Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Metodologi Penelitian dan Evidence Based Medicine adalah Blok XVIII pada
Semester VI dari sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi
pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based
Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based
Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan
setiap kelompok dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk
memecahkan kasus yang ada.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran studi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari pembelajaran tutorial berdasarkan langkah-langkah
seven jumps.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : Hj. Resy Asmalia, S.KM, M.Kes
Moderator : Dale Anggara
Notulen : Suci Purnamarza
Sekretaris : Aisyah Azani
Waktu Tutorial : 1. Senin, 8 Mei 2017
2. Rabu, 10 Mei 2017
Peraturan Tutorial : 1.Alat komunikasi dinonaktifkan.
2.Semua anggota tutorial harus mengeluarkanpendapat/aktif.
3.Mengacungkan tangan saat akan mengutarakan pendapat.
4.Izin terlebih dahulu saat akan keluar ruangan.
5.Tidak boleh membawa makanan atau minumanpada saat
proses tutorial berlangsung.
6.Dilarang memotong pembicaraan ketika ada yang berbicara
atau mengeluarkan pendapat saat proses tutorial.
7.Usahakan untuk menggunakan BahasaIndonesia yang baik
dan benar.
8.Jangan ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat.

2.2 Skenario Kasus


Dari laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata
Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak.
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien-pasien hipertensi
diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara lain; pola
makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olah raga dan keturunan. Untuk
memastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat perintah dari
Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor faktor apa
saja yang menyebabkan peningkatan kasus hipertensi di daerahnya, laporan hasil
penelitian akan digunakan Dinas Kesehatan dalam menyusun Program Menurunkan
Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.

2
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Hipertensi : Tingginya tekanan darah arteri secara persisten.
2. FGD : Diskusi terfokus oleh suatu grup/kelompok untuk membahas
suatu masalah tertentu dalam suasana informal.
3. Puskesmas : Poliklinik tingkat kecamatan tempat rakyat menerima
pelayanan kesehatan dan penyuluhan.
4. Dinas : Unsur pelaksana otonom daerah dalam bidang kesehatan dan
Kesehatan dipimpin langsung oleh seorang kepala dinas.
5. Penelitian : Kegiatan pengumpulan, pengelolahan, analisis dan pengujian
kualitatif data berdasarkan mutu.
6. Penelitian : Kegiatan pengumpulan, pengelolahan, analisis dan pengujian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan/menguji sesuatu hipotesis.
7. Penelitian : Pemeriksaan yang diteliti/penyelidikan terhadap angka.
kuantitatif
8. Penelitian : Kegiatan pengumpulan/pengelolahan data yang dilakukan
observasional dengan cara mengawasi dengan teliti/peninjauan secara
cermat.
9. Peningkatan : Peningkatan wabah/penyakit pada masyarakat di suatu daerah
kasus pada waktu yang sama.
10. Laporan hasil : Keterangan/informasi tentang suatu kegiatan/penelitian
penelitian berdasarkan fakta
11. Faktor : Peristiwa yang ikut menyebabkan terjadinya sesuatu.
12. Asupan : Hal yang menyangkut nutrisi/manfaat terhadap suatu sistem
di kehidupan.

2.4 Identifikasi Masalah


1. Dari laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi
menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak.
2. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien-pasien hipertensi
diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara lain; pola
makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olah raga dan keturunan.

3
3. Untuk memastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat
perintah dari Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor
faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan kasus hipertensi di daerahnya,
laporan hasil penelitian akan digunakan Dinas Kesehatan dalam menyusun Program
Menurunkan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.

2.5 Analisis Masalah


1. Dari laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi
menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak.
a. Apa makna dari laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga ternyata
hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak?
Jawab:
Makna dari laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga
ternyata hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3
terbanyak merupakan jenis data sekunder.
Insidens atau prevalens suatu penyakit dari data sekunder yang tinggi
merupakan masalah kesehatan bila menyebabkan kesakitan atau kematian yang
tinggi, masalah pada kasus nantinya dapat dijadikan usulan penelitian.
(Sastroasmoro, 2014)

b. Bagaimana cara pengumpulan data?


Jawab:
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.
Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:
1) Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan
bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara dalam proses
wawancara dengan menggunakan pedoman umum. Dalam wawancara,
interview dilengkapi pedomanwawancara yang sangat umum, serta

4
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan
pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar
pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas
atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam
kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual
saat wawancara berlangsung.
2) Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala
dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk
dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi
subjek dengan peneliti dan hal-hal yangdianggap relevan sehingga dapat
memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Tujuan observasi
adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian di lihat dari perpektif mereka.
(Sastroasmoro, 2014)

c. Apa jenis pengumpulan data?


Jawab:
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Data primer
Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3
cara pengumpulan data primer yaitu:
- Observasi

5
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang
kualitatif.
- Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin
diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.
- Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk di jawab.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil mengumpulkan orang
lain, contohnya: data yang dimiliki suatu perusahaan atau data BPS.
(Sastroasmoro, 2014)

d. Apa faktor resiko hipertensi?


Jawab:
Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:
1) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-
laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
2) Ras/etnik
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul
pada etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik.
3) Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada
wanita.
4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain
minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok.

6
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok
menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru
dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau
adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung
untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah
karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan
bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh
darah. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan
oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah
meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen
yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya.
Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen
dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena
jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke
dalam organ dan jaringan tubuh lainnya.
b. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang
yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung
dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada
dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan
kenaikkan tekanan darah.
Kurangnya aktifitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat
badan yang akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat.
Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur memiliki
efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah sekitar 6-15 mmHg
pada penderita hipertensi. Olahraga banyak dihubungkan dengan
pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat

7
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.
Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi.
(Adnyani,2015)

e. Apa manfaat data?


Jawab:

Untuk suatu komponen utama atau penting dalam suatu sistem informasi,
dikarenakan dasar dalam menyediakan suatu informasi
Untuk mendapatakan penelitian dari sekumpulan data yang terdiri dari
obeservasi, dan wawancara.

(Riduwan. 2005)

Manfaat data pada penelitian:


a. Pemahaman Masalah
Data dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami
masalah yang akan kita teliti
b. Penjelasan Masalah:
Data bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih
operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data yang tersedia,
kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi. Hal ini akan
menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan
diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai
pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti.
(Uma Sekaran, 2006)

f. Apa tujuan pengumpulan data?


Jawab:
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian.

8
Data adalah fakta yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian
dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan
berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
(Notoadmojo Soekidjo, 2012)

2, Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien-pasien hipertensi


diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara lain; pola
makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olah raga dan keturunan.
a. Apa jenis-jenis desain penelitian?
Jawab:
Desain Penelitian

Observasional Intervensional
1. Laporan kasus 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi
3. Studi cross-sectional termasuk survai Pendidikan
4. Studi kasus-kontrol Perilaku
5. Studi kohort Kesehatan masyarakat
6. Meta-analisis

Jenis-jenis desain penelitian:


1) Observasional
a) Deskriptif
b) Analitik
- Cross-sectional (potong lintang)
- Case Control
- Cohort
2) Eksperimental
a) Quasi-eksperimental
b) True Eksperimental / RCT (Randomized Controlled Trial)
(Sastroasmoro, 2014)

9
1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
a. Penelitian klinis
b. Penelitian lapangan
c. Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan pada waktu
a. Penelitian transversal (cross-sectional)
b. Penelitian longitudinal
3. Berdasarkan pada substansi
a. Penelitian dasar
b. Penelitian terapan
4. Berdasarkan pada ad atau tidaknya analisis antar variable
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian analitik
5. Desain khusus
a. Uji diagnostic
b. Analisis kesintasan
c. Meta-analisis
(Saryono. 2011)

b. Bagaimana prosedur FGD?


Jawab:
Persiapan sebelum kegiatan
Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum peserta
(undangan) tiba. Tim fasilitator sebaiknya memulai komunikasi secara
informal dengan peserta yang berguna untuk menjalin kepercayaan dan
pendekatan masyarakat.
Tim fasilitator (pengundang) harus mempersiapkan ruangan sedemikian
rupa dengan tujuan agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal dalam
FGD. Sebaiknya peserta duduk melingkar bersama-sama dengan fasilitator
pemandu dikusi.
Pembukaan FGD

10
Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan penjelasan
tentang beberapa hal seperti: sambutan, tujuan pertemuan,
prosedur pertemuan dan perkenalan.
U capkanlah terima kasih atas kehadiran informan (peserta). Tekankan arti
penting kehadiran mereka sambil menjelaskan pengertian umum FGD.
Jelaskanlah maksud dan tujuan diadakannya pertemuan FGD yang sedang
dilakukan.
Perkenalkan diri dan peranannya masing-masing. Kemudian mintalah pula
peserta memperkenalkan diri. Pemandu harus cepat mengingat nama guna
saat memimpin diskusi.
Jelaskan prosedur pertemuan seperti: menjelaskan penggunaan alat
perekam, kerahasiaan dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini saja,
peserta tidak perlu menunggu untuk dimintai pendapat, silahkan berbicara
satu per satu sehingga bisa direkam dan tata tertib lainnya untuk
kelancaran pertemuan.
Jelaskan bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan
memberikan ceramah kepada peserta dan tekankan bahwa fasilitator ingin
belajar dari peserta. Tekankan juga bahwa pendapat dari semua peserta
sangat penting sehingga diharapkan semua peserta dapat mengeluarkan
pendapatnya. Sampaikan bahwa oleh karena itu fasilitator akan
mengemukakan sejumlah pertanyaan yang sudah dipersiapakan
sebelumnya.
Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum .
Penutup FGD:
M enjelang acara berakhir jelaskanlah kepada peserta bahwa diskusi
tentang masalah a k a n selesai. Jika pemandu sudah memiliki beberapa
kesimpulan umum yang dinilai cukup kuat,sampaikanlah secara singkat
point-point pentingnya. Untuk itu tanyakan kembali kepada masing-
masing peserta apakah masih ada lagi pendapat atau komentar yang ingin
disampaikan atau ditambahkan. Komentar yang sesuai dapat digali lebih
mendalam.
Sampaikan terima kasih kepada peserta atas partisipasi mereka
(Setyobudi W T, 2010)

11
c. Apa manfaat FGD?
Jawab:
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang
umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan
makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini
digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan
hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
Manfaat FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang
berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik ini digunakan dengan manfaat
untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang
diteliti. FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna
intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi
oleh dorongan subjektivitas peneliti.
FGD adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang banyak
digunakan, khususnya oleh pembuat keputusan atau peneliti, karena relatif
cepat selesai dan lebih murah. Teknik FGD bermanfaat mempermudah
pengambil keputusan atau peneliti dalam memahami sikap, ekspresi dan istilah
yang biasa digunakan oleh peserta mengenai topik yang dibicarakan.

Manfaat FGD:
1. Dapat dilakukan pada sasaran yang lebih banyak dibandingkan
wawancara mendalam
2. Memperoleh informasi yang mendalam tentang perilaku tiap individu
3. Memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang pendapat,sikap, dan
penerimaan masyarakat terhadap program pelayanan kesehatan.
Misalnya pemberian oralit pada penderita diare.
4. Memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan cara kuantitatif
5. Menghemat waktu daan biaya.
6. Hasil FGD dapat digunakan bersama-samaatau sebagai data yang
melengkapi data kuantitatif.
(Budiarto Eko, 2004)

12
Manfaat FGD:
1. Sinergisme
Suatu kelompok mampu menghasilkan informasi, ide dan pandangan
yang lebih luas.
2. Manfaat bola salju
Komentar yang didapat secara acak dari peserta dapat memacu reaksi
berantai respons yang beragam dan sangat mungkin menghasilkan ide-
ide baru.
3. Stimulan
Pengalaman diskusi kelompok sebagai sesuatu yang menyenangkan dan
lebih mendorong orang berpartisipasi mengeluarkan pendapat
4. Keamanan
Individu merasa lebih aman, bebas danleluasa mengekspresikan perasaan
dan pikirannya dibandingkan secara perseorangan yang mungkini akan
merasa khawatir
5. Spontan
Individu dalam kelompok lebih dapat diharapkan menyampaikan
pendapat atau sikap secara spontan dalam merenspons pertanyaan, hal
yang belum tentu mudah terjadi dalam wawancara perseorangan.
(Adnyani, 2015)

Manfaat FGD:
1. Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengetahuan,sikap
dan persepsi. Dari suatu studi yang menggunakan FGD biasanya akan
dapat menghasilkan istilah-istilah baru yang bersumber dari
pengetahuan.
2. Memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan cara kuantitatif
3. Menghemat waktu daan biaya
4. Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses-proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
(Paramita, 2010)

13
a. Apa macam-macam penelitian kualitatif?
Jawab:
Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang
dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip.
Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan
makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran
yang terjadi pada beberapa individu.
Grounded theory
Etnografi
Uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial, peneliti
menguji kelompok kelompok tersebutdan mempelajari pola perilaku,
kebiasaan dan cara hidup.
Study kasus
Studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperici,
memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai
sumber informasi.
(Budiarto Eko, 2004)

3.Untuk memastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat


perintah dari Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor
faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan kasus hipertensi di daerahnya,
laporan hasil penelitian akan digunakan Dinas Kesehatan dalam menyusun Program
Menurunkan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.

a. Bagaimana cara melakukan penelitian kuantitatif?


Jawab:
Secara sistematis, langkah-langkah penelitian kuantitatif yaitu:
1. Melakukan kajian kepustakaan
2. Menjelaskan latar belakang masalah penelitian
3. Mengidentifikasi masalah penelitian
4. Membatasi masalah penelitian
5. Merumuskan masalah penelitian

14
6. Menjelaskan tujuan penelitian
7. Menguraikan manfaat penelitian
8. Menjelaskan keterbatasan penelitian
9. Menjelaskan landasan teori dan kerangka berpikir penelitian
10. Mengemukakan penelitian yang relevan
11. Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penlitian (bila diperlukan)
12. Menjelaskan definisi operasional
13. Menetapkan jenis penelitian yang digunakan
14. Menetapkan area penelitian
15. Menetapkan populasi dan sampel
16. Menyusun instrumen penelitian
17. Uji coba instrumen: oleh penimbnag ahli, uji coba lapangan
18. Pengumpulan data
19. Mengolah dan menganalisis data
20. Menyusun laporan penelitian
(Yusuf, 2014)

b. Apa perbedaan pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif?


Jawab:
Perbedaan metode kuantitatif dengan kualitatif

No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


1. Hipotesis dirumuskan sejak Hipotesis dikembangkan sejalan
sebelum penelitian dengan penelitian
2. Definisi yang jelas dinyatakan Definisi sesuai konteks atau saat
sejak awal penelitian berlangsung
3. Reduksi data menjadi angka Deskripsi naratif/kata-kata,
ungkapan atau pernyataan
4. Menekankan reliabilitas skor Lebih suka dengan reliabilitas
melalui instrument penelitian penyimpulan menganggap cukup
5. Penilaian validitas dengan Penilaian validitas melalui
berbagai prosedur yang pengecekan silang atas sumber
mengandalkan hitungan statistik informasi

15
6. Menggunakan deskripsi prosedur Menggunakan deskripsi prosedur
yang jelas dan terinci secara naratif
7. Pengambilan sampel secara acak Pengambilan sampel sesuai tujuan
(random sampling) (purposive sampling)
8. Desain/kontrol statistik atas Analisis logis digunakan untuk
eksternal mengontrol variabel eksternal
9. Menggunakan desain khusus Mengandalkan peneliti dalam
untuk mengontrol bias prosedur mengontrol bias
10. Menyimpulkan hasil Menyimpulkan hasil secara naratif
menggunakan statistik
11. Memecah gejala-gejala menjadi Gejala-gejala yang terjadi dilihat
bagian-bagian untuk dianalisis dalam perspektif keseluruhan
12. Memanipulasi aspek, situasi atau Tidak merusak gejala-gejala yang
kondisi dalam mempelajari gejala terjadi secara alamiah /
yang kompleks membiarkan keadaan aslinya
(Sastroasmoro, 2014)

c. Apa desain penelitian kuantitatif?


Jawab:
a. Studi cross-sectional
Dalam penelitian cross-sectional peneliti melakukan obsevasi
pengukuran variabel pada satu saat tertentu, artinya semua subyek diamati
tepat pada saat yang sama, tetapi tiap subyek hanya diobservasi satu kali dan
pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Pada
studi cross-sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap
pengukuran yang dilakukan. Desain ini digunakan baik dalam studi klinis
dan lapangan, dan desain ini dapat digunakan pada penelitian deskriptif
maupun analitik. Dalam penelitian cross-sectional peneliti mencari
hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung
(efek). Langkah-langkah pada studi cross-sectional yaitu:
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung
Menetapkan subyek penelitian
Melaksanakan pengukuran

16
Melakukan analisis
b. Studi kasus-kontrol
Pada studi kasus kontrol sekelompok kasus (yakni pasien yang
menderita efek atau penyakit yang sedang diteliti) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (mereka yang tidak menderita penyakit atau efek)/ Dalam
studi ini ingin diketahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar
berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan
kekerapan terhadap pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus
dengan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kontrol.
Langkah-langkah pada studi kasus-kontrol yaitu:
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
Mendeskripsikan variabel penelitian, faktor risiko, dan efek
Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, kontrol), dan cara
untuk pemilihan subyek penelitian
Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor risiko
Menganalisis data
c. Studi kohort
Pada penelitian kohort, yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa
atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek diikuti secara
prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau tidaknya
efek. Sedangkan pada studi kohort retrospektif peneliti mengidentifikasi
faktor risiko dan efek pada kohort yang terjadi di masa lalu.
Langkah-langkah pada studi kohort yaitu:
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
Menetapkan kohort
Memilih kelompok kontrol
Menentukan variabel penelitian
Mengamati terjadinya efek
Menganalisis hasil
(Sastroasmoro, 2014)

17
Sintesis:

Macam-macam metode penelitian:

1. Penelitian Studi Case Control


Pada studi kasus case control, observasi atau pengukuran variabel
bebas dan variabel tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama. Peneliti
melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek, sedangkan variabel
bebasnya dicari secara retrospektif; karena itu studi case control disebut
sebagai studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya diobservasi pada satu
saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan.

Seperti telah disebutkan, pada studi case control dilakukan


identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian
ditelusur secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko yang diduga
berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi dengan
karakteristik yang sama dengan kasus; bedanya kelompok kontrol ini tidak
menderita penyakit atau kelainan yang diteliti. Pemilihan subyek kontrol ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara serasi (matching) atau
tanpa matching.

Seperti pada studi cross sectional, hasil pengukuran pada studi case
control dalam tabel 2 x 2. Hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan
efek diperoleh secara tidak langsung, yakni dengan menghitung risiko
relatif, yang dalam studi case control dinyatakan sebagai rasio odds (odds
ratio). Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk
terjadinya efek dinyatakan dengan P, maka odds adalah P/(1-P). Sebagai
contoh, bila peluang atau kemungkinan Muhammad Ali untuk menang
melawan Joe Frazier adalah 75%, maka odds Ali untuk menang adalah =
75% : 25% = 3.

Rasio odds menunujukkan berapa besar peran faktor risiko yang


diteliti terhadap terjadinya penyakit (efek), jadi serupa dengan rasio
prevalens pada studi cross sectional atau risiko relatif pada studi kohort.
Nilai rasio odds = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti ternyata bukan
merupakan risiko untuk terjadinya efek. Rasio yang lebih besar dari 1

18
menunjukkan bahwa benar faktor yang diteliti merupakan faktor risiko,
sedangkan rasio yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut
merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek. Nilai rasio odds ini harus
disertai interval kepercayaannya.

2. Penelitian Studi Kohort


Pada penelitian kohort yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa
atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek (yang disebut kohort)
diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi
atau tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni, yang diamati adalah
subyek yang belum mengalami pejanan faktor risiko yang dipelajari serta
belum mengalami efek.
Sebagian subyek secara alamiah akan mengalami pajanan terhadap
faktor risiko tertentu, sebagian lainnya tidak. Subyek yang terpajan faktor
risiko akan menjadi kelompok yang diteliti sedangkan yang lainnya menjadi
kelompok kontrol. Kedua kelompok kemudian akan diikuti selama masa
tertentu untuk kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit
yang diteliti.
Hasil studi kohort disusun dalam tabel 2 x 2 dan dapat ditentukan
insidens terjadinya efek pada kelompok terpajan dan kelompok kontrol.
Selanjutnya dapat dihitung risiko relatif, atau risiko insidens, yakni
perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko
dengan insidens efek pada kelompok tanpa faktor risiko.Risiko relatif
menunjukkan besarnya peran faktor risiko terhadap terjadinya penyakit; bila
risiko relatif = 1 maka faktor yang diteliti bukanlah merupakan faktor risiko,
nilai yang lebih daripada 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan
risiko, sedangkan nilai yang kurang dari 1 menunujukkan bahwa faktor
yang diteliti tersebut bersifat protektif.
Selain studi kohort protektif, ada pula studi kohort retrospektif. Pada
desain ini peneliti mengidentifikasi faktor risiko dan efek pada kohort yang
terjadi di masa lalu. Analisis yang digunakan sama dengan pada studi
kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini bergantung pada kualitas data
pada rekam medis atau sumber data lain. Baik faktor risiko maupun efek
yang diteliti harus didefinisikan dengan jelas. Salah satu kelemahannya

19
adalah terdapat kemungkinan bahwa pelbagai pengukuran yang dilakukan
pada masa lampau tidak memenuhi standar, karena data yang ada adalah
data pelayanan, dan data penelitian.

3. Penelitian Cross Setional


Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat
tertentu. Dengan demikian maka pada studi cross-sectional peneliti tidak
melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain cross
sectional sering digunakan baik dalam studi klinis dan lapangan; desain ini
dapat digunakan pada penelitian deskriptif maupun analitik.
Contoh penelitian cross sectional deskriptif :
Presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di komunitas
Prevalens obesitas pada mahasiswa di Jakarta
Indeks tuberkulin pada anak
Contoh penelitian cross sectional analitik :
Beda proporsi pemberian ASI eksklusif pada pelbagai tingkat
pendidikan ibu
Beda kadar kolesterol dokter anak dan dokter bedah
Beda prevalens penyakit tertentu antara siswa lelaki dan perempuan
Peran pelbagai faktor risiko dalam terjadinya penyakit tertentu

Dalam studi analitik cross sectional yang mempelajari hubungan antara


faktor risiko dengan penyakit (efek), pengukuran terhadap variabel bebas
(faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) hanya dilakukan sekali dalam
waktu yang bersamaan. Dari pengukuran tersebut maka dapat diketahui
jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek yang
faktor risiko, maupun pada kelompok tanpa faktor risiko.
Hasil pengukuran biasanya disusun pada tabel 2 x 2; dari tabel dapat
dilihat prevalens penyakit (efek) pada kelompok dengan atau tanpa faktor
risiko, kemudian dapat dihitung rasio prevalens, yakni perbandingan antara
prevalens efek pada kelompok subyek yang memiliki faktor risiko dengan
prevalens efek pada kelompok subyek tanpa faktor risiko.
Rasio prevalens memberikan gambaran peran faktor risiko terhadap
terjadinya efek atau penyakit. Bila rasio prevalens sama dengan 1, artinya

20
prevalens penyakit pada subyek dengan faktor A sama dengan prevalens
pada subyek tanpa faktor A, maka faktor tersebut bukanlah faktor risiko.
Bilai nilai rasio prevalens lebih dari 1 berarti faktor A tersebut merupakan
faktor risiko, dan nilai yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor
tersebut merupakan faktor protektif (mencegah terjadinya efek).
Jadi, desain penelitian yang dapat digunakan oleh dr. Regina dalam
kasus ini adalah desain penelitian studi cross-sectional karena studi cross-
sectional tidak memakan waktu yang lama mengingat Kepala dinas
meminta laporan hasil penelitian untuk menyusun program menurunkan
angka Hipertensi di Puskesmas kenanga.
(Sastroasmoro, 2014)

d. Apa manfaat penelitian?


Jawab:
Informasi yang berguna bagi masyarakat
Memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan tambahan yang berguna
bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian pengembangan
Mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diharapkan
Sebagai media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui
penelitian yang dijalankan dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun
penyempurnaan pengetahuan yang telah ada
Dapat mengatasi atau menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi
Sebagai alat dalam pengambilan keputusan
Membantu untuk meningkatkan kemampuannya dalam
menginterpretasikan fenomena-fenomena yang terjadi didalam
masyarakat dan sekitarnya, yang bersifat kompleks dan saling berkait
Sebagai alat dalam pengambilan kesimpulan untuk pemecahan masalah
(Yusuf, 2014)

e. Apa kemungkinan desain pada kasus?


Jawab:
Kemungkinan desain yang digunakan pada kasus adalah desain cross sectional.

21
f. Apa sistematika laporan penelitian?
Jawab:
Komponen laporan penelitian antara lain, yaitu:
1) BAB I. PENDAHULUAN
a) latar belakang masalah
b) rumusan masalah
c) tujuan penelitian
d) manfaat penelitian
e) keaslian penelitian
2) BAB II. TINJAUAN TEORI
a) deskripsi teori
b) kerangka teori
c) kerangka konsep pertanyaan penelitian/hipotesis
3) BAB III. METODE PENELITIAN
a) desain penelitian
b) ruang lingkup penelitian (waktu dan tempat)
c) populasi dan sampel
d) variabel penelitian
e) definisi operasional
f) instrumen penelitian
g) validitas dan reliabilitas instrumen
h) jalannya penelitian
i) analisis data
4) BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a) deskripsi hasil penelitian (karakteristik umum)
b) hasil pengujian hipotesis
c) pembahasan hasil penelitian
5) BAB V . KESIMPULAN
a) kesimpulan
b) saran
6) DAFTAR PUSTAKA
7) LAMPIRAN
(Saryono, 2011)

22
g. Bagaimana menentukan rancangan penelitian?
Jawab:
1. Memilih subyek-subyek penelitian dengan kondisi variabel luar yang
betul-betul homogen
2. Melakukan randomisasi subyek pada waktu melakukan pengelompokan
(random assignment)
3. Melakukan pengelompokan subyek penelitian secara matching.

h. Bagaimana cara menentukan populasi dan sampel?


Jawab:
Populasi dalam penelitian adalah sekelompok subyek dengan karakteristik
tertentu.
1. Populasi target adalah populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan
hasil penelitian; sementara ahli menyebutnya ranah atau domain. Populasi
target bersifat umum yang pada penelitian klinis biasanya ditandai dengan
karakteristik demografis (misalnya kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klini (misalnya sehat, OA). Contoh populasi target:
- Anak sehat
- Remaja pengguna narkoba
- Pasien usia subur
2. Populasi terjangkau disebut pula populasi sumber adalah bagian populasi
target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh: Pasien Morbus Hansen
yang berobat di RSMH pada tahun 2011. Dengan kata lain populasi
terjangkau adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan
waktu. Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel, yang terdiri atas
subyek yang akan langsung diteliti
(Sastroasmoro, 2014)

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap mewakili populasinya :
1. Probability sampling
Prinsipnya adalah bahwa setiap subyek dalam populasi mempunyai kes

23
empatan yang sama untuk terpilih sebagai sampe penelitian.
Simple random sampling; kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek
dalam populasi terjangkau yang akan dipilih subyeknya sebagai
sampel penelitian. Setiap subyek diberi nomor, dan dipilih sebagian
dari mereka
Systematic random sampling; ditentukan bahwa dari seluruh subyek
yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai
sampel.
Stratified random sampling; sample dipilih secara acak untuk setiap
strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel
yang terbebas dari variasi untuk setiap strata.
Cluster sampling; sampel dipilih secara acak pada kelompok individu
dalam populasi yang terjadi secara alamiah
(Sastroasmoro, 2014).

2. Non-probability sampling
Merupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan mudah
dilakukan.
Consecutive sampling; semua subyek datang berurutan dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah
subyek terpenuhi.
Convenient sampling; sampel diambil tanpa sistematika tertentu,
sehingga jarang dapat dianggap dapat mewakili populasi terjangkau.
Purposive sampling; peneliti memilih responden berdasarkan
pertimbangan subyektif dan praktis, bahwa responden tersebut dapat
memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan
penelitian
(Sastroasmoro, 2014).

i. Bagaimana etika penelitian?


Jawab:
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, adat kebiasaan. Etika adalah
sebuah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai nilai dan norma moral

24
yang menentukan perilaku peneliti terhadap penelitiannya. Etika membantu
manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat.
Empat aspek utama yang perlu dipahami oleh seorang peneliti yaitu: (1)
Respect for human dignity: menghormati harkat dan martabat manusia. (2)
Respect for privacy and confidentiality: menghormati privasi dan kerahasiaan
subyek penelitian. (3) Respect for justice and inclusiveness: keadilan dan
inklusivitas dan (4) Balancing harms and benefits: memperhitungkan manfaat
dan kerugian yang ditimbulkan.
Kaidah dasar etika penelitian :
1. Menghormati martabat
Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat seseorang
(subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus
dihargai.
2. Asas kemanfaatan
Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan resiko
yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang
diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Selain itu,
penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga
kesejahteraan manusia.
3. Berkeadilan.
Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian setiap orang
diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak
dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
4. Informed consent.
Subjek penelitian harus menyatakan kesediaannya mengikuti penelitian
dengan mengisi informed consent. Hal ini juga merupakan bentuk
kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.
5. Aspek kerahasiaan.
Data yang diperoleh dari akan dijamin kerahasiaannya subjek penelitian
harus dijamin, dan penggunaan data tersebut hanya untuk kepentingan
penelitian saja.
(Sanusi, 2010)

25
j. Bagaimana menetukan data yang valid pada penelitian?
Jawab:
Instrumen harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas (handal).
Instrumen yang valid berarti instrumen mampu mengukur tentang apa yang
diukur, misalnya seseorang ingin mengukur berat badannya, maka alat tersebut
dikatakan valid. Meteran adalah alat yang valid untuk mengukur panjang,
tetapi tidak valid digunakan untuk mengukur berat badan. Instrumen yang
memenuhi persyaratan reliabilitas (handal), berarti instrumen menghasilkan
ukuran yang konsisten walaupun instrumen tersebut digunakan mengukur
berkali-kali.
1. Uji Validitas
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket
memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi
Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari
nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r
masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau
membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung
> dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan
program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti
nomor pertanyaan itu valid.
2. Uji Reliabilitas
Perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanyalah nomor
penyataan yang sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji
kehandalan adalah teknik ukur ulang dan teknik sekali ulur. Teknik sekali
ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah Acak, Kuder
Richardson, teknik Hoyd, dan Alpha Cronbach.
(Sanusi, 2010)

4. Bagaimana pandangan islam?


Jawab:

26
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali-Imran: 190-191).

Oleh karena itu manusia disuruh Allah untuk memperhatikan dan mempelajarinya
dengan mengembangkan sains agar bisa mengetahui pola-pola yang terdapat di alam.
Dengan merasakan manfaat alam ini diharapkan tumbuh rasa syukur manusia
terhadap pemberian Tuhannya yang kemudian mendorongnya untuk menjadi hamba
Allah yang baik

2.6 Kesimpulan:
Penelitian kualitatif dapat menjadi dasar penelitian kuantitatif, desain penelitian yang
cocok untuk dilakukan dokter Regina adalah cross sectional sebagai laporan hasil
penelitian.

27
2.7 Kerangka konsep :

Hipertensi menempati posisi kedua dan


penyebab kematian no 3 terbanyak

Penelitian kualititatif mengenai


penyebab peningkatan hipertensi

Penelitian kuantitatif
(cross sectional)

Laporan hasil penelitian

28
DAFTAR PUSTAKA

Adnyani. 2015. Prevalensi dan Faktor Terjadinya Hipertensi. Jakarta. Tersedia di :


lib.ui.ac.id (diakses 8 mei 2017)

Al-Quran

Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :


Rineka Cipta

Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC

Dorland, W.A Newman, 2002, Kamus Kedokteran Dorland edisi ke-29, Jakarta: EGC

Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Paramita, Astridya dan Lusi Kristiana.2013.Teknik Focus Group Discussion Dalam


Penelitian Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique In Qualitative
Research).Buletin Penelitian Sistem Kesehatan:16(2)

Poerwandari, E. Kristi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung : Alfabeta

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed-5.


Jakarta: Sagung Seto.

29
Setyobudi, W. T., 2010. Teknik Moderasi Focus Group Discussion (FGD), Tersedia di :
etd.repository.ugm.ac.id (diakses 8 mei 2017)
Singarimbun, M., Effendi, S.1998. Metode Penelitian. Jakarta: LP3ES

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta.

Yusuf, M. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.


Jakarta: Kencana.

Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

30

Anda mungkin juga menyukai