Anda di halaman 1dari 4

Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat
berat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997 ).
Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :
a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat tinggi
menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk
penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak murni
berupa bubuk.

Ganja
Tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong dan berbulu halus, jumlah jarinya selalu
ganjil, yaitu 5,7,9. Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur dengan
tembakau rokok atau langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. bahan yang digunakan
dapat berupa daun, biji maupun bunga. Dibeberapa daerah Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, pulau Jawa dan lain, akibat dari menggunakan adalah berpariasi
tergantung dari jumlah, jenis cannabis serta waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat
termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit, nafsu makan bertambah, perusakan pada
kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang.
Morphine
Merupakan turunan dari opium yng dibuat secara alamiah yang biaanya dalam dunia medis
digunakan sebagai obat analgetik kuat
Heroine
Heroin dihasilkan dari cairan getah opium poppy yang diolah menjadi morfin kemudian dengan
proses tertentu menghasilkan putauw, dimana putauw mempunyai kekuatan 10 kali melebihi
morfin. Opioid sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Jenis ini memiliki
nama jalanan putauw, black heroin, dan brown sugar ini berbentuk bubuk putih untuk yang
murni, sedangkan heroin yang tidak murni berwarna putih keabuan.
Reaksi dari pemakaian zat ini sangat cepat, yang kemudian timbul rasa ingin menyendiri untuk
menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan rasa percaya diri
hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Mereka mulai membentuk dunia mereka
sendiri. Mereka merasa bahwa lingkungannya adalah musuh. Mulai sering melakukan manipulasi
dan akhirnya menderita kesulitan keuangan yang mengakibatkan mereka melakukan pencurian
atau tindak kriminal lainnya.

b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol.

Petidine
Pethidine adalah obat golongan Analgesik Narkotik. Pethidine digunakan untuk mengobati nyeri
sedang sampai berat, nyeri sebelum operasi, selama dan paska operasi, penanganan nyeri pada
kebidanan.
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ethanol atau komponen sediaan, gangguan kejang dan
koma diabetes, injeksi subarachnoid alkohol dehidrat pada pasien yang menerima antikoagulan,
kehamilan
Dosis dan Cara Pemakaian: Dosis untuk Nyeri Akut: Dewasa: Dosis lazim 50150 mg tiap 4 jam;
Anak: 0,5-2 mg/kg IM/SK: dewasa 25-100 mg; Anak IM 0,5-2 mg/kg IV: pelan-pelan, dewasa
25-50 mg Nyer Kebidanan: SK/IM: 50-100 mg diulang 1-3 jam maksimal 400 mg Pre-operasi:
Dewasa IM: 25-100 mg 1 jam sebelum operasi, anak 0,5-2 mg/kg Post-operasi: Dewasa: SK/IM:
25-100 mg setiap 2-3 jam, Anak IM: 0,5-2 mg/kg.
Efek Samping: Efek pada otot polos mungkin relatif kurang intens dibandingkan dengan morfin
dan sembelit jarang terjadi. Reaksi lokal sering mengikuti injeksi dari petidin, reaksi
hipersensitivitas umum terjadi jarang. Petidin diberikan secara intravena dapat meningkatkan
denyut jantung. Setelah overdosis, gejala umumnya mirip dengan keracunan morfin. Namun,
stimulasi SSP dan kejang-kejang juga dapat terjadi, terutama pada individu toleran atau setelah
dosis berlebih, ini telah dikaitkan terutama untuk metabolit norpethidine.

c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan turunanny.

Codeine
Merupakan turunan dari opioida alamiah.

Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 1997).
Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :
a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk menyebabkan
ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya
seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu
(berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin).

Ekstasi

Sering digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi. tablet ini diproduksi khusus
untuk disalahgunakan yaitu untuk mendapatkan rasa gembira, hilang rasa sedih, tubuh terasa fit
dan segar. Dari kasus-kasus yang ada memperlihatkan bahwa ekstasi dapat memperlemah reaksi
daya tahan tubuh, ada pengaruh terhadap perubahan menstruasi, termasuk ketidak teraturan
menstruasi dan jumlah yang lebih banyak atau amenorhoe (tidak haid). Ekstasi merusak otak dan
memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar
dan berpikir dengan cepat. Terbukti dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati. Pemakai
teratur telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-kasus gangguan kejiwaan

Sabu-sabu

Merupakan kombinasi baru yang sedang laris, berbentuk bubuk mengkilat seperti garam dapur,
shabu berisi metapetamin yang dicampur dengan berbagai psikotropika. Pemakai yang kronis
akan tampak kurus, mata merah, malas mandi, emosi labil, dan loyo. Beberapa kasus
menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu menyebabkan orang menjadi ganas, serta meningkatkan
kepercayaan diri yang tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal

b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan Sindroma
ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : ampetamin dan
metapetamin.

Ampetamin

Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis
seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik. Merupakan zat perangsang sintetik yang
dapat berbentuk tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang digunakan untuk kepentingan medis.
Amfetamin tersedia dalam merk-merk umum dalam bentuk dexamphetamin (dexedrine) dan
pemoline (volisal). Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6 jam dan pemakai dapat secara
tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan tidak bisa konsentrasi, peningkatan
kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan, mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri.
Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan psikosis.
Kematian yang diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin jika
amfetamin disuntikkan.

Metapetamin.

Metamfetamin adalah kelompok obat stimulan sistem saraf pusat yang bisa digunakan untuk
mengobati gangguan hiperaktif (ADHD) atau suatu kondisi yang ditandai dengan gejala perilaku
hiperaktif dan impulsif, mudah terganggu, sulit berkonsentrasi. Metamfetamin bekerja dengan
cara meningkatkan perhatian dan menurunkan tingkat kegelisahan pada penderita (ADHD).

Selain digunakan untuk menangani ADHD, metamfetamin juga digunakan untuk membantu
menurunkan berat badan penderita obesitas. Pada kondisi ini, metamfetamin bekerja dengan cara
menurunkan nafsu makan.

c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.

Flunitrazepam.

Merupakan obat hipnotik yang merupakan turunan dari benzodiazepine yangbiasanya digunakan
untuk mengobati insomnia, sebagai pengantar anestesi umum, pemelihara anastesi

Kontraindikasi :Hipersensitivitas, giperkapni, gangguan pernapasan parah, sleep apnea


syndrome, Ginjal berat dan / atau insufisiensi hati, myasthenia, keracunan etanol akut, hipnotik,
obat penghilang rasa sakit, agen antipsikotik atau antidepresan, menuangkan; kecanduan, sejarah
alkoholisme, kehamilan (terutama saya trimester), laktasi, bayi alami (termasuk bayi yang baru
lahir).

Kehamilan dan menyusui. :Kontraindikasi pada kehamilan (terutama di trimester I). Jika perlu,
gunakan trimester terakhir kehamilan atau selama tahap pertama persalinan harus diperhitungkan,
bahwa bayi dapat mengembangkan hipotensi, hipotermia dan depresi pernafasan. Pada saat
pengobatan harus berhenti menyusui.

Efek samping. :Dari sistem saraf dan organ indera: sakit kepala, pusing, kelelahan, kelemahan,
gangguan konsentrasi, kebingungan, memperlambat reaksi fisik dan mental, kelemahan otot,
paresthesia, anterogradnaya amnesia (Ini bisa disertai dengan perilaku aneh), disorientasi saat
bangun, reaksi paradoks (alarm, halusinasi, perangsangan, sifat lekas marah, sikap agresif,
igauan, cocok kemarahan, mimpi buruk, kegilaan), gangguan tidur, kantuk di siang hari,
manifestasi depresi laten, kelelahan, ataxia, diplopia, kejang, Fenomena efek lanjutan.

Lain: leukopenia, agranulositosis, kesulitan bernapas, gipotenziya, pencernaan yg terganggu,


ruam kulit, angioedema, retensi urin, perubahan libido.

d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam.

Diazepam

CARA KERJA OBAT :


Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi
neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf
pusat. Dimetabolisme menjadi metabolit aktif yaitu N-desmetildiazepam dan oxazepam.
Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 1 2 jam pemberian oral. Waktu paruh bervariasi
antara 20 50 jam sedang waktu paruh desmetildiazepam bervariasi hingga 100 jam,
tergantung usia dan fungsi hati.

INDIKASI :

Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai terapi tambahan untuk
meringankan spasme otot rangka karena inflamasi atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian
motorik serebral, paraplegia). Digunakan juga untuk meringankan gejala-gejala pada
penghentian alkohol akut dan premidikasi anestesi.

KONTRA INDIKASI :

Penderia hipersensitif

Bayi dibawah 6 bulan

Wanita hamil dan menyusui

Depress pernapasan

Glaucoma sudut sempit

Gangguan pulmoner akut

Keadaan Phobia

Anda mungkin juga menyukai