Anda di halaman 1dari 4

SPO PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HORDEOLUM

Pengertian Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak


mata. Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada
kelenjar sebasea kelopak.
Tujuan 1. Mengurangi angka kejadian pasien dengan hordeolum.
2. Meningkatkan derajat kesehatan.
Kebijakan PERMENKES RI No. 5 Tentang Panduan Praktik Klinis
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Persiapan 1. Pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
f. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
g. Privasi klien selama komunikasi dihargai.
h. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
i. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2. Alat dan Bahan
a. Set bedah minor
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Waskom
f. Handuk
g. Sabun/ shampoo bayi
h. Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol
salep/tetes.
i. Eritromisin 500 mg
Prosedur 1. Pintu ditutup/pasang sampiran.
2. Melakukan anamnesis terhadap pasien.
a. Tanyakan keluhan pasien seperti mata merah dan
bengkak.
b. Tenyakan kepada pasien apakah terasa nyeri saat
ditekan atau saat mengedipkan mata.
c. Apakah pasien merasakan sensasi terbakar pada kelopak
mata.
3. Lakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
a. Perawat mencuci tangan.
b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
1) Melakukan pemeriksaan tekanan darah (TD)
2) Melakukan pemeiksaan suhu tubuh pasien (S)
3) Melakukan pemeriksaan nadi (N)
4) Melakukan pemeriksaan nadi (RR)
c. Melakukan inspeksi pada kelopak mata untuk
mengetahui adanya bengkak pada mata pasien.
d. Melakukan inspeksi pada mata untuk mengetahui
adanya kemerahan pada mata pasien.
e. Melakukan palpasi pada area mata untuk mengetahui
adanya nyeri.
f. Melakukan inspeksi pada mata untuk mengetahui
adanya nanah pada pangkal rambut (hordeolum
eksternum).
4. Melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
5. Melakukan kompres hangat pada mata 4-6 kali sehari
selama 15 menit setiap kalinya untuk membantu drainase.
Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
6. Membersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun
dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi,
seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses
penyembuhan. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
7. Mengusahakan untuk tidak menekan atau menusuk
hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih
serius.
8. Menghindari pemakaian make-up pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
9. Menghindari pemakaian lensa kontak karena dapat
menyebarkan infeksi ke kornea.
10. Memberikan terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep
mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila
menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes
tiap 2 jam.
11. Memberikan terapi oral sistemik dengan eritromisin 500
mg pada dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau
dikloksasilin 4 kali sehari selama 3 hari.
12. Memberikan konseling dan edukasi pada keluarga dan
pasien bahwa penyakit hordeolum dapat berulang sehingga
harus menjaga higiene dan kebersihan lingkungan.
13. Apabila dengan pengobatan konservatif tidak berespon
dengan baik, maka prosedur pembedahan diperlukan untuk
membuat drainase pada hordeolum
14. Pasien dirapihkan kembali
15. Alat dirapihkan kembali
16. Mencuci tangan
17. Melaksanakan dokumentasi :
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon
klien pada lembar catatan klien
b. Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat
yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar
catatan klien
Unit Terkait Poliklinik Umum Puskesmas, Apotek Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai