OLEH :
MATA PELAJARAN
FIQIH
3. Ketua Penelitian
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Hj. Nusriati
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Pangkat/Golongan dan NIP : Penata / IV /a
: 19671205 200804 2 011
d. Pekerjaan : Guru Fiqih
e. Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kendari
f. Kolaborator : Badrul Kamal, S.Ag
Mengetahui
Kepala MTsN 2 Kendari, Penulis,
ii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
DEMOSNTRASI MATERI SHALAT JAMAK, QASAR, JAMAK QASAR DAN SHALAT DALAM
KEADAAN DARURAT SISWA DI KELAS VII-3 MTsN 2 KENDARI
Hj. Nusriati
MTsN 2 Kendari, Jl. Tekaka No. 35 Kendari
hjnusriati@yahoo.com
ABSTRAK
Proses dalam membekali peserta didik mengenai rukhsah dalam ibadah shalat yang
mencakup shalat Jamak, Qashar, Jamak Qashar dan shalat dalam Keadaan Darurat, dianggap
sangat penting untuk ditanamkan kepada peserta didik agar tetap mempertahankan keutuhan
pelaksanaan ibadah shalat lima waktu. Akan tetapi, yang menjadi kendala adalah siswa sulit
memahami tata cara pelaksanaan dan sering timbul pemaknaan ganda diantara jenis-jenis shalat
tersebut. Kendala lainnya adalah guru hanya memberikan penjelasan secara teoritis dan pasif,
sehingga materi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan shalat ini, sulit dipahami dan diamalkan
peserta didik, ditambah siswa sangat jarang mengamati pelaksanaan ibadah ini dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat
dan efektif untuk menumbuhkan pengetahuan siswa mengenai pelaksanaan shalat tersebut yaitu
dengan menggunakan metode Demonstrasi. Sehingga timbul pertanyaan, apakah penggunaan
Metode Demonstrasi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa Mata Pelajaran Fiqih siswa kelas
VII-3 MTsN 2 Kendari ?
Manfaat penelitian ini adalah : (1) Bagi guru, Merupakan motivasi untuk meningkatkan
keterampilan dalam menentukan strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, serta sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik mengenai efektifitas pelaksanaan
pembelajaran menggunakan teknik Demonstrasi. (2) Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar Fiqih materi shalat Jamak, Qashar, Jamak Qashar dan shalat dalam Keadaan
Darurat. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Metode Demonstrasi. Jenis penelitian ini
adalah PTK yang setiap siklusnya terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada
setiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan pada kondisi prasiklus, presentase ketuntasan hasil belajar
siswa hanya sekitar 36,84%, siklus I (73,68%), dan siklus II telah mencapai presentase ketuntasan
belajar sekitar 92,11% dan dapat dinyatakan bahwa pada siklus I dan II, ketuntasan hasil belajar
siswa telah mencapai indikator keberhasilan (73%). Kemudian hasil peningkatan keaktifan belajar
siswa juga nampak meningkat, ditandai dengan hasil yang diperoleh pada tahapan prasiklus
hanya mencapai 50%, siklus I (76,92%), dan pada tahapan siklus II telah mencapai nilai keaktifan
sekitar 90,38%, sehingga dapat dinyatakan bahwa keaktifan belajar telah memenuhi indikator
keberhasilan (70%) pada siklus I dan II. Oleh karena itu, penggunaan Model Pembelajaran
menggunakan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada
Mata Pelajaran Fiqih materi shalat Jamak, Qashar, Jamak Qashar dan shalat dalam Keadaan
Darurat di Kelas VII-3 MTsN 2 Kendari.
1
ABSTRACT
Processes in the rukhsah equip learners in worship that includes prayer Plural, Qashar,
Plural Qashar and prayers in Emergencies, is considered very important to be imparted to the
students in order to maintain the integrity of the implementation of praying five times a day.
However, the constraints is students difficult to understand the procedures of double meaning and
often arise between the types of such prayers. Another constraint is the only teacher to explain
theoretically and passive, so that the material relating to the movements of this prayer, hard to
understand and put into practice the students, plus students very rarely observed the conduct of
worship in daily life. Based on this, we need a method of learning that is appropriate and effective
way to cultivate students' knowledge on the implementation of the prayer is by using
Demonstration methods. Thus the question arises, whether the use of this demonstration method
can improve student learning outcomes Subjects Fiqh class VII-3 in MTsN 2 Kendari?
The benefits of this research are: (1) For the teacher, is a motivation to improve skills in
determining the learning strategies to improve student achievement, as well as the information for
all educators regarding the effectiveness of learning using demonstration techniques. (2) For
students, it can enhance the activity and learning outcomes Fiqh Plural prayer material, Qashar,
Plural Qashar and prayer in an Emergency. While the purpose of this study will determine the
increase in activity and student learning outcomes through the implementation of learning model
demonstration method. This research is a PTK which each cycle consisting of the stages of
planning, action, observation, and reflection.
The results showed an increase in activity and student learning outcomes in each cycle.
This is shown in prasiklus conditions, the percentage of completeness of student learning
outcomes is only about 36.84%, the first cycle (73.68%), and the second cycle has reached a
percentage of mastery learning about 92.11% and it can be stated that in the first cycle and II ,
completeness of student learning outcomes have achieved success indicators (73%). Then the
result of increased activity of learning students also seem to increase, marked by the results
obtained at this stage of prasiklus only reached 50%, the first cycle (76.92%), and on the stages of
the second cycle has reached a value of about 90.38% liveliness, so it can be declared that the
activity of learning has met an indicator of success (70%) in cycle I and II. Therefore, the use of
Learning Model using the method of demonstration can enhance the activity and student learning
outcomes in Subjects Fiqh Plural prayer material, Qashar, Plural Qashar and prayers in
Emergencies in Class VII-3 MTsN 2 Kendari.
6
Indikator peningkatan hasil belajar dan pembelajaran diperoleh dari rata-rata nilai dan
keaktifan siswa pada tiap pertemuan. Hasil data observasi ini dianalisis dengan mengacu pada
kriteria sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar
Presentase (100%) Kriteria
85 – 100 Sangat Tinggi
70 – 84 Tinggi
55 – 69 Cukup Tinggi
40 – 54 Kurang
0 – 39 % Sangat Kurang
Marno (2008 : 7)
7
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
4. Siswa aktif menyatakan pendapat dan bertanya 2
5. Siswa aktif memberi jawaban pertanyaan guru 2
6. Siswa memperhatikan dengan baik contoh gerakan- 1
gerakan shalat dan hal-hal lain yang diperagakan
sesuai dengan materi
7. Siswa aktif menanyakan penjelasan guru yang 1
belum dimengerti
8. Siswa mampu memperagakan atau mencotohkan 1
gerakan-gerakan shalat atau sesuatu yang telah
dicontohkan oleh guru sebelumnya.
9. Keaktifan siswa mengumpulkan hasil pekerjaan 2
10. Siswa pernah menjadi tutor sebaya 2
11. Siswa aktif menyelesaikan soal-soal remidi 3
12. Siswa aktif menyelesaikan tugas pengayaan 2
13. Siswa aktif dalam menarik kesimpulan tentang 2
pentingnya materi pelajaran yang telah diberikan
Jumlah 3 1 3 4
6
Jumlah Total 26
Skor Maksimal 52
Sumber : Data primer, diolah April (2016)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilihat hasil tersebut, keaktifan rata-rata siswa perlu
dari indikator kesiapan dan keaktifan siswa ditingkatkan.
dalam proses pembelajaran Fiqih pada tahap Berdasarkan hasil observasi Pada tahap
Pra-siklus dapat diketahui keaktifan siswa Pra-siklus ketuntasan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran sebelum digambarkan melalui Gambar 1 berikut
diterapkan teknik Demonstrasi yaitu 50 %. Dari
:
8
Berdasarkan data pada Tabel 3, maka lebih jelasnya disajikan dalam bentuk Grafik pada
Gambar 2 sebagai berikut :
Berdasarkan Gambar 1 dan 2, nilai rata- secara spontan yang menyebabkan siswa tidak
rata siswa yang diperoleh hanya sekitar 57,18, dapat menerima dan menjawab pertanyaan
dengan ketuntasan klasikal hanya sekitar 36,84 dari guru, dan dapat dikatakan bahwa proses
% (14 siswa), sedangkan siswa yang belum pembelajaran siswa masih bergantung kepada
tuntas secara klasikal mencapai 63,16 % (24 guru.
siswa). Hal ini dapat dikatakan bahwa 4.2. Analisis Hasil Belajar Siklus I
ketuntasan hasil belajar siswa pada tahapan Berdasarkan hasil observasi keaktifan
Pra-siklus masih di bawah indikator peserta didik pada siklus I ini, nampak terlihat
keberhasilan yang telah ditentukan oleh peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti
sekolah yaitu 70 % dengan KKM 73. Hal ini kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
terjadi karena pada tahap Pra-siklus, peserta presentase keaktifan siswa rata-rata mencapai
didik belum terlibat aktif dalam proses 76,92 %, (Terlampir) dan lebih meningkat
pembelajaran seperti penerimaan teori, dibanding dengan keaktifan siswa pada
kegiatan memperagakan shalat menggunakan tahapan Pra-siklus (50 %), dan pada tahapan
media atau praktek serta diskusi kelompok, ini, mekanisme peragaan shalat masih
yang diduga disebabkan oleh kurangnya dicontohkan oleh guru tanpa disertai media
motivasi dari guru, cara mengajar yang Gambar atau Poster. Berdasarkan hasil tes
dilakukan secara pasif, guru hanya akhir siklus I, maka nilai tes akhir ditunjukkan
menggunakan metode ceramah, pemberian pada Gambar berikut
materi secara teoritis, siswa dituntut untuk lebih
banyak menghafal, dan sistem tanya jawab
9
Gambar 3. Hasil tes tertulis siswa siklus I
Berdasarkan Gambar 3, jika
ditampilkan dalam bentuk Tabel, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Berdasarkan Gambar di atas, maka hasil belajar peserta didik di Kelas VII-3 MTsN
dapat disimpulkan bahwa hasil ketuntasan 2 Kendari, dan untuk lebih jelasnya lagi
belajar siswa pada siklus II ini telah ditampilkan melalui Tabel 9 sebagai berikut :
memenuhi standar atau kriteria ketuntasan
Dari Tabel tersebut, maka dapat digambarkan tuntasan hasil belajar siswa di Kelas VII-3
Grafik perbandingan ketuntasan dan ketidak MTsN 2 Kendari, sebagai berikut
11
Gambar 6. Ketuntasan belajar siswa siklus II
Berdasarkan data Tabel 6, mengenai perbandingan hasil belajar antar siklus, kemudian
untuk lebih jelasnya ditampilkan melalui Gambar 7 dan 8.
Dari hasil analisis nilai dan ketuntasan hasil cukup maksimal yaitu 85,21. Sedangkan untuk
belajar siswa yang ditunjukkan pada Gambar 9 presentase ketuntasan klasikal, secara
dan 10, memperlihatkan peningkatan nilai dan berturut-turut adalah 36,84% (14 siswa),
presentase ketuntasan belajar peserta didik 73,68% (28 siswa) dan 92,11% (35 siswa).
pada semua tahapan atau siklus. Dari data Siklus I dan siklus II, ketuntasan hasil belajar
hasil observasi dan test yang dilakukan pada dianggap sudah mencapai indikator
semua tahapan, maka secara berturut-turut keberhasilan yang telah ditentukan oleh
nilai rata-rata kelas untuk Pra-siklus adalah sekolah yaitu 70 % dengan KKM 73. Oleh
57,55, siklus I adalah 76,05, dan siklus II karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran
mengalami peningkatan sampai pada nilai yang Ilmu Fiqih materi Jamak, Qashar, Jamak
13
Qashar dan shalat dalam Keadaan Darurat Kemudian ketuntasan klasikal Pra-siklus hanya
menggunakan metode pembelajaran sekitar 36,84 % dan nilai rata-rata 57,55,
Demonstrasi, menunjukkan adannya meningkat menjadi 73,68% pada siklus I
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 76,05, dan pada siklus II
Kelas VII-3 MTsN 2 Kendari. mampu mencapai ketuntasan klasikal sekitar
Penggunaan model pembelajaran metode 92,11% dengan peningkatan nilai rata-rata
Demonstrasi, dapat menumbuhkan 85,21.
pemahaman secara berkelanjutan pada materi
pembelajaran yang diberikan kepada peserta 5.2. Saran
didik. Hal tersebut disebabkan karena dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
metode Demonstrasi ini, siswa diberi penarikan kesimpulan, maka peneliti
penjelasan secara teori dan diikuti dengan merekomendasikan beberapa saran sebagai
praktek secara langsung di kelas. Oleh karena berikut :
itu, dapat disimpulkan bahwa teknik 1. Diharapkan kepada tenaga pendidik di
pembelajaran Demonstrasi mampu sekolah untuk mencoba menerapkan model
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil pembelajaran dengan menggunakan
belajar siswa Kelas VII-3 MTsN 2 Kendari. metode Demonstrasi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Sebelum pelaksanaan pembelajaran
dengan metode Demonstrasi, guru telah
5.1. Kesimpulan merencanakan dengan baik persiapan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah terutama RPP dan media pembelajaran
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II, maka yang akan digunakan sesuai dengan
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kondisi lingkungan kelas.
dengan teknik Demonstrasi, mampu 3. Diperlukan penelitian lanjutan untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa mengkaji bagaimana penerapan Metode
pada mata pelajaran Fiqih Materi shalat Jamak, Pembelajaran dengan menggunakan teknik
Qashar, Jamak Qashar dan shalat dalam Demonstrasi terhadap topik atau materi
Keadaan Darurat di kelas VII-3 MTsN 2 lainnya yang berhubungan dalam
Kendari, yang ditandai dengan peningkatan peningkatan hasil belajar Fiqih dan Ilmu
keaktifan siswa pada tahap Pra-siklus yang Pendidikan Agama Islam lainnya.
hanya sekitar 50 % (kriteria kurang), siklus I
mencapai 76,92% (cukup tinggi), dan pada
siklus II telah mencapai 90,38% (sangat tinggi).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Agama
Islam, Refika Aditama, Bandung.
Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2010. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fathul Jannah, 2013. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional. Jurnal Dinamika Ilmu.
13(2) : 161.
Hamalik Oemar, 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, 2007. Fiqh Madzhab Syafi’i Buku 1: Ibadah, Pustaka Setia,
Bandung.
14
Mansyur, H., 2000. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6. Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Depatemen Agama. Jakarta.
Muhaimin, 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.
Muhammad Ali, 2000. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah.
Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sudirman, N., 1991. Prinsip – Prinsip Pengelolaan Sumber Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sungkono, 2003. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses
Pembelajaran. FIP UNY, Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Citra Umbara,
Bandung.
Zurinal, Z. & Aminuddin. 2008. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah.
15