Penyembuhan Luka
Abstrak
Haruan adalah ikan asli Kalimantan yang memiliki potensi untuk mempercepat penyembuhan luka.
Ekstrak Haruan memiliki kandungan yang substansial, seperti albumin, Zn, Cu, dan Fe yang
mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur pengaruh ekstrak Haruan
terhadap penyembuhan luka mukosa bukal tikus Wistar melalui pemeriksaan histopatologis pada hari
ke-3, 5 dan 7. Ini adalah penelitian eksperimental dengan desain grup post-test dan kontrol. Sampel
terdiri dari 4 grup perlakuan, yaitu grup perlakuan ekstrak Haruan 25%, 50%, 100% dan grup kontrol
yang diberi aquadest selama 7 hari. Jumlah sel fibroblast rata-rata memuncak pada hari ke-7. Jumlah
sel fibroblast rata-rata pada setiap grup, masing-masing, adalah 26.995; 40.500; 49.165; dan 24.945.
Uji ANOVA dua-arah dan Post Hoc Least Significant Difference test menghasilkan selisih yang
bermakna [p < 0.05] antara grup perlakuan ekstrak Haruan dengan kontrol negatif. Kesimpulannya,
dalam proses penyembuhan luka, aplikasi ekstrak Haruan meningkatkan jumlah sel fibroblast secara
bermakna.
PENDAHULUAN
Rongga mulut merupakan salah satu bagian integral tubuh yang sering mengalami
trauma saat melaksanakan fungsinya. Trauma dapat terjadi secara sengaja ataupun
tidak, yang pada akhirnya menyebabkan luka pada mukosa mulut. Perlukaan adalah
perubahan kontinuitas dan anatomi jaringan seluler yang bisa terjadi pada kulit atau
mukosa, serta menghasilkan respon proses penyembuhan luka. Pada dasarnya, proses
penyembuhan luka merupakan suatu proses seluler dan vaskuler yang kompleks, dan
difokuskan pada pemulihan integritas struktur dan fungsi jaringan yang rusak.
Umumnya, penyembuhan luka terdiri dari tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase
1
Fase inflamasi dimulai beberapa menit setelah perlukaan terjadi dan
berlangsung selama 3 hari. Kerusakan, penguraian, dan kerusakan sel atau agen
menyebabkan kerusakan sel dalam proses inflamasi. Makrofag muncul 48-96 jam
pertama pasca perlukaan, kemudian limfosit T muncul pada hari ke-5 dan mencapai
puncaknya pada hari ke-7. Pembentukan jaringan granulasi tejadi dalam fase
proliferatif. Fase ini disebut juga sebagai fase fibroplasia, karena didominasi oleh
proliferasi fibroblast. Fase proliferatif berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai
sekitar akhir minggu ke-3, yang ditandai oleh deposisi matriks ekstraseluler,
angiogenesis, dan epitelialisasi. Fase remodelling adalah fase akhir dari proses
penyembuhan luka dalam jaringan lunak dan terkadang, disebut fase maturasi luka.
Perubahan bentuk, kepadatan, dan kekuatan luka terjadi dalam fase ini.
sintetik utama dalam proses perbaikan dan berperan dalam produksi struktur protein
yang digunakan untuk rekonstruksi jaringan dalam fase proliferatif. Fibroblast berasal
komposisi dasar serat kolagen yang akan menghubungkan tepi-tepi luka. Fibroblast
juga akan membentuk jaringan ikat baru,memperkuat dan menyatukan semua luka
penyembuhan luka.
2
Potensi sumber daya alam dari tumbuhan dan binatang merupakan sumber
daya penting dalam pengembangan obat baru. Sumber daya biologis perairan
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, terutama ikat, namun potensi tersebut
satu jenis sumber daya biologis perairan yang memiliki potensi sebagai obat. Ikan ini
dapat ditemukan di hampir semua pulpa di Indonesia dan memiliki nama masing-
masing di setiap daerah, seperti Kutuk [Jawa], Aruan atau Haruan [Malay, Banjar].
Secara empiris di masyarakat, Haruan dan produknya tidak hanya digunakan sebagai
sumber protein hewani, tapi juga digunakan sebagai obat alternatif tambahan dalam
HIV, pre-eklampsia, sindrom nefrotik, dan nutrisi tambahan bagi lansia, ibu hamil dan
anak-anak.
merupakan salah satu jenis ikan yang kandungan albuminnya cukup tinggi. Albumin
sangat diperlukan oleh tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses
penyembuhan luka. Penelitian lain tentang kandungan ekstrak Haruan oleh Santoso,
esensial bagi tubuh manusia, seperti zinc [Zn], tembaga [Cu], dan Besi [Fe], yang
3
Penelitian ini ditujukan untuk mengukur mekanisme penyembuhan luka
mukosa bukal tikus Wistar pasca administrasi ekstrak Haruan dengan menghitung dan
Ini adalah penelitian random yang hanya memiliki grup post-test dan kontrol saja.
Banjarbaru. Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Medis
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, seperti yang tertera dalam surat No.
077/KEPK-FK UNLAM/EC/VI/2014.
Bahan yang digunakan antara lain, ikan Haruan, aquades, dietileter untuk
anestesi inhalasi, dan bahan-bahan untuk membuat irisan histologis. Alat-alat yang
digunakan antara lain, panci uap, kompor, vacuum rotary evaporator, pipa
erlenmeyer, dan alat-alat untuk membuat irisan histologis. Untuk memperoleh ekstrak
Haruan 100%, dilakukan perebusan ikan Haruan dengan perbandingan ikan Haruan
dengan aquades 1:1, suhu 70oC selama 50 menit kemudian konsentratnya diperoleh
4
Dua puluh empat tikus Wistar jantan, berat 200-250 gr, usia 2-2,5 bulan yang
kondisinya sehat dibagi menjadi 12 grup yang diberi 4 jenis perlakuan, yaitu aquades,
ekstrak Haruan 25%, ekstrak Haruan 50%, dan ekstrak Haruan 100%. Tikus diberi
menggunakan ekskavator half-moon satu kali sehari. Dosis ekstrak Haruan yang
diberikan adalah 10 mL/gr BW kemudian dilakukan dekapitasi pada hari ke3, 5 dan
7.
buffer netral 10% selama 24 jam, kemudian dilakukan pengolahan jaringan dan
kultivasi dalam blok parafin. Blok parafin dipotong dengan ketebalan 5 m dan
diletakkan pada kaca obyek. Deparafinisasi dan dehidrasi jaringan dilakukan pada
field. Data diambil menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk dan homogenisitasnya
menggunakan uji Levene, kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA dua arah
dilanjutkan dengan LSD post hoc test. Nilai p<0.05 dinyatakan bermakna secara
statistik.
5
HASIL
pembesaran 400x. Jumlah fibroblast rata-rata dalam grup aquades, ekstrak Haruan
Dalam Gambar 2, nampak bahwa jumlah rata-rata sel fibroblast dalam semua
grup perlakuan pada hari ke-3, 5 dan 7 lebih tinggi dibandingkan grup kontrol.
Peningkatan jumlah fibroblast rata-rata terjadi di semua kelompok, setiap hari selama
observasi dilakukan. Dalam grup perlakuan, ekstrak Haruan 25% diberi warna biru
dalam diagram, observasi pada hari ke-3 jumlah rata-rata sel Haruan adalah 22.330,
pada hari ke-5 jumlah tersebut bertambah menjadi 25.830, dan jumlahnya memuncak
pada hari ke-7 menjadi 26.995. Dalam grup ekstrak Haruan 50%, jumlah fibroblast
rata-rata pada hari ke-3 adalah 27, bertambah menjadi 36.165 pada hari ke-5 dan pada
hari ke-7 menjadi 40,5. Fibroblast rata-rata dalam grup ekstrak Haruan 100% pada
hari ke-3 adalah 34,33, pada hari ke-5 bertambah menjadi 36.66 dan 49.165 pada hari
ke-7. Dalam diagram, g rup kontrol diberi warna ungu, nampak bahwa jumlah sel
fibroblast rata-rata pada hari ke-3 adalah yang paling sedikit, yaitu 20.945. Pada hari
ke-5 dan 7, jumlah fibroblast rata-rata dalam grup kontrol juga lebih sedikit
dibandingkan grup perlakuan, yaitu 22.165 pada hari ke-5 dan 24.945 pada hari ke-7.
6
nilai yang bermakna, atau p<0.05. Selain itu, juga dilakukan uji homogenitas data
nilai normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji ANOVA dua-arah. Uji
ANOVA dua-arah ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah
dalam grup perlakuan ekstran Haruan 25%, 50% dan 100% serta aquades memiliki
dinyatakan bermakna, dengan nilai 0.002 [p<0.05], artinya, ada perbedaan yang
bermakna pada hari ke-3, 5 dan 7. Meskipun interpretasi interaksi dua-faktor, yaitu:
perlakuan dan hari observasi, memiliki nilai yang bermakna yaitu 0,252, artinya tidak
Pengujian berikutnya adalah Post Hoc LSD untuk mengetahui manakah yang
memberikan hasil bermakna antara hari observasi dengan grup perlakuan. LSD post
hoc test menunjukkan bahwa tidak ada selisih jumlah fibroblast rata-rata yang
bermakna pada hari ke 3 dan 5, dengan nilai p = 0.120 [p>0.05]. Ditemukan jumlah
fibroblast yang bermakna pada hari ke 3 sampai 7, dengan nilai p = 0.001, dan antara
7
hari ke 5 dan 7 dengan nilai p = 0.024 karena nilai signifikansinya p<0.05. jumlah
fibroblast selalu bertambah setiap hari, dari hari ke-3 sampai ke-5 dan memuncak
Uji LSD Post Hoc pada hari ke-3 menunjukkan bahwa ada selisih yang
bermakna antara ekstrak Haruan 100% dengan aquades, nilai p = 0.023 [p<0.05],
ekstrak Haruan 100% dengan ekstrak Haruan 25%, nilai p = 0.036 [p<0.05]. Hasil
yang bermakna pada hari ke-5 ditemukan pada ekstrak Haruan 25% dengan aquadest,
nilai p = 0.018 [p<0.05], ekstrak Haruan 50% dengan 25%, nilai p = 0.046 [p<0.05],
ekstrak Haruan 100% dengan aquadest, nilai p = 0.016 [p<0.05], ekstrak Haruan
100% dengan 25%, nilai p = 0.040 [p<0.05]. Pada hari ke-7, ditemukan hasil yang
bermakna antara eksrak Haruan 50% dengan aquadest, nilai p = 0.20 [p<0.05],
ekstrak Haruan 50% dengan 25%, nilai p = 0.034 [p<0.05]. ekstrak Haruan 00%
dengan aquades, nilai p = 0.005 [p<0.05], ekstrak Haruan 100% dengan 25%, nilai p
0.007 [p<0.05].
Berdasarkan uji LSD Post Hoc dalam grup perlakuan, ditemukan perbedaan
dengan aquades, nilai p 0.000 [p<0.05], ekstrak Haruan 50% dengan 25% nilai p =
0.001 [p<0.05]. Ekstrak haruan 100% dengan aquades juga memberikan selisih yang
bermakna dengan nilai p = 0.000 [p<0.05]. Ekstrak Haruan 100% dengan 25% juga
menghasilkan nilai p = 0.000 [p<0.05], ekstrak Haruan 100% dengan 50%, nilai p =
0.032 [p<0.05]. Ekstrak Haruan 25% dan aquades tidak menghasilkan nilai yang
8
signifikan, 0,262 [p>0.05], artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
perlakuan tersebut.
PEMBAHASAN
baru yang terbentuk sehingga penyembuhan luka lebih cepat. Pada observasi hari ke-
pengamatan hari ke-3, jumlah fibroblast terus bertambah sampai mencapai nilai rata-
rata tertinggi pada hari ke-7. Temuan ini mendukung teori bahwa pada hari ke-3
Jika sel mengalami perlukaan, sel akan pulih kembali melalui proses
penyembuhan. Salah satu elemen yang berperan penting dalam proses penyembuhan
adalah fibroblast. Fibroblast sangat penting bagi proses perbaikan jaringan, yaitu
rekonstruksi jaringan.
tingkat kepadatan sel yang juga meningkatkan pembentukan jaringan baru sehingga
penyembuhan luka lebih cepat. Pada hari ke-3, jumlah fibroblast sangat sedikit,
karena fibroblast baru muncul selama fase proliferatif hari ke 2-3. Segera setelah
9
terjadi perlukaan pada mukosa bukal tikus Wistar, proses penyembuhan dimulai
dengan pembentukan bekuan darah pada permukaan luka. Kemudian, terjadi reaksi
inflamasi pada tepi-tepi luka yang mengindikasikan bahwa fase inflamasi telah
dimulai. Lalu terjadi pembentukan jaringan granulasi pada luka. Secara histologis,
jaringan granulasi ditandai dengan proliferasi fibroblast dan kapiler-kapiler yang baru
terbentuk berdinding tipis dan halus. Selama proses penyembuhan luka, fibroblast
pada jaringan yang mengeliling luka akan aktif, berproliferasi dan memproduksi
platelet derived growth factor [PDGF] dan fibroblast growth factor [FGF]. Selain itu,
ke daerah perlukaan.
membentuk matriks ekstraseluler yang akan mengisi rongga luka dan menjadi
landasan untuk migrasi keratinosit. Fibroblast akan mencerna matriks fibrin dan
Matriks ekstraseluler akan digantikan oleh kolagen tipe III yang juga diproduksi oleh
fibroblast seiring waktu. Dalam fase maturasi, kolagen tipe III diganti oleh kolagen
10
tipe I. Yang menarik tentang fase proliferasi ini, terkadang, seluruh proses tersebut di
atas terhenti. Fibroblast akan segera hilang setelah matriks kolagen mengisi rongga
luka dan pembentukan vaskuler baru akan berkurang akibat apoptosis. Terjadi
kegagalan pengaturan pada tahap ini, yang sampai sekarang dinyatakan sebagai
jumlah fibroblast, dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi aquades.
penting dalam ekstrak Haruan. Beberapa kompoun ekstrak Haruan, antara lain
albumin, besi, seng, dan tembaga, terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka.
Penelitian awal yang dilakukan menggunakan ekstrak Haruan pada suhu 90 oC selama
mg/L], Cu [589 mg/L], dan Fe [1335 mg/L] setelah dilakukan proses ekstraksi selama
5 jam menggunakan rotary. Hasil yang diperoleh dari proses ektraksi selama 1 jam:
albumin [34.146 mg/L], Zn [6,28 mg/L], Cu [0,953 mg/L] dan Fe [0,990 mg/L].
merupakan salah satu jenis ikan yang kaya albumin. Albumin dibutuhkan oleh tubuh
setiap hari, terutama untuk penyembuhan luka. Dalam penelitian lain tentang
11
penyembuhan luka. Ekstrak Haruan mengandung substansi-substansi yang
dibutuhkan untuk penyembuhan luka, seperti albumin, seng [Zn], tembaga [Cu], dan
besi [Fe]. Albumin merupakan salah satu jenis protein yang membantu proliferasi
[Zn] berperan dalam tumbuh-kembang dan replikasi sel [termasuk fibroblast] serta
kolagen akan segera dimulai sehingga proses penyembuhan luka lebih cepat terjadi.
albumin juga berperan dalam pengangkutan oksigen dan mineral [seng, tembaga dan
makrofag, TGF-1 ini akan meningkatkan migrasi dan proliferasi fibroblast di daerah
kolagen. Selain itu, TGF-1 juga meningkatkan pembentukan jaringan granulasi pada
dan sintesis kolagen terhambat. Zinc berperan penting dalam sintesis protein, kolagen
12
dan proliferasi fibroblast dalam penyembuhan luka. Defisiensi seng akan
jaringan luka.
eksperimental lebih tinggi dibandingkan grup kontrol. Ekstrak Haruan 100% adalah
dengan konsentrasi 25% dan 50%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak Haruan, pengaruhnya terhadap jumlah fibroblast juga lebih tinggi.
Ekstrak Haruan 100% sangat berpengaruh karena substansi aktif yang membantu
penyembuhan luka lebih banyak dibandingkan ekstrak Haruan 25% dan 50%.
Peningkatan jumlah fibroblast rata-rata dalam ekstrak Haruan 50% lebih kecil
ekstrak Haruan 50%, namun efek ekstrak Haruan 50% lebih tinggi dibandingkan
ekstrak 25% dan aquades, karena kandungan substansi aktif dalam ekstrak Haruan
Ekstrak Haruan 25% menghasilkan nilai mean terendah dan hampir sama
dengan grup aquades. Diduga karena substansi aktif yang terkandung dalam ekstrak
25% lebih sedikit dibandingkan ekstrak 100% dan 50%. Aquades tidak memiliki
13
menunjukkan bahwa penyembuhan luka normal tidak akan terjadi jika kadar albumin
Haruan 100% per oral bisa membantu proses penyembuhan luka pada kulit belakang
substansi aktif yang diperoleh lebih tinggi, berbeda dengan penelitian terdahulu yang
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak Haruan
14