Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahalnya biaya hidup karena terpuruknya perekonomian menyebabkan

masyarakat berusaha membatasi atau menunda memiliki keturunan itu dengan

berbagai cara. Diantaranya ada yang berusaha untuk memperbaiki ekonomi

terlebih dahulu sebelum menikah, ada yang tetap menikah namun mereka

menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda memiliki anak karena alasan

ekonomi. Dari beberapa fenomena diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu

menunda memiliki anak, sehingga pengaruhnya adalah jumlah ibu hamil diatas

usia 35 tahun meningkat. (Rahardian,2011)

Hamil terlalu tua adalah kehamilan diatas usia 35 tahun, kehamilan diatas

usia 35 tahun cenderung memiliki masalah seperti kelahiran premature, berat

badan bayi rendah, plasenta previa, diabetes, dan preeklampsia. (Erina,2012)

Pada prinsipnya jika seorang wanita hamil diatas 30 tahun sudah pasti

resiko tinggi, baik untuk ibunya maupun untuk bayi yang dikandungnya. Resiko

atau komplikasi yang sering terjadi pada wanita atau ibu yang hamil diusia 40

tahun atau tepatnya diatas 30 tahun adalah perdarahan saat melahirkan

(perdarahan postpartum), berkurangnya tenaga saat melahirkan, dan hipertensi

(preeklampsia). (Damayanti Erina :9-10)

Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana

hipertensi muncul setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki

1
2

tekanan darah normal dengan hasil tekanan darah > dari 140/90 mmHg, adanya

oedema, dan proteinuria. (Bobak, 2006; Cuningham, 2006).

Pada prinsipnya jika seorang wanita hamil dengan preeklampsia dapat

menimbulkan resiko seperti rusaknya sistem peredaran darah ibu dan

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin karena tidak mendapatkan

suplai oksigen dan nutrisi dari ibu, prematuritas dan abrupsi plasenta.

(Kusmawati, 2011)

Menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI, 2008)

Angka Kematian Ibu (AKI) ialah banyaknya wanita meninggal yang disebabkan

oleh suatu gangguan kehamilan yang diantaranya ialah perdarahan

pascabersalin (20%), hipertensi dalam kehamilan (32%), infeksi (7%), partus

lama/macet (1%), dan abortus (4%) atau penanganannya yang kurang baik

(tidak termasuk kecelakan atau kasus insidentil). (DepKes RI, 2008).

Di Jawa Barat jumlah AKI pada tahun 2010 mencapai 700 orang dari

jumlah 600.000 ibu melahirkan. Sedangkan pada tahun 2011 kematian ibu

meningkat mencapai 837 orang dari 600.000 ibu melahirkan. Penyebab langsung

kematian ibu adalah perdarahan 47,47%, infeksi 6,78%, preeklampsi dan

eklampsi 11,13%, dan lain-lain 34,6%. Sedangkan penyebab tidak langsung

adalah faktor pendidikan ibu yang lemah, status gizi ibu hamil yang kurang, dan

usia ibu hamil yang terlalu tua atau terlalu muda. Kemudian pada tahun 2012 dan

2013 terjadi peningkatan kematian ibu menjadi 30%. Sehingga didapat data yang

tercatat bahwa kejadian preeklampsia di Jawa Barat terdapat 40% pertahunnya.

(DinKes JaBar, 2013)

2
3

Menurut Dinas Kesehatan Kota Cimahi kejadian AKI yang disebabkan

preeklampsia terjadi sebanyak 2 kasus yakni mencapai 1,4% - 1,8% dari jumlah

kelahiran hidup. Sehingga pada tahun 2009 telah terlapor 16 kasus dari 10.734

per kelahiran hidup jumlah penyebab meningkatnya AKI didaerah kota Cimahi.

(DinKes Cimahi)

Sedangkan AKI di Al-Maarij pada 3 tahun terakhir tidak terdapat data AKI,

dikarenakan pasien dengan kehamilan beresiko segera dirujuk. Pada tahun 2010

terdapat 15 ibu hamil yang dirujuk dan kebanyakan pasien yang dirujuk dengan

alasan salah satunya hipertensi dalam kehamilan dan untuk melakukan

pemeriksaan USG yang sebelumnya telah dilakukan terlebih dahulu oleh bidan

dengan hasil kelainan letak janin. (RB Al-Maarij, 2011)

Selain Angka Kematian Ibu (AKI) juga Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia cukup tinggi sebesar 34 per seribu kelahiran hidup kondisi itu ditambah

lagi kasus anak. (AntaraNews, 2010)

AKB atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator yang sangat

sensitif terhadap ketersediaan kualitas dan pemanfaatan pelayan kesehatan

terutama yang berhubungan dengan perinatal. AKB juga dipengaruhi oleh

pendapatan keluarga, jumlah keluarga, pendidikan ibu, dan gizi keluarga

sehingga AKB dapat dipakai sebagai tolak ukur pembangunan sosial ekonomi

masyarakat menyeluruh. (DinKes JaBar, 2007)

Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan AKI

dan AKB, yaitu mendekatkan pelayanan kesehatan ditengah masyarakat dan

menempatkan pelayanan kesehatan ditengah masyarakat dan menempatkan

bidan desa, meningkatkan program KB sehingga ibu hamil makin berkurang dan

3
4

komplikasi makin menurun, meningkatlan kesejahteraan masyarakat, dan

menyebarkan ahli obstreti ginekologi yang berorientasi pada aspek sosialnya,

meningkatkan upaya rujukan dipelayanan kesehatan, melakukan pemeriksaan

kehamilan persalinan yang bersih dan nyaman serta aman. (Saffrudin, 2007)

Upaya bidan dalam menurunkan AKI dan AKB diantaranya yaitu

melakukan pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada

waktu persalinan. Perawatan dan pemeriksaan sebelum persalinan, perawatan

dan pemeriksaan sesudah persalinan. Perawatan bayi baru lahir, dan

pemeliharaan laktasi. (Wiknjosastro, 2007 : 40)

Sedangkan upaya yang dilakukan oleh yayasan RB Al-Maarij dalam

menurunkan AKI dan AKB diantaranya meningkatkan mutu pelayanan,

meningkatkan peran, dan kompetensi bidan sebagai salah satu cara

menurunkan AKI dan AKB itu sendiri.

Alasan penulis mengambil kasus di RB Al-Maarij karena RB ini dilihat dari

ibu hamil yang melakukan ANC cukup banyak dalam satu tahun terakhir yakni

pada tahun 2014 tercatat ibu hamil yang sering melakukan pemeriksaan ANC ke

RB Al-Maarij sekitar 120 orang, sedangkan yang melahirkan di RB Al-Maarij

sebanyak 34 orang. Dan setelah melakukan asuhan, bidan sealu memberikan

konseling dan pasien selalu merasa puas setelah melakukan pemeriksaan di RB

Al-Maarij tersebut. Di RB Al-Maarij juga melayani berbagai pelayanan seperti :

pemeriksaan kehamilan, persalinan, KB dan Imunisasi.

4
5

Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat studi kasus dengan judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS,

DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY. I USIA TUA DENGAN PREEKLAMPSI

RINGAN DI YAYASAN RB AL-MAARIJ TAHUN 2015.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahanya

adalah bagaimana asuhan kebidanan masa kehamilan usia tua dengan

preeklampsi ringan, persalinan, nifas, bayi baru lahir pada Ny.I di

Yayasan RB Al-Maarij tahun 2015 ?


C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.

I usia tua dengan preeklampsi ringan di Yayasan RB Al-Maarij tahun

2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa kehamilan pada

Ny. I usia tua dengan preeklampsi ringan di Yayasan RB Al-Maarij

tahun 2015
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa persalinan pada

Ny. I usia tua dengan preeklampsi ringan di Yayasan RB Al-Maarij

tahun 2015
c. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. I

usia tua denga preeklampsi ringan di Yayasan RB Al-Maarij tahun

2015
d. Mampu melaksanakan asuhan bayi baru lahir Ny. I di Yayasan RB

Al-Maarij tahun 2015


e. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kehamilan usia

tua dengan preeklampsi ringa, persalinan, nifas, bayi baru lahir,

dengan baik dan benar pada Ny. I di Yayasan RBAl-Maarij tahun

2015
D. Manfaat

5
6

1. Manfaat Teoritis
Sebagai saranan untuk mengembangkan, mengasah

kemampuan, dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan

secara komprehensif kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi

baru lahir sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam bidang

kebidanan.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi masukan untuk menambah buku-buku

referensi mengenai ilmu kebidanan sehingga dapat meningkatkan

wawasan ilmu kebidana serta menciptakan pandangan yang baik

pada program kebidanan ditengah masyarakat serta dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi distribusi pemahaman sehingga dapat

meningkatkan pendidikan yang dapat menciptakan mahasiswa yang

profesional di bidang kesehatan.


b. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan sebagai acuan lahan praktek dalam melakukan

asuhan kebidanan seusai dengan standar pelayanan kebidanan.

c. Bagi Penulis Selanjutnya


Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis selanjutnya

sebagai acuan dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai