Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran sebagai bagian integral dari pendidikan harus mampu
melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas yang dinikmati oleh
setiap warga. Konsep pendidikan untuk semua (education for all),
mengandung makna bahwa pendidikan harus mampu melayani dan
mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang
dimilikinya.
Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, memiliki makna
bahwa proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus bisa
memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap warga belajar (siswa) baik
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat kelompok maupun kebutuhan
individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang dapat
memenuhi karakteristik siswa yang berbeda-beda itu adalah dengan
menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perorangan atau
disebut dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan
manusia (siswa) dalam kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan
sosial. Di sisi lain bahwa setiap manusia (siswa) juga memiliki kebutuhan
yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang efektif tentu saja
adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi adanya kebersaam disamping
terpenuhinya kebutuhan secara individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara induvidu belum dapat
terlayani secara maksimal. Guru biasanya hanya memperhatikan kebutuhan
siswa pada umumya di kelas yang dia ajarkan. Adapun sifat-sifat atau
karakteristik yang bersifat individual belum dapat terlayani secara optimal.
Oleh karena itu, guru secara profesional disamping guru harus melayani siswa
secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan siswa secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang
dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu

1
keterampilan ini harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para calon guru
maupun guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa
dalam melakukan proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan?
2) Seperti apa Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan?
3) Apa saja Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan
Perorangan ?
4) Apa saja Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita memahami keterampilan
dasar mengajar khususnya dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, setelah itu kita perlu memahami ada unsur-unsur pembelajaran
kelompok kecil dan perorangan. Serta agar kita tahu komponen dan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan menurut Al-


Quran
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses belajar mengajar
adalah guru yang merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil
belajar yang optimal, yang menjadi penentuan dalam kegiatan pembelajaran itu
sendiri adalah keterampilan guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan
dalam mengajar. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan
kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari
berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Tugas yang dihadapi oleh guru tidak sederhana, sehingga perlu sifat-sifat
yang mendukung pelaksanaan profesi dalam berinteraksi dengan peserta didik
yang dinamis. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi kepada sepuluh sifat, yaitu:
Memiliki sifat Rabbani, ikhlas, sabar, jujur, senantiasa meningkatkan wawasan,
dan ilmu pengetahuan, harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode yang
variatif sesuai dengan situasi dan materi pelajaran, harus mampu bersikap tegas
dan meletakkan sesuatu sesuai proporsinya, memahami ilmu psikologi, peka
terhadap fenomena kehidupan sehingga mampu memahami berbagai
kecenderungan dunia beserta dampak aqidah dan pola pikir mereka, dan adil
terhadap seluruh peserta didik.
Dari kesepuluh sifat pendidik tersebut, salah satunya dari sifat-sifat dari
guru adalah sifat cerdik dan terampil dalam menciptakan metode yang variatif
sesuai dengan situasi dan materi pelajaran, Al-Qur'an menjelaskan dalam surat
An-Nahl ayat 123 yang berbunyi:
{125 : }...


3
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. ... (QS: An-Nahl: 125)
2.2 Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
menurut beberapa ahli
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
kecakapan untuk menyelesaikan tugas, sedangkan mengajar adalah melatih.
DeQueliy dan Gazali (Slameto,2010) mendefinisikan mengajar adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan
mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat
siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Sedangkan pengertian untuk ketrampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan adalah kecakapan menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada
sekelompok siswa dan pada siswa secara individu (Muhidin, 2011).
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa (Muhidin, 2011).
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta
didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Khusus dalam melakukan
pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir
peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta
didik (Djoeulie, 2010)

4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
secara umum
Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan
manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Mengajar adalah
membimbing suatu kegiatan ssiswa dalam proses belajar, yang merupakan
pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan
baik. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan
untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik
secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus
di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.
Setiap siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu
yang unik. Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik
dari segi fisik maupun psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh
tinggi, sedangdan pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa
yang satu dengan lainnya memiliki perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya ada yang
memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang memiliki
kecerdsan yang tinggi ia akan cepat memahami materi ang dipelajarinya,
sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang rendah tentu lambat
dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus disesuaikan
dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari berbagai perbedaan yang
dimilikinya secara adil dapat dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya
senang melayani anak yang memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis
bagaimana mampu melayani siswa yang tergolonh sedang maupun rendah.

5
Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah satu
keterampilan yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Belajar pada dasarnya adalah bersifat individual,
walau pun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa
yang satu dengan yang lainnya, selain memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda
juga memiliki cara tersendiri dalam proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi pendengaran
dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung lebih kuat melalui
penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi pembelajaran jika
dilakukan melaui perbuatan atau aktivitas yang bersifat tindaka atau keterampilan.
Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi, Ani
tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi bertipe Visual, dan Haikal bertipe
Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat menguasai meteri
pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan siswa sebagai anak yang
bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan
cara atau gaya belajar yang diinginkan oleh siswa tersebut.
Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang menyesuaikan
dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu, karena guru sebagai
manusia tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Paling tidak dengan
profesionalisme, guru harus berusaha dalam mengajar siswa tersebut dengan
memperhatikan perbedaan siswa secara individu. Disinalah keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan solusinya.
Sesuai dengan makna yang tersirat dari kata kelompok kecil dan
perorangan, maka secara fisik guru ketika mengajar hanya menghadapi siswa
dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan rata-rata jumlah siswa yang dihadapi
dalam kelas pada umumnya yang berkisar antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, guru hanya melayani siswa antara 3
s.d 8 orang, untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan.

6
3.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
Berikut ini ditemukan beberapa aktivitas atau komponen-konponen yang
dapat dilakukan oleh guru untuk memberi layanan pembelajaran secara optimal
melalui pendekatan kelompok kecil dan perorangan:
3.2.1 Peran guru
1. Sebagai motivator, yaitu guru memposisikan diri sebagai penggerak, yang
menumbuhkan semangat dan kekuatan belajar siswa. Dengan cara itu siswa
dirangsang dan didorong untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan
kemampuan maupun gayanya masing-masing.
2. Sebagai fasilitator, yaitu guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk
kelancaran dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa.
3. Organisator pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan pembelajaran
sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
4. Multi metode dan media, yaitu guru dalam mengajar tidak hanya terpaku
pada satu jenis metode atau media tertentu saja, akan tetapi umtuk
memfasilitasi terjadinya belajar bagi setiap siswa yang memiliki perbedaan
itu guru melayaninya melalui penggunaan metode dan media secara
bervariasi.
5. Pola interaksi pembelajaran, yaitu kominikasi pembelajaran hendaknya
dikembangkan dengan jalinan komunikasi interaktif, siswa tidak hanya
sebagai pendengar atau penerima informasi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru, akan tetapi dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke
guru, siswa dengan siswa lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih
luas lagi.
6. Pemanfaatan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi, yaitu
bagaimana dalam proses pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku
pada guru atau satu buku saja sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin berkembang cepat, terutama teknologi informasi dan
komunikasi, maka bagaimana guru merangsang siswa untuk memanfaatkan
sumber-sumber tersebut sebagai sumber pembelajaran agar setiap siswa
dengan caranya sendiri mengoptimalkan potensi, bakat, keinginan demi
tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang lebih berkualitas.

7
7. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati atau meneliti
permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Mealui pendekatan
kelompok kecil dan perorangan biasanya siswa akan mudah dan bebas
menyampaikan permasalahannya sehingga guru akan dapat menyimpulkan
kesulitan yang dihadpi dan alternatif solusi pemecahannya.
3.2.2 Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara spesifik karakteristik model pembelajaran yang dilakukan pada
kelompok kecil dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya:
1. Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan
siswa dengan siswa lainnya).
2. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan
kecepatan masing-masing.
3. Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
4. Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi
yang akan dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
3.2.3 Keterampilan yang dituntut
Kebiasaan guru mengajar dengan lebih banyak menggunakan pendekatan
klasikal, tentu saja dalam hal tertentu harus melakukan adaptasi atau penyesuaian
keterampilan sesuai dengan karakteristik pendekatan kelompok kecil dan
perorangan.
Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan yaitu :
1. Mengidentifikasi topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang
efektif dengan model pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih
efektif dengan pendekatan kelompok kecil dan perorangan.
2. Pengorganisasian, yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap
unsur/komponen pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang
dibutuhkan, pendekatan dan metode yang akan digunakan serta sistem
evaluasi.

8
3. Memberikan kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil
dan perorangan, harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam
bentuk membuat rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
4. Mengenal secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui
pendekatan perorangan debgan efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik
siswa secara umum dan lebih baik secara lebih mendalam.
5. Mengembangkan bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan
belajar secara perorangan guru harus terampil mengembangkan bahan
pembelajaran untuk individual. Seperti dengan bahan belajar mandiri, paket-
paket pembelajaran, dsb yang memungkinkan siswa dapat belajar sesuai
dengan caranya masing-masing.
3.3 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Terdiri dari:
A.Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi
Menerapkan pendekatan perorangan dan kelompok kecil di dalam
pembelajaran, butuh pemahaman dan kepekaam guru terhadap siswa secara
pribadi, mengenal karakter dan kebutuhan anak dalam belajar. Guru juga harus
memiliki keterampilan khusus melakukan pendekatan psikologis akan
menciptakan suasana keakraban antara siswa dan guru. Suasana tersebut
diciptakan antara lain dengan cara:

1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku


siswa, baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil.
2. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan
siswa,
3. Merespon secara positif pendapat siswa,
4. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh
pengertian, serta

9
7. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan
mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
B.Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran kelompok kecil membutuhkan keterampilan
guru sebagai organisator yang menata dan mengatur pembagian anggota
kelompoktugas didalam kelompok, aktivitas kelompok, aturan-aturan,
hubungan antar anggota, menyediakan alat, mengatur tempat, menyediakan
waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini guru juga bertugas memonitor
aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama kegiatan berlangsung.
Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan monitoring
pembelajaran tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan cara:
1. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara
mengerjakannya,
2. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa
dalam belajar,
3. Membentuk kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan kegiatan,
5. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran terhadap sesama. Berbagai
kegiatan diatas sangat penting bagi guru agar dapat menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan kelompok kecil secara efektif, serta menciptakan lingkungan
dan sumber belajar yang efektif bagi siswa.
3.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual.
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan
tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, kharakteristik, berbeda
secara emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun minatnya. Perbedaan
tersebut perlu mendapat perhatian serius dalam pembelajaran kelas rangkap.

10
Layanan bimbingan secara individual sangat membantu murid untuk dapat
berkembang dan mencapai prestasi belajar secara optimal. Misalnya ada murid
yang cepat dan mudah mengerti apa
yang disajikan guru, ada pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat
dalam menangkap materi pelajaran. Guru yang baik akan memberikan layanan
secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi pelajaran.
Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui
pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang berkembampuan kurang
dijadikan satu kelompok, atau siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok,
kemudian diberikan layanan bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga
membantu meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid.
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani
kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidak sama,
serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki pengalaman
hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan
siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama
ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan
murid. Guru memberi layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan
perbedaan keperluan yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang
berkemampuan rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas
disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki buku cetak
karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki, maka dapat dipinjami buku
milik sekolah, atau teman lain diminta untuk bersedia bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri murid
terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamaka dalam
pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebi penting adalah
bagaimana guru mengajar agar murid melakukan tindak belajar secara aktif dan
efektif. Kalau hanya sekedar mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi
pembelajaran pada diri murid, dapat dilakukan oleh semua orang tanpa
mempersyaratkan pendidikan formal khususnya pendidikan calon guru sekolah

11
dasar. Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar dalam proses belajar
mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar.
Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid
aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi
tugas, atau diskusi kelompok, guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk
memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan
kelompok atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh kembangnya
kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada
dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya murid secara optimal seluruh aspek
perkembangan, yaitu baik aspek intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek
bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-
kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak
guru lebih menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak
langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu tumbuh kembang
murid secara terpadu selama murid berada di sekolah. Misalnya aspek moral,
emosional, sosial, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara atau pola asuh
guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran guru jelas sekali
dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa sesuai tingkat
perkembangan murid maupun penggunaan bahasa yang baik dan benar. Tumbuh-
kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun
oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris,
kegiatan hari-hari besar dan sebagainya. Contoh, di sekolah sebelum jam
pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari, kecuali hari senin/upacara.
Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga.
Kemudian setiap siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang
diberikan pada sore
hari (kegiatan ekstrakurikuler).

12
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan
perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai
dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap menga-ah kepada
pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan
pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap kepad pengajaran kelompok
kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam
kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti
pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar.
Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik didih air 100 oC
melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau
perorangan, tetapi jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep, prinsip,
atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara
klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi
siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan
kegiatan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan.
Dalam pengajaran perorangan guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga
kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat
dilakukan melalui paket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru.
Contoh, murid yang mengalami kesulitan soal matematika, perlu diberika
bimbingan belajar secara perorangan. Sedang siswa yang tidak mengalami
kesulitan diminta mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.
g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan, variasi
penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi pengorganisa-sian
tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas rangkap. Mengingat guru tidak
dapat perperan dan mengontrol secara terus menerus terhadap semua kelompok
belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi
pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya
kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektuf

13
dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan dapat dilakukan
pengorganisasian kelas secara bervariasi. Contoh, siswa tidak selalu dalam
kelompok yang sama, tetapi sekali-kal diminta untuk memilih teman yang disukai
untuk berada dala kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk memilih
beberapa sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran.
3.5 Kelebihan dan Kelemahan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
a.Kelebihan
1. Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada
setiap siswa dapat lebih maksimal.
2. Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-
masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing
siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang
cocok untuk siswa.
b.Kelemahan
1. Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa
terbatas.
3. Kurangnya jiwa sosial pada siswa.

14
BABIV

PENUTUP
4.1Kesimpulan
Keterampilandasarmengajarkelompokkecildanperoranganmerupakan
salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system
pembelajaranyangdibutuhkanolehsiswabaiksecaraklasikalmaupunindividu.
Olehkarenaituketerampilanmengajariniharus dilatihdandikembangkan,
sehinggaparacalonguruataugurudapatmemilikibanyakpilihanuntukdapat
melayanisiswadalammelakukanprosespembelajaran.
AdapunKomponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan
Perorangan yaitu Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi,Keterampilan
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, Keterampilan membimbing dan
memberi kemudahan belajar, dan Keterampilan merancang dan melaksanakan
kegiatanpembelajaran.
HalhalyangPerluDiperhatikanDalamMengajarKelompokKecildan
Perorangan yaitu Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual,
Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, Mengupayakan proses belajar
mengajaryangaktifdanefektif,Merangsangtumbuhkembangnyakemampuan
optimalmurid,Pergeserandaripengajaranklasikalkepengajarankelompokkecil
dan perorangan, Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan,dan
Menggunakanberbagaivariasidalampengorganisasiannya.

4.2 Saran
Sebagai calon guru seharusnya mahasiswa menguasai keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan. Hal ini dimaksudkan agar para guru
dapat bekerja dengan professional sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, D dan Kosmad, M. 2008. Pembelajaran Mikro. Bandung. UPI PRESS

Faisal.2011.KeterampilanMengajarKelompokKecil.Tersedia[onlinehttp://ichaledut
echblogspot.com/2011/09/keterampilan-mengajar-kelompok-kecil_24.html. di
akses 8 mei 2017
Adikara,Irvin. 2008. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.(online),
(http://irvinadikara.blogspot.com/2008/02/mengajar-kelompok-kecil-dan-
perorangan.html,diakses 8 mei 2017)

16

Anda mungkin juga menyukai