Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk
hidup. Tepatnya di Indonesia, karbohidrat merupakan makanan pokok yang
wajib ada untuk dikonsumsi. Sebagai konsumen cerdas, kita seharusnya
juga harus mengetahui bagaimana kerja tubuh kita sehari-hari, sehingga
dengan adanya naluri rasa ingin tahu pada diri manusia menyebabkan
perkembangan yang sangat pesat dibidang apapun, termasuk masalah yang
berkaitan dengan metabolisme karbohidrat yang diangkat dari berbagai
media seperti buku, internet, dan lain-lain. Kata karbohidrat berasal dari
kata karbon dan air. Karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula.
Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar
gugus hidroksil.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian metabolisme karbohidrat beserta
prosesnya.
2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi pada metabolisme
karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh
makhluk hidup. Proses metabolisme adalah pertukaran zat atau organisme
dengan lingkungannya. Istilah Metabolisme berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata metabole yang berarti perubahan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa metabolisme adalah makhluk hidup mendapat, mengolah dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan
hidupnya. Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana metabolisme
diartikan sebagai proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk
hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi.

2.2 Karbohidrat
Secara Alamiah,Karbohidrat merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis.Zat
makanan ini merupakan sumber energi bagi organisme heterotrof(makhluk
hidup yang memperoleh energi dari sumber senyawa organik di
lingkungannya). Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer
gula Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar
gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut
polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut
polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian di atas berarti
diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus
umum dari karbohidrat adalah:
Cn(H2O)n atau CnH2nOn
Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka
pendek (gula merupakan sumber energi). Fungsi sekunder dari karbohidrat

22
adalah sebagai cadangan energi jangka menengah (pati untuk tumbuhan dan
glikogen untuk hewan dan manusia). Fungsi lainnya adalah sebagai
komponen struktural sel.

2.3 Klasifikasi Karbohidrat


Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari
rantai karbon, lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia.
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan
menjadi 4 golongan utama yaitu:
1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)
4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)

Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida.


Berdasarkan lokasi gugus C=O, monosakarida digolongkan menjadi 2
yaitu:
1. Aldosa (berupa aldehid)
2. Ketosa (berupa keton)

Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil

Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan


menjadi:
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)
2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)

3
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
6. Oktosa (tersusun atas 8 atom C)

Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C

Contoh monosakarida

Contoh pertama di atas (sebelah kiri) menunjukkan sebuah monosakarida


triosa (memiliki 3 atom C), aldosa (berstruktur aldehid/-COH) sehingga
dinamakan gula aldotriosa. Sedangkan contoh kedua (sebelah kanan)
menunjukkan sebuah monosakarida heksosa (memiliki 6 atom C), ketosa
(berstruktur keton/R-CO-R) sehingga dinamakan gula ketoheksosa.

2.4 Monosakarida-monosakarida Penting


Beberapa monosakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah D-
gliseraldehid, D-glukosa, D-fruktosa, D-galaktosa serta D-ribosa.

22
1. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid
(aldosa) sehingga dinamakan aldotriosa.

D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini paling sederhana karena


memiliki 3 atom C saja)

2. D-glukosa
Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai
dekstrosa, gula anggur ataupun gula darah. Gula ini terbanyak ditemukan
di alam.

D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi


membentuk struktur cincin)

3. D-fruktosa (termanis dari semua gula)


Gula ini berbeda dengan gula yang lain karena merupakan ketoheksosa.

5
D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk
struktur cincin)

4. D-galaktosa (bagian dari susu)


Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem biologis, namun
merupakan bagian dari disakarida laktosa.

D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi


membentuk struktur cincin)

22
Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah
berarsis lingkaran)

5. D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)


Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya
bagi genetika bukan merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari
ribosa kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang
merupakan penyusuna kerangka DNA.

D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)

2.5 Disakarida-disakarida Penting


Beberapa disakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah -maltosa, -
laktosa serta sukrosa.
1. -maltosa
Disakarida ini tak ditemukan di alam kecuali pada kecambah padi-padian.
Maltosa merupakan gabungan dari 2 molekul glukosa.

7
-maltosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-4.
Atom C nomor 1 yang tak berikatan dengan glukosa lain dalam posisi
beta)
2. -laktosa
Laktosa sering disebut sebagai gula susu. Disakarida ini tersusun atas
glukosa dan galaktosa. Kita tidak dapat menggunakan galaktosa secara
langsung, tetapi harus diubah menjadi glukosa.

-laktosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-4)

3. Sukrosa
Sukrosa merupakan gula terbanyak yang bisa didapatkan dari tumbuhan.
Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan karena kandungan sukrosa adalah
tebu dan bit.

22
Sukrosa (berbeda dengan maltosa dan laktosa, ikatan yang
menghubungkan kedua monosakarida adalah ikatan C1-2)

2.6 Polisakarida-polisakarida Penting


Beberapa polisakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah amilum
(pati), glikogen dan selulosa.
1. Amilum
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi
tumbuhan. Pati merupakan polimer -D-glukosa dengan ikatan (1-4).
Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam
amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati
berpolimer bercabang-cabang). Sebagian besar pati merupakan
amilopektin.

9
Struktur amilosa (perhatikan bahwa amilosa tidak bercabang)

Struktur amilopektin (bandingkan dengan amilosa)

2. Glikogen
Glikogen merupakan polimer glukosa dengan ikatan (1-6). Polisakarida
ini merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang disimpan di
hati dan otot sebagai granula. Glikogen serupa dengan amilopektin.

Struktur glikogen (bandingkan dengan amilum)

22
3. Selulosa
Selulosa tersusun atas rantai glukosa dengan ikatan (1-4). Selulosa lazim
disebut sebagai serat dan merupakan polisakarida terbanyak.

Struktur selulosa yang merupakan polimer dari glukosa (bandingkan dengan pati)

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis-jenis Metabolisme Karbohidrat


Jenis-jenis metabolisme Karbohidrat terdiri dari :
1. Katabolisme adalah penguraian suatu zat ke partikel yang lebih kecil untuk
diubah menjadi energi.
2. Anabolisme adalah reaksi untuk merangkai senyawa organik yang berasal
dari molekul-molekul tertentu untuk diserap oleh tubuh.

3.2 Proses Metabolisme Karbohidrat


Proses metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan
yakni reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus terpenuhi
adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme. Sementara itu,
tahapan metabolisme sendiri terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis,
oksidasi piruvat ke asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose
monophosphate shunt dan terakhir adalah Glukoneogenesis.

a. Jalur-jalur metabolisme karbohidrat


Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

22
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka
glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer
glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot
sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan
glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi
jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga
habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus
digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa
baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa
baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh
energi.

b. Metabolisme Karbohidrat Pada Manusia


Metabolisme karbohidrat pada manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Glikolisis
Oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan laktat oleh jalan
Embden-Meyerhof. Glikolisis terjadi pada semua jaringan.
2. Oksidasi piruvat menjadi asetilKoA
Merupakan suatu langkah yang dibutuhkan sebelum masuknya produk
glikolisis ke dalam siklus asam nitrat yang merupakan jalan akhir
bersama untuk oksidasi karbohidrat, lemak dan protein.Sebelum
piruvat dapat memasuki sikluas asam nitrat, ia harus ditranspor ke
dalam mitokondria melalui transpor piruvat khusus yang membantu
pasasi melintasi membran bagian dalam mitokondria. Ini memerlukan
mekanisme symport dimana satu proton diangkut bersama.

13
Dalam mitokondria, piruvat di dekarboksilasi secara osidatif menjadi
asetil-KoA. Reaksi ini dikatalisis oleh beberapa enzsim yang berbeda
yang bekerja secara berurutan dalam kompleks multienzim. Enzim-
enzim ini secara kolektif disebut kompleks piruvat dehidrogenase dan
analog dengan kompleks alfa-ketoglutarat dehidrogenase dari siklus
asam nitrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi dengan adanya tiamin
difosfat menjadi derivat hidroksietil cincin tiazol dari tiamin difosfat
yang berikatan dengan enzim, yang selanjutnya bereaksi dengan
lipoamida teroksidasi membentuk asetil lipoamida. Dengan adanya
dihidrolipoil transasetilase, asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim
A membentuk asetil-KoA dan lipoamida tereduksi.

Siklus reaksi disempurnakan bila lipoamida tereduksi kembali


dioksidasi oleh flavoprotein dengan adanya dihidropoil dehidrogenase.
Akhirnya flavoprotein yang tereduksi dioksidasi oleh NAD, yang
selanjutnya memindahkan ekuivalen pereduksi ke rantai pernafasan.
Piruvat + NAD+ + KoA Asetil-KoA + NADH + H+ + CO2

Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri dari kurang lebih 29 mol


piruvat dehidrogenase dan kira-kira 8 mol flavoprotein (dihidripoil
dehidrogenase) yang tersebar disekeliling 1 mol transasetilase. Sistem
piruvat dhidrogenase cukup elektronegatif dipandang dari rantai
pernapasan bahwa disamping membebaskan koenzim tereduksi
(NADH), ia juga menghasilkan ikatan tioester berenergi tinggi dalam
asetil-KoA.
3. Glikogenesis
Glikogenesis adalah sintesis glikogen dari glukosa
4. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah pemecahan/degradasi glikogen. Glukosa
merupakan hasil akhir utama glikogenolisis dalam hati, dan piruvat
serta laktat adalah hasil utama dalam otot.

22
5. Hexose monophosphate shunt
Jalan lain disamping jalan Embden-Meyerhof untuk oksidasi glukosa.
Fungsi utamanya adalah sintesia perantara penting seperti NADPH dan
ribosa.
6. Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa atau glikogen dari sumber bukan karbohidrat.
Jalan yang tersangkut dalam glukoneogenesis terutama siklus asam
nitrat dan kebalikan glikolisis. Substrat utamanya adalah asam amino
glokogenik, laktat, dan gliserol.

3.3 Penjabaran Proses Metabolisme Karbohidrat


Setelah penjabaran pada sub bab sebelumnya, berikut akan lebih dijelaskan
bagaimana penjabaran proses metabolisme karbohidrat yang lebih luas.
a. Proses Glikolisis
Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen)
yang berlangsung dalam mitokondria. Glikolisis berasal dari kata glyco =
gula, lysis = memecah. Semua kehidupan di bumi melakukan glikolisis.
Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen (anaerob) dan tidak
menghasilkan banyak energi. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian
reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Tahap glikolisis
merupakan awal terjadinya respirasi sel. Glikolisis terjadi dalam
sitoplasma dan hasil akhir glikolisis berupa senyawa asam piruvat.
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung
secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP,
serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan
(mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain.

Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis


terjadi melalui 11 tahapan, yaitu :
1. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah glukosa menjadi glukosa-6-
fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam

15
reaksi sebagai berikut. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam
reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor.

2. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya adalah isomerasi, yaitu pengubahan glikosa-6-fosfat
menjadi fruktosa-6-fosfat dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim
ini tidak memerlukan kofaktor dan telah diperoleh dari ragi dengan cara
kristalisasi enzim fosfoheksoisomerase terdapat pada jaringan otot dan
mempunyai berat molekul 130.000.
3. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi
ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan
ATP sendiri akan berubah menjadi ADP. Fosfofruktokinase dapat
dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang
terlibat dalam proses metabolisme ini. Sebagai contoh, ATP yang
berlebih dan asam sitrat dapat menghambat, di lain pihak adanya AMP,
ADP dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang
merangsang enzim fosfofruktokinase. Enzim ini adalah suatu enzim
alosterik dan mempunyai berat molekul kira-kira 360.000
4. Adolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah
penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul
triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseral-dehida-3-
fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis, telah
ditemukan dan dimurnikan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam
jaringan tertentu dan dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi
penguraian beberapa ketosa dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-
difosfat, sedoheptulosa-1,7-difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritrulosa-1-
fosfat, hasil reaksi penguraian tiap senyawa tersebut yang sama adalah
dihidroksi aseton fosfat.

22
5. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam
senyawa, yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat.
Yang mengalami reaksi lebih lanjut dalam proses glikolisis ialah D-
gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak mampu mengubah
dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah
dihidroksiaseton fosfat akan bertimbun dalam sel. Hal ini tidak
berlangsung karena dalam sel terdapat enzim triosafosfat isomerase
yang dapat mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-
3-fosfat. Adanya keseimbangan antara kedua senyawa tersebut
dikemukakan oleh Meyerhof dan dalam keadaan keseimbangan
dihidroksiasetonfosfat terdapat dalam jumlah dari 90%.
6. Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-
fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan
koenzim NAD+ , sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat.
Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat.
Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh dalam
bentuk Kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000.Enzim
ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-
masing mengikat satu molekul NAD+ , jadi pada tiap molekul enzim
terikat empat molekul NAD+.
7. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk
satu molekulATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai kofaktor.
Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi yang
dihasilkan leh proses glikolisis dalam benuk ATP.
8. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril Mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan
asam 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat. Enzim ini berfungsi
memindahkan gugus fosfat dari satu atom C kepada atom C lain dalam

17
satu molekul. Berat molekul enzim fosfogliseril mutase yang diperoleh
dari ragi ialah 112.000.
9. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenol-piruvat
dari asam 2-fosfogliserat dengan katalis enzim enolase an ion Mg++
sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah
reaksi dehidrrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerjanya enzim
enolase, sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat membentuk
kompleks magnesium flourofosfat, dengan begitu akan mengurangi
jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion
Mg++ maka efektifitas reaksi berkurang.
10.Piruvat kinase
Piruvat kinase merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat
dari asam fosfoenolpiruvat kepad ADP sehingga terbentuk molekul
ATP dari molekul asam piruvat. Piruvat kinase telah dapat diperoleh
dari ragi dalam bentuk kristal. Enzim ini adalah suatu tetramer dengan
berat molekul 165.000. dalam reaksi tersebut di atas, diperlukan ion
Mg++ dan K+ sebagai aktivator.
11. Laktat Dehidrogenase
Reaksi yang menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi
tahap akhir glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara
reduksi asam piruvat. Dalam reaksi ini digunakan NADH sebagai
koenzim.

b. Proses Glikogenesis dan Glikogenolisis


1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk
simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan
amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati
(sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena

22
massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi
yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini
dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi
dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu
sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat. Enz-P + Glukosa 1-fosfatEnz +
Glukosa 1,6-bifosfatEnz-P + Glukosa 6-fosfat
c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir
oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc + PPiUTP + Glukosa 1-fosfat
d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
e. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk
ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk
memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk
pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

2. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh, selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari
simtomahipoglisemia. Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi
kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa

19
sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi
sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu
demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik
untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar
molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4
buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit


trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik
cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim
enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan
pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya
dapat berlangsung.

c. Proses Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada
mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan
mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini
adalah proses oksidasi dengan sejumlah oksigen arau aerob. Sikluss asam
sitrat ini juga disebut siklus krebs.

Pada sel eukariota, siklus asam sitrat terjadi pada mitokondria, sedangkan
pada organisme aerob, siklus ini merupakan bagian dari lintasan
metabolisme yang berperan dalam konversi kimiawi terhadap karbohidrat,
lemak dan protein - menjadi karbon dioksida, air, dalam rangka
menghasilkan suatu bentuk energi yang dapat digunakan. Reaksi lain pada
lintasan katabolisme yang sama, antara lain glikolisis, oksidasi asam
piruvat dan fosforilasi oksidatif.

22
Produk dari siklus asam sitrat adalah prekursor bagi berbagai jenis
senyawa organik. Asam sitrat merupakan prekursor dari kolesterol dan
asam lemak, asam ketoglutarat-alfa merupakan prekursor dari asam
glutamat, purina dan beberapa asam amino, suksinil-KoA merupakan
prekursor dari heme dan klorofil, asam oksaloasetat merupakan prekursor
dari asam aspartat, purina, pirimidina dan beberapa asam amino.

Reaksi-reaksi kimia yang berhubungan dengan siklus asam sitrat serta


reaksi dalam siklus itu sendiri akan dibahas satu persatu.
1. Pembentukan Asetil Koenzim A (Asetil KoA)
Asetil KoA dibentuk pada reaksi antara asam piruvat dengan Koenzim
A. Di samping itu asam lemak juga dapat menghasilkan Asetil KoA
pada proses oksidasi. Reaksi pembentukan Asetil KoA menggunakan
kompleks piruvatdehidrogenase sebagai katalis yang terdiri atas
beberapa enzim. Koenzim yang ikut dalam reaksi ini adalah tiamin
pirofosfat(TPP), NAD+, asam lipoat dan ion Mg sebagai aktivator.
Reaksi ini bersifat tidak reversible dan asetil KoA yang terjadi
merupakan penghubung antara proses glikolisis dengan siklus asam
sitrat.
2. Pembentukan asam sitrat
Asetil KoA adaalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi
sebagai zat pemberi gugus asetil atau dapat ikut dalam reaksi
kondensasi. Asam sitrat dibentuk oleh asetil KoA dengan asam
oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang bekerja sebagai
katalis adalah sitrat sintetase. Asam sitrat yang terbentuk merupakan
salah satu senyawa dalam siklu assam sitrat.
3. Pembentukan asam isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam
akonitat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah akonitase. Dalam
dalam keadaan keseimbangan terdapat 90% asam sitrat, 4% asam
akonitat dan 6% asam isositrat. Walaupun dalam keseimbangan ini
asam isositrat hanya sedikit, tetapi asam isositran akan segera diubah

21
menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbangan akan bergeser ke
kanan.

4. Pembentukan asam . Ketoglutarat


Dalam reaksi ini asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat,
kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam . Ketoglutarat. Enzim
isositrat dehidrogenase bekerja pada reaksi pembentukan asam
oksalosuksinat dengan Koenzim NADPH+, sedangkan enzim
karboksilase bekerja pada reaksi selanjutnya. Pada reaksi yang kedua
ini di samping asam ketoglutarat, dihasilkan pula CO, untuk 1 mol
asam isositrat yang diubah, dihasilkan 1 mol NADPH dan 1 mol CO2.
Koenzim yang digunakan dalam reaksi selain NADP, juga NAD.
5. Pembentukan suksinil KoA
Asam ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA degan jalan
dekarboksilasi oksidatif. Reaksi ini analog dengan reaksi pembentukan
asetil KoA dari asam piruvat. Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga
dalam reaksi pembentukan suksinil KoA. Reaksi berlangsung antara
asam ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkansuksinil KoA dan
melepaskan CO2 . NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Yang
menonjol adalah bahwa reaksi ini tidak reversible.
6. Pembentukan asam suksinat
Asam suksinat tebentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan
koenzim A serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin
difosfat (GDP). Gugus fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera
dipindahkan kepada ADP. Katalis dalam reaksi ini adalah nukleosida
difosfokinase.
7. Pembentukan asam Fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui
proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase
dan FAD sebagai koenzim.
8. Pembentukan asam malat

22
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air.
Enzim fumarase bekerja seagai katalis dalam reaksi ini.

9. Pembentukan asam Oksaloasetat


Tahap akhir dalam siklus asam sitrat adalah dehidrogenase asam malat
untuk membentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada reaksi
ini adalah malat dehidrogenase. Oksaloasetat yang terjadi kemudian
bereaksi dengan asetil koenzim dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi
lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi tersebut di
atas berlangsun terus-menerus dan berulang kali.

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Metabolisme karbohidrat yaitu proses yang terdiri dari dua cakupan yakni
reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme.
2. Tahapan metabolisme terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis,
oksidasi piruvat ke asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose
monophosphate shunt dan terakhir adalah Glukoneogenesis.
3. Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen)
yang berlangsung dalam mitokondria.
4. Proses glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Sedangkan, glikogenolisis yaitu
pembentukan glukosa dari glikogen yang mana glukosa tersebut sebagai
sumber energi.
5. Siklus asam sitrat (siklus krebs) adalah serangkaian reaksi kimia dalam
sel, yaitu pada mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan
berulang, bertujuan mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan
sejumlah energi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2013.A. http://pramb-test.blogspot.com/2011/04/proses-metabolisme-


organisme.html. Diakses pada tanggal 12 April 2016

Anonim 2013.C. http://www.google.com.Metabolise.karbohidrat.Diakses pada tanggal 12 April


2016

Daniyatun Ulul 2012.http:// Pengertian,Fungsi dan Metabolisme Karbohidrat _ Ilmu


Pengetahuan.html. Diakses pada tanggal 12 April 2016-04-13

Anonim . 2014. http:// Pengertian Metabolisme dan Proses Metabolisme _ Artikelsiana.html.


Diakses pada tanggal 11 April 2016-04-13

Fitriansyah Muhammad. 2013. http:// metabolisme karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 12


April 2016

25

Anda mungkin juga menyukai