Ratna Indriawat
07 februari 2013
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
3. Serabut C, juxtacapillary reseptor pada parenchyma paru dan dinding bronchus. Rangsang
berupa mekanik dan kimia. Respon berupa pernafasan dangkal, sekresi mukus, batuk,
penurunan frekuensi denyut jantung.
Eferen :
1. parasimpats (Vagal): muskarinik-cholinergic : bronchokonstriksi,vasodilatasi pulmoner, dan
sekresi mukus
3. nonadrenergic noncholinergic sistem dengan berbagai transmitter (AMP, nitric oxide (NO),
substansi P, vasoaktf intestnal amine (VIP), respon berupa bronchodilatasi.
Surfaktans
Surfaktan merupakan bahan aktf permukaan dalam air, yang berart bahwa surfaktan sangat
menurunkan tegangan permukaan air. Surfaktan disekresikan oleh sel-sel epitel penyekresi surfaktan
khusus yang disebut sel epitel alveolus tipe II, dan kira-kira merupakan 10% dari seluruh daerah
permukaan alveoli. Sel-sel ini berbentuk granular, mengandung inklusi lipid yang disekresi di surfaktan ke
dalam alveoli.
Surfaktan merupakan campuran kompleks dari beberapa fosfolipid, protein, dan ion. Komponen yang
paling pentng adalah fosfolipid dipalmitoilfosfatidilkolin, apoprotein surfaktan, dan ion kalsium.
Fungsi surfaktans:
1. Mengurangi tegangan permukaan cairan yang melapisi alveoli dari 50 dyne/cm tanpa surfaktans
menjadi 5-30 dyne/cm ada surfaktans
2. Jika tdak ada surfaktans: diperlukan tekanan negatf pleura -20 sampai -30 mmHg untuk
mencegah pengempisan paru
- Jika alveolus kecil, surfaktans terkumpul sehingga tegangan permukaan sangat menurun
mencegah pengecilan diameter alveolus
- Jika alveolus mengembang, surfaktans tersebar tpis maka tegangan permukaan lebih
besar mencegah pembesaran alveolus
Mencegah akumulasi cairan edema dalam alveoli. Penurunan tegangan permukaan mencegah
penarikan air ke dalam alveolus alveolus tetap kering.
- jika alveolus kecil, tekanan intra alveolus meningkat mendapat sedikit aliran udara
- jika alveolus besar, tekanan lebih rendah mendapat aliran udara yang lebih banyak
Alveolus kecil makin kecil, tekanan tnggi, alveolus besar makin besar, tekanan rendah difusi tdak
efektf
Compliance gabungan paru-thoraks: 0.13 liter/cm air = vol. Paru mengembang 130 ml setap
tekanan alveolus ditngkatkan 1cm air
4. Kelemahan Neuromuskuler
Contoh penyakit paru obstruktif : asthma, emphysema, bronchits khronis, bronchiectasis, stenosis
trachea, paralisa pita suara.
Penyakit paru obstruktif kronik (COPD) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai
oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi
utamanya. Bronchitis kronik, emfisema paru, dan asma bronchial membentuk
kesatuan yagn disebut COPD.
Waktu istrahat
Otot pernafasan kurang mampu melakukan kerja mekanis (emfisema berat, obesitas)
JARI TABUH
Jari tabuh adalah perubahan bentuk ujung jari tangan dan kaki yang khas sehingga tampak
menggelembung. Tanda fisik ini nyata dan pentng karena merupakan tanda dari beberapa keadaan yang
serius. Penyakit paru (sepert karsinoma bronkogenik, bronkiektasis, abses dan Tuberkulosis paru)
merupakan penyebab utama dari jari tabuh (70 80 % kasus). Penyakit kardiovaskular (sepert pirau
intrakardia congenital dan infeksi endokardits) merupakan penyakit kedua sebagai penyebab jari-jari
tabuh (10 15% kasus); sedangkan 5% sampai 10% kasus jari-jari tabuh disebabkan oleh penyakit kronik
saluran cerna, termasuk penyakit hat.
SIANOSIS
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah
absolute Hb tereduksi (Hb yang tak berikatan dengan O 2). Sianosis dapat tanda insufisiensi pernafasan,
meskipun bukan merupakan tanda yang dapat diandalkan.
Sianosis Sentral
Disebabkan oleh insufisiensi oksigenasi Hb dalam paru, dan paling mudah diketahui pada wajah, bibir,
cuping telinga, serta bagian bawah lidah. Sianosis biasanya tak diketahui sebelum jumlah absolute Hb
tereduksi mencapai 5 g per 100 ml atau lebih pada seseorang dengan konsentrasi Hb yang normal
(saturasi oksigen [SaO2] kurang dari 90%). Jumlah normal Hb tereduksi dalam jaringan kapiler adalah 2,5
g per 100 ml. Pada orang dengan konsentrasi Hb yang normal, sianosis akan pertama kali terdeteksi pada
SaO2 kira-kira 75% dan PaO2 50 mmHg atau kurang.
Penderita anemia (konsentrasi Hb rendah) mungkin tak pernah mengalami sianosis walaupun mereka
menderita hipoksia jaringan yang berat karena jumlah absolute Hb tereduksi kemungkinan tdak dapat
mencapai 5 g per 100 ml. sebaliknya, orang yang menderita polisitemia (konsentrasi Hb yang tnggi)
dengan mudah mempunyai kadar Hb tereduksi 5 g per 100 ml walaupun hanya mengalami hipoksia yang
ringan sekali.
Factor-faktor lain yang menyulitkan pengenalan sianosis adalah variasi ketebalan kulit, pigmentasi dan
kondisi penerangan.
Sianosis perifer
Selain sianosis yang disebabkan oleh insufisiensi pernafasan (sianosis sentral), akan terjadi sianosis
perifer bila aliran darah banyak berkurang sehingga sangat menurunkan saturasi darah vena, dan akan
menyebabkan suatu daerah menjadi biru. Sianosis perifer dapat terjadi akibat insufisiensi jantung,
sumbatan pada aliran darah, atau vasokonstriksi pembuluh darah akibat suhu yang dingin.
Sejumlah kecil methemoglobin atau sulfhemoglobin dalam sirkulasi dapat menimbulkan sianosis,
walaupun jarang terjadi.
Penyebab hipoksia
1. Oksigenasi darah di dalam paru yang tdak memadai karena keadaaan ekstrinsik
a. Kekurangan oksigen dalam atmosfer
b. Hipoventlasi (gangguan neuromuskular)
2. Penyakit paru
a. Hipoventlasi karena peningkatan tahanan saluran nafas atau penurunan komplians paru
b. Kelainan rasio ventlasi-perfusi alveolus (termasuk peningkatan ruang rugi fisiologis atau
pintasan fisiologis)
c. Berkurangnya difusi membrane pernafasan
3. Pintasan vena ke arteri (pintasan jantung kanan ke kiri)
4. Transport oksigen yang tdak memadai oleh darah ke jaringan
a. Anemia atau hemoglobin abnormal
b. Penurunan sirkulasi umum
c. Penurunan sirkulasi lokal (perifer, serebral, pembuluh darah koroner)
d. Edema jaringan
5. Kemampuan jaringan untuk menggunakan oksigen tdak memadai
a. Keracunan enzim oksidasi selular
b. Penurunan kapasitas metabolic selular untuk menggunakan oksigen, karena toksisitas,
defisiensi vitamin, atau factor-faktor lain.
Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali dikeluarkan adalah udara dalam ruang
Effects of Hypoxia
rugi, sebelum on the
udara Body
alveoli sampai ke udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi
Hipoksia, bila cukup berat, dapat menyebabkan kematan sel-sel seluruh tubuh, tetapi pada derajat yang
kurang berat terutama akan mengakibatkan :
HIPOKSEMIA
Istlah hipoksemia menyatakan nilai PaO 2 yang rendah dan seringkali ada hubungannya dengan hipoksia,
atau oksigenasi jaringan yang tdak memadai. Hipoksemia tak selalu disertai dengan hipoksia jaringan.
Atelektasis
Embolus paru
Hipertensi paru
Infark miokardium
Hipoksemia karena masalah difusi noksigen yang menembus alveolus kapiler atau edema ruang
intertsium alveolae-kapiler
Trauma dada
Kaki dan tangan terasa panas dan berkeringat (ok vasodilatasi perifer)
HIPOKAPNEA
Kehilangan CO2 dari paru yang berlebihan (hipokapnea) akan terjadi apabila terjadi hiperventlasi
(ventlasi dalam keadaan kebutuhan metabolism meningkat untuk membuang CO 2).
Penyebab hiperventlasi :
Kegelisahan
Trauma serebral
Pusing
Palpitasi
Kedutan otot
ATELEKTASIS
Meskipun atelektasis sebenarnya bukan merupakan penyakit, tetapi ada kaitannya dengan penyakit
parenkim paru. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tdak sempurna dan menyiratkan art
bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tdak mengandung udara dan kolaps. Atelektasis tmbul
karena alveoli menjadi kurang berkembang atau tdak berkembang.
Atelektasis primer :
Jenis atelektasis
Atelektasis tekanan diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada semua bagian paru atau bagian
dari paru, sehingga mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps. Sebab-sebab yang
paling sering adalah efusi pleura, pneumotoraks, atau peregangan abdominal yang mendorong
diafragma ke atas. Atelektasis tekanan lebih jarang terjadi dibandingkan dengan atelektasis
absorpsi.
Hilangnya surfaktan dari rongga udara terminal menyebabkan kegagalan paru untuk
mengembang secara menyeluruh dan disebut sebagai mikroatelektasis. Hilangnya surfaktan
merupakan keadaan yang pentng baik pada sindrom distress pernafasan akut (ARDS) (dewasa)
maupun bayi.
Terjadi bila :
dinding dada tertusuk atau terbuka,karena tekanan atmosfer > tekanan yang
menahan paru (tekanan pleura)
Atelektasis absorpsi
Obstruksi saluran nafas menghambat masuknya udara ke dalam alveolus yang terletak distal
terhadap sumbatan. Udara yang sudah terdapat dalam alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi
sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus kolaps. (untuk mengembangkan alveolus yang kolaps
total diperlukan tekanan udara yang lebih besar, sepert halnya seseorang harus meniup balon
lebih keras pada waktu mulai mengembangkan balon). Atelektasis absorpsi dapat disebabkan
oleh obstruksi bronkus instrinsik atau ekstrinsik. Obstruksi bronkus instrinsik paling sering
disebabkan oleh secret atau eksudat yang tertahan. Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya
disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah bening, aneurisma atau jaringan parut.
faktor risiko:
Obstruksi aliran udara melalui bronkus yang mengaliri suatu kelompok alveolus
tertentu
Tirah baring>>
Semua jenis infeksi mengaktfkan respon imun dan peradanganterjadi pembengkakan dan
edema jaringan.
Pulmonary edema
Edema paru terjadi dengan cara yang sama sepert edema di tempat lain dalam tubuh. Factor apapun
yang menyebabkan tekanan cairan interstsial paru meningkat dari kisaran negatve menjadi kisaran
positf akan menyebabkan pengisian cepat sejumlah besar cairan bebas pada ruang interstsial paru dan
alveoli.
1. Gagal jantung sisi kiri atau penyakit katup mitral, dengan konsekuensi peningkatan tekanan vena
paru dan tekanan kapiler paru, dan ruang interstsial serta alveoli menjadi banjir.
2. Kerusakan pada membrane kapiler paru, yang disebabkan oleh infeksi sepert pneumonia atau
terhirupnya bahan-bahan yang berbahaya sepert gas klorin atau gas sulfur dioksida. Masing-
masing menyebabkan kebocoran protein plasma dan cairan secara cepat keluar dari kapiler dan
masuk ke ruang interstsial paru serta alveoli.
Pleural effusion
Efusi pleura berart terjadi pengumpulan sejumlah besar cairan bebas dalam ruang pleura. Keadaan ini
analog dengan cairan edema dalam jaringan, dan dapat disebut sebagai edema rongga pleura.
Penyebab efusi adalah sama dengan yang menyebabkan edema pada jaringan lain, yaitu :
Alhamdulillaaaah..
Referensikuu :