2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas dan kompetensi belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi di STKIP Nias Selatan dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Inquiry.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh studi pendahuluan yang menggambarkan rendahnya minat dan kompetensi
belajar mahasiswa akibat kurangnya pelibatan mahamahasiswa dalam setiap aktivitas perkuliahan. Pelaksanaan
perkuliahan yang masih cenderung berpusat pada dosen membuat mahasiswa tidak responsif dan cenderung
pasif dalam mengikuti perkuliahan. Oleh sebab itu, penerapan model pembelajaran inquiry dimaksud untuk
memperbaiki dan meningkatkan kuaitas pembelajaran di program studi pendidikan biologi khususnya pada mata
kuliah taksonomi hewan invertebrata. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Dari hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa penerapan strategi pembelajaran
inquiry dapat meningkatkan kualitas pembelajaran taksonomi hewan invertebrata. Hal tersebut tampak pada
peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar setiap mahamahasiswa di dalam kelas.
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 542
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
perhatian, dan partisipasi mahamahasiswa dalam kompetensi belajar mahasiswa. Kompetensi belajar
kegiatan pembelajaran. Peningkatan ini ditunjukkan yang dimaksud memuat aspek knowledge, attitude
oleh perubahan pada persentase skor pengamatan dan skill yang diukur melalui instrumen
yang meningkat dari 56.25% menjadi 90.63%. pengukuran hasil belajar yang bersifat holistik.
Berdasarkan perhitungan persentase Kelulusan
mahamahasiswa diperoleh peningkatan persentase
kelulusan dari sebesar 56.67% menjadi 83.33%.
100,00%
Siklus I
50,00% Siklus II 100
Siklus I
50
0,00% Siklus II
Gambar 3.1. Grafik Perubahan Aktivitas 0
Belajar Mahamahasiswa
Dari pelaksanaan penelitian ini diperoleh
informasi bahwa bahwa model pembelajaran Gambar 3.1. Grafik Perubahan Kompetensi
inquiry dapat merangsang minat belajar Belajar Mahasiswa
mahamahasiswa. Melalui model pembelajaran Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus
inquiry mahasiswa diminta untuk saling bekerja pertama dan siklus kedua diketahui hasil belajar
sama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada Peningkatan hasil belajar mahasiswa pada terjadi
masing-masing kelompoknya dan melatih pada siklus kedua. Peningkatan ini merupakan
mahasiswa untuk mampu merumuskan masalah, dampak dari refleksi yang dilakukan setelah siklus
mengajukan hipotesis dan menarik kesimpulan pertama dilaksanakan. Pada siklus kedua, semua
pada suatu masalah yang dihadapi. Situasi kelemahan pada siklus pertama mulai dari
pelaksanaan diskusi kelompok yang berlangsung di membuka pembelajaran, melakukan orientasi
dalam kelas mengalami perubahan. Hal ini tampak dengan mahasiswa secara intekartif, pengarahan
dari perubahan jumlah mahamahasiswa yang diskusi kelompok, penggunaan efisiensi waktu
semakin aktif dalam berdiskusi mapun dalam secara optimal bahkan pemberian perhatian ekstra
melaksanakan praktikum. Sebagian besar terhadap mahasiswa yang membutuhkan perhatian
mahamahasiswa memiliki minat dalam belajar yang khusus dalam hal ini mahasiswa yang tidak
ditunjukkan oleh semangat dalam belajar dan sikap memperhatikan saat pembelajaran berlangsung
ingin tahu terhadap materi sangat besar, perhatian sehingga situasi pembelajaran mengalami
selama pembelajaran lebih terfokus yang perubahan. Situasi belajar yang kurang
ditunjukkan oleh mahamahasiswa mengikuti menyenangkan dan tidak kondusif pada siklus
intruksi dan petunjuk dosen serta cenderung aktif pertama menjadi lebih baik dan menyenangkan
dan mau bertanya dalam pembelajaran, partisipasi pada siklus kedua . Mahasiswa cenderung serius
mahasiswa selama pembelajaran ditunjukkan oleh dalam belajar dan rasa ingin tahu tentang amteri
mahamahasiswa mengerjakan tugas sebaik-baiknya sangat besar yang ditunjukkan oelh aktifitas Tanya
dalam kegiatan pembelajaran, persentasi jawab baik pada saat orientasi maupun pada saat
mahamahasiswa dalam pembelajaran sangat tinggi presentasi kelompok.
ditunjukkan oleh mahamahasiswa mengikuti saran Kualitas pembelajaran merupakan mutu
ataupun masukan yang diberikan oleh dosen. yang diperoleh dari hasil pembelajaran sebagai
Djamarah (2002:167) bahwa: ”agar mahasiswa perolehan pencapaian keberhsailan seoramg
dalam kelompok belajar berperan aktif, diharapkan mahasiswa (Etzioni:1987). Kualitas pembelajaran
(1) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota dapat dikatakan baik apabila dosen mampu
kelompok; dalam hal ini tindakan individual selalu memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif selama
diperhitungkan sebagai anggota kelompok, (2) kegiatan pembelajaran berlangsung tiap kali
mahasiswa sebagai anggota kelompok memiliki pertemuan. Kualitas pembelajaran pada penelitian
rasa tabnggungjawab kelompok, (3) tiap anggota ini peneliti lakukan dengan menggunakan
kelompok membina hubungan akrab yang instrumen berupa angket kualitas pembelajaran
mendorong timbulnya semangat tim, (iv) kelompok dengan tujuan untuk melihat apakah dosen
mewujud mendorong timbulnya kerja kohesif. senantiasa memfasilitasi mahasiswa dalam
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran, dosen membentuk kelompok diskusi
belajar secara berkelompok dapat memotivasi selama pembelajaran, dosen membelajarkan
mahasiswa untuk bekerja secara bersama-sama dan mahasiswa dengan menggunakan media
mendorong semangat mahasiswa untuk membina pembelajaran, dosen memberikan kesempatan
hubungan keakraban dalam suatu kelompok. kepada mahasiswa untuk bertanya tentang hal-hal
Selain melakukan pengukuran aktivitas belajar yang tidak dimengerti, dosen memberikan penilaian
mahasiswa, peningkatan juga terjadi pada khusus selama pembelajaran berlangsung dan
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 543
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
dosen senantiasa memberikan pujian terhadap Loi, R, 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar
mahasiswa yang aktif dan berprestasi sehingga IPA Terpadu Melalui Pembelajaran
mahasiswa giat dalam belajar. Namun pada siklus Kooperatif Tipe Word Square di SMP
pertama ternyata angket kualitas pembelajaran Swasta Kampus Teluk Dalam,
menunjukkan bahwa dosen masih belum Gunungsitoli.
sepenuhnya membuat situasi pembelajaran baik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
atau memiliki kualitas. Berdasarkan hasil Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
pengolahan data angket kualitas pembelajaran Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan
siklus pertama diperoleh hasil sebesar 67.86%. Standar Nasional Pendidikan
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas Roestiyah.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
pembelajaran pada pertemuan pertama maupun : Rineka Cipta.
pertemuan kedua pada siklus ke pertama Sanjaya, W. 2008.Strategi Pembelajaran;
dikategorikan Cukup. Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Hasil pengolahan angket pada siklus Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
pertama, mengharuskan peneliti untuk Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran,
meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
siklus berikutnya yaitu pada siklus kedua. Jakarta. Kencana.
Bercermin pada kelemahan-kelemahan pada siklus Suliyanto, 2006.Metode Rise Bisnist. Yogyakarta.
pertama, peneliti melakukan refleksi untuk CV. Andi
memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung.
Perbaikan kelemahan-kelemahan yang telah Tarsito.
peneliti perbaiki pada pembelajaran pertemuan Sudjana, Nana, 2005. Penilaian Hasil Proses
pertama dan kedua pada siklus kedua akhirnya Belajar Mengajar, Bandung. Remaja
menunjukkan kualitas pembelajaran yang sangat Rosda Karya Offset,
baik. Berdasarkan hasil pengolahan data angket Trianto.(2010). Mendesain Model Pembelajaran
kualitas pembelajaran pertemuan pertama dan Inovatif - Progresif. Konsep, Landasan,
pertemuan kedua pada siklus kedua diperoleh hasil dan Implementasinya Pada Kurikulum
sebesar 88.7%. Hasil yang diperoleh menunjukkan Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
bahwa kualitas pembelajaran pada pertemuan Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
pertama maupun pertemuan kedua pada siklus
kedua dikategorikan Baik.
4. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, Suhardjono, Supardi. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas, tanpa tahun, Laporan Hasil Belajar
Siswa.
Djamarah, 2002. Strategi Belajar dan Mengajar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain, 2006. Strategi Belajar dan
Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Duha,S, 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Telukdalam.
Eka Purjiyanta, dkk. 2006. IPA Terpadu SMP
Kelas VIII Jilid 2 KTSP 2006. Jakarta.
Erlangga.
Harefa, A, 2009. Diktat Evaluasi Proses dan Hasil
Pembelajaran Matematika, Program Studi
Pendidikan Matematika FPMIPA, Diktat
tidak diterbitkan, IKIP Gunungsitoli,
Gunungsitoli.
Harefa, A. O. 2010. Evaluasi Proses dan Hasil
Pembelajaran Matematika. IKIP
Gunungsitoli.
Istamar, dkk. 2006. Biologi SMP Kelas VIII Jilid 2
KTSP 2006. Jakarta. Erlangga.
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 544