Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi
anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup
mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah
satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh
kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan
yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan
sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan
nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal
dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan,
seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-
buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
1.1.4 Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi (Gizi kurang) merupakan suatu sindrom yang
terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas
tiga faktor penting yaitubhost, agent, environment (Supariasa, 2002).
Memang faktor diet makanan memegang peranan penting tetapi faktor
lain ikut menentukan dalam keadaan keluarga makanan, tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan
pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat, protein dan lemak, merupakan hal yang sangat penting
untuk mempertahankan kehidupan, (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah
dapat terjadi kekurangan. Akibat katabolisme protrein terjadi setelah
beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera di ubah
menjadi karbohidrat di hepar dan di ginjal selama puasa jaringan lemak
di pecah jadi asam lemak, gliseraal dan keton bodies, asam lemak dan
keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makan ini
berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai
memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh tubuh.
Pathways
1.1.5 Manifestasi Klinis
1.1.5.1 Marasmus
Menurut Anggoro (2007) marasmus adalah kekurangan energi
pada makanan yang menyebabkan cadangan protein lebih
terpakai sehingga anak menajdi kurus dan emosional dan tanda-
tanda kurus (simpanan lemak dan protein yang disertai gangguan
fisiologi sampai terjadinya oedem aktivitas metabolik
normal/rendah).
1.1.5.2 Kwashiorkor
Menurut Ngastiyah (2005) kwashiorkor adalah gangguan gizi
disertai dengan edema. Sebab utama penyakit ini adalah
defisiensi protein. Penyakit kwashiorkor umunya terjadi pada
anak dari keluarga social ekonomi yang rendah karena tidak
mampu membeli makanan yang mengandung protein hewani
seperti : daging, hati, usus, susu, dsb. Sebenarnya selain protein
hewani protein nabati terdapat pada kedelai, kacang-kacangan
juga dapat menghindarkan kekurangan protein tersebut apabila
diberikan, tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua anak
menderita defisiensi protein ini. Sering kurangnya pengetahuan
juga adanya factor takhayul turut menjadi penyebab pula.
Kwashiorkor biasanya dijumpai pada golongan umur tertentu
yaitu bayi pada masa disapih dan pada anak pra sekolah yang
merupakan golongan umur yang relatif memerlukan lebih
banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya.
Intervensi Rasional
Jelaskan kepada keluarga tentang Meningkatkan pemahaman keluarga
penyebab malnutrisi, kebutuhan tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi
nutrisi pemulihan, susunan menu untuk pemulihan klien sehingga dapat
dan pengolahan makanan sehat meneruskan upaya terapi dietetik yang
seimbang, tunjukkan contoh jenis telah diberikan selama hospitalisasi.
sumber makanan ekonomis sesuai
status sosial ekonomi klien
Intervensi Rasional
Lakukan/observasi pemberian Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk
cairan per infus/sonde/oral mengatasi masalah kekurangan volume
sesuai program rehidrasi. cairan.
Intervensi Rasional
Periksa dan pastikan letak selang Merupakan tindakan preventif,
sonde pada tempat yang meminimalkan risiko aspirasi.
semestinya secara berkala.
Periksa residu lambung setiap kali Penting untuk menilai tingkat kemampuan
sebelum pemberian makan- absorbsi saluran cerna dan waktu pemberian
an/minuman. makanan/minuman yang tepat.
Ajarkan/demonstrasikan tatacara
Melibatkan keluarga penting bagi tindak
pelaksanaan pemberian makanan/
lanjut perawatan klien.
minuman per sonde, beri
kesempatan keluarga melakukan-
nya setelah memastikan
keamanan klien/kemampuan
keluarga.
Intervensi Rasional
Lakukan fisioterapi dada dan Fisioterapi dada meningkatkan pelepasan
suction secara berkala. sekret. Suction diperlukan selama fase
hipersekresi trakheobronkhial.
Basuki, U. 2003, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Baduta (6-23
bulan) pada Keluarga Miskin & Tidak Miskin di Kota Bandar Lampung,
FKMUI
Behrman. E .R., Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol I, 1999. Jakarta : EGC
FK UI. 2007, Ilmu Kesehatan Anak, Cetakan kesebelas, Bagian Ilmukesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
Hidayati, 2000. Status Gizi Balita Berdasarkan Karakteristik Balita dan Keluarga di
Provinsi Sumatera Barat Tahun 1998, Skripsi, FKM-UI, Depok
Krisnansari, Diah. 2010. Malnutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health Volume 1.
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Supriatna, N. 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Usia
24-60 Bulan di Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, FKM-UI