adalah hipertensi. Sebanyak 1 Puskesmas Karangmalang Sragen,
milyar lanjut usia di dunia atau 1 dari para lansia mengatakan bahwa
4 lanjut usia menderita hipertensi. mereka menyadari banyak
Bahkan, diperkirakan jumlah lanjut perubahan yang terjadi pada dirinya,
usia yang menderita hipertensi akan mereka cenderung lebih sensitive,
meningkat menjadi 1,6 milyar mudah marah dan gampang
menjelang tahun 2025 (Wahdah, tersinggung dengan ucapan orang
2011). lain. Lansia juga mengaku cemas
Menurut Gunawan (2001), dengan penyakit hipertensi yang
dampak dari penyakit hipertensi para dialaminya saat ini dan selalu
lansia dapat memicu terjadinya memikirkannya. Sebagian dari lansia
resiko serangan jantung, stroke, dan mengatakan jika mereka sudah
gagal ginjal. Sedangkan menurut ketergantungan pada obat. Lanjut
Wahdah (2011), tekanan darah usia juga mengatakan tidak bisa
yang terus meningkat melakukan aktivitas seperti masa
mengakibatkan beban kerja jantung muda karena penyakit hipertensi
yang berlebihan sehingga memicu yang dideritanya. Berdasarkan hasil
kerusakan pada pembuluh darah, wawancara dan presentase lanjut
gagal ginjal, jantung, kebutaan dan usia yang menderita hipertensi di
gangguan fungsi kognitif pada wilayah kerja Puskesmas
lansia. Karangmalang, maka peneliti
Study yang dilakukan tertarik untuk meneliti tentang
DeglInnocenti (2002) menyatakan Kualitas Hidup Lansia Dengan
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 4
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

Hipertensi di Wilayah Kerja tinggi tingkat fungsi kognitif akan


Puskesmas Karangmalang, Sragen semakin tinggi tingkat
kesejahteraan, kualitas hidup dan
Tujuan penelitian ini adalah
pengendalian diri.
untuk mengetahui kualitas hidup
lansia dengan hipertensi di wilayah
A. Tinjauan Teori
kerja Puskesmas Karangmalang,
Menurut WHO ada empat
Sragen
tahap batasan umur yaitu usia
pertengahan (middle age) antara
LANDASAN TEORI 45-59 tahun, usia lanjut (elderly)
antara 60-74 tahun, dan usia lanjut
Tinjauan Pustaka usia (old) antara 75-90 tahun, serta
Hasil penelitian Ogihara dan usia sangat tua (very old) di atas 90
Rakugi (2005) yang meneliti tentang tahun. Lanjut usia sering mengalami
Hipertension in the Elderly . Hasil penurunan biologis, psikologis dan
penelitian ini menunjukan bahwa sosial yang dapat menimbulkan
lansia dengan tekanan darah sistolik masalah kesehatan (Nugroho,
>160 mmHg dan diastolic <90 2008). Lanjut usia juga identik
mmHg, maka harus menerima terapi dengan masalah kesehatan, salah
antihipertensi, dan tidak ada bukti satu masalah kesehatan yang paling
bahwa pasien dengan tekanan banyak dialami lanjut usia adalah
darah sistolik antara 140 mmHg dan hipertensi (Wahdah, 2011).
160 mmHg harus dirawat. Menurut (Wahdah, 2011).
Fogari dan Zoppi (2004) Hipertensi pada lansia tekanan
dengan judul penelitian Effect of darah sistolnya diatas 140 mmHg
Antihypertensive Agents on Quality dan diastolnya di atas 90 mmHg.
of Life in the Elderly. Di bidang Hipertensi pada lanjut usia
hipertensi kualitas hidup dapat disebabkan karena gangguan
dibagi menjadi enam ranah yaitu psikologi, diantaranya kecemasan,
meliputi kesejahteraan, emosional, depresi, stress, dan marah yang
fisik, pekerjaan sosial, kognitif dan tidak tersalurkan, sehingga tekanan
kepuasan hidup. Penelitian ini darah pada lansia terus meningkat
menggunakan kuesioner atau skala. (Nugroho, 2008). Lansia yang
Hasil dari penelitian ini menunjukkan mengalami hipertensi dibiarkan
bahwa pengobatan antihipertensi dalam waktu yang lama akan
secara keseluruhan baik, tidak mengakibatkan kerusakan serius
berdampak negative pada kualitas pada pembuluh darah, jantung dan
hidup. gagal ginjal (Wahdah, 2011).
Innocenti Alessio, dkk. (2002) Pada lansia hipertensi lebih
dengan judul . Cognitive Function menonjol dibandingkan dengan
and Health-Related Quality of Life in hipotensi karena hipertensi
Elderly Patients With Hipertension- merupakan faktor resiko utama dari
Baseline Data from the Study on perkembangan penyakit jantung dan
Cognition and Prognosis in the stroke (Noviani, Handoyo, dan
Elderly . Penelitian ini Safrudin, 2011). Peningkatan
menggunakan kuesioner HRQL tekanan darah bukan merupakan
State Exammination Mini Mental. bagian normal dari menua, insiden
Hasil dari analisis HRQL pada hipertensi pada lanjut usia
pasien lanjut usia dengan hipertensi, mempunyai prevalensi yang tinggi
dapat di simpulkan bahwa semakin antara 60-80% pada usia di atas 65
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 5
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

tahun, sekitar 60% hipertensi pada akibat manajemen yang ketat dari
lansia adalah hipertensi sistolik gaya hidup (Ogihara dan Rakugi,
terisolasi (Isolated Systolic 2005)
Hypertension) dimana terdapat Kualitas hidup lansia adalah
peningkatan tekanan darah sistolik tingkat kesejahteraan dan kepuasan
disertai penurunan darah diastolik dengan peristiwa atau kondisi yang
tersebut sebagai tekanan nadi (pulse dialami lansia, yang dipengaruhi
preasure) yang terbukti sebagai penyakit atau pengobatan. Kualitas
predictor morbiditas dan mortalitas hidup lansia bisa didapatkan dari
yang buruk (Andra, 2007). kesejahteraan hidup lansia, emosi,
Menurut Ogihara dan Rakugi fisik, pekerjaan, kognitif dan
(2005). Mengatakan dalam kehidupan sosial (Fogari dan Zoppi,
penelitiannya bahwa hipertensi pada 2004).
lansia ditandai dengan pembesaran Menurut Pangkahila (2007).
pada pembuluh darah arteri dan Kualitas hidup lansia meliputi: (1)
perifer, kecenderungan penurunan Ranah fisik: yang meliputi
curah jantung, meningkatnya kenyamanan, energi, kelelahan dan
fluktuasi tekanan darah yang dapat istirahat (2) Psikososial: yang
mengakibatkan disfungsi organ, mencakup perasaan positif dan
seperti otak, jantung dan ginjal. negatif, harga diri, citra tubuh dan
Sedangkan, menurut DegIInnocenti penampilan diri (3) Tingkat
(2002). Menyatakan bahwa independensi: yang meliputi aktifitas
hipertensi pada lansia ditandai fisik, ketergantungan obat dan
adanya lesi pada otak yang dapat kapasitas kerja (4) Hubungan sosial:
mengakibatkan fungsi otak yang meliputi: hubungan pribadi,
terganggu sehingga dapat terjadi dukungan sosial, aktivitas
penurunan fungsi kognitif pada seksualitas (5) Lingkungan: lansia
lansia. berkesempatan mendapatkan
Hipertensi merupakan salah informasi. (6) Spiritual
satu penyakit yang paling Menurut Hardywinoto dalam
berpengaruh terhadap kesehatan Purwanti (2009). Komponen-
dan kualitas hidup lansia (Ogihara komponen yang mendukung kualitas
dan Rakugi, 2005). Kualitas hidup hidup lansia, antara lain:
lansia merupakan suatu kondisi 1. Aspek Demografi yaitu jenis
yang menyatakan tingkat kepuasan kelamin, umur, harapan hidup,
secara batin, kenyamanan dan pekerjaan, penghasilan dan
kebahagiaan hidup lansia (Yusup, lain-lain.
2010) Menurut (DegIInnocenti, 2. Aspek Biologis meliputi sistem
2002). Mengatakan bahwa kualitas kekebalan tubuh, kerusakan sel
hidup lansia dapat dinilai melalui dan jaringan akibat radikal
fungsi kognitif lansia. bebas.
Pengobatan hipertensi pada 3. Aspek sosial dan budaya yaitu
orang tua harus mempertimbangkan kesejahteraan sosial lanjut usia
dampak negatif yang mungkin dapat meliputi kesehatan, kesempatan
terjadi sehingga dapat kerja, bantuan sosial.
mempengaruhi kualitas hidup lansia 4. Aspek ekonomi yang mencakup
(Fogari dan Zoppi, 2004). Namun, kondisi sosial ekonomi lanjut
manajemen individual terapi non usia.
medis diperlukan untuk menghindari 5. Aspek hukum dan etika yaitu
penurunan kualitas hidup lansia mencakup keterbatasan sumber
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 6
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

daya manusia dan hubungan dikehendaki dan dihargai


lansia dengan keluarga. kebebasannya.
6. Aspek psikologi dan perilaku 3. Aktivitas masa lampau, kini dan
dipengaruhi oleh hal-hal yang yang akan datang (past, present,
disadari dan tidak disadari and future activities)
bagi lansia. Hal-hal yang diharapkan,
7. Aspek agama dan rohani yaitu pencapaian keberhasilan,
upaya bagi lansia mengatasi penghargaan yang diterima serta
kesulitan hidup dan percaya pencapaian dalam kehidupan.
bahwa diciptakan oleh Tuhan 4. Partisipasi Sosial (Social
Yang Maha Esa. Participation)
8. Aspek kesehatan Penggunaan waktu, tingkat
mempengaruhi kehidupan lanjut aktivitas, kegiatan tiap hari,
usia seperti kesehatan fisik dan partisipasi kegiatan masyarakat.
mental. 5. Kematian dan Keadaan terminal
9. Aspek pembinaan kesehatan: (death and dying)
untuk meningkatkan derajat Jalannya atau cara meninggal,
kesehatan dan mutu kehidupan mengontrol akhir hidup, takut
untuk mencapai masa tua yang akan akhir hidup, merasakan
bahagia dan berguna. sakit pada akhir hidup.
10. Aspek pelayanan kesehatan: 6. Persahabatan dan cinta kasih
untuk meningkatkan kualitas (intimacy)
pelayanan kesehatan bagi Persahabatan dalam kehidupan,
perawatan lansia. cinta dalam kehidupan dan
11. Aspek keperawatan lansia: kesempatan dicintai dan
bertujuan mempertahankan mencintai.
kesehatan dan semangat hidup Menurut (Skevington, Lotfy
lansia dengan meningkatkan dan Connell, 2004). Ada enam
perawatan secara promotif, domain yang bisa menilai kualitas
preventif, dan kuratif. hidup antara lain sebagai berikut:
Kualitas hidup lansia dapat 1. Domain fisik
diukur menggunakan instrument dari Nyeri dan ketidaknyamanan,
WHOQOL- OLD yang terdiri dari energi kelelahan, aktivitas sosial,
enam domain (Wangsarahardjo, tidur istirahat, fungsi sensori.
Darmawan dan Kasim, 2007) 2. Domain Psikologis
sebagai berikut: Perasaan positif, negative,
1. Kemampuan sensori (Sensory berfikir, memori, konsentrasi,
abilities) harga diri, penampilan.
kemunduran panca indra, 3. Domain kesejahteraan
penilaian terhadap fungsi (kemerdekaan)
sensori, kemampuan melakukan Mobilitas, kegiatan hidup sehari-
aktivitas, kemampuan hari, ketergantungan obat,
berinteraksi. komunikasi, kapasitas kerja.
4. Domain hubungan sosial
2. Otonomi (autonomy) Hubungan pribadi, dukungan
Kebebasan mengambil sosial.
keputusan, menentukan masa 5. Lingkungan
depan, memilih gaya hidup dan Kebebasan, keamanan,
melakukan hal-hal yang kepuasan akan kerja, ekonomi,
kesehatan,perawatan sosial,
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 7
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

peluang memperoleh informasi Populasi dan Sampel


baru, kesempatan rekreasi,
Populasi dalam penelitian ini
transportasi.
adalah lanjut usia di wilayah kerja
6. Spiritual, lansia berhak memilih
Puskesmas Karangmalang
kepercayaan.
Kabupaten, Sragen.
Informan penelitian ditentukan
Kerangka Konsep
sebanyak 6 lansia di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang Sragen.
Permasalahan
yang Terjadi Instrumen Penelitian
pada Lanjut Penelitian ini menggunakan alat
Usia : ukur berupa interview guide dan
1. Biologis
format Focus Group Discussion
Kualitas Hidup 2. Psikologis
Pada Lanjut Usia 3. Sosial
(FGD).
1. Kesehatan
Fisik Analisis Data
2. Psikologis Langkah-langkah yang
3. Kesejahteraan Hipertensi dilakukan dalam menganalisa data
4. Hubungan
sosial adalah dengan cara sebagai berikut
5. Lingkungan : (1) menyusun vertebratim dari hasil
6. Spiritual wawancara dan hasil diskusi terarah
atau FGD (Focus Group Discution),
(2) melakukan kategori dari
Gambar 1 Kerangka Konsep
vertebatim wawancara (penomeran),
(3) Memberikan nama untuk
Pertanyaan Penelitian
masing-masing berkas dan kode
tertentu dan mendiskripsikan
Bagaimanakah
7. kualitas hidup lansia
8. psikologi kategori, (4) Pembahasan hasil
dengan hipertensi di Wilayah Kerja
s penelitian.
Puskesmas Karangmalang
Kabupaten Sragen?
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
METODELOGI PENELITIAN
Hasil Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan
1. Keadaan fisik lansia:
penelitian kualitatif dengan
Dari ke 7 informan terdapat 4
menggunakan desain fenomenologi.
informan merasa nyaman
Penelitian kualitatif merupakan
dengan keadaan fisiknya saat
penelitian yang bermaksud untuk
ini. Mereka beranggapan bahwa
mengungkap fenomena tentang
hal ini adalah pemberian tuhan
sifat, pengalaman yang di alami
yang herus mereka terima.
subyek penelitian, misalnya sakit,
Selanjutnya terdapat 3
ketagihan obat, berganti agama dan
informan yang merasa tidak
lain sebagainya. Penelitian ini
nyaman dengan kondisi fisiknya
dengan menggunakan diskriptif
saat ini. Satu informan
dalam bentuk kata-kata, bahasa dan
menyatakan bahwa memiliki
kalimat (Strauss & Corbin, 2003)
keinginan untuk sembuh untuk
dapat membantu keluarga
misalnya mengasuh cucu.
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 8
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

2. Psikologis 5. Lingkungan
Dari 7 lansia, 4 lansia Semua lansia menyatakan
mengatakan bahwa dirinya bahwa mereka nyaman dengan
sudah nyaman dengan lingkungan tempat tinggal
kondisinya saat ini. Mereka mereka. Sebagian besar lansia
mencoba untuk tidak memikirkan masih aktif berpartisipasi dalam
kondisi yang dialaminya dan kegiatan dimasyarakat, misalnya
mencoba untuk berfikir positif gotong royong. Sedangkan
terhadap keadaanya saat ini. lansia yang tidak aktif dalam
Selanjutnya terdapat 3 lansia kegiatan dimsyarakat
yang menyatakan bahwa dirinya disebabkan oleh kondisi fisik
menyatakan tidak nyaman yang tidak memungkinkan.
dengan kondisinya saat ini. 6. Spiritual
Informan menyatakan bahwa Sebagian besar lansia
dirinya merasa tidak nyaman menunjukkan memiliki kualitas
dengan kondisinya saat ini spiritual yang baik, yaitu mereka
karena masih merasa was was memiliki perilaku positif dalam
dan takut akan kondisi hal spiritual. Perilaku tersebut
kesehatanya saat ini, khususnya antara lain mereka aktif dalam
kekhawatiran terhadap semakin kegiatan ibadah yaitu dengan
parahnya penyakit yang menjalankan sholat lima waktu
dialaminya. Lima informan serta aktif mengikuti pengajian di
menyatakan bahwa mereka lingkungan. Sedangkan 1
cemas dengan kondisi mereka informan tidak bisa aktif dalam
saat ini disebabkan oleh kegiatan ibadah dan pengajian di
kelemahan yang mereka alami lingkungannya dikarenakan
karena penyakitnya. kelemahan fisik lansia.
3. Kesejahteraan lansia
Dari ke 7 informan
menyatakan dirinya merasa Pembahasan
nyaman. Rasa nyaman yang
mereka rasakan disebabkan 1. Keadaan fisik lansia
adanya hubungan keluarga yang Dari ke 7 informan
baik, yang mereka rasakan saat terdapat 4 informan yang merasa
ini. nyaman dengan keadaannya
4. Hubungan sosial saat ini. Mereka beranggapan
Sebagian besar informan bahwa hal ini adalah pemberian
memiliki hubungan sosial yang Tuhan yang harus mereka
baik, meskipun terkadang terima. Selanjutnya terdapat 3
terdapat keluarga yang sibuk informan yang merasa tidak
namun perhatian mereka nyaman dengan kondisi fisiknya
terhadap lansia relative baik. saat ini. Satu informan
Hubungan lansia dengan menyatakan bahwa memiliki
tetangga dan teman-teman keinginan untuk sembuh untuk
sejawat juga baik, hal tersebut dapat membantu keluarga,
terlihat banyak tetangga yang misalnya mengasuh cucu.
menjenguk lansia ketika sakit Berdasarkan analisis
atau sekedar menyapa lansia. data, maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar lansia
menyatakan telah puas dengan
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 9
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

keadaan fisik mereka saat ini. yang mereka alami karena


Beberapa faktor terhadap penyakit ini.
penerimaan keadaan fisik lansia Hasil penelitian
saat ini adalah adanya rasa menunjukkan bahwa sebagian
menerima terhadap pemberian besar lansia memiliki masalah
Tuhan. Hasil penelitian ini psikologis, yaitu adanya
sebagaimana hasil penelitian perasaan cemas terhadap
Setyoadi, dkk (2007) tentang kondisinya saat ini. Sebagian
perbedaan kualitas hidup pada besar lansia merasa adanya
wanita lansia di komunitas panti. ketakutan terhadap timbulnya
Penelitian ini menunjukkan penyakit yang lebih parah. Hal
bahwa sebagian besar wanita tersebut sebagaimana
lansia merasa nyaman dengan dikemukakan oleh Lesmana
kondisi keadaan fisiknya saat ini. (2006) yang mengemukakan 14
Lansia pada masa tersebut telah hal utama yang berhubungan
memasuki masa integritas, yaitu dengan kondisi psikologis lansia
tahap dimana seseorang akan yaitu kesepian, isolasi sosial,
mencapai penyesuaian diri yang kehilangan, kemiskinan,
baik terhadap kondisi fisiknya. perasaan ditolak, perjuangan
Kemampuan tersebut menemukan makna hidup,
menyebabkan lansia mampu kebergantungan, perasaan tidak
beradaptasi dengan kondisi berguna, tidak berdaya dan
fisiknya dan merasa nyaman putus asa, ketakutan terhadap
dengan keadaannya sekarang. kematian, sedih karena kematian
2. Psikologis orang lain, kemunduran fisik dan
Dari 7 lansia, 4 lansia mental, depresi, dan rasa
mengatakan bahwa dirinya penyesalan terhadap hal-hal
sudah nyaman dengan yang lampau.
kondisinya saat ini. Mereka 3. Kesejahteraan diri
mencoba untuk tidak memikirkan Dari ke 7 informan
kondisi yang dialaminya saat ini mengatakan bahwa dirinya
dan mencoba untuk berpikir merasa puas dan nyaman
positif terhadap keadaannya saat dengan keadaannya saat ini.
ini. Selanjutnya terdapat 3 lansia Rasa nyaman yang mereka
yang menyatakan bahwa dirinya rasakan disebabkan adanya
tidak nyaman dengan kondisinya hubungan keluarga yang baik. ,
saat ini. Seorang informan yang mereka rasakan saat ini.
menyatakan bahwa dirinya tidak Gambaran kualitas hidup
merasa nyaman dengan lansia dengan penyakit
kondisinya saat ini karena masih hipertensi ditinjau dari aspek
merasa was-was dan takut akan kesejahteraan diri menunjukkan
kondisi kesehatannya saat ini, sebagian besar menyatakan
khususnya kekhawatiran puas dengan keadaan dirinya.
terhadap semakin parahnya Kondisi ini didukung oleh adanya
penyakit yang dialaminya. 5 dukungan keluarga terhadap
informan lainya menyatakan pemenuhan kebutuhan lansia,
bahwa mereka cemas dengan baik kebutuhan fisik maupun
kondisi mereka saat ini psikis. Hubungan dukungan
disebabkan oleh kelemahan keluarga terhadap kesejahteraan
lansia sebagaimana hasil
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 10
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

penelitian Ros (2009) tentang 5. Lingkungan


perbedaan karakteristik lansia Semua lansia
dan dukungan keluarga terhadap menyatakan bahwa mereka
tipe dimensia pada lansia di nyaman dengan dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Gatak lingkungan tempat tinggal
Sukoharjo. Penelitian ini mereka. Sebagian besar lansia
menunjukkan bahwa dukungan masih aktif berpartisipasi dalam
keluarga berupa dukungan fisik kegiatan di masyarakat,
dan psikis, mampu menurunkan misalnya gotong royong.
tingkat dimensia pada lansia, Sedangkan lansia yang tidak
dimana dukungan fisik dan psikis aktif dalam kegiatan di
keluarga menyebabkan lansia masyarakat disebabkan oleh
aman dan nyaman terhadap kondisi fisik yang tidak
kesejahteraan hidupnya. memungkinkan.
4. Hubungan sosial Penerimaan responden
Semua informan memiliki terhadap lingkungan mereka
hubungan sosial yang baik, saat ini banyak disebabkan oleh
meskipun terkadang terdapat faktor bahwa tempat tinggal yang
keluarga yang sibuk, namun ada saat ini merupakan milik
perhatian mereka terhadap mereka dan tempat mereka
lansia relatif baik. tinggal dari kecil. Penerimaan
Hubungan lansia dengan terhadap tempat tinggal dan
tetangga dan teman-teman lingkungan lansia sebagai hasil
sejawat juga baik, hal tersebut penelitian penelitian terdahulu
terlihat dari banyak tetangga yang oleh (Yuniar 2005) yang
yang menjenguk lansia ketika berjudul Gamaran Diri Pada
sakit, atau sekedar menyapa Lanjut Usia Yang Tinggal Di
lansia. Daerah Urban Kecamatan Jetis
Beberapa faktor yang Jogjakarta. Dengan hasil bahwa
berhubungan dengan hubungan semua responden menunjukkan
sosial yang baik antara lansia semua penerimaan lingkungan
dengan keluarga dan yang positif dan semua
masyarakat. Lansia menyatakan responden merasa puas dengan
bahwa mereka mencoba untuk kehidupannya.
tetap berhubungan baik dengan 6. Spiritual
keluarga dan lingkungan. Hal ini Semua lansia
sesuai dengan pernyataan, menunjukkan memiliki kualitas
Videback, 2008. Perilaku yang spiritual yang baik, yaitu mereka
diharapkan oleh masyarakat memiliki perilaku positif dalam
yang sesuai dengan fungsi yang hal sprititual. Perilaku tersebut
ada dalam masyarakat atau antara lain mereka aktif dalam
suatu pola sikap, perilaku, nilai, kegiatan beribadah yaitu dengan
dan tujuan yang diharapkan dari menjalankan sholat lima waktu,
seseorang berdasarkan serta aktif mengikuti kegiatan
posisinya di masyarakat, pengajian di lingkungan.
misalnya sebagai orang tua, Hasil penelitian menunjukkan
atasan, teman dekat, dan bahwa semua lansia memiliki
sebagainya. perilaku spiritual yang baik, yaitu
mereka dalam menghadapi
kehidupannya saat ini mencoba
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 11
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

mendekatkan dirinya kepada Tuhan memfokuskan hidupnya saat ini


dengan rajin beribadah. Hal tersebut untuk beribadah kepada Tuhan,
sebagaimana dikemukakan oleh sehingga mereka akan lebih
Hamid (1999) yang mengemukakan bersikap sabar dalam menjalani
bahwa lanjut usia pada saat kehidupan mereka saat ini.
mengalami stress akan mencari 2. Bagi Perawat
dukungan dari keyakinan agamanya. Perawat hendaknya
meningkatkan kemampuan
KESIMPULAN DAN SARAN komunikasi mereka terhadap
Kesimpulan lansia, sehingga mereka memiliki
kemampuan untuk melakukan
1. Kualitas hidup lansia ditinjau pendekatan-pendekatan
dari kondisi fisik lansia di wilayah psikologis lansia, sehingga
kerja Puskesmas Karangmalang mampu melakukan perawatan
Sragen sebagian besar memiliki lansia dengan lebih baik.
kondisi fisik yang baik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
2. Kualitas hidup lansia ditinjau Peneliti selanjutnya diharapkan
dari psikologis lansia di wilayah dapat meningkatkan jumlah
kerja Puskesmas Karangmalang responden, dan metode dalam
Sragen sebagian besar memiliki pengumpulan datanya.sehingga
psikologis yang kurang baik. hasil penelitian lebih bersifat bisa
3. Kualitas hidup lansia ditinjau lebih menggali, lebih akurat
dari kesejahteraan lansia di sehingga bisa mendapatkan
wilayah kerja Puskesmas informasi secara luas dan
Karangmalang Sragen sebagian mendalam dari penelitian ini.
besar memiliki kesejahteraan
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
4. Kualitas hidup lansia ditinjau
dari hubungan sosial di wilayah Maryam, R. Ekasari, M. Rosidawati.
kerja Puskesmas Karangmalang Jubaedi, A. & Batubara I.
Sragen sebagian besar memiliki 2008. Mengenal Usia Lanjut
hubungan sosial yang baik. dan Perawatannya. Jakarta:
5. Kualitas hidup lansia ditinjau Salemba Medika.
dari lingkungan di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang Nugroho, Wahjudi. 2008.
Sragen sebagian besar memiliki Keperawatan Gerontik &
lingkungan yang baik. Geriatrik. Ediisi 3. Jakarta :
6. Kualitas hidup lansia ditinjau Penerbit Buku Kedokteran
dari spiritual di wilayah kerja EGC.
Puskesmas Karangmalang Degl Innocenti A, et. all. 2002.
Sragen sebagian besar memiliki Journal. Cognitive Function
kondisi spiritual yang baik. and Health-Related Quality of
Life in Elderly Patients with
Saran HypertensionBaseline Data
1. Bagi Lansia from the Study on Cognition
Lansia hendaknya lebih the Elderly (SCOPE).
menyandarkan dan Francis.
menfocuskan dirinya untuk Ogihara T And Rakugi H. 2005.
beribadah kepada Tuhan, artinya Journal Hypertension In The
mereka hendaknya Elderly.
Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 12
Karangmalang Kabupaten Sragen (Norma Kustanti)

Pangkahila, Wimpie. 2007. Anti- darah pada lansia dengan


Aging Medicine: hipertensi di posyandu lansia
Memperlambat Penuaan Setyoadi, Noerhamdani dan
Meningkatkan Kualitas ermawati. 2007. Perbedaan
Hidup. Jakarta : Kompas tingkat kualitas hidup pada
Media Nusantara. wanita lansia dikomunitas
Purwanti, O. 2009. Hubungan dan panti
Dukungan Sosial Dengan
Kualitas Hidup Lanjut Usia di
Desa Kembang Kuning
Cempogo. Boyolali.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Skevington, Lotfy, Connell. 2004.
The World Health
Organisations WHOQOL-
BREF Quality Of Life. Kluwer
publisher Netherlands.
Tamher, S dan Noorkasiani. 2009.
Kesehatan Usia Lanjut
Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Wahdah, Nurul. 2011. Menaklukkan
Hipertensi & Diabetes
Millitus. Yogyakarta: Multi
Press.
Wangsaraharja, Dharmawan, dan
Kasim. 2007. Hubungan
Antara Status Kesehatan
Mulut Dan Kualitas Hidup
Pada Lanjut Usia. Universa
Medicine 26:186-94.
Yusup, Lany. 2010. Rahasia Tetap
Muda Hingga Lansia.
Jakarta: Gramedia Pustaka * Norma Kustanti: Mahasiswa S1
Strauss dan Corbin, A. 2003. Dasar- Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
dasar Penelitian Kualitatif. Tromol Post 1 Kartasura
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
offset. ** Agus Sudaryanto, S.Kep.
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi Ns.,M.Kes: Dosen Keperawatan FIK
(Tekanan Darah Tinggi), UMS. Jln A Yani Tromol Post 1
Yogyakarta : Kanisius Kartasura.
Fogari dan Zoppi. 2004. Journal
effect antihypertensive * Endang Zulaicha, S.Kp: Dosen
agents on Quality Of Life in Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
the Elderly. Tromol Post 1 Kartasura
Noviani, Handoyo, dan Safrudin.
2011. Hubungan lama tidur
dengan perubahan tekanan

Anda mungkin juga menyukai