Anda di halaman 1dari 80

PENERIMAAN RESEP

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan menerima resep yang ditulis oleh Dokter pemeriksa untuk
pasien disertai dengan memeriksa kelengkapan resep, memeriksa
kesesuaian farmasetik, serta memberikan pertimbangandan
alternatif mengenai obat jika ada keraguan terhadap resep.
2. Tujuan Memeriksa Kelengkapan Resep dan Kesesuaian Farmasetik Obat yang
di Resepkan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik,Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan, 2006.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
6. Langkah-langkah 1. Menerima resep pasien
2. Memeriksa persyaratan administrasi, yaitu:
- Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
- Nama dan paraf dokter
- Tanggal resep
- Ruangan/unit asal resep
3. Memeriksa persyaratan farmasetik, yaitu : - Bentuk dan kekuatan
sediaan
- Dosis dan jumlah obat
- Stabilitas dan ketersediaan
- Aturan dan cara penggunaan
- Inkompatibilitas (ketidaktercampuran obat)
4. Memeriksa persyaratan klinis, yaitu :
- Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
- Duplikasi pengobatan
- Alergi, interaksi dan efek samping obat
- Kontra indikasi
- Efek adiktif
5. Menetapkan ada tidaknya masalah terkait obat (DRP) dan membuat
keputusan profesi (komunikasi dengan dokter, merujuk pasien ke
sarana kersehatan terkait dan sebagainya)
6. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan
7. Membuat kartu/ catatan pengobatan pasien (patient medication
record)
7. Bagan Alir
Penerimaan
Resep

Periksa persyaratan
administratif,
farmaseutik, klinis

ADA/ ADA:
TIDAK Komunikasikan
DRP dengan dokter

TIDAK

Membuat catatan
pengobatan pasien

8. Hal-hal Yang Perlu 1. Kelengkapan Penulisan Resep


Diperhatikan 2. Ketersediaan Obat
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PERACIKAN OBAT

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,


mengemas dan memberikan etiket pada wadah

2. Tujuan Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan dalam resep sehingga siap
diserahkan kepada pasien.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik,Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan, 2006.
2. Kepmenkes Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:


1. Mortir dan stamper
2. Resep
3. Gunting
4. Batang pengaduk
5. Gelas Ukur
6. Obat-obatan
7. Sendok
6. Langkah-langkah 1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.
2. Mengambil wadah obat dari rak sesuai dengan nama dan jumlah
obat yang diminta dan memeriksamutu dan tanggal kadaluwarsa
obat yang akan diserahkan pada pasien.
3. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan
alat yang sesuai misalnya sendok/spatula.
4. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
5. Memberikan sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah
dicampur air matang sesuai dengan takarannya pada saat akan
diserahkan pada pasien.
6. Untuk sediian obat racikan, langkah-langkah sebagai berikut :
7. Menghitung kesesuaian dosis
8. Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai dengan
kebutuhan.
9. Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu
digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus
sampai homogen.
10. Membagi dan membungkus obat dengan merata. Jika
memungkinkan selalu dibuat bobotnya 0.5 gram
11. Serbuk dikemas dengan kertas perkamen, kapsul atau kemasan
plastik lekat
12. Sebaiknya puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
13. Menuliskan nama pasien dan cara penggunaan obat pada etiket
yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan
dapat dibaca.
14. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada
resep, lalu memasukan obat ke dalam wadah yang sesuai agar
terjaga mutunya.

7. Bagan Alir
Peracikan resep

Pembersihan
tempat dan alat
racik

Mengambil obat
menggunakan
sendok. pengambilan
obat dicatat pada
kartu stok

Serbuk terbagi
(pulveres) :
Peracikan menghitung
sesuai kesesuaian dosis,
bentuk kompatibilitas obat,
sediaan homogenitas. Sebisa
mungkin berat tiap
bungkus rata.

Menuliskan nama
Sirup kering : pasien pada etiket
pengenceran yang sesuai, etiket
dilakukan dengan air tercantum tanggal
matang hingga resep, nama, cara
takaran tertentu pemakaian dan
indikasi.

Pemeriksaan kembali
jenis dan jumlah obat
lalu dikemas
8. Hal-hal Yang Perlu 1. Tanggal Kadaluarsa Obat
Diperhatikan 2. Kesesuaian obat dengan peresepan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. LPLPO

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PENYERAHAN OBAT

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan penyerahan obat pada pasien yang terlebih dahulu


dilakukan pemeriksaan akhir terhadapkesesuaian obat dengan
resep, dilakukan oleh Apoteker disertai pemberian informasi obat
dan konseling.
2. .Tujuan Memeriksa kesesuaian obat dengan resep dan memastikan pasien
memahami cara penggunaan dan penyimpanan obat dengan benar.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan, 2006.
2. Kepmenkes Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
4. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB), 2011
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Plastik
3. Label
6. Langkah-langkah 1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)
2. Memanggil dan memastikan nomor urut/ nama pasien.
3. Memeriksa identitas dan alamat pasien
4. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat.
5. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan
6. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
7. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam Catatan
Pengobatan Pasien
8. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping dan
sebagainya.
7. Bagan Alir

Penyerahan Obat

Melakukan pemeriksaan akhir

Memanggil pasien, memeriksa


identitas pasien,

PIO oleh
Apoteker

Meminta pasien mengulangi


informasi

Dokumentasi resep dan


monitoring keberhasilan terapi
pasien

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Identitas Pasien


Diperhatikan
9. Unit Terkait Apoteker atau Assisten Apoteker Puskesmas
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. LPLPO

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PELAYANAN INFORMASI
PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi rekomendasi


obat yang independen, akurat,lengkap, terkini oleh tenaga
kefarmasian yang kompeten kepada pasien, tenaga
kesehatan, masyarakat maupun pihak yang memerlukan.
Informasi tentang nama obat, cara pemakaian dan lama
penggunaan dapat disampaikan oleh tenaga kefarmasian
atau tenaga kefarmasian lain yang terlatih.
2. Tujuan Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien,
tenaga kesehatan dan pihak lain untuk menunjang
ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Pelayanan Obat di Puskesmas Sukasari
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Departemen Kesehatan, 2006.
2. Kepmenkes Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun
2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
4. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
5. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
6. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB),
2011
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep

6. Langkah-langkah 1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep


atau medication record atau kondisi kesehatan pasien baik
lisan maupun tertulis
2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara
sistematis untuk memberikan informasi
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan
maupun tertulis.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan kepada pasien:
- Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
- Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang
meliputi : bagaimana cara memakai obat, kapan harus
mengkonsumsi/menggunakan obat, seberapa
banyak/dosis dikonsumsi sebelumnya, waktu sebelum
atau sesudah makan, frekuensi penggunaan
obat/rentang jam penggunaan -Bagaimana cara
menggunakan peralatan kesehatan
- Peringatan atau efek samping obat
- Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping
obat
- Tata cara penyimpanan obat
- Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5. Menyediakan dan memasang spanduk, poster, booklet,
leaflet yang berisi informasi obat pada tempat yang mudah
dilihat oleh pasien.
6. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi
obat.

7. Bagan Alir
Pelayanan informasi
obat

Memberikan informasi kepada


pasien berdasarkan resep atau
medication record

Melakuikan penelusuran literatur

Menjawab pertanyaan pasien


dengan jelas dan mudah
dimengerti

Menyediakan booklet/leaflet/
poster berisi informasi yang mudah
dilihat oleh pasien

Dokumentasi setiap kegiatan


pelayanan informasi obat
8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Kesesuaian Informasi obat dengan kondisi pasien
Diperhatikan
9. Unit Terkait Apoteker atau Assisten Apoteker Puskesmas
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENANGANAN OBAT
RUSAK ATAU KADALUARSA
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan mengidentifikasi, memisahkan, membuat catatan


jenis dan jumlah serta melaporkan obatyang rusak atau
kadaluarsa..

2. Tujuan Mengidentifikasi, menjaga keamanan dan mutu obat

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanganan obat kadaluarsa/Rusak
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Departemen Kesehatan, 2006.
2. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB),
2011
5. Alat dan Bahan
Alat dan bahan:
1. ATK
2. LPLPO
3. Kartu Stok Obat

6. Langkah-langkah
1. Identifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan simpan
ditempat tersendiri dengan diberil label/ tulisan OBAT
KADALUWARSA
3. Membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak atau
kadaluarsa untuk dikirim kembali ke instalasi farmasi
kabupaten/kota
4. Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke instalansi
farmasi kabupaten/kota
5. Mendokumentasikan pencatatan tersebut
7. Bagan Alir Penanganan Obat
Rusak atau
Kadaluwarsa

RUSAK

Identifikasi Ditempatkan
obat terpisah dan
diberi label
OBAT RUSAK
KADALUARSA

Ditempatkan terpisah dan


diberi label OBAT
KADALUWARSA

Dicatat jumlah dan jenis


obat untuk di kirim ke
Instalasi Farmasi Kab/Kota

Pelaporan

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Pemisahan Obat Rusak dan atau kadaluarsa


Diperhatika
9. Unit Terkait Pengelola Obat Puskesmas
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENCATATAN DAN PENYIMPANAN
RESEP
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan pencatatan jumlah, membendel, menyimpan serta


memusnahkan resep..

2. Tujuan Memeriksa Kelengkapan Resep dan Kesesuaian Farmasetik Obat yang


di Resepkan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik,Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan, 2006.
2. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB), 2011
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
3. Rak Lemari
6. Langkah-langkah 1. Pencatatan jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan
(umum, gakin/gratis, asuransi).
2. Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawahi dengan
tinta merah
3. Resep yang berisi psikotropika digaris bawahi dengan tinta biru
4. Membendel resep yang mempunyai tanggal yang sama
berdasarkan urutan nomor resep dan kelompok pembiayaan pasien.
5. Membendel secara terpisah resep yang ada narkotiknya.
6. Bendel resep diberi tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca
dan disimpan di tempat yang telah ditentukan.
7. Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur
sehingga memudahkan untuk penelusuran resep.
8. Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus
dikembalikan pada bendel semula tanpa merubah urutan.
9. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama 3 tahun dengan
cara dibakar.
10. Membuat berita acara pemusnahan resep dan dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
7. Bagan Alir
Pencatatan
dan
Penyimpanan
Resep

Pemisahan resep narkotika, psikotropika


dan umum, dicatat jumlah resep
berdasarkan jenis pelayanan

Bendel resep berurutan dan resep


narkotika terpisah

Penyimpanan bendel resep Berita acara


diurut berdasar urutan nomor pemusnahan
ke Dinas
Kabupaten/Ko

Resep Musnahka
berumur 3 dengan
tahun/lebih cara sesuai

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Penandaan dan pemisahan resep narkotika dan psikkotropika
Diperhatikan
9. Unit Terkait Pengelola Obat Puskesmas
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PEMUSNAHAN RESEP

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan memusnahkan resep yang telah disimpan selama


3 tahun atau lebih.

2. Tujuan Memusnahakan resep yang telah disimpan selama 3 tahun


atau lebih

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Departemen Kesehatan, 2006.
2. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB),
2011
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep

6. Langkah-langkah 1. Menyiapkan administrasi (laporan dan BAP)


2. Menetapkan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
3. Menyiapkan tempat pemusnahan
4. Tata cara pemusnahan :
- Resep narkotika dihitung lembarannya.
- Resep lain dihitung
- Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
5. Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-
kurangnya memuat :
- Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep
- Jumlah resep narkotika dan berat resep yang
dimusnahkan
- Nama Apoteker pelaksana pemusnahan resep
6. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
7. Membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani
oleh Apoteker dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan
resep.
7. Bagan Alir
Pemusnahan
Resep

Menyiapkan administrasi, menetapkan


jadwal, metode dan tempat
pemusnahan

Resep narkotika
Tata cara dihitung
pemusnahan lembarannya

Resep lain dihitung Resep dibakar

Berita acara
pemusnahan
resep

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Tata cara pemusnahan resep


Diperhatikan 2. Umur resep diatas tiga tahun

9. Unit Terkait Pengelola Obat Puskesmas


10. Dokumen terkait -

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENYIMPANAN OBAT

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP Tanggal
Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan


terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin.
2. Tujuan Menjaga terjaminya mutu dan keamanan obat

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Obat dan Alkes
6. Langkah-langkah 1. Ruang penyimpanan harus memperhatikan :
- Luas minimal 3 x 4 m2
- Ruangan kering, tidak lembab, ventilasi cukup, cahaya
cukup, jendela berteralis.
- Lantai terbuat dari semen/tegel/keramik/papan dan obat
diberi alas papan (palet).
- Mencat dinding warna cerah.
- Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
disertai pallet dan rak
- Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
- Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotik dan
psikotropik dengan 2 pintu yang selalu terkunci
- Tersedia lemari pendingin, lemari penyimpanan obat
khusus
- Ada pengukur suhu dan higrometer ruangan disertai
kartu pencatatan suhu dan kelembaban
- Memasang kipas angin atau AC.
2. Mengatur penyimpanan obat yang diterima dari Instalasi
Farmasi Kabupaten :
- Menyimpan obat pada tempat yang kering
- Menyusun obat secara alfabetis untuk setiap bentuk
sediaan.
- Merotasi obat dengan sistem FEFO dan FIFO.
- Menyimpan obat golongan psikotropik dan narkotik
pada lemari khusus yang selalu terkunci.
- Menyimpan obat pada rak
- Menyimpan obat yang diletakan pada lantai dengan
dialasi palet.
- Menumpuk dus obat sesuai petunjuk.
- Memisahkan sediaan obat cairan dan padatan.
- Menyimpan obat cairan di rak bawah.
- Menyimpan golongan obat antibiotik, injeksi dan obat-
obat yang rentan terhadap cahaya matahari di tempat
yang terhindar dari cahaya matahari.
- Menyimpan obat bentuk dragee (tablet salut) pada
wadah yang tertutup rapat dan menggunakan sendok.
- Menyimpan sera, vaksin, dan suppositoria pada lemari
pendingin.
- Memberi tanda obat dengan waktu kadaluarasa yang
sudah dekat.
- Memindahkan obat dengan hati-hati supaya tidak
rusak/pecah
3. Mencatat obat yang diterima dari IFK pada kartu barang
dan buku penerimaan obat.
4. Melakukan pengamatan mutu obat secara berkala setiap
bulan. Pengamatan dilakukan secara visual.
5. Tidak menggunakan obat yang rusak atau kadaluarsa.
6. Mencatat suhu dan kelembaban secara teratur pada kartu
suhu.
7. Bagan Alir
Penyimpanan
obat dan BMHP

Ruangan
memperhatikan sanitasi,
ventilasi, dan keamanan
serta mutu obat

Penyusunan obat pada rak


secara alfabetis dan
FEFO/FIFO. Perhatikan pula
bentuk dan jenis sediaan

Melakukan
Pencatatan penerimaan pengamatan mutu
obat pada buku dan kartu berkala termasuk
stok pencatatan suhu

Pemisahan obat
rusak/kadaluwarsa untuk
didata dan dimusnahkan
8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Penyimpanan obat menggunakan FEFO
Diperhatikan 2. Suhu ruangan sering di kontrol
9. Unit Terkait Pengelola Obat Puskesmas
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Distribusi /penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan


penyerahan obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
merata danteratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit
pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Memenuhi kebutuhanobat sub unit pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Sukasari dengan jenis, jumlah
dan waktu yang tepat serta mutu terjamin.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Plastik
6. Langkah-langkah 1. Membuat jadwal pendistribusian obat ke sub-sub unit, yaitu
setiap awal bulan, 2 hari setelah pengambilan obat ke IFK.
2. Menerima lembar LPLPO subunit.
3. Mengisi lembar LPLPO sub unit, menentukan jumlah, dan
jenis obat yang diberikan berdasarkan pertimbangan
pemakaian rata-rata perperiode dan sisa stok setiap jenis
obat serta jumlah kunjungan masing-masing sub unit.
4. Melakukan penyerahan obat dengan cara masing-masing
subunit mengambil sendiri ke puskesmas
5. Menyerahkan lembar LPLPO subunit yang ditanda tangani
penanggung jawab sub unit dan pengelola obat sebagai
penanggung jawab pemberi obat dan lembar pertama
disimpan sebagai tanda bukti penerimaan obat.
6. Pendistribusian ke sub unit (UGD, Pustu dll) dilakukan
dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima
(floor stock), pemberian obat per sekali minum (dispensing
dosis unit) atau kombinasi.
7. Pendistribusian ke jaringan puskesmas dilakukan dengan
cara penyerahan obat sesuai kebutuhan (floor stock)
7. Bagan Alir
Distribusi obat

Membuat jadwal distribusi obat ke sub unit


(awal bulan)

Mengisi
LPLPO
sub unit

Penyerahan obat ke sub Menyerahkan


unit dengan cara diambil. lembar LPLPO
Distribusi ke UGD dengan kepada PJ
metode Floor Stock, UDD, pemberi obat
atau Kombinasi. Distribusi
ke jaringan puskesmas
dengan cara floor stock

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Jadwal pendistribusian


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes.

10. Dokumen terkait 1. LPLPO Puskesmas


2. LPLPO Sub Unit

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PERENCANAAN KEBUTUHAN
OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan


Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan
jumlah Obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
2. Tujuan 1. Perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
Yang mendekati kebutuhan
2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang
Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Komputer/laptop
6. Langkah-langkah 1. Membentuk tim perencanaan kebutuhan obat Puskesmas
Sukasari, yang terdiri dari Apoteker dan/atau Tenaga
Teknis Kefarmasian beserta tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat,
serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan.
2. Melakukan seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana
pengembangan, jugamengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional.
3. Menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) sebagai acuan perencanaan kebutuhan obat.
4. Melakukan rapat tim perencanaan obat.
5. Menyerahkan data perencanaan obat tahunan ke Instalasi
Farmasi Kabupaten
6. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan
kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat puskesmas
di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang
tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat,
buffer stock serta menghindari stok berlebih
7. Bagan Alir Perencanaan
Kebutuhan
Obat

Membentuk tim RKO

Seleksi FORMULARIUM
obat NASIONAL
dan

Membuat perencanaan
kebutuhan obat melihat dari
DOEN laporan pemakaian dan
LPLPO, kemudian di
rapatkan

Menyerahkan data
perencanaan obat
tahunan ke Instalasi
Farmasi Kab/Kota

Kompilasi
RKO oleh
IFK

Penyetujuan
RKO

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Pembuatan RKO sesuai pola penyakit,peresepan,KLB,


Diperhatikan Obat Program
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
2. RKO tahun sebelumnya
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PERMINTAAN OBAT DAN BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan permintaan obat yang diajukan oleh Kepala


Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan menggunakan format Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO)..
2. Tujuan Memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Komputer

6. Langkah-langkah
1. Menentukan jenis permintaan obat, permintaan rutin atau
permintaan khusus
2. Menentukan jumlah permintaan obat dengan mengacu
pada data pemakaian obat periode sebelumnya, jumlah
kunjungan pasien, dan sisa stok.
3. Menghitung kebutuhan obat
4. Menyerahkan LPLPO ke Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten
7. Bagan Alir
Permintaan
Obat

Menentuk
an jenis Permintaan khusus
permintaa

Menentukan
Permintaan jumlah
rutin permintaan

Menghitung kebutuhan
obat

Menyerahkan
LPLPO ke
Ka Dinas
Kab

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Sisa stok obat, jumlah kunjungan bulan sebelumnya
Diperhatikan 2. Peresepan dan pola penyakit
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. LPLPO

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan pengadaan obat dan bahan medis habis pakai


yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan
rencana kebutuhan obat yang dibuat berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
2. Tujuan Memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. komputer
6. Langkah-langkah
1. Membentuk panitia pengadaan obat dan barang medis
habis pakai
2. Menentukan jumlah pengadaan obat dan bahan medis
habis pakai dengan mengacu pada rencana kebutuhan
obat yang telah dibuat dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas
3. Menyeleksi obat dan bahan medis habis pakai pada RKO
yang masuk ke dalam e-catalogue dan non e-catalogue
4. Menyeleksi produsen obat dan bahan medis habis pakai
5. Menyerahkan data jumlah pengadaan obat dan bahan
medis habis pakai ke Pejabat Pengadaan
6. Memesan obat ke Pedagang Besar Farmasi oleh Pejabat
Pengadaan
7. Menerima obat dan bahan medis habis pakai yang telah
dipesan, dilakukan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
8. Mencatat obat dan barang medis habis pakaipada buku
penerimaan dan kartu stok
7. Bagan Alir
Pengadaan
obat

Membentuk
panitia
pengadaan
obat,acuan
pada RKO
Pencatatan
pada buku
penerimaan,
kartu stok

Seleksi
obat

Penerimaan
obat oleh
Panitia
Seleksi produsen
obat

Menyerahkan data
ke pejabat Bendel Pemesanan obat ke
resep berurutan PBF
dan resep

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Stok obat dan stok buffer


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. RKO
2. LPLPO

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENERIMAAN OBAT DAN BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan dalam menerima Obat dan Bahan Medis Habis


Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sesuai dengan
permintaan yang telah diajukan.

2. Tujuan Memastikan Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan


berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Kartu stok
6. Langkah-langkah 1. Mengecek obat yang diserahterimakan, meliputi kemasan,
jenis, jumlah obat dan bentuk sediaan sesuai dengan isi
dokumen LPLPO.
2. Menandatangani LPLPO oleh petugas penerima dan
diketahui oleh Kepala Puskesmas apabila isi dokumen
LPLPO sesuai dengan obat yang diterima.
3. Mencatat penerimaan obat pada buku penerimaan obat
dan kartu stok.

Masa kadaluwarsa minimal dari obat yang diterima


disesuaikan dengan periode pengelolaan di puskesmas
ditambah satu bulan.
7. Bagan Alir
Penerimaan obat

Mengecek obat yang


diserahterimakan

Tanda tangan
LPLPO

Pencatatan pada buku


penerimaan dan kartu
stok

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Kesesuaian obat yang dipesan dengan yang diterima,
Diperhatikan jumlah obat, No. Batch, ED
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. LPLPO

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENCATATAN DAN PELAPORAN
OBAT, BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan Obat dan


Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan
di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya..
2. Tujuan 1. Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah
dilakukan;
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian;
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang
Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan
Alat dan bahan:
1. ATK
2. Kartu Stok

6. Langkah-langkah
1. Menyiapkandokumen LPLPO Puskesmas, LPLPO subunit, Kartu
Stok, Buku Penerimaan dan Buku Pengeluaran sebagai sarana
pencatatan dan pelaporan
2. Mencatat semua mutasi obat pada dokumen tersebut di atas.
3. Melaporkan semua mutasi obat pada LPLPO pada Instalasi Farmasi
Kabupaten setiap awal bulan
4. Disertai sumber data untuk melakukan pengaturan, pengendalian
dan pembuatan laporan.
7. Bagan Alir
Pencatatan dan pelaporan obat

Menyiapkan dokumen
pencatatan dan pelaporan

Mencatat mutasi obat

Melaporkan semua mutasi obat


pada LPLPO kepada IF
Kabupaten (awal bulan)

8. Hal-Hal Yang Perlu -


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
2. Buku Penerimaan dan Pengeluaran Obat
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGELOLAAN OBAT, BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Rangkaian kegiatan dalam mengamati dan menilai suatu


program yang dilakukan oleh petugas pengelola obat dari
unit yang lebih tinggi.

2. Tujuan 1. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan


dalam pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan;

2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan


Bahan Medis Habis Pakai; dan

3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja


pengelolaan.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Kartu stok
6. Langkah-langkah
1. Menyiapkan instrumen pemantauan, seperti formulir
monitoring indikator, LPLPO, dan formulir lain yang
dibutuhkan (seperti formulir bimtek)
2. Mengumpulkan data dan informasi
3. Menganalisis data dan informasi yang dikumpulkan
4. Mengadakan intervensi tertentu apabila ditemukan masalah
5. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada
pimpinan
7. Bagan Alir
Pemantauan dan
evaluasi
pengelolaan obat

Menyiapkan
instrumen
pemantauan

Mengumpul
kan data
dan
informasi

Mengada Melaporkan hasil


kan pemantauan dan
intervensi evaluasi pengelolaan
tertentu kepada pimpinan

8. Hal-Hal Yang Perlu -


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
KONSELING

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan


penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan
penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
keluarga pasien.
2. Tujuan Memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada
pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping,
tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan
Obat, sehingga kepatuhan pasien meningkat dan hasil terapi
yang optimal dapat tercapai

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Pelayanan Obat di Puskesmas Sukasari
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik, Ditjen
Binfar dan Alkes Kemenkes RI dan Pengurus Pusat Ikatan
Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Formulir konseling
3. Buku Panduan
6. Langkah-langkah 1. Apoteker membuka komunikasi dengan pasien/keluarga
pasien, menjelaskan pentingnya konseling, dan meminta
waktu 5-10 menit untuk melakukan konseling
2. Apoteker menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci
menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada
pasien dengan metoda open-ended question.
Untuk resep baru dengan 3 prime question :
- Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini?
- Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian?
- Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini?
Untuk resep ulang :
- Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien?
- Bagaimana cara pemakaian obat?
- Apakah ada keluhan selama penggunaan obat?
3. Apoteker memperagakan dan menjelaskan mengenai
pemakaian obat obat tertentu (inhaler, suppositoria, obat
tetes, pena insulin, dan sebagainya)
4. Apoteker mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan cara penggunaan obat (drug
related problem/DRP) untuk mengoptimumkan terapi
5. Apoteker mengecek pemahaman pasien
6. Apoteker mencatat konseling yang dilakukan pada kartu
pengobatan.

Pengembangan Tiga Pertanyaan Utama


1. Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan
pengobatan Anda?
- Persoalan apa yang menyebabkan anda ke dokter?
- Obat apa saja yang tadi dijelaskan oleh dokter?
2. Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat
Anda?
- Berapa kali menurut dokter anda harus menggunakan
obat ini?
- Berapa banyak Anda harus menggunakannya?
- Berapa lama Anda terus menggunakannya?
3. Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap
pengobatanAnda?
- Berapa lama harus meminum obat ini?
- Kapan harus memeriksakan diri kembali ke
dokter/laboratorium?
- Bagaimana Anda tahu bahwa obatnya bekerja?
- Pengaruh buruk apa yang dikatakan dokter kepada
Anda untuk diwaspadai?
- Apa yang dikatakan dokter apabila Anda merasa makin
parah/buruk
7. Bagan Alir
Menyapa pasien
Menjelaskan tujuan
konseling

Meminta waktu pasien

Tiga pertanyaan kunci


terkait obat

Informasi obat dan


penggunaan khusus

Belum
Ada
Identifikasi Dokumentasi
DRP visite
(permasalahan

Tidak
Ada

Pemantauan efektivitas
Belum
dan keamanan dengan
paham
Perubahan Form SOAP Ulangi
Terapi (obat informasi yang belum
atau instruksi) dipahami pasien
baru)Verifikasi

Sudah
paham

Menutup konseling
Mencatat konseling pada
kartu pengobatan

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Pemberian informasi obat sesuai dengan kebutuhan pasien
Diperhatikan 2. Menyiapkan buku referensi/acuan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENCATATAN,PEMANTAUAN DAN
PELAPORAN EFEK SAMPING
OBAT, KTD
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap


Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi
pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis..
2. Tujuan 1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama
yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat
yang sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang
Penanggungjawab Tindak Lanjut Pelaporan
4. Referensi 1. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
6. Langkah-langkah 1. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai risiko
tinggi mengalami efek samping Obat.
2. Melakukan pemantauan terhadap pasien yang
mendapatkan obat dengan resiko tinggi mengalami efek
samping
3. Menganalisis laporan efek samping Obat, meliputi :
onset :
- akut (terjadi dalam waktu <60 menit);
- subakut (1-24 jam);
- laten (>2 hari).
keparahan :
- ringan (tidak perlu perubahan terapi);
- sedang (butuh perubahan terapi dan
hospitalisasi/pengobatan tambahan;
- berat (berisiko cacat, mengancam jiwa).
Tipe
- augmented : perluasan efek farmakologi, bergantung
dosis, co/ over hipoglikemia, asma akibat beta blocker
- bizzare : bukan perluasan efek farmakologis, tidak
bergantung dosis, co/ anemia aplastik, syok anafilaktik
- chronic : efek toksik berkepanjangan,karena akumulasi
dosis co/ disfungsi kolon akibat penggunaan laksan
- delayed : jarak antara paparan dan efek lama/tertunda,
co/ malformasi cranial akibat isotretionin
- end of toxic effect : obat harus dihentikan, co/ withdrawal
prednison
4. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO),
meliputi
- identitas pasien (nama, usia, pekerjaan, jenis kelamin,
suku bangsa, bobot badan, diagnosis utama, outcome
terapi, kondisi lain)
- kejadian efek samping obat (manifestasi, onset,
keparahan, tipe, sejarah efek samping obat lain),
- identitas obat (nama generik, nama dagang, bentuk
sediaan, rute pemberian, dosis, tanggal mulai terapi,
indikasi, obat lain yang sedang digunakan)
- pelapor (nama, alamat, no.kontak)
- informasi tambahan (kronologis kejadian, data
laboratorium, data lain)

Melaporkan ke Pusat MESO NasionalDirektorat


Pengawasan Distribusi Produk Teurapetik & PKRT
Badan POM RI, melalui:
Pos: Jl. Percetakan Negara No.23, Jakarta Pusat10560
E-mail : ditwas_dist_ptpkrt@pom.go.idatau pv-
center@pom.go.id atau Indonesia-MESO-
BadanPOM@hotmail.com
Fax : +62-21-42883485
E-reporting : www.pom.go.id/meso

7. Bagan Alir
Identifikasi dan pemantauan
pasien dengan resiko tinggi
mengalami efek samping
obat

Sedang/
Hospitalisasi
Analisis Berat
atau
laporan Perubahan
efek Terapi

Ringan

Pengisian formulir monitoring


efek samping obat

Pelaporan ke Pusat MESO


Nasional melalui pos,
email, fax, atau e-reporting
8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Identifikasi pasien yang resiko tinggi
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
TINDAK LANJUT EFEK SAMPING
OBAT DAN KTD
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 1

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan rangkaian kegiatan dalam menindaklanjuti efek


samping obat yang terjadi

2. Tujuan Mengatasi efek samping obat yang terjadi

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Tindak Lanjut Pelaporan
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
3. ATK
4. Resep
6. Langkah-langkah 1. Laporan kejadian diduga efek samping obat disampaikan
secara lisan kepada apoteker
2. Apoteker melakukan observasi secara langsung ke ruang
perawatan pasien, memastikan kejadian tersebut adalah
efek samping obat, dan menganalisis keparahan dan tipe
efek samping obat
3. Apoteker memberikan rekomendasi berdasar bukti ilmiah
terkait penanganan secara medis pasien yang terkena efek
samping obat
4. Apoteker mengumpulkan informasi tentang riwayat
pengobatan pasien dan data pendukung lain
5. Apoteker mendokumentasikan kegiatan tindak lanjut efek
samping obat pada buku catatan khusus, meliputi nama
pelapor, tanggal dan jam kejadian, identitas pasien,
menifestasi, tingkat keparahan dan tipe efek samping, dan
penanganan yang diberikan
7. Bagan Alir

Laporan kejadian diduga efek


samping obat secara lisan
kepada Apoteker

Observasi ke Ruang
Perawatan untuk
memastikan tipe dan
keparahan efek samping
obat dan KTD

Memberikan rekomendasi
penanganan efek samping obat
dan KTD

Dokumentasi tindak lanjut


efek samping obat dan KTD

8. Hal-Hal Yang Perlu


Diperhatikan 1. Identitas pasien
2. Pencatatn efek samping obat terhadap pasien
3.
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes

10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENGADAAN OBAT BILA
OBAT HABIS
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP Tanggal
Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan kegiatan pengadaan obat bila obat habis

2. Tujuan Memenuhi kebutuhan obat puskesmas

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Daftar obat e katalog
6. Langkah-langkah 1. Apoteker menentukan jenis dan jumlah obat yang habis
2. Apoteker mengajukan permintaan obat tambahan ke
Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) untuk bulan berjalan
yang diketahui oleh Kepala Puskesmas
3. Jika stok obat di IFK kosong, Apoteker melakukan
pengadaan obat sendiri sesuai ketentuan yang berlaku
4. Apoteker menyiapkan rencana pembelian dengan
membuat surat pesanan untuk disetujui Kepala Puskesmas
5. Apoteker mengirimkan surat pesanan kepada pejabat
pengadaan
6. Pejabat pengadaan menentukan mekanisme pembelian,
jika tidak ada di e-katalog maka dilakukan pembelian
berdasarkan nilai rupiah pembelian, jika <Rp 200 juta dapat
menunjuk langsung ke salah satu Pedagang Besar
Farmasi, jika >Rp 200 juta harus melalui proses
pelelangan. Transaksi Rp 50-200 juta harus terlebih dahulu
membuat Surat Perjanjian Kerjasama, transaksi > 200 juta
harus membuat Dokumen Kontrak
7. Apoteker mendokumentasikan salinan Surat Pesanan
untuk verifikasi penerimaan (kesesuaian obat secara fisik,
faktur pengiriman, dan surat pesanan)
7. Bagan Alir
Daftar obat
yang habis

Permintaan
Obat Tambahan
untuk bulan
berjalan ke IFK

Kosong
Pengadaan
Stok IFK
Obat sendiri

Tersedia L
> Rp 200 juta
E
L
Jumlah
A
Obat
N
G
< Rp 200 juta

Penunjukan
langsung

Pembuatan Bukti Kerjasama


untuk transaksi :
< 50 juta : tidak perlu
50-200 juta : SPK
>200 juta : Dokumen Kontrak

Pemesanan oleh
Pejabat Pengadaan

Dokumentasi
salinan
Permintaan Obat
Tambahan atau
Surat Pesanan

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Jenis dan jumlah obat yang akan dibeli disesuaikan dengan
Diperhatikan kebutuhan dan anggaran yang ada
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. RKO

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
EVALUASI KESESUAIAN
PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan proses penilaian peresepan di puskesmas yang


harus mengacu pada formularium.

2. Tujuan Terjaminnya mutu dan ketersediaan obat di puskesmas

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Pelayanan Obat di Puskesmas Sukasari
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Daftar Formularium Obat Puskesmas

6. Langkah-langkah 1. Mengambil resep yang tidak sesuai formularium setiap hari


2. Mengumpulkan data peresepan yang telah diambil
sebagai sampel
3. Menganalisis data peresepan apakah sesuai dengan
formularium
4. Menghitung persentase kesesuaian resep dengan
formularium
5. Mendokumentasikan laporan
6. Melaporkan hasil evaluasi

%Kesesuaian Resep dengan Formularium


= Jumlah resep yang sesuai x 100%
Jumlah resep yang dianalisa
7. Bagan Alir
Resep tidak sesuai
formularium diambil

per hari

Tidak
Resep
Menganalisis
sesuai alasan peresepan
formulariu

Ya

Menghitung % kesesuaian
resep dengan formularium

Dokumentasi laporan

8. Hal-Hal Yang Perlu -


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. RKO
2. LPLPO
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN PENGGUNAAN
OBAT PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Rangkaian kegiatan yang dimulai dari pemesanan,


penerimaan, penyimpanan, peresepan, pencatatan dan
pelaporan serta informasi penggunaan obat.

2. Tujuan Menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat


penyimpanan, tepat penggunaan dan tepat mutu obat narkotika
dan psikotropika

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan Psikotropika dan Narkotika
4. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
6. Langkah-langkah 1. Menentukan jenis dan jumlah obat narkotika dan
psikotropika sesuai kebutuhan puskesmas
2. Memesan obat narkotika dan psikotropika pada pedagang
besar farmasi dengan surat pesanan khusus yang di
tandatangani apoteker
3. Menyimpan obat narkotika dan psikotropika yang telah
dipesan pada lemari khusus yang selalu terkunci dan kunci
dipegang oleh kepala ruang farmasi
4. Mengeluarkan obat narkotika dan psikotropika dengan
resep dokter
5. Mencatat pengeluaran obat narkotika dan psikotropika
pada buku khusus dengan mencantumkan nama pasien,
umur, alamat, dokter, nama obat, satuan, kekuatan
sediaan, dosis dan jumlah obat
6. Mengarsipkan resep obat narkotika dan psikotropika secara
terpisah
7. Memberikan pelayanan informasi obat oleh
apoteker/tenaga teknis kefarmasian tentang nama obat,
dosis, indikasi, aturan pakai, dan efek samping adiktif
7. Bagan Alir
Daftar Kebutuhan Obat
Golongan Narkotika dan
Psikotropika

Pemesanan dengan
Surat Pesanan Khusus

Penyimpanan obat yang telah


dipesan dalam lemari khusus
yang selalu terkunci

Pengeluaran obat dan


Pelayanan informasi oleh
apoteker/TTK berdasar resep
asli dokter

Pencatatan pengeluaran
obat pada buku khusus
disertai resep asli

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Obat psikotropika dan narkotikadisimpan di lemari


Diperhatikan khusus
2. Setiap pengeluaran dan penerimaan di catat di buku
tersendiri
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENULISAN LABEL DAN ETIKET
OBAT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 1

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan penulisan tentang informasi aturan pakai obat


pada label dan etiket obat

2. Tujuan Memberikan informasi pada pasien tentang aturan pakai obat

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Label

6. Langkah-langkah 1. Memberikan etiket warna putih untuk obat oral (sirup, sirup
kering, kapsul, tablet) dan etiket warna biru untuk obat luar
(krim, salep, gel, injeksi)
2. Menuliskan nomor resep, tanggal, nama pasien, cara
pemakaian, dan frekuensi pada etiket obat
3. Memberikan label harus dengan resep dokter untuk
golongan obat keras (untuk memudahkan kalimat ini tertera
langsung pada etiket)
4. Memberikan label kocok dahulu untuk sediaan sirup
kering, suspensi dan emulsi(untuk memudahkan kalimat ini
tertera langsung pada etiket)
7. Bagan Alir

Resep diterima

Luar
Jenis Penulisan
obat? Etiket Biru

Oral

Penulisan etiket putih

Dokumentasi laporan

8. Hal-Hal yang Perlu 1. Warna label sesuai dengan pemakaian luar atau dalam
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
SIRUP KERING
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan menyiapkan sirup kering menjadi sirup yang siap


dikonsumsi dan menyerahkan sirup tersebut disertai
informasi penggunaan dan penyimpanan obat.

2. Tujuan - Membuat sediaan sirup yang terjamin keamanan, mutu,


dan khasiatnya
- Memastikan pasien mendapat sirup yang siap dikonsumsi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang
Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar
Kemenkes RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesm
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
3. Gelas Ukur
4. Batang Pengaduk
6. Langkah-langkah 1. A. Peracikan sediaan farmasi
- Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan
pada resep
- Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
- Membuka botol obat
- Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak
minum sesuai takaran
- Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu
- Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara
pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan
informasi lain.

2. B. Penyerahan obat sirup kering


- Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan
penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep)
- Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
- Memeriksa identitas dan alamat pasien
- Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi
obat, termasuk penyimpanan sirup yang harus disimpan
didalam lemari pendingin bersuhu < 15 C dan sirup
yang masih tersisa setelah 7 hari disimpan harus
dibuang
- Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan
- Menyimpan resep pada tempatnya dan
mendokumentasikan

7. Bagan Alir

Resep sirup kering

Pengambilan sirup dan


air untuk menegencerkan
sesuai takaran

Proses pengenceran
(rekonstitusi)

Penempelan etiket putih dan


label kocok dahulu

Sirup siap diserahkan

8. Hal-Hal Yang Perlu 1. Air yang ditambahakan volumenya harus sesuai dan diukur
Diperhatikan dengan menggunakan gelas ukur
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENYIAPAN SEDIAAN RACIKAN

No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Kegiatan menyiapkan obat racikan menjadi obat yang siap


dikonsumsi pasien

2. Tujuan - Membuat sediaan racikan yang terjamin keamanan, mutu,


dan khasiatnya

- Memastikan pasien mendapat obat yang siap dikonsumsi

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, pemesanan, dan Pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar
Kemenkes RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
3. Kertas Perkamen
4. Mortir dan Stamper
6. Langkah-langkah 1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis
maksimum
3. Mengambil obat dan pembawanya dengan menggunakan
sarung tangan/alat/ spatula/sendok
4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan
mengembalikan ke tempat semula (untuk tablet dalam
kaleng)
5. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
6. Bahan baku obat ditimbang pada timbangan yang sesuai
(jika ada)
7. Untuk bahan obat yang jumlahnya lebih kecil dari 30 mg
maka harus dibuat pengenceran dengan zat netral
8. Jika memungkinkan selalu dibuat bobotnya 0.5 gram
9. Memastikan mortir dan alu atau blender sudah bersih dari
sisa peracikan sebelumnya, jika belum maka lakukan
pembersihan dengan kapas alkohol dan/atau tisu kering
10. Dengan memperhatikan faktor inkompatibilas obat, lakukan
penggerusan dan campur hingga homogen
11. Serbuk dibagi-bagi menurut penglihatan, sebanyak-
banyaknya 10 bungkus. Untuk serbuk yang akan dibagi
dalam jumlah lebih dari 10 bungkus, serbuk dibagi dengan
jalan menimbang dalam sekian bagian, sehingga dari
setiap bagian sebanyak-banyaknya dapat dibuat 10
bungkus serbuk. Penimbangan satu persatu diperlukan jika
pasien memperoleh dosis yang lebih dari 80 % takaran
maksimum untuk sekali atau dalam 24 jam.
12. Serbuk dikemas dengan kertas perkamen, kapsul atau
kemasan plastik lekat.
13. Menyiapkan etiket warna putih.
14. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara
pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan
informasi lain.

7. Bagan Alir

Obat disiapkan sesuai


permintaan resep

Bersihkan
Pemastian alat dengan
meracik telah kapas
bersih dari sisa alkohol
peracikan dan/atau tisu
sebelumnya kering

Proses peracikan hingga


homogen

Pembagian menurut
penglihatan, kecuali untuk obat
dengan dosis >80% dosis
maksimum harus ditimbang satu
per satu

Obat siap dikemas


8. Hal-hal Yang Perlu 1. Menempatkan obat-obat yang mau diracik dalam satu
Diperhatikan wadah
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PENILAIAN,PENGENDALIAN
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN
OBAT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan


sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Agar tidak terjadi kelebihan
dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK

6. Langkah-langkah 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata per bulan di


Puskesmas Induk dan seluruh unit pelayanan untuk menentukan
stok kerja
2. Menentukan stok optimum yaitu jumlah stok obat yang diserahkan
kepada unit pelayanan agar tidak mengalami
kekurangan/kekosongan
3. Menentukan stok pengaman yaitu jumlah stok yang disediakan
untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga
4. Menentukan waktu tunggu yaitu waktu yang diperlukan dari mulai
pemesanan sampai obat diterima
5. Melakukan penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluwarsa.
a. Penanganan Obat Hilang :
- Petugas pengelola obat setelah mengetahui ada obat hilang
segera menyusun daftar jenis dan jumlah obat hilang beserta
Berita Acaranya, serta melaporkan kepada Kepala Puskesmas.
Daftar tersebut nantinya akan digunakan sebagai lampiran dari
Berita Acara Obat Hilang yang diterbitkan oleh kepala
Puskesmas
- Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan
kejadian tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Obat Hilang
- Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, disertai Berita
Acara Obat Hilang tersebut
- Petugas pengelola obat lalu mencatat jenis dan jumlah obat yang
hilang tersebut pada Kartu Stok masing-masing
- Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi
mencukupi kebutuhan pelayanan, segera membuat LPLPO untuk
mengajukan tambahan obat
- Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan
kepada kepolisian dengan membuat Berita Acara.
b. Penanganan Obat Rusak / Kadaluwarsa :
- Petugas kamar obat, atau unit pelayanan kesehatan lainnya
segera melaporkan dan mengirimkan kembali obat tersebut
kepada Kepala Puskesmas malalui petugas gudang obat
Puskesmas
- Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan mengumpulkan
obat rusak/kadaluwarsa dalam gudang dan jika di gudang sendiri
ditemukan obat tidak layak pakai maka harus segera dikurangkan
dari catatan stok pada masing-masing kartu stok yang
dikelolanya
- Petugas kemudian melaporkan obat yang diterimanya dari
satuan kerja lainnya ditambah dengan obat rusak/kadaluwarsa
dalam gudang kepada Kepala Puskesmas
- Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan
kembali obat tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota,
untuk kemudian dibuatkan Berita Acara sesuai dengan ketentuan
yang berlakulain.
6. Melakukan evaluasi penggunaan obat di puskesmas dan
jaringannya dengan melihat LPLPO sub unit dan pola persesepan
untuk menghindari ketidaksesuaian pemakaian Obat dan kelebihan
stok obat.

7. Bagan Alir
Penilaian
Menghitung pemakaian per
bulan, stok optimum,stok
pengaman dan waktu tunggu

Ketersediaaan Obat

Rusak/Kadaluarsa Mengumpulkan obat


Pengendalian rusak/kadaluarsa
obat

Hilang

Identifikasi dan melaporkan Evaluasi penggunaan


ke Dinkes/Pihak berwajib obat di Puskesmas
melalui kepala Puskesmas
8. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes
10. Dokumen terkait 1. RKO
2. LPLPO

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN
OBAT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 1

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian kegiatan untuk mengatur penyediaan dan penggunaan obat

2. Tujuan Memastikan obat tersedia sesuai kebutuhan dan obat digunakan sesuai
pedoman

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. Resep
2. ATK
3. Obat dan Alkes
6. Langkah-langkah 1. PENYEDIAAN
- Penyediaan obat dilakukan oleh petugas farmasi/Apoteker
- Obat disediakan di ruang obat dan unit pelayanan sesuai dengan
kebutuhan
- Tertib administrasi dalam penyediaan obat

2. PENGGUNAAN
- Penggunaan obat berdasarkan resep dan kebutuhan di unit
pelayanan
- Tertib adminstrasi penggunaan obat

7. Bagan Alir -
8. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, BP, IGD
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PENYEDIAAN OBAT YANG
MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian kegiatan untuk mengatur penyediaan obat yang menjamin


ketersediaan obat di puskesmas dan jaringannya

2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyediaan obat yang


menjamin ketersediaan obat di Puskesmas dan jaringannya

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. LPLPO Sub Unit
6. Langkah-langkah 1. Petugas farmasi/Apoteker melakukan perencanaan kebutuhan obat
untuk puskesmas dan jaringannya selama satu tahun
2. Petugas farmasi/Apoteker membuat perencanaan kebutuhan obat
berdasarkan daftar penerimaan dan penggunaan obat selama satu
tahun kebelakang
3. Petugas farmasi/Apoteker melakukan perhitungan kebutuhan obat
yang dibutuhkan kemudian diajukan kepada kepala puskesmas
untuk dikoreksi
4. Apabila disetujui oleh kepala puskesmas maka Rencana Kebutuhan
Obat (RKO) diajukan kepada kepala Dinas Kesehatan
5. Petugas farmasi/Apoteker setiap bulan membuat Laporan
Penerimaan dan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO) untuk
mendapatkan obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten
7. Bagan Alir

Perencanaan
kebutuhan Obat

Pembuatan RKO

Membuat permintaan
obat ke IFK

8. Hal-hal Yang Perlu 1. Penghitungan kebutuhan obat program dan KLB


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
2. RKO

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
EVALUASI KESESUAIAN
PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM, HASIL EVALUASI
DAN TINDAK LANJUT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian kegiatan untuk menentukan sampai sejauh mana ketersediaan obat


terhadap formularium telah tercapai

2. Tujuan Menerangkan sistem evaluasi kesesuaian peresepan dengan


formularium,hasil evaluasi dan tindak lanjut

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Pelayanan Obat di Puskesmas Sukasari
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
4. Kepmenkes No. HK.02.02/MENKES/523/2015 tentang Formularium
Nasional
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATk
2. Formularium Nasional
3. Resep

6. Langkah-langkah 1. Petugas Farmasi/Apoteker menginformasikan kepada Petugas


Medis tentang isi Formularium
2. Petugas Farmasi/Apoteker mengambil sampling 5 resep setiap hari
3. Petugas Farmasi/Apoteker mengumpulkan data resep selama 3
bulan terakhir.
4. Petugas Farmasi/Apoteker merekap data resep selama 3 bulan
terakhir
5. Petugas Farmasi/Apoteker mengumpulkan data tentang jenis obat
yang tertulis diresep tetapi tidak tersedia di Formularium Puskesmas
6. Petugas Farmasi/Apoteker mencatat total jenis obat yang tidak
masuk dalam Formularium Puskesmas
7. Petugas Farmasi/Apoteker menghitung jumlah jenis obat yang tidak
masuk dalam Formularium Puskesmas ( A )
8. Petugas Farmasi/Apoteker mengumpulkan data jenis obat di
Puskesmas yang tercantum di Formularium ( Fornas 2015 )
9. Petugas Farmasi/Apoteker mencatat total jenis obat di Puskesmas
yang tercantum di Formularium ( Fornas 2015 )
10. Petugas Farmasi/Apoteker menghitung jumlah jenis obat di
Puskesmas yang tercantum di Formularium ( Fornas 2015 ), ( B )
11. Petugas Farmasi/Apoteker menghitung prosentase antara obat yang
tidak sesuai Formularium dengan jumlah jenis obat di Puskesmas
yang tercantum di Formularium ( Doen 2011 ),dengan rumus : A x
100 % = C % B
12. Petugas Farmasi/Apoteker melaporkan hasil evaluasi kesesuaian
peresepan dengan formularium kepada kepala Puskesmas
13. Kepala Puskesmas menindaklanjuti dari hasil evaluasi kesesuaian
peresepan dengan formularium dengan melaksanakan pertemuan
dalam rangka pembinaan terhadap Petugas Penulis resep..

7. Bagan Alir
Resep tidak sesuai
formularium diambil

per hari

Tidak
Resep
Menganalisis
sesuai alasan peresepan
formulariu

Ya

Menghitung % kesesuaian
resep dengan formularium

Tindak Lanjut evaluasi

8. Hal-hal Yang Perlu


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes,IGD
10. Dokumen terkait 1. LPLPO

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
IDENTIFIKASI DAN PELAPORAN
KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian kegiatan pemantauan setiap kesalahan pemberian obat dan


kejadian nyaris cedera yang mencurigakan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada pasien karena tindakan yang
tidak aman (human error), pelanggaran dan sabotase
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas farmasi/Apoteker dalam identifikasi
dan pelaporan kesalahan pemberian obat dan kejadian nyaris
cedera (KNC)

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Tindak Lanjut Pelaporan
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar
Kemenkes RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
6. Langkah-langkah 1. Petugas Farmasi/Apoteker mengidentifikasi adanya
kesalahan pemberian obat dan KNC
2. Petugas Farmasi/Apoteker melakukan tindak lanjut upaya
perbaikan atas kesalahan pemberian obat dan KNC
3. Petugas Farmasi/Apoteker membuat laporan KNC sebagai
bagian program keselamatan pasien.
4. Petugas Farmasi/Apoteker menyerahkan laporan KNC
kepada tim keselamatan pasien Puskesmas
7. Bagan Alir
Identifikasi kesalahan pemberian
obat/KNC

Tindak lanjut KNC dan membuat


laporan KNC

Memberikan laporan KNC kepada tim


keselamatan pasien PKM
8. Hal-hal Yang Perlu 1. Tindak Lanjut KNC sesuai prosedur dan kondisi pasien
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
10. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
MENJAGA TIDAK TERJADI
PEMBERIAN OBAT KADALUARSA
KEPADA PASIEN,PELAKSANAAN
FIFO DAN FEFO,KARTU
STOK/KENDALI
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian kegiatan menyimpan obat dengan cara mencatat jumlah


penerimaan obat, tanggal kadaluarsa obat dan no. Batch,
dimana obat dengan tanggal kadaluarsa dekat dikeluarkan
terlebih dahulu daripada obat dengan tanggal kadaluarsa
lebih panjang.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas farmasi/Apoteker dalam menjaga
agar tidak terjadi pemberian obat kadaluarsa kepada pasien

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanganan Obat Kadaluarsa/Rusak
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar
Kemenkes RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Kartu Stok Obat
6. Langkah-langkah 1. Petugas Farmasi/Apoteker menyiapkan kartu stok di
gudang Puskesmas
2. Petugas Farmasi/Apoteker mencatat nama obat yang
diterima, tanggal dan jumlahnya sesuai LPLPO
3. Petugas Farmasi/Apoteker mencatat tanggal kadaluarsa
dan no. batch disamping jumlah obat.
4. Petugas Farmasi/Apoteker menata obat secara alfabetis
dan sesuai bentuk sediaan
5. Petugas Farmasi/Apoteker merotasi obat dengan system
FEFO dan atau FIFO
6. Petugas Farmasi/Apoteker mengeluarkan obat yang lebih
awal kadaluarsa terlebih dulu
7. Petugas Farmasi/Apoteker mengeluarkan obat yang datang
pertama kali lebih dulu dari obat yang datang kemudian jika
tanggal kadaluarsanya sama
8. Petugas Farmasi/Apoteker meletakkan kartu stok
disamping obat
7. Bagan Alir
Penyusunan obat pada rak
secara alfabetis dan
FEFO/FIFO. Perhatikan pula
bentuk dan jenis sediaan

Melakukan
Pencatatan penerimaan pengamatan mutu
obat pada buku dan kartu berkala termasuk
stok pencatatan suhu

Pemisahan obat
rusak/kadaluwarsa untuk
didata dan dimusnahkan

8. Hal-hal Yang Perlu 1. Obat-obat yang kadaluarsa dipisah, obat yang akan
Diperhatikan kadaluarsa (1-6 bulan) diberi penandaan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
10. Dokumen terkait 1. LPLPO

11. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PERESEPAN, PEMESANAN, DAN
PENGELOLAAN OBAT
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Mengatur pelaksanaan peresepan, pemesanan, dan pengelolaan


obat

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas farmasi/Apoteker dalam pelaksanaan


peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, Pemesanan, dan pengelolaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
6. Langkah-langkah 1. Peresepan
- Obat diresepkan sesuai dengan diagnosis dari dokter
berdasarkan kondisi pasien
- Pemberian obat berdasarkan resep dilakukan oleh petugas
farmasi/Apoteker ataupetugas lain yang diberi kewenanagan
2. Pemesanan obat
- Pemesanan obat Puskesmas dilakukan oleh petugas
farmasi/Apoteker
- Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh
petugas unit pelayanan terkait kepada petugas farmasi/Apoteker
3. Pengelolaan obat
- Pengelolaan obat dilakukan oleh petugas farmasi/Apoteker
meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan pela.

7. Bagan Alir -

8. Hal-hal Yang Perlu -


Diperhatikan

9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD

10. Dokumen terkait 1. RKO


2. LPLPO
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen
PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Mengatur pelaksanaan peresepan psikotropika dan narkotika

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas farmasi/Apoteker dalam pelaksanaan


peresepan psikotropika dan narkotika

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Persesepan Psikotropika dan Narkotika
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:


1. ATK
2. Resep
6. Langkah-langkah 1. Resep psikotropika dan narkotika diberi penandaan khusus dengan
memberi garis bawah warna biru untuk psikotropika dan garis
bawah warna merah untuk narkotika
2. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.
3. Menyiapkan etiket yang sesuai
4. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai
sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.
5. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian
jenis dan jumlah obat dengan permintaan dalam resep
6. Melakukan pemeriksaan akhir
7. Memanggil nama dan alamat pasien
8. Menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi obat
kepada pasien
9. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok dan buku bantu
pengeluaran psikotropika dan narkotika
10. Mencatat nama, alamat, umur, jenis kelamin, dn nomor kontak
pasien pada buku
7. Bagan Alir

Resep Psikotropika dan


Narkotika

Penandaan Khusus

Penyiapan Obat

Pelabelan

Pemeriksaan akhir

Penyerahan obat
disertai PIO

8. Hal-hal Yang Perlu 1. Identitas dan alamat pasien harus jelas


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
10. Dokumen terkait 1. Rekam Medis

11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan


Dokumen
PEMBERIAN OBAT KEPADA
PASIEN DAN PELABELAN
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

12. Pengertian Pemberian obat kepada pasien dan pelabelan merupakan


kegiatan menyiapkan obat secara tepat kepada pasien
disertai pemberian informasi yang jelas

13. Tujuan Sebagai pedoman petugas farmasi/Apoteker dalam


pelaksanaan pemberian obat kepada pasien dan pelabelan

14. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Pelayanan Obat di Puskesmas Sukasari
15. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Ditjen Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar
Kemenkes RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
4. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Resep
3. Label dan Etiket
5. Langkah-langkah 1. Petugas farmasi/Apoteker menerima resep dari pasien dan
menuliskan nomor antrian
2. Petugas farmasi/Apoteker memeriksa kelengkapan resep.
3. Petugas farmasi/Apoteker memeriksa ketersediaan obat,
jika obat yang diresepkan tersedia maka resep bias
langsung dikerjakan, apabila terdapat obat yang tidak
tersedia maka konsultasikan dengan dokter penulis resep
4. Petugas farmasi/Apoteker menyiapkan/meracik obat
5. Petugas farmasi/Apoteker memberi etiket/label dengan
mencantumkan : nama pasien, tanggal pemberian obat,
dan aturan pemakaian obat
6. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan
penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep)
7. Memanggil dan memastikan nomor urut/ nama pasien.
8. Memeriksa identitas dan alamat pasien
9. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat.
10. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan
11. Menyimpan resep pada tempatnya dan
mendokumentasikan
12. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam
Catatan Pengobatan Pasien
13. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek
samping dan sebagainya
6. Bagan Alir

Penerimaan resep

Pemeriksaan resep

Penyiapan obat

Pelabelan sesuai
pemakaian Obat
luar/dalam

Pemeriksaan akhir

Penyerahan obat
disertai PIO

7. Hal-hal Yang Perlu


Diperhatikan
8. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
10. Riwayat Perubahan Dokumen No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG
EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK
YANG TIDAK DIHARAPKAN
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Suatu proses pemberian informasi tentang efek samping obat atau
efek yang tidak diharapkan kepada pasien dengan informasi yang
memadai disertai pendokumentasian

2. Tujuan Pasien mendapatkan informasi yang jelas tentang penggunaan obat


sehingga menghindari kesalahan penggunaan obat

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penanggungjawab Tindak Lanjut Pelaporan
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:


1. ATK
2. Resep
3. Buku Referensi/Panduan
6. Langkah-langkah 1. Petugas farmasi/Apoteker memberikan informasi kepada pasien
berdasarkan resep atau medication record atau kondisi kesehatan
pasien baik lisan maupun tertulis
2. Petugas farmasi/Apoteker memberikan informasi tentang efek
samping obat atau efek yang tidak diharapkan dari penggunaan
obat seperti berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja/air seni
berubah warna, mual, sering buang air kecil dsb.
3. Petugas farmasi/Apoteker memberikan informasi adanya interaksi
obat tertentu dengan makanan/minuman atau obat yang lain.
4. Petugas farmasi/Apoteker memberikan informasi tentang
kontraindikasi dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui
5. Petugas farmasi/Apoteker menerima dan menjawab pertanyaan jika
ada pertanyaan dari pasien secara langsung dengan jelas dan
mudah dimengerti
6. Petugas farmasi/Apoteker mendokumentasikan pemberian informasi
obat
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal Yang Perlu 1. Pemberian informasi sesuai dengan kebutuhan pasien
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
10. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen
PETUNJUK PENYIMPANAN OBAT
DIRUMAH
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 1

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Suatu kegiatan memberikan informasi tentang penyimpanan obat


yang baik dan benar dirumah

2. Tujuan Menjaga agar obat tetap stabil dan tidak rusak selama penyimpanan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Peresepan, Pemesanan, dan Pengeloaan Obat
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:
1. ATK
2. Buku Referensi/Panduan
6. Langkah-langkah 1. Petugas farmasi/Apoteker menyerahkan obat disertai dengan
pemberian informasi yang lengkap tentang tata cara penyimpanan
obat dirumah sebagai berikut :
- Menyimpan obat dalam wadah asli dengan label yang jelas
- Mengunci lemari obat
- Tidak menyimpan obat didekat bahan berbahaya yang dapat
menyebabkan bahaya lain karena salah ambil
- Periksa secara teratur tanggal kadaluarsa dan buanglah obat
sebagaimana mestinya
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal Yang Perlu -
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD
10. Dokumen terkait 2. Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen
PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI DI
UNIT KERJA
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Rangkaian kegiatan menyiapkan, menyimpan, dan mengelola obat


emergensi yang disediakan di unit pelayanan

2. Tujuan Menjamin ketersediaan obat emergensi di unit pelayanan sesuai


kebutuhan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penyediaan Obat-Obat Emergensi Di Unit Kerja
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:


1. ATK
2. SBBK
6. Langkah-langkah 1. Petugas di unit memeriksa persediaan obat emergensi yang dikelola
di ruang tindakan secara periodik
2. Petugas di unit meminta obat emergensi yang persediaanya mulai
menipis atau habis
3. Petugas di unit menyampaikan permintaan obat emergensi kepada
petugas farmasi/Apoteker
4. Petugas farmasi/Apoteker menyiapkan obat emergensi untuk setiap
unit sesuai kebutuhan
5. Petugas di unit mengambil obat emergensi yang telah disediakan
oleh petugas farmasi/Apoteker
6. Petugas di unit mencatat ke kartu stok di masing-masing unit
7. Petugas di unit membuat laporan penerimaan dan pemakaian obat
emergensi kepada petugas farmasi/Apoteker

7. Bagan Alir
Permintaan obat
emergensi oleh
petugas unit

Petugas farmasi menyiapkan obat


emergensi sesuai permintaan

Petugas unit menyimpan obat


emergensi di tempat yang disediakan

Petugas unit mencatat obat


emergensi pada kartu stok
dan buku peneimaan obat

Petugas unit membuat


laporan penerimaan dan
pengeluaran

8. Hal-hal Yang Perlu 1. Jumlah obat harus sering dkontrol


Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD,KIA,BP, Lab
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen
PENYIMPANAN OBAT EMERGENSI
DI UNIT PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 1

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Suatu kegiatan penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan

2. Tujuan Menjaga agar obat emergensi tetap stabil dan tidak rusak selama
penyimpanan di unit pelayanan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penyediaan Obat-Obat Emergensi Di Unit Kerja
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:


1. ATK
2. SBBK
6. Langkah-langkah 1. Obat emergensi disimpan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan
obat
2. Penyimpanan menggunakan sistem FIFO dan FEFO
3. Obat diletakkan pada tempat khusus, mudah terjangkau dan pada
suhu yang sesuai dengan jenis obat
4. Obat emergensi jika dikeluarkan harus diganti dengan jumlah yang
sama

7. Bagan Alir -
8. Hal-hal Yang Perlu 1. Suhu obat harus sering dikontrol
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD,KIA,BP, Lab
10. Dokumen terkait 1. LPLPO
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen
MONITORING PENYEDIAAN OBAT
EMERGENSI DI UNIT KERJA
No. Dokumen
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Merupakan kegiatan monitoring atau pengawasan obat emergensi di


ruang tindakan

2. Tujuan Menjaga agar obat emergensi tersedia dalam jumlah cukup dan jenis
sesuai kebutuhan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Sukasari tentang


Penyediaan Obat-Obat Emergensi Di Unit Kerja
4. Referensi 1. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Ditjen
Binfar dan Alkes, Menkes RI dan JICA, 2010.
2. Cara Pelayanan Farmasi yang Baik (CPFB), Ditjen Binfar Kemenkes
RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011
3. Permenkes Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:


1. ATK
2. Kartu stok Obat Emergensi
6. Langkah-langkah 1. Petugas farmasi/Apoteker menyiapkan obat emergensi yang
dibutuhkan unit pelayanan
2. Petugas farmasi/Apoteker memeriksa persediaan obat emergensi di
unit pelayanan/ruang tindakan
3. Petugas farmasi/Apoteker memeriksa kartu stok obat emergensi
4. Petugas farmasi/Apoteker mengevaluasi kesesuaian stok obat
dengan kartu stok
5. Bila tidak sesuai, petugas farmasi/Apoteker menanyakan kepada
petugas unit pelayanan
6. Bila sesuai, petugas farmasi/Apoteker melakukan penambahan
kembali bila ada yang kurang
7. Petugas di unit melakukan peermintaan obat emergensi kepada
petugas farmasi/Apoteker
8. Petugas farmasi/Apoteker menyerahkan obat yang diminta kepada
petugas di unit
9. Petugas di unit menyimpan obat tersebut kedalam tempat yang
sesuai
10. Petugas di unit mencatat obat tersebut ke dalam kartu stok masing-
masing obat emergensi
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal Yang Perlu -
Diperhatikan
9. Unit Terkait PONED, Pustu, Poskesdes, IGD, BP, KIA, Lab
10. Dokumen terkait 1. LPLPO Sub Unit
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen

Anda mungkin juga menyukai