Hkdieur
Hkdieur
TUGAS PENDAHULUAN
EKSKURSI
ESA UNGGUL
F3G2 12 001
KENDARI
2015
GEOLOGI REGIONAL
Geomorfologi
berbentuk huruf K dengan empat lengan: Lengan Timur memanjang timur laut
barat daya, Lengan Utara memanjang barat timur dengan ujung baratnya
tenggara, dan Lengan Selatan mebujur utara selatan. Keempat lengan tersebut
bagian tengah Sulwesi yang merupakan pegunungan dan dibentuk oleh batuan
gunung api. Di ujung timur Lengan Utara terdapat beberapa gunung api aktif,
gunung aktif ini menerus sampai ke Sangihe. Lengan Timur merupakan rangkaian
pegunungan yang dibentuk oleh batuan ofiolit. Pertemuan antara Lengan Timur dan
bagian Tengah Sulawesi disusun oleh batuan malihan, sementara Lengan Tenggara
tektonik aktif ini,pulau Sulawesi dan daerah sekitarnya dipotong oleh sesar regional
yang masih aktif sampai sekarang. Kenampakan morfologi dikawasan ini
merupakan cerminan system sesar regional yang memotong pulau ini serta batuan
penyusunya bagian tengah Sulawesi, lengan tenggara, dan lengan selatan dipotong
oleh sesar regional yang umumnya berarah timur laut barat daya sesar yang masih
Morfologi
Van bemmelen (1945) membagi lengan tenggara Sulawesi menjadi tiga
bagian: ujung utara, bagian tengah,dan ujung selatan Ujung utara mulai dari palopo
sampai teluk tolo; dibentuk oleh batuan ofiolit, Bagian tengah ,yang merupakan
bagian paling lebar (sampai 162,5 km), didominasi oleh batuan malihan dan batuan
relative lebih landai ; batuan penyusunya didominasi oleh batuan sedimen tersier,
uraian dibawah ini merupakan perian morfologi dan morfogenesis lengan tengah
Sulawesi.
Ujung utara
Ujung utara lengan tenggara Sulawesi mempunyai ciri khas dengan
munculnya kompleks danau malili yang terdiri atas danau matano, danau towuti,
dan tiga danau kecil disekitarnya (danau mahalona, danau lantoa, dan danau
masapi). Pembentukan kelima danau itu diduga akibat sistem sistem sesar matano
yang telah diketahui sebagai sesar geser mengiri. Pembedaan ketinggian dari kelima
danau itu memungkinkan air dari suatu danau mengalir ke danau yang terletak lebih
rendah.
Bagian Tengah
Morfologi bagian tengah Lengan Tenggara Sulawesi didominasi oleh
tengah ini sangat kasar dengan kemiringan lereng yang tajam. Puncak tertinggi pada
Satuan Morfologi
Setidaknya ada lima satuan morfologi yang dapat dibedakan dari citra
IFSAR bagian tengah dan ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi, yakni satuan
Uraian di bawah ini merupakan perian secara singkat dari kelima satuan morfologi
tersebut.
o Satuan Pegunungan
kemiringan lereng tinggi. Rangkaian pegunungan dalam satuan ini mempunyai pola
yang hampir sejajar berarah barat laut tenggara. Arah ini sejajar dengan pola
struktur sesar regional di kawasan ini. Pola ini mengindikasikan bahwa
oleh batuan ofiolit. Ada perbedaan yang khas diantara kedua penyusun batuan itu.
Pegunungan yang disusun oleh batuan ofiolit mempunyai punggung gunung yang
panjang dan lurus dengan lereng relatif lebih rata, serta kemiringan yang tajam.
bersudut tajam.
Tenggara, terutama di selatan Kendari. Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang
ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi. Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan
rendah dengan morfologi yang bergelombang. Batuan penyusun satuan ini terutama
o Satuan Dataran
Lengan Tenggara Sulawesi. Tepi selatan Dataran Wawotobi dan Dataran Sampara
Kolaka dan Sistem Sesar Konaweha). Kedua sistem ini diduga masih aktif, yang
ditunjukkan oleh adanya torehan pada endapan aluvial dalam kedua dataran
tersebut (Surono dkk, 1997). Sehingga sangat mungkin kedua dataran itu terus
mengalami penurunan. Akibat dari penurunan ini tentu berdampak buruk pada
dataran tersebut, di antaranya pemukiman dan pertanian di kedua dataran itu akan
kuarsa dan konglomerat kuarsa Formasi Langkowala. Dalam dataran ini mengalir
sungai-sungai yang pada musim hujan berair melimpah sedang pada musim
kemarau kering. Hal ini mungkin disebabkan batupasir dan konglomerat sebagai
dasar sungai masih lepas, sehingga air dengan mudah merembes masuk ke dalam
tebing terjal yang dibentuk oleh sesar berarah hampir barat-timur. Pada Dataran
Surono (2009) menduga emas tersebut berasal dari batuan malihan di Pegunungan
o Satuan Karst
Satuan ini dicirikan perbukitan kecil dengan sungai di bawah permukaan tanah.
Sebagian besar batuan penyusun satuan morfologi ini didominasi oleh batugamping
berumur Paleogen dan selebihnya batugamping Mesozoikum. Batugamping ini
bagian atas dari Formasi Meluhu. Sebagian dari batugamping penyusun satuan
morfologi ini sudah terubah menjadi marmer. Perubahan ini erat hubungannya
Stratigrafi
Nama Formasi Meluhu diberikan oleh Rusmana & Sukarna (1985) kepada
satuan batuan yang terdiri batupasir kuarsa, serpih merah, batulanau, dan
malihan dan ditindih tak selaras oleh satuan batugamping Formasi Tampakura.
Tenggara Sulawesi. Formasi ini telah dipublikasikan secara luas; di antaranya oleh
Surono dkk.(1992); Surono (1997b, 1999), serta Surono & Bachri (2002), Sebagian
tersebut.
bawah ke atas):
serpih,
gaya yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui
mengakibatkan adanya gaya yang di lepaskan oleh arus ini, terhadap lempeng
lempeng yang berada diatasnya,oleh karena itu adaya gaya-gaya inilah yang
mengakibatkan bentuk dan struktur bumi selalu mengalami perubahan dari bentuk
primitive bumi
Secara singkat, bagian dasar dari ilmu ini yaitu para praktikan mampu
yang mempengaruhi batuan sehingga terjadi perbedaan dengan batuan yang lain.
antaranya :
1. Ukuran strike dan dip pada batuan (batu sedimen dan metamorf)
dasar dari sumber gaya yang mengakibatkan bentuk struktur batuan yang ada
di sekitarnya.