PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Hipertensi : Tingginya tekanan darah arteri secara persisten.
2. FGD : Diskusi terfokus oleh suatu grup/kelompok untuk membahas
suatu masalah tertentu dalam suasana informal.
3. Puskesmas : Poliklinik tingkat kecamatan tempat rakyat menerima
pelayanan kesehatan dan penyuluhan.
4. Dinas : Unsur pelaksana otonom daerah dalam bidang kesehatan dan
Kesehatan dipimpin langsung oleh seorang kepala dinas.
5. Penelitian : Kegiatan pengumpulan, pengelolahan, analisis dan pengujian
kualitatif data berdasarkan mutu.
6. Penelitian : Kegiatan pengumpulan, pengelolahan, analisis dan pengujian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan/menguji sesuatu hipotesis.
7. Penelitian : Pemeriksaan yang diteliti/penyelidikan terhadap angka.
kuantitatif
8. Penelitian : Kegiatan pengumpulan/pengelolahan data yang dilakukan
observasional dengan cara mengawasi dengan teliti/peninjauan secara
cermat.
9. Peningkatan : Peningkatan wabah/penyakit pada masyarakat di suatu daerah
kasus pada waktu yang sama.
10. Laporan hasil : Keterangan/informasi tentang suatu kegiatan/penelitian
penelitian berdasarkan fakta
11. Faktor : Peristiwa yang ikut menyebabkan terjadinya sesuatu.
12. Asupan : Hal yang menyangkut nutrisi/manfaat terhadap suatu sistem
di kehidupan.
3
3. Untuk memastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat
perintah dari Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor
faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan kasus hipertensi di daerahnya,
laporan hasil penelitian akan digunakan Dinas Kesehatan dalam menyusun Program
Menurunkan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.
4
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan
pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar
pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas
atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam
kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual
saat wawancara berlangsung.
2) Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala
dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk
dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi
subjek dengan peneliti dan hal-hal yangdianggap relevan sehingga dapat
memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Tujuan observasi
adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian di lihat dari perpektif mereka.
(Sastroasmoro, 2014)
5
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang
kualitatif.
- Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin
diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.
- Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk di jawab.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil mengumpulkan orang
lain, contohnya: data yang dimiliki suatu perusahaan atau data BPS.
(Sastroasmoro, 2014)
6
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok
menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru
dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau
adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung
untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah
karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan
bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh
darah. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan
oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah
meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen
yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya.
Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen
dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena
jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke
dalam organ dan jaringan tubuh lainnya.
b. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang
yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung
dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada
dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan
kenaikkan tekanan darah.
Kurangnya aktifitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat
badan yang akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat.
Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur memiliki
efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah sekitar 6-15 mmHg
pada penderita hipertensi. Olahraga banyak dihubungkan dengan
pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat
7
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.
Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi.
(Adnyani,2015)
Untuk suatu komponen utama atau penting dalam suatu sistem informasi,
dikarenakan dasar dalam menyediakan suatu informasi
Untuk mendapatakan penelitian dari sekumpulan data yang terdiri dari
obeservasi, dan wawancara.
(Riduwan. 2005)
8
Data adalah fakta yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian
dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan
berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
(Notoadmojo Soekidjo, 2012)
Observasional Intervensional
1. Laporan kasus 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi
3. Studi cross-sectional termasuk survai Pendidikan
4. Studi kasus-kontrol Perilaku
5. Studi kohort Kesehatan masyarakat
6. Meta-analisis
9
1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
a. Penelitian klinis
b. Penelitian lapangan
c. Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan pada waktu
a. Penelitian transversal (cross-sectional)
b. Penelitian longitudinal
3. Berdasarkan pada substansi
a. Penelitian dasar
b. Penelitian terapan
4. Berdasarkan pada ad atau tidaknya analisis antar variable
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian analitik
5. Desain khusus
a. Uji diagnostic
b. Analisis kesintasan
c. Meta-analisis
(Saryono. 2011)
10
Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan penjelasan
tentang beberapa hal seperti: sambutan, tujuan pertemuan,
prosedur pertemuan dan perkenalan.
U capkanlah terima kasih atas kehadiran informan (peserta). Tekankan arti
penting kehadiran mereka sambil menjelaskan pengertian umum FGD.
Jelaskanlah maksud dan tujuan diadakannya pertemuan FGD yang sedang
dilakukan.
Perkenalkan diri dan peranannya masing-masing. Kemudian mintalah pula
peserta memperkenalkan diri. Pemandu harus cepat mengingat nama guna
saat memimpin diskusi.
Jelaskan prosedur pertemuan seperti: menjelaskan penggunaan alat
perekam, kerahasiaan dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini saja,
peserta tidak perlu menunggu untuk dimintai pendapat, silahkan berbicara
satu per satu sehingga bisa direkam dan tata tertib lainnya untuk
kelancaran pertemuan.
Jelaskan bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan
memberikan ceramah kepada peserta dan tekankan bahwa fasilitator ingin
belajar dari peserta. Tekankan juga bahwa pendapat dari semua peserta
sangat penting sehingga diharapkan semua peserta dapat mengeluarkan
pendapatnya. Sampaikan bahwa oleh karena itu fasilitator akan
mengemukakan sejumlah pertanyaan yang sudah dipersiapakan
sebelumnya.
Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum .
Penutup FGD:
M enjelang acara berakhir jelaskanlah kepada peserta bahwa diskusi
tentang masalah a k a n selesai. Jika pemandu sudah memiliki beberapa
kesimpulan umum yang dinilai cukup kuat,sampaikanlah secara singkat
point-point pentingnya. Untuk itu tanyakan kembali kepada masing-
masing peserta apakah masih ada lagi pendapat atau komentar yang ingin
disampaikan atau ditambahkan. Komentar yang sesuai dapat digali lebih
mendalam.
Sampaikan terima kasih kepada peserta atas partisipasi mereka
(Setyobudi W T, 2010)
11
c. Apa manfaat FGD?
Jawab:
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang
umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan
makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini
digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan
hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
Manfaat FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang
berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik ini digunakan dengan manfaat
untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang
diteliti. FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna
intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi
oleh dorongan subjektivitas peneliti.
FGD adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang banyak
digunakan, khususnya oleh pembuat keputusan atau peneliti, karena relatif
cepat selesai dan lebih murah. Teknik FGD bermanfaat mempermudah
pengambil keputusan atau peneliti dalam memahami sikap, ekspresi dan istilah
yang biasa digunakan oleh peserta mengenai topik yang dibicarakan.
Manfaat FGD:
1. Dapat dilakukan pada sasaran yang lebih banyak dibandingkan
wawancara mendalam
2. Memperoleh informasi yang mendalam tentang perilaku tiap individu
3. Memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang pendapat,sikap, dan
penerimaan masyarakat terhadap program pelayanan kesehatan.
Misalnya pemberian oralit pada penderita diare.
4. Memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan cara kuantitatif
5. Menghemat waktu daan biaya.
6. Hasil FGD dapat digunakan bersama-samaatau sebagai data yang
melengkapi data kuantitatif.
(Budiarto Eko, 2004)
12
Manfaat FGD:
1. Sinergisme
Suatu kelompok mampu menghasilkan informasi, ide dan pandangan
yang lebih luas.
2. Manfaat bola salju
Komentar yang didapat secara acak dari peserta dapat memacu reaksi
berantai respons yang beragam dan sangat mungkin menghasilkan ide-
ide baru.
3. Stimulan
Pengalaman diskusi kelompok sebagai sesuatu yang menyenangkan dan
lebih mendorong orang berpartisipasi mengeluarkan pendapat
4. Keamanan
Individu merasa lebih aman, bebas danleluasa mengekspresikan perasaan
dan pikirannya dibandingkan secara perseorangan yang mungkini akan
merasa khawatir
5. Spontan
Individu dalam kelompok lebih dapat diharapkan menyampaikan
pendapat atau sikap secara spontan dalam merenspons pertanyaan, hal
yang belum tentu mudah terjadi dalam wawancara perseorangan.
(Adnyani, 2015)
Manfaat FGD:
1. Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengetahuan,sikap
dan persepsi. Dari suatu studi yang menggunakan FGD biasanya akan
dapat menghasilkan istilah-istilah baru yang bersumber dari
pengetahuan.
2. Memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan cara kuantitatif
3. Menghemat waktu daan biaya
4. Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses-proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
(Paramita, 2010)
13
a. Apa macam-macam penelitian kualitatif?
Jawab:
Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang
dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip.
Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan
makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran
yang terjadi pada beberapa individu.
Grounded theory
Etnografi
Uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial, peneliti
menguji kelompok kelompok tersebutdan mempelajari pola perilaku,
kebiasaan dan cara hidup.
Study kasus
Studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperici,
memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai
sumber informasi.
(Budiarto Eko, 2004)
14
6. Menjelaskan tujuan penelitian
7. Menguraikan manfaat penelitian
8. Menjelaskan keterbatasan penelitian
9. Menjelaskan landasan teori dan kerangka berpikir penelitian
10. Mengemukakan penelitian yang relevan
11. Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penlitian (bila diperlukan)
12. Menjelaskan definisi operasional
13. Menetapkan jenis penelitian yang digunakan
14. Menetapkan area penelitian
15. Menetapkan populasi dan sampel
16. Menyusun instrumen penelitian
17. Uji coba instrumen: oleh penimbnag ahli, uji coba lapangan
18. Pengumpulan data
19. Mengolah dan menganalisis data
20. Menyusun laporan penelitian
(Yusuf, 2014)
15
6. Menggunakan deskripsi prosedur Menggunakan deskripsi prosedur
yang jelas dan terinci secara naratif
7. Pengambilan sampel secara acak Pengambilan sampel sesuai tujuan
(random sampling) (purposive sampling)
8. Desain/kontrol statistik atas Analisis logis digunakan untuk
eksternal mengontrol variabel eksternal
9. Menggunakan desain khusus Mengandalkan peneliti dalam
untuk mengontrol bias prosedur mengontrol bias
10. Menyimpulkan hasil Menyimpulkan hasil secara naratif
menggunakan statistik
11. Memecah gejala-gejala menjadi Gejala-gejala yang terjadi dilihat
bagian-bagian untuk dianalisis dalam perspektif keseluruhan
12. Memanipulasi aspek, situasi atau Tidak merusak gejala-gejala yang
kondisi dalam mempelajari gejala terjadi secara alamiah /
yang kompleks membiarkan keadaan aslinya
(Sastroasmoro, 2014)
16
Melakukan analisis
b. Studi kasus-kontrol
Pada studi kasus kontrol sekelompok kasus (yakni pasien yang
menderita efek atau penyakit yang sedang diteliti) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (mereka yang tidak menderita penyakit atau efek)/ Dalam
studi ini ingin diketahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar
berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan
kekerapan terhadap pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus
dengan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kontrol.
Langkah-langkah pada studi kasus-kontrol yaitu:
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
Mendeskripsikan variabel penelitian, faktor risiko, dan efek
Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, kontrol), dan cara
untuk pemilihan subyek penelitian
Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor risiko
Menganalisis data
c. Studi kohort
Pada penelitian kohort, yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa
atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek diikuti secara
prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau tidaknya
efek. Sedangkan pada studi kohort retrospektif peneliti mengidentifikasi
faktor risiko dan efek pada kohort yang terjadi di masa lalu.
Langkah-langkah pada studi kohort yaitu:
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
Menetapkan kohort
Memilih kelompok kontrol
Menentukan variabel penelitian
Mengamati terjadinya efek
Menganalisis hasil
(Sastroasmoro, 2014)
17
Sintesis:
Seperti pada studi cross sectional, hasil pengukuran pada studi case
control dalam tabel 2 x 2. Hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan
efek diperoleh secara tidak langsung, yakni dengan menghitung risiko
relatif, yang dalam studi case control dinyatakan sebagai rasio odds (odds
ratio). Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk
terjadinya efek dinyatakan dengan P, maka odds adalah P/(1-P). Sebagai
contoh, bila peluang atau kemungkinan Muhammad Ali untuk menang
melawan Joe Frazier adalah 75%, maka odds Ali untuk menang adalah =
75% : 25% = 3.
18
menunjukkan bahwa benar faktor yang diteliti merupakan faktor risiko,
sedangkan rasio yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut
merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek. Nilai rasio odds ini harus
disertai interval kepercayaannya.
19
adalah terdapat kemungkinan bahwa pelbagai pengukuran yang dilakukan
pada masa lampau tidak memenuhi standar, karena data yang ada adalah
data pelayanan, dan data penelitian.
20
prevalens penyakit pada subyek dengan faktor A sama dengan prevalens
pada subyek tanpa faktor A, maka faktor tersebut bukanlah faktor risiko.
Bilai nilai rasio prevalens lebih dari 1 berarti faktor A tersebut merupakan
faktor risiko, dan nilai yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor
tersebut merupakan faktor protektif (mencegah terjadinya efek).
Jadi, desain penelitian yang dapat digunakan oleh dr. Regina dalam
kasus ini adalah desain penelitian studi cross-sectional karena studi cross-
sectional tidak memakan waktu yang lama mengingat Kepala dinas
meminta laporan hasil penelitian untuk menyusun program menurunkan
angka Hipertensi di Puskesmas kenanga.
(Sastroasmoro, 2014)
21
f. Apa sistematika laporan penelitian?
Jawab:
Komponen laporan penelitian antara lain, yaitu:
1) BAB I. PENDAHULUAN
a) latar belakang masalah
b) rumusan masalah
c) tujuan penelitian
d) manfaat penelitian
e) keaslian penelitian
2) BAB II. TINJAUAN TEORI
a) deskripsi teori
b) kerangka teori
c) kerangka konsep pertanyaan penelitian/hipotesis
3) BAB III. METODE PENELITIAN
a) desain penelitian
b) ruang lingkup penelitian (waktu dan tempat)
c) populasi dan sampel
d) variabel penelitian
e) definisi operasional
f) instrumen penelitian
g) validitas dan reliabilitas instrumen
h) jalannya penelitian
i) analisis data
4) BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a) deskripsi hasil penelitian (karakteristik umum)
b) hasil pengujian hipotesis
c) pembahasan hasil penelitian
5) BAB V . KESIMPULAN
a) kesimpulan
b) saran
6) DAFTAR PUSTAKA
7) LAMPIRAN
(Saryono, 2011)
22
g. Bagaimana menentukan rancangan penelitian?
Jawab:
1. Memilih subyek-subyek penelitian dengan kondisi variabel luar yang
betul-betul homogen
2. Melakukan randomisasi subyek pada waktu melakukan pengelompokan
(random assignment)
3. Melakukan pengelompokan subyek penelitian secara matching.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap mewakili populasinya :
1. Probability sampling
Prinsipnya adalah bahwa setiap subyek dalam populasi mempunyai kes
23
empatan yang sama untuk terpilih sebagai sampe penelitian.
Simple random sampling; kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek
dalam populasi terjangkau yang akan dipilih subyeknya sebagai
sampel penelitian. Setiap subyek diberi nomor, dan dipilih sebagian
dari mereka
Systematic random sampling; ditentukan bahwa dari seluruh subyek
yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai
sampel.
Stratified random sampling; sample dipilih secara acak untuk setiap
strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel
yang terbebas dari variasi untuk setiap strata.
Cluster sampling; sampel dipilih secara acak pada kelompok individu
dalam populasi yang terjadi secara alamiah
(Sastroasmoro, 2014).
2. Non-probability sampling
Merupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan mudah
dilakukan.
Consecutive sampling; semua subyek datang berurutan dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah
subyek terpenuhi.
Convenient sampling; sampel diambil tanpa sistematika tertentu,
sehingga jarang dapat dianggap dapat mewakili populasi terjangkau.
Purposive sampling; peneliti memilih responden berdasarkan
pertimbangan subyektif dan praktis, bahwa responden tersebut dapat
memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan
penelitian
(Sastroasmoro, 2014).
24
yang menentukan perilaku peneliti terhadap penelitiannya. Etika membantu
manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat.
Empat aspek utama yang perlu dipahami oleh seorang peneliti yaitu: (1)
Respect for human dignity: menghormati harkat dan martabat manusia. (2)
Respect for privacy and confidentiality: menghormati privasi dan kerahasiaan
subyek penelitian. (3) Respect for justice and inclusiveness: keadilan dan
inklusivitas dan (4) Balancing harms and benefits: memperhitungkan manfaat
dan kerugian yang ditimbulkan.
Kaidah dasar etika penelitian :
1. Menghormati martabat
Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat seseorang
(subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus
dihargai.
2. Asas kemanfaatan
Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan resiko
yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang
diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Selain itu,
penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga
kesejahteraan manusia.
3. Berkeadilan.
Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian setiap orang
diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak
dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
4. Informed consent.
Subjek penelitian harus menyatakan kesediaannya mengikuti penelitian
dengan mengisi informed consent. Hal ini juga merupakan bentuk
kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.
5. Aspek kerahasiaan.
Data yang diperoleh dari akan dijamin kerahasiaannya subjek penelitian
harus dijamin, dan penggunaan data tersebut hanya untuk kepentingan
penelitian saja.
(Sanusi, 2010)
25
j. Bagaimana menetukan data yang valid pada penelitian?
Jawab:
Instrumen harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas (handal).
Instrumen yang valid berarti instrumen mampu mengukur tentang apa yang
diukur, misalnya seseorang ingin mengukur berat badannya, maka alat tersebut
dikatakan valid. Meteran adalah alat yang valid untuk mengukur panjang,
tetapi tidak valid digunakan untuk mengukur berat badan. Instrumen yang
memenuhi persyaratan reliabilitas (handal), berarti instrumen menghasilkan
ukuran yang konsisten walaupun instrumen tersebut digunakan mengukur
berkali-kali.
1. Uji Validitas
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket
memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi
Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari
nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r
masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau
membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung
> dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan
program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti
nomor pertanyaan itu valid.
2. Uji Reliabilitas
Perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanyalah nomor
penyataan yang sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji
kehandalan adalah teknik ukur ulang dan teknik sekali ulur. Teknik sekali
ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah Acak, Kuder
Richardson, teknik Hoyd, dan Alpha Cronbach.
(Sanusi, 2010)
26
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali-Imran: 190-191).
Oleh karena itu manusia disuruh Allah untuk memperhatikan dan mempelajarinya
dengan mengembangkan sains agar bisa mengetahui pola-pola yang terdapat di alam.
Dengan merasakan manfaat alam ini diharapkan tumbuh rasa syukur manusia
terhadap pemberian Tuhannya yang kemudian mendorongnya untuk menjadi hamba
Allah yang baik
2.6 Kesimpulan:
Penelitian kualitatif dapat menjadi dasar penelitian kuantitatif, desain penelitian yang
cocok untuk dilakukan dokter Regina adalah cross sectional sebagai laporan hasil
penelitian.
27
2.7 Kerangka konsep :
Penelitian kuantitatif
(cross sectional)
28
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Dorland, W.A Newman, 2002, Kamus Kedokteran Dorland edisi ke-29, Jakarta: EGC
Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung : Alfabeta
29
Setyobudi, W. T., 2010. Teknik Moderasi Focus Group Discussion (FGD), Tersedia di :
etd.repository.ugm.ac.id (diakses 8 mei 2017)
Singarimbun, M., Effendi, S.1998. Metode Penelitian. Jakarta: LP3ES
30