Anda di halaman 1dari 3

Ideologi Terbuka

Suatu ideologi terbuka lahir dari nilai-nilai luhur yang digali dari budaya, adat istiadat,
religiusitas, dan norma-norma asli lainnya yang telah tumbuh, berkembang, dpelihara dan
diwarisi sejak zaman dahulu. Ideologi terbuka adalah keyakinan terhadap nilai-nilai ideal yang
telah mendarah daging dengan semua individu di dalam masyarakat, sehingga bukanlah sesuatu
yang harus dipaksakan oleh rezim untuk diterima oleh rakyat.
Oleh karena ideologi terbuka telah diterima dan hidup dalam waktu yang sangat panjang di
sebuah masyarakat, maka ideologi tersebut telah teruji dan mampu bertahan menghadapi setiap
perubahan zaman, baik yang disebabkan oleh perkembangan teknologi maupun perubahan cara
berfikir manusia. Dengan demikian, maka ideologi terbuka bersifat dinamis atau bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang

Ciri utama ideologi terbuka adalah nilai-nilainya yang tetap sebagai pedoman pokok dalam
mencapai tujuan bersama. Nilai-nilai di dalam ideologi tidak ikut berubah dengan perubahan
aspirasi dan akselerasi yang tumbuh di dalam masyarakat dari masa ke masa. Nilai-nilai itu
justru dipertahankan sebagai harkat, martabat, dan identitas bersama suatu bangsa.
Melihat ciri-ciri pokok di atas tadi maka Pancasila termasuk dalam kategori ideologi terbuka.
Berikut ini adalah beberapa poin penting Pancasila sebagai ideologi nasional yang terbuka, yaitu:

1. Pancasila adalah ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang nilai-nilainya digali
dari akar budaya, adat istiadat, moralitas, dan religiusitas yang telah lama diwarisi dan
dilestarikan oleh bangsa Indonesia.

2. Sila-sila di dalam Pancasila adalah inti sari ajaran nenek moyang bangsa Indonesia yang
bersifat umum dan filsafati yang memiliki nilai-nilai tetap dan saling berkaitan, sehingga
penafsirannya dapat berkembang sesuai dengan perubahan zaman.

3. Pancasila adalah landasan rokhani bangsa Indonesia yang menghargai kebhinnekaan,


keberagaman, dan pluralitas sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha Esa untuk umat manusia
dalam kerangka kesederajatan, kebebasan yang berasaskan norma, serta keselarasan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

4. Pancasila merupakan ideologi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia serta menjadi nilai pemersatu terhadap seluruh kebhinnekaan
yang merupakan kekhasan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia telah banyak belajar dari sejarah bangsa-bangsa lain yang tidak harmonis dan
menjadi runtuh karena menerapkan ideologi tertutup. Kita juga pernah hidup di tengah rezim
yang memaksakan ideologi tertutup karena fungsi Pancasila ditafsirkan secara kaku untuk
kepentingan rezim penguasa. Sudah seharusya bangsa kita tetap mempertahankan kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia
demi terwujudnya kesejahteraan, kedamaian, dan persatuan yang menjadi pokok cita-cita the
founding fathers mendirikan negara Republik Indonesia.
Menurut Moerdiono, fakta yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka,
yaitu :

Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita berkembang


amat cepat. Dengan demikian tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan
jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya

Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme/komunisme.


Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu
ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi lainnya.

Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting.
Karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila
pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai
acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik.
Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi absolute. Konsekuensinya, perbedaan-
perbedaan menjadi alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila.

Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai satu-
satunya asas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan ini
kita artikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam
kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan
Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya tekad
bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai alternative ideologi dunia.

Ideologi Tertutup
Ideologi seperti ini umumnya diterapkan oleh negara-negara yang bersifat otoriter dan dijadikan
sebagai alat legitmasi untuk melanggengkan kekuasaan pemerintah. Pengaruh-pengaruh yang
datang dari luar selalu dianggap berbahaya sehingga pemerintah melakukan kontrol yang sangat
ketat kepada masyarakat. Tidak jarang, pemerintah yang menganut ideologi tertutup bertindak
sewenang-wenang terhadap siapapun warga negara yang dicap berseberangan dengan paham
negaranya itu. Mereka dijatuhi hukuman dan dilarang menyebarluaskan pengaruhnya kepada
orang lain.
Kepala negara menjadi pucuk pimpinan yang bersifat diktator yang juga menjadi penerjemah
tunggal dari paham atau ideologi negara. Penggunaan alat-alat kekuasaan sangat terasa dalam
pengawasan terhadap masyarakat. Kepolisian, intelijen, dan militer dikerahkan hingga ke lapisan
masyarakat yang paling bawah. Aparat diberikan hak penuh untuk menangkap dan
memenjarakan seseorang tanpa perlu mengantongi bukti-bukti terlebih dulu, cukup dengan
alasan mencurigai atau preventif. Artinya bahwa hukum bisa diabaikan demi kepentingan
keselamatan ideologi.

Pengertian Ideologi Tertutup


Ideologi tertutup merupakan pendukung ideologi merasa cukup untuk menjawab tantangan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Perbedaan
Ideologi Terbuka Ideologi Tertutup

1. Sistem pemikiran yang terbuka. 1. Sistem pemikiran yang tertutup.

2. Nilai-nilai dan cita-citanya tidak 2. Cenderung untuk memaksakan


dipaksakan dari luar melankan mengambil nilai-nilai ideologi dari
digali dan diambil dari luar.
masyarakat.
3. Dasar pembentukan berupa cita-cita
3. Dasar pembentukan ideologi atau keyakinan ideologis
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang.
sekelompok orang melainkan hasil
musyawarah. 4. Pada hakekatnya ideologi hanya
dibutuhkan oleh penguasa negara
4. Tidak diciptakan oleh negara, untuk kekuasaannya.
melainkan oleh masyarakat.
5. Pada dasarnya ideologi diciptakan
5. Tidak hanya dibenarkan oleh negara dalam hal penguasaan
melainkan dibutuhkan oleh negara yang mutlak harus diikuti
seluruh anggota masyarakat. oleh seluruh warga masyarakat.
6. Isinya tidak bersifat operasional. 6. Isinya terdiri dari tuntutan-tuntutan
konkrit dan operasional yang
bersifat keras yang wajib ditaati
oleh seluruh warga masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai