Anda di halaman 1dari 48

MODUL PRAKTIK PROFESI

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KELUARGA

TIM PENYUSUN :

Ns. Miko Eka Putri, S.Kep, M.Kep


Ns. Mila Triana Sari, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

2014-2015

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami haturkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala


Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan modul
keperawatan keluarga ini. Salawat dan Salam kami sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses pembuatan modul ini terutama kepada:
1. Ketua STIKBA Jambi selaku pembina dan penanggungjawab
2. Ns. Mila Triana Sari, S.Kep, M.Kep sebagai Puket I (Akademik) yang
memberikan bimbingan dalam penyusunan modul ini.
3. Ns. Hj. Rahmah, S.Pd, S.Kep, M.Biomed sebagai Ka.Prodi NERS yang
turut membantu dalam penyusunan modul ini.

Modul ini merupakan media yang dibuat khusus untuk praktik


profesi keperawatan Prodi NERS STIKes Baiturrahim Jambi. Modul ini dibuat
dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa NERS untuk melaksanakan
praktik asuhan keperawatan keluarga. Modul ini Keperawatan Keluarga ini
dilengkapi dengan kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa yakni,
konsep keluarga, format pengkajian dan petunjuk pengisian format
pengkajian, format diagnosa keperawatan keluarga prioritas, format
intervensi, format implementasi, format evaluasi, laporan pendahuluan
kunjungan keluarga dan format penilaian keluarga yang disusun secara
sistematik.
Penulis merasa modul ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran sehingga modul ini dapat sempurna
di kemudian hari.
Jambi, Desember 2014
Penulis

.....................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
BOBOT : 2 SKS
KODE : PIK 106

A. DESKRIPSI MATA AJAR


Mata ajar keperawatan keluarga termasuk dalam cabang
ilmu keperawatan komunitas, yang mana mata kuliah yang akan
dipraktekkan berbarengan dengan mata ajar keperawatan komunitas
pada praktik profesi keperawatan. Praktik profesi keperawatan
keluarga ini memiliki beban 3 SKS dan akan diaplikasikan melalui
praktik profesi keperawatan.
Fokus mata ajar keperawatan keluarga menjelaskan tentang
pemberian pelayanan/ asuhan keperawatan dalam pencegahan
primer, sekunder dan tersier terhadap keluarga di masyarakat
dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, resiko dan potensial.
Mata ajar ini mempersiapkan mahasiswa dengan penerapan yang
terkait dengan konsep keluarga, tahap perkembangan keluarga dan
asuhan keperawatan keluarga dalam menyelesaikan masalah
keperawatan yang muncul sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar keluarga yang dapat diatasi dengan intervensi
keperawatan keluarga.
Pelayanan keperawatan keluarga juga merupakan pelayanan
holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai
fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi tindakan keperawatan dengan memobilisasi sumber-sumber
dari profesi lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor
lain di komunitas. Sasaran pelayanan keperawatan keluarga terdiri
dari keluarga sehat, keluarga risiko tinggi/ rawan kesehatan, maupun
keluarga yang memerlukan tindak lanjut pelayanan kesehatan.
Praktik belajar ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan kepada keluarga. Praktik klinik
keperawatan keluarga ini merupakan aplikasi dari mata kuliah
keperawatan keluarga yang dipelajari sebelumnya sehingga
mahasiswa mampu untuk menerapkan secara nyata kepada keluarga
3
berdasarkan tahap perkembangannya demi meningkatkan
kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarganya sehingga
derajat kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

B. KOMPETENSI MATA AJAR


1. Kompetensi Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada
keluarga sesuai dengan tahap perkembangan keluarga.
2. Kompetensi Pendukung
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga
b. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah
berdasarkan tahap perkembangan keluarga binaan sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga
c. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan keperawatan
berdasarkan masalah yang ada keluarga binaan sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga
d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan
keperawatan kepada keluarga binaan sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari rencana
keperawatan yang telah dilakukan kepada keluarga binaan
sesuai dengan tahap perkembangan keluarga
f. Mahasiswa mampu menganalisa issu tentang keperawatan
keluarga dan mampu menghubungkan dampak issu tersebut
pada perkembangan keperawatan keluarga.

C. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Sasaran Pembelajaran Utama
Apabila mendapat kasus keluarga sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga di komunitas, mahasiswa mampu
memberi asuhan keperawatan kepada keluarga sesuai dengan
konsep dan melalui tahap dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi keluarga.

4
2. Sasaran Pembelajaran Penunjang
a. Apabila mendapat kasus keluarga pasangan baru menikah
(keluarga pemula) di komunitas, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga pasangan
baru menikah sesuai dengan konsep dasar dan melalui
langkah-langkah dalam pemberian asuhan keperawatan.
b. Apabila mendapat kasus keluarga yang sedang menanti
kelahiran di komunitas, mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan bagi keluarga yang sedang menanti
kelahiran sesuai dengan konsep dasar dan melalui langkah-
langkah dalam pemberian asuhan keperawatan.
c. Apabila mendapat kasus keluarga yang sedang mengasuh anak
(child bearing) di komunitas, mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan bagi keluarga yang sedang mengasuh
anak (0 bulan-30 bulan) sesuai dengan konsep dasar dan
melalui langkah-langkah dalam pemberian asuhan
keperawatan.
d. Apabila mendapat kasus keluarga dengan anak usia
prasekolah (2,5-5 tahun) di komunitas, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga dengan usia
prasekolah sesuai dengan konsep dasar dan melalui langkah-
langkah dalam pemberian asuhan keperawatan.
e. Apabila mendapat kasus keluarga dengan anak sekolah (6-12
tahun) di komunitas, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan bagi keluarga dengan usia sekolah sesuai dengan
konsep dasar dan melalui langkah-langkah dalam pemberian
asuhan keperawatan.
f. Apabila mendapat kasus keluarga dengan anak remaja (13-20
tahun) di komunitas, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan bagi keluarga dengan anak usia remaja sesuai
dengan konsep dasar dan melalui langkah-langkah dalam
pemberian asuhan keperawatan.
g. Apabila mendapat kasus keluarga dengan anggota keluarga
dewasa muda yaitu anak pertama hingga anak terakhir telah
meninggalkan rumah di komunitas, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga dengan anak
5
usia dewasa sesuai dengan konsep dasar dan melalui langkah-
langkah dalam pemberian asuhan keperawatan.
h. Apabila mendapat kasus keluarga usia pertengahan yaitu anak
terakhir telah meninggalkan rumah di komunitas, mahasiswa
mampu memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga
dengan anak usia dewasa sesuai dengan konsep dasar dan
melalui langkah-langkah dalam pemberian asuhan
keperawatan.
i. Apabila mendapat kasus keluarga usia tua yaitu saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal, mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan bagi keluarga dengan anak usia dewasa
sesuai dengan konsep dasar dan melalui langkah-langkah
dalam pemberian asuhan keperawatan.

6
BAB II
PROSES BIMBINGAN

A. WAKTU dan TEMPAT


Praktik keperawatan keluarga ini bersamaan dengan praktik
komunitas, dimana mahasiswa ditempatkan di satu RT atau RW di suatu
kelurahan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pelaksanaan praktik profesi keperawatan keluarga dilaksanakan
selama 4 minggu (24 hari). Hari dinas praktek mahasiswa adalah hari
senin s.d sabtu. Mahasiswa wajib praktek dinas selama 8 jam dalam satu
hari (jam 7.30-15.30 WIB). Apabila terpotong dg hari libur, jumlah hari
praktek tetap harus dipenuhi (24 hari).

B. METODE BIMBINGAN
1. Pre dan Post konferens (setiap hari baik ada atau tanpa pembimbing)
2. Bimbingan (waktu ditentukan oleh pembimbing/ sewaktu-waktu)
3. Ujian Supervisi (di pertengahan atau di akhir siklus)
4. Home Visite ( Kunjungan Rumah ) yang ditentukan dikemudian hari

C. STRATEGI BIMBINGAN PRAKTIK PROFESI NERS


1. Bimbingan dilakukan 2-3 kali dalam 1 minggu
2. Pembimbing akan memantau kegiatan mahasiswa di keluarga
3. Pembimbing akan melakukan kunjungan untuk ujian supervisi ke
keluarga binaan mahasiswa secara langsung.
4. Bimbingan bisa sewaktu-waktu dilakukan di kampus bila perlu*

D. KEGIATAN MAHASISWA
Kegiatan mahasiswa selama praktik adalah sebagai berikut :
1. Laporan terdiri dari (di tulis tangan):
a. Laporan pendahuluan
Setiap sebelum melakukan kunjungan ke keluarga binaan atau ke
keluarga resume untuk melakukan pengkajian, mahasiswa harus
membuat laporan pendahuluan. Format LP dapat dilihat di
lampiran. LP akan dikoreksi pembimbing setiap bimbingan.

7
b. Laporan keluarga binaan lengkap
Mahasiswa mendokumentasikan proses keperawatan keluarga
secara komprehensif.
Data pengkajian keluarga lengkap, analisis data, skoring prioritas
masalah, rencana keperawatan keluarga, catatan perkembangan
keluarga (implementasi dan evaluasi askep).
c. Laporan resume keluarga binaan
Mahasiswa wajib membina 1 keluarga binaan (keluarga resume)
selain keluarga binaan wajib. Laporan keluarga dibuat secara
ringkas dan di tulis tangan (lihat lampiran).
d. Lampiran
Mahasiswa wajib melampirkan lembar balik, leaflet atau booklet
(sejenisnya) dalam laporan atau dokumentasi baik foto ataupun
video.

Minggu ke-1 Mahasiswa :


Serah terima mahasiswa dengan kelurahan dan
masyarakat (komunitas)
Melaksanakan temu kenal dengan masyarakat
Menentukan satu keluarga binaan dan satu
keluarga resume yang akan digunakan dalam
penerapan asuhan keperawatan
Membuat laporan pendahuluan kasus keluarga
Melaksanakan pengumpulan data dan
pengkajian umum pada keluarga
Melakukan pengkajian khusus berdasarkan 5
tugas kesehatan keluarga pada kasus keluarga
yg dijadikan keluarga binaan

Pembimbing :
melakukan preconference pada mahasiswa
menghadiri acara temu kenal dg keluarga bila
perlu
melakukan bimbingan pada mahasiswa
mengecek kelengkapan Laporan Pendahuluan

Minggu ke-2 Mahasiswa :


menganalisis data, merumuskan diagnosis

8
keperawatan dan menentukan skala prioritas
masalah
membuat rencana keperawatan
Melakukan Intervensi/ mengimplementasikan
rencana asuhan keperawatan pada keluarga
binaan dan resume
Pembimbing :
mendampingi dan membimbing mahasiswa
dalam melakukan pengkajian sampai
menentukan intervensi keperawatan.
Melakukan Home Visite / Kunjungan rumah

Minggu ke-3 Mahasiswa :


melaksanakan implementasi asuhan
keperawatan keluarga lanjut
mengevaluasi asuhan keperawatan yang sudah
diintervensi
Melengkapi laporan
Menyelesaikan 3 diagnosa Keperawatan yang
telah ditegakkan.
Pembimbing :
mendampingi mahasiswa melakukan kegiatan
implementasi asuhan keperawatan sekaligus
mengevaluasinya
supervisi keluarga binaan mahasiswa

E. METODE EVALUASI
1. Pre dan Post Konferens : 10%
2. Ujian Supervisi : 30%
3. Laporan lengkap : 30%
4. Sikap : 10%
5. Absensi : 10%
6. Presentasi hasil askep : 10%
100%

9
F. TATA TERTIB
1. Persentase kehadiran mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan
praktek Profesi Ners harus 100% (absen setiap hari senin-sabtu, 6
hari seminggu dlm sebulan=18 hari)
2. Kehadiran kurang dari 100% maka mahasiswa harus mengganti di
waktu yang lain (kelompok selanjutnya)
3. Mahasiswa harus mengisi absen yang telah diberikan oleh
pendidikan
4. Mahasiswa tidak diizinkan meninggalkan tempat praktik dalam
waktu yang lama untuk keperluan tertentu tanpa seizin
pembimbing.
5. Selama berlangsungnya praktik profesi, mahasiswa harus menjaga
nama baik almamater.
6. Mahasiswa tidak diizinkan libur kecuali hari minggu atau hari libur
besar.
7. Mahasiswa wajib mengenakan seragam yang telah ditetapkan oleh
institusi pendidikan (baju putih dan celana/ rok hitam, jilbab putih
(model dan warna jilbab seragam) serta mengenakan atribut
lengkap, sepatu hitam dan almamater pada saat melakukan
kunjungan ke keluarga.
8. Mahasiswa harus membawa nursing kit.
9. Mahasiswa harus mengikuti pre dan post konferens ada atau tanpa
adanya pembimbing kemudian wajib dilaporkan setiap kali
kunjungan pembimbing.
10. Mahasiswa harus membuat kontrak dengan keluarga sebelum
pembimbing supervisi ke keluarga binaan mahasiswa masing-
masing.

Ka. Prodi NERS Koord. MK. Kep. Keluarga

Ns. Hj. Rahmah, S.Pd, S.Kep, M.Biomed Ns. Miko Eka Putri, S.Kep,M. Kep
NIDN 1029048404

10
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian
1. Who (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga, saling berhubungan, melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
2. Friedman (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
3. Bailon & Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dalam perannya dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
4. Duval
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi. Kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial setiap anggota.
5. UU kependudukan No. 10 Th. 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas suami-istri,
suami-istri-anak, ayah-anak, ibu-anak serta anggota keluarga yang lain
yang tinggal serumah.
6. UU Kesehatan No. 23 Th 1992
Keluarga adalah kumpulan orang yang tinggal serumah baik yang
mempunyai hubungan darah atau tidak.

CIRI KELUARGA (BURGESS, 1992)


a. Kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan
b. Tinggal bersama dalam satu rumah
c. Berinteraksi dan berkomunikasi
d. Punya kebiasaan/ kebudayaan yang berasal dari masyarakat,
mempunyai keunikan tersendiri.

11
KARAKTERISTIK KELUARGA

1. Terdiri atas dua individu atau lebih yang diikat dengan hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasa hidup bersama atau bila berpisah selalu kontak
antara satu dengan yang lainnya.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu dengan yang lain dan masing-masing
punya peran sosial, suami, istri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya dan
perkembangan fisik, psikologi dan sosial budaya.

B. Tipe Keluarga
1. Tradisional
a. Keluarga inti : suami-istri-anak
b. Keluarga Dyad : suami-istri tanpa anak
c. Single Parent : satu orang tua (ayah / ibu dengan anak)
d. Single Adult : orang dewasa hidup sendiri
e. Keluarga besar (extended family) :1,2,3 generasi dalam satu rumah
tangga
f. Keluarga usila : suami& istri usia pertengahan atau usila, anak sudah
pisah
g. Jaringan keluarga besar : dua keluarga inti atau lebih dari kerabat
primer atau anggota yang tidak menikah hidup hidup berdekatan dalam
geografis dan tukar menukar barang atau jasa.
2. Non Tradisional
a. Keluarga orang tua yang tidak menikah atau perkawinan yang sah
menurut hukum dan mempunyai anak.
b. Pasangan kumpul kebo : pasangan yang hidup bersama tanpa menikah
c. Keluarga Gay / Lesbian : orang-orang yang berjenis kelamin sama yang
hidup bersama sebagai pasangan menikah.
d. Keluarga dengan orang tua mempunyai anak tanpa menikah biasanya
ibu dan anak saja.

12
SIFAT HUBUNGAN DALAM KELUARGA

1. Suami-istri
2. Orang tua-anak
3. Anak-anak
4. Kakek-nenek-cucu
5. Antar anggota keluarga yang lain dalam satu kelompok.

PERAN KELUARGA
AYAH : sebagai
1. Suami : mengasihi, melindungi, setia sebagai teman hidup
2. Pemimpin keluarga : bertanggungjawab, menjadi teladan
3. Pendidik untuk anak-anak, membimbing, menuntun, mengayomi
4. Pencari nafkah utama.

IBU : sebagai
1. Istri : mengasihi, menghormati, mitra suami, setia, dan berbakti
2. Pendidik : mengasuh, membesarkan, dan mendidik
3. Pengelola rumah tangga : mengatur agar tata tertib, lancar dan
menciptakan rasa aman dan tentram.

FAKTOR PENGHAMBAT KELANCARAN FUNGSI AYAH-IBU :


1. Pergeseran nilai/norma di masyarakat, rutinitas dan hilang keakraban.
2. Ayah dan ibu sibuk bekerja di luar rumah
3. Pengalaman masa lampau, ancaman keharmonisan rumah tangga
4. Belum menghayati peran ayah dan ibu
5. Kurang siap pasangan dalam melakukan peran masing-masing/ kurang
dewasa.

C. Tahap Perkembangan Keluarga


No Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan
1 Keluarga Baru Menikah Membina hubungan intim yang
memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga
lain, teman dan kelompok sosial
Mendiskusikan rencana memiliki
anak
2 Keluarga sedang Mempersiapkan menjadi orang tua
13
mengasuh anak (anak Adaptasi dengan perubahan adanya
tertua adalah bayi sampai anggota keluarga, interaksi keluarga,
umur 30 bulan) hubungan seksual dan kegiatan
Mempertahankan hubungan dalam
rangka memuaskan pasangannya

3 Keluarga dengan anak usia Memenuhi kebutuhan anggota


pra sekolah (anak tertua keluarga, misal kebutuhan tempat
berumur 2,5 hingga 5 tinggal, privasi dan rasa aman
tahun) Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir sementara kebutuhan anak yang
lain (tua) juga harus terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang
sehat baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak (biasanya
keluarga mempunyai tingkat
kerepotan yang tinggi)
Pembagian tanggungjawab anggota
keluarga.
Merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.

4 Keluarga dengan anak usia Membantu sosialisasi anak terhadap


sekolah (anak tertua lingkungan luar rumah, sekolah dan
berumur 6 hingga 12 lingkungan lebih luas
tahun) Mempertahankan keintiman
pasangan
Memenuhi kebutuhan yang
meningkat, anak termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.

5 Keluarga dengan anak Memberikan kebebasan yang


remaja (anak tertua seimbang dan bertanggung jawab
berumur 13 hingga 20 mengingat remaja adalah seorang
tahun) dewasa muda dan mulai memiliki
14
otonomi
Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua
Mempersiapkan perubahan sistem
peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan
Tumbang anggota keluarga

6 Keluarga melepaskan anak Memperluas jaringan keluarga dari


dewasa muda (semua keluarga inti menjadi keluarga besar
anak meninggalkan Mempertahankan keintiman
rumah) pasangan
Membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat
Menerima kepergian anaknya
Menciptakan lingkungan yang dapat
menjadi contoh bagi anak-anaknya
Menata kembali fasilitas & sumber yg
ada pada keluarga

7 Keluarga usia pertengahan Punya lebih banyak waktu &


(anak terakhir kebebasan dalam mengolah minat
meninggalkan rumah sosial dan waktu santai
hingga pensiunan). Mempertahankan kesehatan individu
dan pasangan
Memelihara hubungan/ kontak
dengan anak & keluarga
Meningkatkan keakraban pasangan
Persiapan masa tua/ pensiun

8 Keluarga usia lanjut (mulai Mempertahankan suasana kehidupan


dari pensiun hingga rumah tangga yang saling
pasangan yang meninggal) menyenangkan pasangannya
Adaptasi dengan perubahan yang
akan terjadi : kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga
Mempertahankan keakraban

15
pasangan dan saling merawat
Melakukan life review masa lalu

TUGAS KESEHATAN KELUARGA


Tugas kesehatan keluarga adalah bagian penting dari fungsi keluarga yakni fungsi
perawatan kesehatan, meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

KELUARGA SEBAGAI SISTEM


Sistem adalah kumpulan dari beberapa bagian fungsional yang saling
berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Alasan kenapa keluarga disebut sebagai suatu sistem adalah sbb :
1. Keluarga mempunyai subsistem : anggota, fungsi, peran, aturan, budaya, dan
lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga.
2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar-subsistem
3. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi
supra-sistemnya.
Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri atas kumpulan dua
orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri saling
berhubungan dan tergantung antar individu. Seperti pada umumnya suatu sistem,
keluarga juga mempunyai komponen sistem.

Lingkungan

Input Proses Output

Umpan Balik

Gambar 1. Komponen dalam sistem keluarga


16
Keterangan gambar :
1. Input : terdiri atas anggota keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga,
aturan dari lingkungan (masyarakat) sekitar (luar), budaya, agama, dsb.
2. Proses : merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga.
3. Output : hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga : perilaku
sosial, perilaku kesehatan, perilaku keagaman, perilaku sebagai warga negara
dan yang lain.
4. Umpan balik (Feedback) : sebagai pengontrol dalam input dan proses yang
berasal dari perilaku keluarga yang ditampakkan pada lingkungan/
masyarakat di sekitarnya.

Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat


dikelompokkan sbb :
1. Keluarga sebagai sistem terbuka.
Suatu sistem yang mempunyai kesempatan dan mau menerima atau
memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya.
2. Keluarga sebagai sistem tertutup
Suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan dan kurang mau
menerima atau memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya.

Masyarakat Luas

Komunitas

Sistem Sistem
Kesehatan Kesehatan

Keluarga
dengan
Karakteristik
k
Sistem
Kesehatan Sistem
Kesehatan
Sistem
Yang lain

Gambar 2. Keluarga sebagai sistem mempengaruhi suprasistem (masyarakat)

17
Tabel 1. Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem
No Karakter Sistem terbuka Sistem tertutup
keluarga
1 Pola Langsung, jelas, Tidak Langsung, tidak jelas,
Komunikasi spesifik, tulus, tidak spesifik, tidak selaras,
Keluarga jujur, tanpa sering menyalahkan, kacau,
hambatan. membingungkan.

2 Aturan Hasil Ditentukan tanpa


Keluarga musyawarah, tak musyawarah, tidak sesuai
tertinggal zaman, dengan perkembangan,
berubah sesuai mengikat, tidak sesuai
kebutuhan kebutuhan.
keluarga.

Bebas Pendapat terbatas


mengeluarkan
pendapat

3 Perilaku Sesuai dengan Memiliki sifat melawan,


anggota kemampuan kacau, tidak siap (selalu
keluarga keluarga, memiliki tergantung), tidak
kesiapan, mampu berkembang.
berkembang sesuai
kondisi.
Harga diri : Harga diri :kurang percaya
percaya diri diri (ragu-ragu) dan kurang
meningkat dan mendapat dukungan untuk
mampu mengembangkan diri.
mengembangkan
dirinya.

18
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data umum
1. Kepala Keluarga (Inisial) :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Pekerjaan Kepala Keluarga :
5. Pendidikan Kepala Keluarga :
6. Komposisi Keluarga :
Status Imunisasi K
Hub.
N Pendidik- B Hepatitis DPT Polio e
Nama JK Dengan Umur Cam
o An C t
KK 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 pak
G

7. Genogram :
a. Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
b. Umur anggota keluarga ditulis pada simbol
c. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol
d. Paling sedikit disusun tiga generasi

Simbol-simbol yang bisa digunakan :

5 : Laki-Laki 6 : Perempuan

5 6
: menikah : klien

: cerai

: meninggal

: tinggal satu rumah

19
8. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe/ bentuk keluarga beserta masalah
yang terjadi dengan jenis tipe/ bentuk keluarga tersebut.

9. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Identifikasi
bagaimana menyikapi perbedaan yang terjadi dalam keluarga dan
bagaimana keluarga beradaptasi terhadap perbedaan tersebut,
apakah berhasil atau tidak dan kesulitan-kesulitan apa yang masih
dirasakan sampai saat ini sehubungan dengan proses adaptasi
tersebut.

10. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan. Apakah berasal dari agama dan
kepercayaan yang sama atau tidak. Kalau tidak, bagaimana proses
adaptasi dilakukan dan bagaimana hasilnya.

11. Status Sosial Ekonomi


Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan oleh
kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya. Selain itu status
ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga. Jumlah pengeluaran setiap bulan. Apakah keluarga
memiliki tabungan.

Tingkat sosial ekonomi keluarga :


a. Adekuat : bila keluarga mampu memenuhi kebutuhan primer
maupun sekunder dan keluarga mempunyai tabungan.
b. Marginal : bila keluarga tidak mempunyai tabungan, tetapi dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c. Miskin : bila keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari
d. Sangat Miskin : bila keluarga membutuhkan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
20
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sma untuk mengunjungi tempat rekreai tertentu, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktifitas rekreasi. Seberapa sering rekreasi dilakukan dan apa
kegiatan yang dilakukan baik oleh keluarga secara keseluruhan
maupun oleh anggota keluarga. Eksplorasi perasaan keluarga
setelah berekreasi,, apakah keluarga puas atau tidak. Rekreasi
dilakukan perasaan untuk memperkokoh dan mempertahankan
ikatan keluarga, memperbaiki perasaan masing-masing anggota
keluarga curah pendapat/ sharing, menurunkan ketegangan dan
untuk bersenang-senang.

II. Riwayat dan Perkembangan Keluarga


13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti yang dikaji berdasarkan tahap
perkembangan keluarga Duvall . Dan jelaskan tugas-tugas keluarga
sesuai dengan tahap perkembangannya. Contoh : keluarga Tn. A
mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak
ke-2 berumur 4 tahun. Maka keluarga Tn. A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

14. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi. Apa usaha yang dilakukan oleh keluarga
dan apa hasil yang diperoleh dari usaha tersebut. Tanyakan
apakah keluarga puas dengan hasil yang telah dicapai. Bila belum
puas, apa rencana selanjutnya.

15. Riwayat Keluarga Inti


Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga terbentuk. Contoh :
apakah pacaran sebelum menikah, dijodohkan, terpaksa, dll.
Riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
21
keluarga perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan. Tanyakan apa keluhan yang dirasakan oleh setiap
anggota keluarga saat ini (tulis semua kata-kata yang dilontarkan
oleh keluarga).

16. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
dan istri (keluarga orangtua asal) sebelum membentuk keluarga
sampai saat ini.

III. Pengkajian lingkungan


17. Karakteristik Rumah
a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
dll) dan luas rumah. Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah ini.
3m
Kamar Dapur Kmr
WC
Tidur Tidur
Sumur

Kmr Tdr Ruang Tamu

b. Jelaskan kondisi rumah. Interior rumah meliputi jumlah


ruangan dan tipe ruang (ruang tamu, kamar tidur, dll),
penggunaan ruang-ruang tsb dan bagaimana ruang tsb diatur.
Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot. Apakah
penerangan, fentilasi, lantai, tangga, susunandalam kondisi
adekuat.
Contoh : rumah terdiri dari ruang tamu, 4 kamar tidur, kamar
mandi, took dan sebuah gudang. Dibagian depan terdapat
teras yang dilengkapi dengan satu meja kursi yang terbuat dari
22
rotan. Penataan perabotan dalam rumah terkesan tidak rapid
an sempit, ventilasi dirasa kurang dan penerangan cukup,
lantai dari keramik, tembok permanen, kuat dan dapat
melindungi suhu dingin maupun gangguan keamanan yang
lain. Untuk kamar tidur paling depan ventilasi dan penerangan
sudah adekuat sedangkan untuk kamar-kamar yang lain
penerangan terkesan kurang.

c. Jelaskan kondisi di dapur, amati suplai air minum,


penggunaan alat-alat masak, pengamanan untuk kebakaran.
Contoh : dapur terkesan bersih namun cukup sempit hanya bisa
dilalui satu orang, sumber air bersih dari PAM, alat masak
lengkap dan bersih karena setiap selsesai dipakai selalu dicuci,
tidak terdapat alat pengamanan untuk kebakaran.
Penempatan alat-alat dapur tidak terjangkau oleh anak kecil
sehingga tidak membahayakan.

d. Jelaskan kondisi kamar mandi, jenis septic tank, jarak septic


tank dengan sumber air minum, amati sanitasi, air, fasilitas
toilet,ada tidaknya sabun dan handuk, kondisi lantai kamar
mandi, bak mandi dikuras berapa kali seminggu, apakah
terdapat jentik-jentik nyamuk.

e. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah pengaturan tsb


memadai bagi para anggota keluarga, dengan pertimbangan
usia mereka, hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus
mereka lainnya.
Contoh : hunian tempat tidur untuk satu kamar dihuni
maksimal 2 orang, privasi orng yang ada di kamar terjamin
karena memiliki pintu dan kunci.

f. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah


ada sebuan serangga-serangga kecil atau masalah sanitasi
yang disebabkan oleh kehadiran binatang piaraan. Apakah
ada kandang ternak, berapa jarak antara kandang ternak
dengan rumah.
23
g. Kaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap keluarga
rumah. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga
merasakan privasi mereka memadai. Apakah keluarga
menanggapi rumahnya memadai bagi mereka.
Contoh: keluarga mengatakan bahwa mereka merasa aman
tinggal dalam rumah dan dapat melakukan kegiatan dengan
leluas srta tidak merasa terganggu orang lain dari luar.
Keluarga merasa aman karena sudah ada pagar dan pintu
yang kuat.

h. Kaji ada tidaknya bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah/


lingkungan.
Contoh : rumah relative aman dari resiko kecelakaan ataupun
ancaman kriminal. Rumah dikelilingi pagar permanen, pintu
kuat dan jalan di depan rumah relative sepi dan jarang dilalui
kendaraan besar sehingga resiko kecelakaan kecil terjadi.

i. Kaji pembuangan sampah keluarga.

j. Kaji perasaan puas/ tidaknya dari anggota keluarga secara


keseluruhan dengan pengaturan/ penataan rumah.
Contoh: anggota keluarga merasa puas dengan penataan
rumah karena menyadari rumahnya sempit.

Diagnosa Kep : Gangguan Penatalaksanaan Rumah

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga meliputi urban,
suburban, pedesaan, hunian, industry, agraris, bagaimana
keamanan jalan yang digunakan. Karakteristik komunitas
setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, atura/,
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masyarakat. Umumnya
tingkat kepadatan penduduk, stabil/ tidak, pelayanan kesehatan/
pelayanan sosial yang ada dan tingkat kriminalitas yang terjadi.

24
19. Mobilitas Geografis
Mobilitas keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat. Tinggal di daerah sekarang sudah berapa
lama dan apakah sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan
setempat.

20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan untuk keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada serta
sejauhmana interaksi keluarga dengan ada. Bagaimana persepsi
keluarga terhadap masyarakat sekitar dan keterangan lain yang
dapat menunjang data.
Diagnosa Kep : Isolasi Sosial, Menarik Diri.

21. Sistem Pendukung Keluarga


Yang termasuk system pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, siapa yang sering merawat anggota
keluarga yang sakit, fasilitas-fasilitas yang ada untuk menunjang
kesehatan. Jaminan kesehatan keluarga. Fasilitas mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas atau dukungan dari masyarakat setempat.
Contoh fasilitas : toga, kendaraan yang dapat menjangkau
Yankes, P3K, dll.

IV. Struktur keluarga


22. Pola Komunikasi Keluarga
Menjelaskan mengenai cara/ pola berkomunikasi antar anggota
keluarga.
Pola komunikasi :
Fungsional : apabila komunikasi secara efektif, proses komunikasi
berlangsung 2 arah dan saling memuaskan kedua belah pihak.
Disfungsional : apabila komunikasi tidak focus pada 1 ide
pembicaraan sehingga pesan tidak jelas, apabila bertahan pada
tempatnya masing-masing dan tidak dapat menerima pendapat
orang lain, sehingga pembicaran menjadi buntu/ tidak berkembang

25
serta ada pesan penting yang ditutupi padahal penting untuk
dibicarakan.
Diagnosa Kep :Gangguan Komunikasi Verbal

23. Struktur Kekuatan Keluarga


Bagaimana proses pengambilan keputusan, siapa yg dominan
membuat keputusan, yang memutuskan dalam penggunaan
keuangan, yang memutuskan dalam pekerjaan atau tempat tinggal,
yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak. Model kekuatan
pengambil keputusan :
Konsensus : apabila perbedaan masih dapat disatukan, merupakan
proses pengambilan keputusan yang paling sehat.
Akomodasi : apabila perbedaan tidak dapat disatukan (tawar-
menawar, kompromi, paksaan).
Defacto : apabila keputusan diserahkan pada yang melaksanakan.
Contoh : KB. Bagaimana hasil keputusan akhir, memuaskan/ tidak,
bila tidak apa yang dilakukan. Kesimpulannya bagaimana
kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
Diagnosa Kep : Konflik Keputusan

24. Struktur Peran


Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal (suami, istri, ayah, ibu, anak-anak, saudara, dsb)
maupun informal (pengharmonis, penyalah, pendamai, dominator,
keras kepala dan bagaimana pelaksanaannyabagaimana peran ini
dilaksanakan. Contoh : ibu berperan sebagai ayah. Yang telah
meninggal.
Diagnosa Kep. : Berduka yang diantsipasi, berduka
disfungsional, isolasi sosial, perubahan proses keluarga,
perubahan parenting, perubahan peran, gangguan citra
tubuh.

25. Nilai dan Norma Keluarga


Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga
terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Bagaimana nilai
26
dan norma menjadi suatu keyakinan dan dinterpretasikan dalam
bentuk perilaku (norma). Apakah perilaku ini dapat diterima oleh
masyarakat.
Diagnosa Kep : Konflik Nilai

V. Fungsi keluarga
26. Fungsi Afektif
Bagaimana anggota keluarga mempersiapkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan psikososial (membentuk sifat-sifat
kemanusiaan, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku,
kemampuan menjalin hubungan yang akrab, menumbuhkan
konsep diri yang positif). Hal yang perlu dikaji : gambaran diri
anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
Diagnosa Kep : Gangguan proses keluarga, gangguan
parenting, berkabung yang disfungsional, koping keluarga
tidak adekuat.

27. Fungsi Sosialisasi


Hal yang perlu dikaji : bagaimana membesarkan anak, siapa yang
bertanggungjawab mensosialisasikan anak, adakah budaya-budaya
yang mempengaruhi pola pengasuhan, ada masalah dalam
memberikan pola pengasuhan dan bagaimana keamanan dalam
memberikan pengasuhan. Sosialisasi dilakukan dimulai dari lahir
sampai meninggal karena sosialisasi merupakan proses belajar
yang menghasilkan perubahan perilaku respon terhadap situasi
(tumbuh kembang keluarga dan tumbuh kembang anak), yang
terpola secara sosial. Apakah keluarga memiliki masalah dalam
mengasuh anak, apakah lingkungan rumah memadai untuk anak
bermain sesuai tahap perkembangan.

28. Fungsi Perawatan Kesehatan


Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
27
Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga yaitu :
a. Keluarga mampu mengenal maslah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan


pemenuhan tugas perawatan keluarga :
1). Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan. Hal yang perlu dikaji: sejauhmana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari maslah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.

2). Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan


dalam melakukan tindakan kesehatan yang tepat. Hal yang
perlu dikaji :
a). Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai
sifat dan luasnya masalah.
b). Apakah kesehatan keluarga dirasakan keluarga
c). Apakah keluarga menyerah terhadap masalah yang
dialami
d). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
e). Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap
masalah kesehatan
f). Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada

28
g). Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan
h). Apakah keluarga mendapat informasi kesehatan dari
petugas kesehatan

3). Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota


keluarga yang sakit. Hal yang perlu dikaji :
a). sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya
(sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara
perawatan)
b). sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan keperawatan yang dibutuhkan
c). sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
yang diperlukan untuk keperawatan
d). sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber
keluarga yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggungjawab, sumber keuangan atau
financial, fasilitas fisik, psikososial)
e). bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

4). Keluarga mampu memnciptakan lingkungan yang dapat


meningkatkan kesehatan. Hal yang perlu dikaji :
a). sejauhmana keluarga mempunyai sumber-sumber
keluarga yang dimiliki
b). sejauhmana keluarga melihat keuntungan/ manfaat
pemeliharaan lingkungan
c). sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene
sanitasi
d). sejauhmana sikap, pandangan keluarga terhadap higiene
sanitasi
e). sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan
penyakit
f). sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

5). Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang


terdapat di lingkungan setempat. Hal yang perlu dikaji :
29
a). sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan
b). sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas dan fasilitas kesehatan
c). apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
baik terhadap petugas kesehatan
d). apakah fasilitas kesehatan terjangkau oleh keluarga

29. Fungsi Reproduksi


Hal yang perlu dikaji :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan berapa jumlah anak
c. Metode apa yang digunakan dalam upaya pengendalian jumlah
anak
d. Pola hubungan seksual
Diagnosa Kep : perubahan pola seksualitas, disfungsi
seksual

30. Fungsi Ekonomi


Hal yang perlu dikaji :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber fasilitas yang ada
di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga

VI. Stress dan koping keluarga


31. a. Stressor Jangka Pendek
stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang bisa diselesaikan dalam waktu 6 bulan.
b. Stressor jangka Panjang
stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang bisa diselesaikan dalam waktu lebih dari 6 bulan.
32. Kemampuan Keluarga Berespon
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga berespon terhadap
situasi/ stressor jangka panjang dan pendek.
30
33. Strategi Koping yang Digunakan
Strategi koping konstruktif yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.

34. Strategi Adaptasi Disfungsional


Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Diagnosa Kep : koping individu tidak efektif, koping
keluarga tidak efektif : melemah ; koping keluarga tidak
efektif : ketidakmampuan.

VII. Harapan keluarga terhadap


Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

VIII. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan fisik Nama anggota keluarga


( semua anggota keluarga yg sakit yg
tinggal serumah )

1. Keadaan Umum
BB :
TB :

2. Kepala :
Mata
Hidung
Mulut
Telinga

3. Leher :
JVP
Kelenjar Tiroid

4. Dada :
Mamae
Inspeksi
Palpasi
31
Paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

5. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

6. Genitalia
Inspeksi
7. Ekstremitas Atas
Inspeksi
Palpasi
Ekstremitas bawah
Inspeksi
Palpasi

32
FORMAT ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O PENUNJANG KEPERAWATAN
1 DS :

DO :

DS :
2
DO :

3 DS :

DO :

33
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah data dianalisis, mahasiswa akan menemukan lebih dari satu


masalah dan harus ada masalah yang ditangani terlebih dahulu dengan
menyusun prioritas masalah keluarga.
No Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah 1
Aktual sakit/ kurang 3
sehat
Resiko/ Ancaman 2
kesehatan
Krisis/ Potensial/ 1
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah 2
dapat diubah
Dengan Mudah 2
Hanya Sebagian 1
Tidak dapat diubah 0
3 Potensial masalah 1
dapat dicegah
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat, 2
harus segera
ditangani
Ada masalah, 1
tetapi tidak perlu
segera ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan


keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas
(skala baylon dan Maglaya) sebagai berikut :

34
Tentukan skor untuk tiap kriteria
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
SKOR = Nilai X Bobot
Angka Tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua criteria
Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Penentuan prioritas sesuai dengan 4 kriteria skala :


1. Kriteria 1 : yaitu sifat masalah, kelompok tidak/ kurang sehat diberi
bobot lebih tinggi karena masalah tsb memerlukan tindakan segera
dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
a. Kurang/ Tidak Sehat yaitu kegagalan dalam memantapkan
kesehatan :
Keadaan sakit (sesudah atau sebelum diagnosa)
Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
sesuai dengan pertumbuhan normal.
b. Ancaman Kesehatan
Keadaan yang memungkinkan keadaan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Penyakit keturunan seperti asma, DM, dsb
Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular,
seperti TBC, Gonore, Hepatitis, dsb
Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai
dengan kemampuan sumber daya keluarga
Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu curam,
benda tajam diletakkan sembarangan tempat.

35
Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota
keluarga
Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain: Hubungan
keluarga tidak harmonis, Hubungan orang tua dan anak yang
tegang, Orang tua yang tidak dewasa.
Sanitasi lingkungan yang buruk diantaranya ventilasi kurang
baik, sumber air minum tidak memenuhi syarat, polusi udara,
tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat,
tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber air
minum, kebisingan.
Kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok,
minuman keras, makan obat tanpa resep, makan daging
mentah, hygiene perseorangan jelek.
Sifat kepribadian yang melekat misalnya pemarah
Riwayat persalinan sulit
Peran yang tidak sesuai misalnya anak wanita memainkan
peran ibu karena ibunya meniggal
Imunisasi anak yang tidak lengkap

c. Situasi Krisis/ keadaan sejahtera : diberi bobot lebih rendah


karena faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan
bagi keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik.
Perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi
orang tua, penambahan anggota keluarga (bayi), abortus,
anak masuk sekolah, anak remaja, kehilangan pekerjaan,
kematian anggota keluarga, pendah rumah.

36
2. Kriteria 2 yaitu kemungkinan masalah dapat diubah. Perhatikan
terjangkaunya factor-faktor sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah
b. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
dan waktu
d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan sokongan masyarakat

3. Kriteria 3 yaitu potensial masalah dapat dicegah. Factor-faktor yang


perlu diperhatikan adalah :
a. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan beratnya
penyakit/ masalah.
b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
terjadinya masalah.
c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah
d. Adanya kelompok High Risk atau kelompok yang sangat rawan
akan menambah potensi untuk mencegah masalah
4. Kriteria 4 yaitu menonjolnya masalah
Perawat perlu menilai persepsi cara keluarga melihat atau menilai
mengenai beratnya masalah kesehatan tersebut serta mendesaknya
masalah untuk diatasi.

37
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Tujuan Kriteria Standar Intervensi


Keperawatan Umum Khusus

KET :
1. Tulis diagnosa keperawatan keluarga
Contoh : perilaku kekerasan thd remaja pada An X keluarga Tn. M b.d
ketidakmampuan keluarga mengekspresikan marah secara konstruktif.
2. Tujuan umum : hasil yang ingin diharapkan dari tindakan keperawatan
yang akan dilakukan (mengatasi problem)
Contoh : setelah dilakukan 6 kali kunjungan rumah, diharapkan perilaku
kekerasan di keluarga hilang.
3. Tujuan khusus : hasil yang ingin diharapkan dari tindakan keperawatan
yang akan dilakukan (mengatasi etiologi)
Contoh : setelah dilakukan 2 kali kunjungan rumah setiap 45 menit,
diharapkan keluarga mampu mengenal marah yang konstruktif dalam
keluarga
4. Rencana evaluasi
Kriteria :
Contoh : menjelaskan pengertian marah yang konstruktif
Menjelaskan sifat marah yg konstruktif dalam keluarga
Standar :
Contoh : marah yg konstruktif adalah ..............
Sifat marah yg konstruktif : a. ........
b. ........
c. .........

38
5. Intervensi :
Contoh : 1.1 diskusikan dg keluarga ttg pengertian marah yg konstruktif
1.2 tanyakan kembali pd keluarga ttg pengertian marah yg
konstruktif
1.3 beri pujian atas jawaban keluarga yg tepat

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA
TUJUAN TANGGAL
NO KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
KHUSUS WAKTU
KELUARGA

Ket :
1. Tujuan khusus : sama dengan tujuan khusus pada renpra kep. Keluarga
2. Implementasi : kalimat aktif dari intevensi kep. Keluarga
3. Evaluasi : evaluasi S O A P (Subjektif, Objektif, Analisis, Planning)

39
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESUME

I. Pengkajian
Tuliskan data keluarga yang teridentifikasi pada hari kunjungan (here in
now) sampai dengan menggali persepsi keluarga tentang 5 tugas
kesehatan keluarga terkait dengan masalah yang teridentifikasi. Apabila
tidak ditemukan data here in now maka lakukan pengkajian sesuai dengan
fungsi keluarga.

II. Diagnosa Keperawatan

III. Tujuan Khusus


Sebutkan secara detail sesuai dengan prinsip SMART. Spesifik ,
Measuarable (terukur), Analitic, Relevan, Time.

IV. Implementasi
Tuliskan secara detail kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa
bersama keluarga untuk mencapai tujuan khusus.
Misalnya : menjelaskan kepada keluarga menggunakan lembar balik
tentang perawatan anak demam yaitu mengistirahatkan anak,
memberikan minum air putih yang banyak pada anak, memberi kompres
hangat pada anak.

V. Evaluasi
Evaluasi ditunjukkan dengan kriteria SOAP.

40
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pokok Bahasan
2. Sub Pokok Bahasan
3. Sasaran
4. Waktu
5. Tempat
6. Hari/Tanggal
7. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
b. Tujuan Instruksional Khusus
8. Kegiatan Belajar Mengajar / Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan Kegiatan
Penyuluh Sasaran

Pembukaan
1 10 Menit

Pelaksanaan
2 45 Menit

Penutup
4 10 Menit

9. Metode
10. Media
11. Materi
12. Evaluasi
a. Evaluasi Persiapan / Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
13. Daftar Pustaka
Ttd
Penyuluh,

...............................

41
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Kunjungan Ke :.................. Hari / Tanggal :.......................


Inisial KK :.................. Lokasi :.......................

a. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Tuliskan data keluarga baik yang adaptif maupun maladaptif yang
menjadi justifikasi kunjungan mahasiswa pada hari tersebut. Sertakan
analisa konsep yang berkaitan dengan data.

2. Data Yang Perlu Dikaji


Tuliskan data-data yang menurut mahasiswa perlu ditambahkan untuk
menegakkan diagnosa keperawatan.

3. Masalah Keperawatan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
2. Tujuan Umum
Tuliskan tujuan umum yang akan dicapai pada hari kunjungan.
3. Tujuan Khusus
Jelaskan secara detail sesuai dengan prinsip SMART (Spesifik, Dapat
diukur, dapat dicapai, relevan, batas waktu)

III. Rancangan Kegiatan


1. Topik :
2. Metode :
3. Media :
4. Waktu :
5. Tempat :
6. Sasaran :
7. Target :

42
8. Strategi Pelaksanaan :
a. Fase Orientasi :
i. Mengucap salam
ii. Memperkenalkan diri
iii. Menjelaskan tujuan kungjungan
iv. Memvalidasi keadaan keluarga
b. Fase Kerja :
i. Mengidentifikasi masalah kesehatan
ii. Menjelaskan informasi terkait masalah kesehatan keluarga
iii. Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
c. Fase Terminasi
i. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
ii. Mengucapkan salam
9. Kriteria Evaluasi
i. Keluarga mampu menjelaskan kembali informasi yang
disampaikan perawat.

......................... , ..................................
Mahasiswa

................................................

43
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

FORMAT PENILAIAN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa :
NPM :

NO Penampilan Keterampilan Bobot Ya Tidak Keterangan


1 Fase Orientasi 20
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Memperkenalkan dosen
pembimbing
d. Menjelaskan tujuan
e. Membuat kontrak waktu
2 Fase Kerja 60
a. Mampu memperhatikan
terhadap masalah saat ini
(here in now) dan mampu
memodifikasi rencana
sesuai dg masalah yg
dihadapi saat ini.
b. Penggunaan media yang
tepat.
c. Menggali pengetahuan
keluarga
d. Memberi reinforcement
positif
e.Memberikan pendidikan
kesehatan dengan bahasa
yang dapat dimengerti
oleh keluarga
f. Menggunakan media yang
tepat dan dapat dibaca
dengan jelas oleh keluarga
g.Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
h. Memberi jawaban
44
yang tepat dan mudah
dimengerti oleh keluarga

3 Fase Terminasi 20
a. Mengevaluasi secara
subjektif
b. Mengevaluasi secara
objektif
c. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
menyimpulkan
d. Membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
e. Menutup pertemuan
dengan mengucapkan
salam
Total 100
................... , .................................

Pembimbing

...................................
NPP.

45
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa :
NPM :

No Aspek Penilaian Nilai Ket.


1 Pengkajian (20)
Menetapkan data dasar yang lengkap
1. Data umum
2. Riwayat dan perkembangan keluarga
3. Pengkajian keluarga
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan koping keluarga
7. Harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada
8. Pemeriksaan fisik

2 Diagnosa Keperawatan (20)


1. Analisa data
2. Skoring data
3. Menyertakan keluarga dalam
membuat rencana keperawatan
4. Penetapan diagnosa keperawatan

3 Perencanaan (20)
1. Tujuan umum tepat
2. Tujuan khusus tepat (SMART)
3. Kriteria dan standar perencanaan
tepat
4. Intervensi yang tepat

4 Implementasi Kep. (20)


1. Menyertakan keluarga dalam
melaksanakan intervensi kep.
2. Menggunakan teknik yang tepat
dalam melaksanakan intervensi kep.
3. Menggunakanstrategi pendidikan
kesehatan

46
4. Mendemonstrasikan keterampilan
komunikasi yang efektif
5. Mendiskusikan konsep kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang
adekuat
6. Berperan sebagai koordinator
dengan mengidentifikasi,
emngartikan, memulai dan
memelihara hubungan antara
pelayanan yang ada.

5 Evaluasi (20)
1. Evaluasi subjektif tepat
2. Evaluasi objektif tepat
3. Analisis berdasarkan evaluasi
subjektif dan objektif tepat
4. Perencanaan lanjutan tepat

............. , ......................................

Pembimbing

..................................
NPP.

47
FORMAT EVALUASI PENAMPILAN PRESENTASI KELUARGA

Kelompok/ mahasiswa :

NO Penampilan Keterampilan Bobot Ya Tidak Keterangan


1 Penyaji mempersiapkan 10
presentasi dengan baik
2 Tujuan persentasi 5
dikemukakan dengan baik
3 Penyaji menerangkan 15
konsep/ informasi dengan
jelas
4 Penyaji membuat kesimpulan 15
konsep/ informasi yang telah
disampaikan sebelum
menyajikan konsep yang
baru
5 Lingkungan sangat 5
mendukung untuk diskusi
6 Penyaji mendorong teman- 10
tamannya untuk diskusi
dengan baik
7 Pembagian waktu diatur 10
dengan tepat
8 Pemakaian audiovisual dan 5
materi persentasi digunakan
dengan tepat
9 Issue masalah selama 15
persentasi didiskusikan dan
dianalisa secara tepat
10 Tingkat kepuasan dengan 10
penyajian
...................... , ..........................................
Pembimbing

..........................................
NPP.

48

Anda mungkin juga menyukai