Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Ekstrak Haruan [Channa striata] Terhadap Jumlah Sel Fibroblast Dalam

Penyembuhan Luka

Abstrak

Haruan adalah ikan asli Kalimantan yang memiliki potensi untuk mempercepat penyembuhan luka.
Ekstrak Haruan memiliki kandungan yang substansial, seperti albumin, Zn, Cu, dan Fe yang
mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur pengaruh ekstrak Haruan
terhadap penyembuhan luka mukosa bukal tikus Wistar melalui pemeriksaan histopatologis pada hari
ke-3, 5 dan 7. Ini adalah penelitian eksperimental dengan desain grup post-test dan kontrol. Sampel
terdiri dari 4 grup perlakuan, yaitu grup perlakuan ekstrak Haruan 25%, 50%, 100% dan grup kontrol
yang diberi aquadest selama 7 hari. Jumlah sel fibroblast rata-rata memuncak pada hari ke-7. Jumlah
sel fibroblast rata-rata pada setiap grup, masing-masing, adalah 26.995; 40.500; 49.165; dan 24.945.
Uji ANOVA dua-arah dan Post Hoc Least Significant Difference test menghasilkan selisih yang
bermakna [p < 0.05] antara grup perlakuan ekstrak Haruan dengan kontrol negatif. Kesimpulannya,
dalam proses penyembuhan luka, aplikasi ekstrak Haruan meningkatkan jumlah sel fibroblast secara
bermakna.

Kata kunci: Ekstrak Haruan; Penyembuhan luka; Sel fibroblast; Histopatologi.

PENDAHULUAN

Rongga mulut merupakan salah satu bagian integral tubuh yang sering mengalami

trauma saat melaksanakan fungsinya. Trauma dapat terjadi secara sengaja ataupun

tidak, yang pada akhirnya menyebabkan luka pada mukosa mulut. Perlukaan adalah

perubahan kontinuitas dan anatomi jaringan seluler yang bisa terjadi pada kulit atau

mukosa, serta menghasilkan respon proses penyembuhan luka. Pada dasarnya, proses

penyembuhan luka merupakan suatu proses seluler dan vaskuler yang kompleks, dan

difokuskan pada pemulihan integritas struktur dan fungsi jaringan yang rusak.

Umumnya, penyembuhan luka terdiri dari tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase

proliferatif, dan fase remodelling.

1
Fase inflamasi dimulai beberapa menit setelah perlukaan terjadi dan

berlangsung selama 3 hari. Kerusakan, penguraian, dan kerusakan sel atau agen

menyebabkan kerusakan sel dalam proses inflamasi. Makrofag muncul 48-96 jam

pertama pasca perlukaan, kemudian limfosit T muncul pada hari ke-5 dan mencapai

puncaknya pada hari ke-7. Pembentukan jaringan granulasi tejadi dalam fase

proliferatif. Fase ini disebut juga sebagai fase fibroplasia, karena didominasi oleh

proliferasi fibroblast. Fase proliferatif berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai

sekitar akhir minggu ke-3, yang ditandai oleh deposisi matriks ekstraseluler,

angiogenesis, dan epitelialisasi. Fase remodelling adalah fase akhir dari proses

penyembuhan luka dalam jaringan lunak dan terkadang, disebut fase maturasi luka.

Perubahan bentuk, kepadatan, dan kekuatan luka terjadi dalam fase ini.

Dalam fase proliferatif, fibroblast berperan penting. Fibroblast adalah elemen

sintetik utama dalam proses perbaikan dan berperan dalam produksi struktur protein

yang digunakan untuk rekonstruksi jaringan dalam fase proliferatif. Fibroblast berasal

dari sel-sel mesenkim yang belum berdiferensiasi. Fibroblast akan memproduksi

komposisi dasar serat kolagen yang akan menghubungkan tepi-tepi luka. Fibroblast

juga akan membentuk jaringan ikat baru,memperkuat dan menyatukan semua luka

untuk menghasilkan proses penyembuhan yang baik. Peningkatan jumlah sel

fibroblast akan meningkatkan jumlah serat kolagen dan mempercepat proses

penyembuhan luka.

2
Potensi sumber daya alam dari tumbuhan dan binatang merupakan sumber

daya penting dalam pengembangan obat baru. Sumber daya biologis perairan

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, terutama ikat, namun potensi tersebut

belum dikembangkan secara maksimal. Haruan [Channa striata] merupakan salah

satu jenis sumber daya biologis perairan yang memiliki potensi sebagai obat. Ikan ini

dapat ditemukan di hampir semua pulpa di Indonesia dan memiliki nama masing-

masing di setiap daerah, seperti Kutuk [Jawa], Aruan atau Haruan [Malay, Banjar].

Secara empiris di masyarakat, Haruan dan produknya tidak hanya digunakan sebagai

sumber protein hewani, tapi juga digunakan sebagai obat alternatif tambahan dalam

proses penyembuhan luka pasca pembedahan, meningkatkan daya tahan tubuh,

meningkatkan kadar albumin dan hemoglobin, meredakan pembengkakan,

mempercepat proses penyembuhan penyakit, seperti kanker, TBC, hepatitis, diabetes,

HIV, pre-eklampsia, sindrom nefrotik, dan nutrisi tambahan bagi lansia, ibu hamil dan

anak-anak.

Beberapa penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa ikan Haruan

merupakan salah satu jenis ikan yang kandungan albuminnya cukup tinggi. Albumin

sangat diperlukan oleh tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses

penyembuhan luka. Penelitian lain tentang kandungan ekstrak Haruan oleh Santoso,

dkk menyatakan bahwa ekstrak Haruan juga mengandung kompoun-kompoun yang

esensial bagi tubuh manusia, seperti zinc [Zn], tembaga [Cu], dan Besi [Fe], yang

berperan dalam penyembuhan luka.

3
Penelitian ini ditujukan untuk mengukur mekanisme penyembuhan luka

mukosa bukal tikus Wistar pasca administrasi ekstrak Haruan dengan menghitung dan

membandingkan jumlah sel fibroblastnya.

BAHAN DAN METODE

Ini adalah penelitian random yang hanya memiliki grup post-test dan kontrol saja.

Teknik pengambilan sampel tikus Wistar dilakukan menggunakan simple random

sampling berdasarkan rumus Federer. Pembuatan ekstrak dilakukan di Fakultas

MIPA, Universitas Lambung Mangkurat di Banjarbaru, sedangkan perlakuan pada

binatang dan pembuatan irisan histologis dilakukan di Institut Kedokteran Hewan

Banjarbaru. Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Medis

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, seperti yang tertera dalam surat No.

077/KEPK-FK UNLAM/EC/VI/2014.

Bahan yang digunakan antara lain, ikan Haruan, aquades, dietileter untuk

anestesi inhalasi, dan bahan-bahan untuk membuat irisan histologis. Alat-alat yang

digunakan antara lain, panci uap, kompor, vacuum rotary evaporator, pipa

erlenmeyer, dan alat-alat untuk membuat irisan histologis. Untuk memperoleh ekstrak

Haruan 100%, dilakukan perebusan ikan Haruan dengan perbandingan ikan Haruan

dengan aquades 1:1, suhu 70oC selama 50 menit kemudian konsentratnya diperoleh

menggunakan vacuum rotary evaporator selama 5 jam.

4
Dua puluh empat tikus Wistar jantan, berat 200-250 gr, usia 2-2,5 bulan yang

kondisinya sehat dibagi menjadi 12 grup yang diberi 4 jenis perlakuan, yaitu aquades,

ekstrak Haruan 25%, ekstrak Haruan 50%, dan ekstrak Haruan 100%. Tikus diberi

anestesi inhalasi, dibuat potongan dengan panjang 1 mm dan kedalaman 1 mm

menggunakan skalpel dan blade steril. Pemberian obat intraoral dilakukan

menggunakan ekskavator half-moon satu kali sehari. Dosis ekstrak Haruan yang

diberikan adalah 10 mL/gr BW kemudian dilakukan dekapitasi pada hari ke3, 5 dan

7.

Dilakukan pengambilan jaringan mukosa bukal dan difiksasi dalam formalin

buffer netral 10% selama 24 jam, kemudian dilakukan pengolahan jaringan dan

kultivasi dalam blok parafin. Blok parafin dipotong dengan ketebalan 5 m dan

diletakkan pada kaca obyek. Deparafinisasi dan dehidrasi jaringan dilakukan pada

kaca obyek, kemudian diberi pewarnaan hematoksilin eosin [HE].

Fibroblast diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400x pada 3

field. Data diambil menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk dan homogenisitasnya

menggunakan uji Levene, kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA dua arah

dilanjutkan dengan LSD post hoc test. Nilai p<0.05 dinyatakan bermakna secara

statistik.

5
HASIL

Dilakukan pengamatan mikroskopis untuk mengetahui jumlah fibroblast, dengan

pembesaran 400x. Jumlah fibroblast rata-rata dalam grup aquades, ekstrak Haruan

25%, 50% dan 100% dapat dilihat dalam Gambar 1.

Dalam Gambar 2, nampak bahwa jumlah rata-rata sel fibroblast dalam semua

grup perlakuan pada hari ke-3, 5 dan 7 lebih tinggi dibandingkan grup kontrol.

Peningkatan jumlah fibroblast rata-rata terjadi di semua kelompok, setiap hari selama

observasi dilakukan. Dalam grup perlakuan, ekstrak Haruan 25% diberi warna biru

dalam diagram, observasi pada hari ke-3 jumlah rata-rata sel Haruan adalah 22.330,

pada hari ke-5 jumlah tersebut bertambah menjadi 25.830, dan jumlahnya memuncak

pada hari ke-7 menjadi 26.995. Dalam grup ekstrak Haruan 50%, jumlah fibroblast

rata-rata pada hari ke-3 adalah 27, bertambah menjadi 36.165 pada hari ke-5 dan pada

hari ke-7 menjadi 40,5. Fibroblast rata-rata dalam grup ekstrak Haruan 100% pada

hari ke-3 adalah 34,33, pada hari ke-5 bertambah menjadi 36.66 dan 49.165 pada hari

ke-7. Dalam diagram, g rup kontrol diberi warna ungu, nampak bahwa jumlah sel

fibroblast rata-rata pada hari ke-3 adalah yang paling sedikit, yaitu 20.945. Pada hari

ke-5 dan 7, jumlah fibroblast rata-rata dalam grup kontrol juga lebih sedikit

dibandingkan grup perlakuan, yaitu 22.165 pada hari ke-5 dan 24.945 pada hari ke-7.

Setelah proses tabulasi selesai, dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk.

Pengujian tersebut menunjukkan bahwa datanya terdistribusi secara normal dengan

6
nilai yang bermakna, atau p<0.05. Selain itu, juga dilakukan uji homogenitas data

menggunakan Levenes test. Berdasarkan hasil pengujian, jumlah fibroblast dalam

grup perlakuan dan kontrol memiliki variasi homogen, dengan p>0.05.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data penelitian memiliki

nilai normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji ANOVA dua-arah. Uji

ANOVA dua-arah ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah

fibroblast di setiap grup perlakuan, dan antar-perlakuan setiap hari.

Hasil analisis data ANOVA dua-arah menunjukkan bahwa nilai selisih

fibroblast antar-perlakuan bermakna, yaitu 0.000 [p<0.05], artinya jumlah fibroblast

dalam grup perlakuan ekstran Haruan 25%, 50% dan 100% serta aquades memiliki

selisih yang bermakna. Selisih jumlah fibroblast berdasarkan hari observasi

dinyatakan bermakna, dengan nilai 0.002 [p<0.05], artinya, ada perbedaan yang

bermakna pada hari ke-3, 5 dan 7. Meskipun interpretasi interaksi dua-faktor, yaitu:

perlakuan dan hari observasi, memiliki nilai yang bermakna yaitu 0,252, artinya tidak

ada interaksi antara perlakuan dengan hari observasi.

Pengujian berikutnya adalah Post Hoc LSD untuk mengetahui manakah yang

memberikan hasil bermakna antara hari observasi dengan grup perlakuan. LSD post

hoc test menunjukkan bahwa tidak ada selisih jumlah fibroblast rata-rata yang

bermakna pada hari ke 3 dan 5, dengan nilai p = 0.120 [p>0.05]. Ditemukan jumlah

fibroblast yang bermakna pada hari ke 3 sampai 7, dengan nilai p = 0.001, dan antara

7
hari ke 5 dan 7 dengan nilai p = 0.024 karena nilai signifikansinya p<0.05. jumlah

fibroblast selalu bertambah setiap hari, dari hari ke-3 sampai ke-5 dan memuncak

pada hari ke-7.

Uji LSD Post Hoc pada hari ke-3 menunjukkan bahwa ada selisih yang

bermakna antara ekstrak Haruan 100% dengan aquades, nilai p = 0.023 [p<0.05],

ekstrak Haruan 100% dengan ekstrak Haruan 25%, nilai p = 0.036 [p<0.05]. Hasil

yang bermakna pada hari ke-5 ditemukan pada ekstrak Haruan 25% dengan aquadest,

nilai p = 0.018 [p<0.05], ekstrak Haruan 50% dengan 25%, nilai p = 0.046 [p<0.05],

ekstrak Haruan 100% dengan aquadest, nilai p = 0.016 [p<0.05], ekstrak Haruan

100% dengan 25%, nilai p = 0.040 [p<0.05]. Pada hari ke-7, ditemukan hasil yang

bermakna antara eksrak Haruan 50% dengan aquadest, nilai p = 0.20 [p<0.05],

ekstrak Haruan 50% dengan 25%, nilai p = 0.034 [p<0.05]. ekstrak Haruan 00%

dengan aquades, nilai p = 0.005 [p<0.05], ekstrak Haruan 100% dengan 25%, nilai p

0.007 [p<0.05].

Berdasarkan uji LSD Post Hoc dalam grup perlakuan, ditemukan perbedaan

yang bermakna diantara kelompok-kelompok tersebut, yaitu ekstrak Haruan 50%

dengan aquades, nilai p 0.000 [p<0.05], ekstrak Haruan 50% dengan 25% nilai p =

0.001 [p<0.05]. Ekstrak haruan 100% dengan aquades juga memberikan selisih yang

bermakna dengan nilai p = 0.000 [p<0.05]. Ekstrak Haruan 100% dengan 25% juga

menghasilkan nilai p = 0.000 [p<0.05], ekstrak Haruan 100% dengan 50%, nilai p =

0.032 [p<0.05]. Ekstrak Haruan 25% dan aquades tidak menghasilkan nilai yang

8
signifikan, 0,262 [p>0.05], artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua

perlakuan tersebut.

PEMBAHASAN

Peningkatan jumlah fibroblast mengindikasikan tingkat kepadatan sel dan jaringan

baru yang terbentuk sehingga penyembuhan luka lebih cepat. Pada observasi hari ke-

3, grup kontrol ataupun perlakuan menunjukkan kandungan fibroblast. Sejak

pengamatan hari ke-3, jumlah fibroblast terus bertambah sampai mencapai nilai rata-

rata tertinggi pada hari ke-7. Temuan ini mendukung teori bahwa pada hari ke-3

fibroplasia, jumlah fibroblast baru bertambah dan terlokalisir di daerah perlukaan.

Jika sel mengalami perlukaan, sel akan pulih kembali melalui proses

penyembuhan. Salah satu elemen yang berperan penting dalam proses penyembuhan

adalah fibroblast. Fibroblast sangat penting bagi proses perbaikan jaringan, yaitu

mempersiapkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses

rekonstruksi jaringan.

Pertambahan jumlah fibroblast setiap hari diduga merupakan salah satu

indikator proses penyembuhan luka. Pertambahan jumlah fibroblast mengindikasikan

tingkat kepadatan sel yang juga meningkatkan pembentukan jaringan baru sehingga

penyembuhan luka lebih cepat. Pada hari ke-3, jumlah fibroblast sangat sedikit,

karena fibroblast baru muncul selama fase proliferatif hari ke 2-3. Segera setelah

9
terjadi perlukaan pada mukosa bukal tikus Wistar, proses penyembuhan dimulai

dengan pembentukan bekuan darah pada permukaan luka. Kemudian, terjadi reaksi

inflamasi pada tepi-tepi luka yang mengindikasikan bahwa fase inflamasi telah

dimulai. Lalu terjadi pembentukan jaringan granulasi pada luka. Secara histologis,

jaringan granulasi ditandai dengan proliferasi fibroblast dan kapiler-kapiler yang baru

terbentuk berdinding tipis dan halus. Selama proses penyembuhan luka, fibroblast

pada jaringan yang mengeliling luka akan aktif, berproliferasi dan memproduksi

beberapa substansi [seperti, kolagen, elastin, asam hialuronat, fibronektin dan

proteoglikan] yang berperan dalam pembuatan jaringan baru.

Fibroblast terus bertambah karena induksi beberapa faktor. Dalam proses

penyembuhan luka alamiah, fibroblast distimulasi oleh interleukin-1 [IL-1],

platelet derived growth factor [PDGF] dan fibroblast growth factor [FGF]. Selain itu,

terdapat transforming growth factor- [TGF-] yang merangsang migrasi fibroblast

ke daerah perlukaan.

Fibroblast memegang peran penting dalam fase proliferasi. Fibroblast

memproduksi kolagen, glikosaminoglikan, serat elastin, dan glikoprotein yang

membentuk matriks ekstraseluler yang akan mengisi rongga luka dan menjadi

landasan untuk migrasi keratinosit. Fibroblast akan mencerna matriks fibrin dan

diganti glikosaminoglikan, dengan bantuan matriks metaloproteinase [MMP].

Matriks ekstraseluler akan digantikan oleh kolagen tipe III yang juga diproduksi oleh

fibroblast seiring waktu. Dalam fase maturasi, kolagen tipe III diganti oleh kolagen

10
tipe I. Yang menarik tentang fase proliferasi ini, terkadang, seluruh proses tersebut di

atas terhenti. Fibroblast akan segera hilang setelah matriks kolagen mengisi rongga

luka dan pembentukan vaskuler baru akan berkurang akibat apoptosis. Terjadi

kegagalan pengaturan pada tahap ini, yang sampai sekarang dinyatakan sebagai

penyebab gangguan fibrosis, seperti scarring hipertrofi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksrak Haruan mempengaruhi

jumlah fibroblast, dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi aquades.

Perbedaan nilai rata-rata fibroblast diduga disebabkan oleh kandungan-kandungan

penting dalam ekstrak Haruan. Beberapa kompoun ekstrak Haruan, antara lain

albumin, besi, seng, dan tembaga, terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka.

Penelitian awal yang dilakukan menggunakan ekstrak Haruan pada suhu 90 oC selama

50 menit dan rotary, menunjukkan kandungan albumin [35,492 mg/L], Zn [5,75

mg/L], Cu [589 mg/L], dan Fe [1335 mg/L] setelah dilakukan proses ekstraksi selama

5 jam menggunakan rotary. Hasil yang diperoleh dari proses ektraksi selama 1 jam:

albumin [34.146 mg/L], Zn [6,28 mg/L], Cu [0,953 mg/L] dan Fe [0,990 mg/L].

Pertambahan jumlah fibroblast diduga dipengaruhi oleh kandungan ekstrak

Haruan. Hasil penelitian Restiana, dkk menunjukkan bahwa ekstrak Haruan

merupakan salah satu jenis ikan yang kaya albumin. Albumin dibutuhkan oleh tubuh

setiap hari, terutama untuk penyembuhan luka. Dalam penelitian lain tentang

kandungan ekstrak Haruan, Santoso, dkk menyatakan bahwa ekstrak Haruan

mengandung kompoun-kompound esensial untuk sintesis jaringan dan proses

11
penyembuhan luka. Ekstrak Haruan mengandung substansi-substansi yang

dibutuhkan untuk penyembuhan luka, seperti albumin, seng [Zn], tembaga [Cu], dan

besi [Fe]. Albumin merupakan salah satu jenis protein yang membantu proliferasi

fibroblast sehingga sintesis, akumulasi dan remodelling kolagen meningkat. Seng

[Zn] berperan dalam tumbuh-kembang dan replikasi sel [termasuk fibroblast] serta

respon imun. Mineral tembaga [Cu] membantu meningkatkan kadar vascular

endothelial growth factor [VEGF] yang meningkatkan angigenesis. Besi [Fe]

berperan dalam replikasi DNA, Fe juga berperan dalam pembentukan kolagen.

Albumin merupakan salah satu protein yang membantu proliferasi fibroblast.

Pertambahan jumlah fibroblast akan meningkatkan sintesis, akumulasi dan

remodelling kolagen. Semakin banyak fibroblast di daerah yang terluka, sintesis

kolagen akan segera dimulai sehingga proses penyembuhan luka lebih cepat terjadi.

albumin juga berperan dalam pengangkutan oksigen dan mineral [seng, tembaga dan

besi]. Albumin mampu merangsang stimulating growth factor-1 [TGF-1] oleh

makrofag, TGF-1 ini akan meningkatkan migrasi dan proliferasi fibroblast di daerah

perlukaan. Keberadaan fibroblast membantu produksi fibronektin dan pembentukan

kolagen. Selain itu, TGF-1 juga meningkatkan pembentukan jaringan granulasi pada

awal proses penyembuhan luka.

Defisiensi besi dapat menyebabkan anemia, dimana terjadi penurunan suplai

oksigen dan darah ke daerah perlukaan sehingga proliferasi fibroblast, angiogenesis

dan sintesis kolagen terhambat. Zinc berperan penting dalam sintesis protein, kolagen

12
dan proliferasi fibroblast dalam penyembuhan luka. Defisiensi seng akan

memperlambat penyembuhan luka, mengurangi produksi sel-sel kulit dan kekuatan

jaringan luka.

Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah fibroblast rata-rata dalam grup

eksperimental lebih tinggi dibandingkan grup kontrol. Ekstrak Haruan 100% adalah

konsentrasi tertinggi yang mempengaruhi nilai rata-rata fibroblast, dibandingkan

dengan konsentrasi 25% dan 50%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi ekstrak Haruan, pengaruhnya terhadap jumlah fibroblast juga lebih tinggi.

Ekstrak Haruan 100% sangat berpengaruh karena substansi aktif yang membantu

penyembuhan luka lebih banyak dibandingkan ekstrak Haruan 25% dan 50%.

Peningkatan jumlah fibroblast rata-rata dalam ekstrak Haruan 50% lebih kecil

dibandingkan dengan ekstrak Haruan 100%. Karena penambahan aquades dalam

ekstrak Haruan 50%, namun efek ekstrak Haruan 50% lebih tinggi dibandingkan

ekstrak 25% dan aquades, karena kandungan substansi aktif dalam ekstrak Haruan

50% lebih tinggi dibandingkan ekstrak 25% dan aquades.

Ekstrak Haruan 25% menghasilkan nilai mean terendah dan hampir sama

dengan grup aquades. Diduga karena substansi aktif yang terkandung dalam ekstrak

25% lebih sedikit dibandingkan ekstrak 100% dan 50%. Aquades tidak memiliki

kandungan aktif yang bisa mempercepat penyembuhan luka. Beberapa penelitian

13
menunjukkan bahwa penyembuhan luka normal tidak akan terjadi jika kadar albumin

kurang dari 2,0 g/dL.

Penelitian sebelumnya oleh Sura membuktikan bahwa pemberian ekstrak

Haruan 100% per oral bisa membantu proses penyembuhan luka pada kulit belakang

tikus. Konsentrasi ekstrak Haruan dibuat melalui penguapan agar konsentrasi

substansi aktif yang diperoleh lebih tinggi, berbeda dengan penelitian terdahulu yang

menggunakan banyak solvent/pelarut. Menurut Jannate, dkk semakin tinggi

konsentrasinya semakin banyak substansi aktif yang terkandung di dalam ekstrak.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak Haruan

[Channa striata] bisa meningkatkan jumlah fibroblast dalam proses penyembuhan

luka mukosa bukal tikus Wistar, dengan konsentrasi terbaik 100%.

14

Anda mungkin juga menyukai