Ketentuan-ketentuan baru
Tabel 1.1
Batas Administrasi Kabupaten Bekasi Menurut Kecamatan
No Kecamatan Ibukota Luas (Ha.)
1 Setu Ciledug 6,216
2 Serang Baru Sukasari 6,380.00
3 Cikarang Pusat Sukamahi 4,760.00
4 Cikarang Selatan Sukadami 5,174.00
5 Cibarusah Cibarusah Kota 5,039.00
6 Bojongmangu Bojongmangu 6,006.00
7 Cikarang Timur Jatibaru 5,131.00
8 Kedungwaringin Kedungwaringin 3,153.00
9 Cikarang Utara Cikarang Kota 4,330.00
10 Karang Bahagia Karangbahagia 4,610.00
11 Cibitung Wanasari 4,530.00
12 Cikarang Barat Telaga Asih 5,369.00
13 Tambun Selatan Tambun 4,310.00
14 Tambun Utara Sriamur 3,442.00
15 Babelan Babelan Kota 6,360.00
16 Tarumajaya Pantai Makmur 5,463.00
17 Tambelang Sukarapih 3,791.00
18 Sukawangi Sukawangi 6,719.00
19 Sukatani Sukamulya 3,752.00
20 Sukakarya Sukakarya 4,240.00
21 Pebayuran Kertasari 9,634.00
22 Cabangbungin Lenggahjaya 4,970.00
23 Muaragembong Pantai Mekar 14,009.00
Total 127,388.00
Sumber: - Perda Kab. Bekasi No. 26/Th. 2001
Tabel 1.2
2
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk per km Tahun 2007
Luas Penduduk
Kepadatan
No Kecamatan Wilayah 2
Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa/km )
(Ha)
1 Setu 6,216 39,442 38,334 77,776 1,251
2 Serang Baru 6,380 32,006 31,162 63,168 990
3 Cikarang Pusat 5,174 20,996 20,838 41,834 878
4 Cikarang 4,760 42,195 40,190 82,385 1,592
Selatan
5 Cibarusah 5,131 31,484 29,558 61,042 1,211
6 Bojongmangu 5,369 12,390 12,301 24,691 411
7 Cikarang Timur 4,330 38,011 36,748 74,759 1,457
8 Kedungwaringin 5,039 26,728 25,496 52,224 1,656
9 Cikarang Utara 6,006 83,256 79,290 162,546 3,754
10 Karang Bahagia 3,153 39,540 38,411 77,951 1,691
11 Cibitung 4,610 74,587 71,263 145,850 3,220
12 Cikarang Barat 4,530 81,585 76,046 157,631 2,936
13 Tambun 4,310 175,650 170,130 345,780 8,023
Selatan
14 Tambun Utara 3,442 45,807 44,414 90,221 2,621
15 Bebelan 6,360 76,189 72,943 149,132 2,345
16 Tarumajaya 5,463 42,907 40,585 83,492 1,528
17 Tambelan 6,719 17,775 17,344 35,119 926
18 Sukawangi 3,791 21,210 20,762 41,972 625
19 Sukatani 3,752 32,632 31,707 64,339 1,715
20 Sukakarya 4,240 22,471 21,857 44,328 1,045
21 Pebayuran 9,634 47,304 45,745 93,049 966
22 Cabangbungin 4,970 24,713 24,285 48,998 986
23 Muaragembong 14,009 18,483 17,695 36,178 261
Kabupaten Bekasi 127,388 1,047,361 1,007,104 2,054,465 42,088
Sumber : Kabupaten Bekasi dalam Angka 2007
Tabel 1.3
Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2006
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 85.400 78.491 163.891
5-9 109.354 100.623 209.977
10-14 104.124 96.887 201.011
15-19 93.006 90.273 183.279
20-24 115.514 128.606 244.120
25-29 113.311 125.554 238.865
30-34 110.268 107.176 217.444
35-39 90.824 80.951 171.775
40-44 68.914 59.480 128.394
45-49 47.111 39.820 86.931
50-54 38.139 30.148 68.287
55-59 21.592 18.883 40.475
60-64 19.471 18.120 37.591
65-69 10.977 11.908 22.885
70-74 10.145 10.762 20.907
75 + 9.541 9.422 18.968
Jumlah 1.047.691 1.0007.104 2.054.795
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bekasi Tahun 2007
Data penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2007, jumlah penduduk 2,054,795 jiwa,
terdiri dari 1,047,691 laki-laki dan 1,007,104 perempuan. Komposisi usia
penduduk adalah sebagai berikut:
Rincian struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kabupaten Bekasi
diperlihatkan pada Tabel 1.4. Piramida penduduk diperlihatkan pada Gambar
1.2. Jika dilihat dari bentuk piramida tersebut, maka penduduk Kabupaten Bekasi
didominasi oleh golongan usia produktif, mencapai 67,19%. Fakta ini di satu
pihak merupakan potensi bagi Kabupaten Bekasi dalam hal tenaga kerja, namun
di pihak lain juga dapat menjadi masalah karena jumlah angkatan kerja yang
besar menuntut penyediaan lapangan kerja yang besar pula.
Tabel 1.4
Struktur Penduduk Kabupaten Bekasi
Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007
Kelompok
Laki - laki Perempuan Jumlah %
Umur
0-4 85,400 78,491 163,891 7.98
5-9 109,354 100,623 209,977 10.22
10 - 14 104,124 96,887 201,011 9.78
15 - 19 93,006 90,273 183,279 8.92
20 - 24 115,514 128,606 244,120 11.88
25 - 29 113,311 125,554 238,865 11.62
30 - 34 110,268 107,176 217,444 10.58
35 - 39 90,824 80,951 171,775 8.36
40 - 44 68,914 59,480 128,394 6.25
45 - 49 47,111 39,820 86,931 4.23
50 - 54 38,139 30,148 68,287 3.32
55 - 59 21,592 18,883 40,475 1.97
60 - 64 19,471 18,120 37,591 1.83
65 - 69 10,977 11,908 22,885 1.11
70 -74 10,145 10,762 20,907 1.02
75 + 9,541 9,422 18,963 0.92
Total 1,047,691 1,007,104 2,054,795 100
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bekasi Tahun 2007
Gambar 1.2
Piramida Penduduk Kabupaten Bekasi
Tahun 2007
Tabel 1.5
Perkiraan Luas Areal Genangan Banjir di Kabupaten Bekasi
Pertanian Tambak Permukiman
No Kecamatan
(Ha) (Ha) (Ha)
1 Muara Gembong 1.282 8.910 -
2 Cabang Bungin 1.620 250 197
3 Tambelang 3.556 - 5
4 Babelan 1.587 225 22
5 Tarumajaya 1.859 242 11
6 Sukatani 1.903 11
7 Cikarang 577 10
8 Pebayuran 1.649 9
9 Kedungwaringin 40 -
10 Cibitung 279 2
11 Tambun 500 30
12 Cibarusah 180 63
13 Setu 144
Jumlah 15.176 9.627 362
*)Sumber: Bahan Rapat Koordinasi Terpadu Penanganan Masalah Bencana Alam Banjir
Di Wilayah DKI Jakarta Dan Sekitarnya, 2002.
Pada beberapa daerah yang telah dilakukan pengamatan terhadap muka air
tanah didapatkan data tinggi MAT (Muka Air Tanah) sebagai berikut;
Pada wilayah sampel Cikarang Pusat Muka Air Tanah pada Kedalaman
> 2,50 meter
Pada wilayah sampel Cikarang Selatan Muka Ait Tanah pada
Kedalaman > 1,90 meter
Pada wilayah sampel Karang Bahagia Muka Ait Tanah pada Kedalaman
2,50 meter
Tabel 1.6
Peruntukan Dan Mutu Air Baku Sungai-Sungai Utama
Di Kabupaten Bekasi
No Nama Sungai Golongan Mutu Pemanfaatan
1 Sungai Citarum C, D Perikanan, peternakan dan pertanian
2 Sungai Cibeet B, C, D Air baku air minum, perikanan, peternakan
dan pertanian
3 Sungai Bekasi B, C, D Air baku air minum, perikanan, peternakan
dan pertanian
4 Sungai Cikarang B, C, D Air baku air minum, perikanan, peternakan
dan pertanian
Sumber: Laporan Akhir Studi Pengembangan Potensi Air Bersih Kab Bekasi 2006
Pada beberapa kecamatan persediaan air bersih cukup memadai, sedang pada
beberapa kecamatan lain masih terdapat penduduk yang sulit memperoleh air
bersih. Kecamatan yang memiliki persediaan air bersih memadai adalah
1. Sektor primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau
bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam,
seperti tanah dan kandungan deposit didalamnya. Yang termasuk
kelompok ini adalah sektor pertanian serta sektor pertambangan dan
galian.
Tabel 1.7
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi
Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2002-2005
Lapangan Usaha 2002 2003 2005
Primer 3,47 3,36 3,55
Sekunder 83,72 83,85 83,85
Tersier 12,81 12,80 13,00
Total 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi
2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan mentah atau bahan
baku, baik yang berasal dari sektor sekunder menjadi barang yang lebih
tinggi nilai tambahnya. Sektor ini mencakup sektor industri pengolahan,
sektor listrik gas dan air minum, dan sektor kontruksi.
3. Sektor tersier atau sektor jasa, yaitu sektor yang tidak memproduksi
barang dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi,
sektor bank dan lembaga keuangan lainny, sektor jasa-jasa.
Tabel 1.7 memperlihatkan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bekasi tahun
2002-2005 atas dasar harga berlaku berdasarkan sektor primer, sekunder dan
tersier. Kontribusi sektor primer atas dasar harga berlaku sedikit mengalami
penurunan dari 3,67% dan pada tahun 2004 menjadi 3,55% tahun 2005.
Demikian pula dengan sektor sekunder mengalami peningkatan dari 12,81%
menjadi 13%. Hal ini menunjukkan telah terjadi pergeseran dari sektor primer
dan sektor sekunder ke sektor tersier. Kondisi ini memperlihatkan sektor
perdagangan dan jasa di Kabupaten Bekasi semakin berkembang seiring
dengan perkembangan Kota Bekasi dan Kota Jakarta.
Pembangunan pelabuhan : Perwujudan meningkatkan penurunan menjaga kelestarian ekosistem penyediaan studi kelayakan
a) pembangunan pelabuhan peti transportasi pada aksesibilitas ekosistem laut laut dengan melakukan dan AMDAL dalam proses
kemas di Kecamatan pasal 41 ayat 7 menuju luar pada sekitar delineasi terhadap kawasan pengembangan
Muaragembong, Kecamatan wilayah kabupaten wilayah pelabuhan pengembangan dan kawasan
babelan dan Kecamatan Bekasi melalui jalur lindung laut
Tarumajaya dengan luas laut
kurang lebih 740 Ha;
b) pembangunan pelabuhan
nelayan dan perumahan
nelayan dengan sarana
pendukungnya di Muara
Bendera, Kecamatan
Muaragembong;
CATATAN:
Merupakan solusi sementara untuk mengatasi tuntutan perlunya KLHS bagi setiap RTRW Kab/Kota sebagaimana diatur dalam undang-undang
Dibuat dalam forum dan tidak menuntut untuk dibahas/dievaluasi
Sifatnya self assessment oleh kabupaten/kota yang bersangkutan
Dokumen tersebut dilampirkan pada dokumen RTRW sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
Dokumen tersebut nantinya menjadi alat bukti yang menunjukan bahwa RTRW Kabupaten/Kota telah melakukan KLHS sebagaimana dipersyaratkan dalam
undang-undang