Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Tetapi kenyataannya,
sebagian besar orang tua dan guru tidak memahami akan potensi luar biasa yang
dimiliki anak-anak pada usia itu. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang
dimiliki orang tua dan guru, menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak
berkembang dan juga kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Di negara lain Pendidikan anak usia dini mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Seperti halnya di Singapura dan Korea Selatan, hampir seluruh anak-
anak usia dini telah mendapatkan pendidikan. Human Development Indeks (HDI)
atau tingkat pengembangan sumber daya manusia kedua negara itu jauh di atas
Indonesia. Untuk itu perlu kerjasama keluarga dan masyarakat berperan penting
dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Karena, keluarga dan
masyarakat harus dapat memberikan contoh baik, karena pada dasarnya seorang
anak akan senantiasa mengikuti atau mencontoh orang di sekitarnya. Agar mampu
membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas kelak, dan diharapkan akan
mampu bersaing dengan bangsa lain.
Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas untuk melakukan perubahan
tingkah laku pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi
karena usaha individu yang bersangkutan baik mencakup ranah-ranah efektif,
kognitif dan psikomotor (Bloom, 1974).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perkembangan emosi ?
2. Apa fungsi perkembangan emosi ?
3. Apa saja jenis-jenis perkembangan emosi ?
4. Apa saja variabel dari perkembangan emosi?
5. Apa pengertian dari perkembangan sosial ?
6. Apa fungsi perkembangan sosial ?
7. Apa saja jenis-jenis dari perkembangan sosial ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan emosi
2. Untuk mengetahui fungsi perkembangan emosi
3. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis perkembangan emosi
4. Untuk mengetahui Apa saja variabel dari perkembangan emosi
5. Untuk mengetahui Apa pengertian dari perkembangan sosial
6. Untuk mengetahui fungsi perkembangan sosial
7. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis dari perkembangan sosial

D. Manfaat
Penulisan dari makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi bagi yang membutuhkan dan bagi mahasiswa sehubungan
dengan perkembangan sosial emosional pada AUD khususnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pengertian perkembangan emosi
Emosi adalah dari segi etimologi emosi yang berasal dari akar kata bahasa
latin yaitu movere yang berarti menggerakan, bergerak. Lalu ditambah
awalan e- untuk memberi arti bergerak menjauh. Definisi emosi yaitu suatu
gejala psiko-fiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap maupun
tingkah laku, dan dikeluarkan dalam bentuk ekspresi tertentu.Pengertian
perkembangan emosi adalah perasaan batin, baik berupa, nafsu, keadaan mental
dan fisik yang dapat muncul atau manifestasi kedalam bentuk-bentuk atau gejala-
gejala seperti takut, gembira, marah, sedih, kasih sayang, dan ingin tahu. Dalam
kajian psikolog, Sukmadinata (2003 : 80) memberikan definisi emosi sebagai
perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi
dan menimbulkan gejolak suasana batin. Seperti halnya perasaan, emosi juga
membentuk suatu kontinum, bergerak dari emosi positif hingga yang bersifat
negatif. Sementara Crow & Crow dalam Sunarto & Hartono (2002 : 149),
memberikan pengertian emosi sebagai pengalaman afektif yang disertai
penyesuaian diri dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik, dan
berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Perkembangan emosi berkaitan dengan
cara anak memahami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Emosi anak perlu dipahami
para guru agar dapat mengarahkan emosi negative menjadi emosi positif sesuai
dengan harapan sosial.
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi emosi yang kami rangkum dari para
ahli:

Pengertian Emosi Menurut George Miller: Emosi adalah pengalaman


seseorang tentang perasaan yang kuat, dan biasanya diiringi dengan

3
perubahan-perubahan fisik dalam peredaran darah dan pernapasan,
biasanya juga dibarengi dengan tindakan-tindakan pemaksaan.
Pengertian Emosi Menurut Angels: Emosi adalah kondisi perasaan yang
kompleks, yang diiringi dengan beberapa gerakan atau aktivitas kelenjar.
Atau, perilaku yang kompleks yang didominasi oleh aktivitas lambung
atau organ-organ intrinsik.

Pengertian Emosi Menurut Dr. Muhammad Najaati: Emosi adalah kekacauan


hebat yang meliputi segala aspek individu, dan berpengaruh terhadap perilakunya,
perasaannya, dan fungsi vitalnya. Asalnya dia muncul dari faktor psikologis.

Pengertian Emosi Menurut Dr. Abdullah Abdul Hayy Musa: Emosi


adalah perubahan tiba-tiba yang meliputi segala aspek individu, baik psikis
maupun fisiknya.
Pengertian Emosi Menurut Stanley: Emosi adalah fondasi utama yang
melandasi kelahiran dan perkembangan kekuatan mental.
Menurut Wikipedia, pengertian emosi adalah perasaan intens yang
ditujukan kepada seseorang atau pun sesuatu. Selain itu, emosi juga dapat
diartikan sebagai reaksi yang timbul akibat perbuatan seseorang atau pun
kejadian tertentu

2. Fungsi perkembangan Emosi

Emosi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia untuk


menghadapi situasi tertentu, baik dalam keadaan darurat maupun keadaan yang
lainnya. Fungsi dari emosi diantaranya adalah:

1. Menimbulkan respons otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis


Bayangkan tiba-tiba Anda bertemu dengan ular. Anda mungkin merasa
terkejut dan lalu melompat. Karena terkejut itulah maka Anda selamat dari
gigitan ular. Tiba-tiba saja Anda melompat. Bayangkan juga saat Anda bertemu

4
harimau di hutan, karena Anda takut maka Anda melarikan diri. Tanpa berpikir
apapun Anda lari begitu saja. Artinya, keadaan krisis bisa dilewati karena Anda
memiliki respons otomatis. Anda otomatis merespons ular dengan melompat,
dan merespons harimau dengan berlari. Bayangkan juga Anda dimarahi oleh
atasan Anda karena kerja Anda tidak beres. Anda merasa takut. Jika tidak
selesai maka Anda akan dipecat. Oleh karena rasa takut itu, maka Anda
berusaha menyelesaikan pekerjaan.
2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus
Pada saat kita ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi, kita akan
bersedih hati. Adanya sedih membuat kita menyesuaikan diri dengan reaksi
yang tepat untuk kondisi kehilangan. Lalu misalnya kita sedang berlayar di
lautan dengan kapal laut. Saat itu ada badai besar menerjang, kapalnya
digoncang ke sana kemari. Boleh jadi karena emosi cemas, kita jadi lebih
waspada. Lalu memakai pelampung, berpegangan erat, atau melakukan tindakan
keamanan lainnya.
3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu
Emosi-emosi tertentu mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu.
Misalnya pada saat mengalami emosi harapan. Kita akan berusaha untuk
menggapai pencapaian tersebut.
4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain
Ketika kita marah, apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain? Mungkin
kita ingin menyampaikan perasaan marah tersebut kepada orang yang telah
membuat kita marah, atau kita ingin menyampaikan bahwa kita tidak ingin
disepelekan atau bisa jadi menyampaikan bahwa kita ingin memukul orang yang
sudah membuat kita marah. Intinya ada pesan ketika kita melakukan emosi
tersebut.
5. Meningkatkan ikatan social
Apa jadinya jika hubungan sosial kita dengan orang lain tanpa ada emosi?
Hubungan itu hambar saja. Tidak akan ada rasa dekat yang terbangun. Adanya
emosi yang positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang, kegembiraan,
kedamaian, akan membuat hubungan sosial yang ada semakin erat. Kita

5
semakin dekat dengan teman-teman karena terbangunnya emosi yang positif
yang terus menerus lebih kuat dalam hubungan itu.
6. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
Seseorang akan lebih mengingat kembali kenangan-kenangan yang diliputi oleh
emosi yang kuat. Misalnya saat seseorang yang tidak pernah mendapat rangking
satu, tiba-tiba ia mendapat rengking satu. Seseorang itu akan merasa melayang
di udara . Atau ketika ada seseorang yang ditinggal mati oleh nenek nya. Hal
tersebut adalah salah satu contoh yang membuat kenangan dapat diliputi oleh
emosi yang kuat.
Adapun fungsi emosi yang lain adalah sebagai berikut:
1. Merupakan bentuk komunikasi
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri
anak dengan lingkungan sosialnya
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi
satu kebiasaan
5. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat dan
mengganggu aktivitas motorik dan mental anak

3. Jenis-jenis emosi
Jenis emosi ada dua yaitu :
Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
Emosi Psikis , yaitu emosi yang mempunyai alasan alasan kejiwaan.
Emosi psikis dibagi menjadi lima kelompok yaitu :
1. Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang
lingkup kebenaran.Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk :
a). Rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah
b).Rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran
c). Rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan persoalan ilmiah yang harus
dipecahkan

6
2.Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang
lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok.Wujud perasaan ini
seperti :
a.rasa solidaritas
b.persaudaraan ( ukhuwah)
c.Simpati
d.kasih sayang, dan sebagainya
3.Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai nilai baik
dan buruk atau etika ( moral ). Contohnya :
a.rasa tanggung jawab ( responsibility)
b.rasa bersalah apabila melanggar norma
c.rasa tentram dalam mentaati norma
4.Perasaan Keindahan ( estetis )
yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik
bersifat kebendaan ataupun kerohanian
5.Perasaan Ketuhanan
merupakan kelebihan manusia sebagai makluk Tuhan, dianugrahi fitrah (
kemampuan atau perasaan ) untuk mengenal; Tuhannya.Dengan kata lain,
manusia dianugerahi insting religius ( naluri beragama ).Karena memiliki fitrah
ini, maka manusia di juluki sebagai Homo Divinans dan Homo Religius atau
makluk yang berke-Tuhan-an atau makluk beragama.
Menurut Stewart At All (1985) mengutarakan perasaan senang, marah,
takut, dan sedih sebagai basic emotions.
1. Gembira, padaumumnya perasaan gembira dan senang diekpresikan
dengan tersenyum (tertawa), perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas
kreatif pada saat menemukan sesuatu atau mencapai kemenangan
2. Marah, dapat terjadi pada saat individu merasa dihambat, frustasi karena
tidak mencapai yang diinginkan, dicerca orang, atau dihadapkan pada
suatu tuntutan yang berlawanan dengan keinginannya
3. Takut, perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya
bahaya

7
4. Sedih, dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah
dari yang lain, terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.

4. Variabel perkembangan emosi


Syamsudin mengutarakan tiga variabel atau mekanisme emosi dalam rumusan yang
lebih ringkas, yaitu sebagai berikut :

Variabel stimulus, Rangsangan yang menimbulkan emosi disebut variabel


stimulus. Terdapat peristiwa sebagai rangsangan bermakna bagi individu
yang diterima melalui panca inderanya.
Variabel organismik yaitu perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi saat
mengalami emosi. Setelah individu menerima rangsangan, proses
selanjutnya adalah meneruskan rangsangan tersebut ke pusat syaraf. Pusat
syaraf meneruskan rangsangan yang telah diolah keseluruh tubuh sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologis.
Variabel respons yaitu pola sambutan ekspresif atas terjadinya pengalaman
emosi. Individu merespons stimulus yang ia terima dengan cara
mengekspresikannya melalui perilaku ataupun bahasa tubuhnya.

8
B. PERKEMBANGAN SOSIAL
1. Pengertian perkembangan social
Pengertian perkembangan sosial adalah sebagai upaya pengenalan (sosialisasi)
anak terhadap orang lain yang ada di luar dirinya dan lingkungannya, serta pengaruh
timbal balik dari berbagai segi kehidupan bersama yang mengadakan hubungan satu
dengan lainnya, baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok. Dalam kajian
sosiologis, Soerjono Soekanto (1997 : 66) memberikan definisi sosial ini yang disebut
dengan proses sosial yaitu, yang dimaksud lebih ditujukan pada hubungan sosial anak
dengan sesamanya atau orang-orang yang ada di dalam lingkungannya. Bagaimana anak
bersosialisasi dengan yang lain, seperti dengan orangtua, anggota keluarga, guru, dan
orang lain yang ada disekitar lingkungan di mana anak berada, baik di rumah, di sekolah,
maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.

Pengertian perkembangan sosial menurut beberapa ahli


Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan
yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola
tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang
layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan
seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan
unsur sosialisasi di masyarakat.
Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia
sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri
dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya
masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai
sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak
tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak
dan lingkungannya.
Menurut Plato, secara potensial atau fitrah manusia dilahirkan sebagai
makhluk sosial

9
Menurut Muhibin, mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan
proses pembentukan pribadi dalam masyarakat.
Menurut Hurlock (2011), bahwa perkembangan sosial merupakan
perolehan kemampuan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial Sosialisasi.
Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan menekankan
perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang
lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh
lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai
salah satu anggota kelompoknya.

2. Fungsi perkembangan sosial


Adapun fungsi dari perkembangan social yaitu:
1. Agar anak dapat belajar bertingkah laku yang dapat diterima
lingkungannya
2. Agar anak dapat memainkan peranan sosial yang bisa diterima
kelompoknya
3. Agar anak dapat mengembangkan sikap sosial yang sehat terhadap
lingkungannya yang merupakan modal penting untuk sukses dalam
kehidupan sosialnya kelak
4. Agar anak mampu menyesuaikan dirinya dengan baik, dan lingkungannya
pun dapat menerimanya dengan senang hati
Adapun fungsi perkembangan sosial anak dapat dilihat melalui
tahapan bermain yaitu:
a. Sikap sosial, yaitu dengan bermain anak bisa belajar bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Mereka mempunyai kesempatan untuk belajar
menunda kepuasan sendiri selama beberapa menit, misalnya saat
menunggu giliran bermain. Ia pun terdorong untuk belajar berbagi,
bersaing dengan jujur, menang atau kalah dengan sportif,
memepertahankan haknya, dan peduli terhadap hak-hak orang lain. Lebih
lanjut iapun akan belajar makna kerja tim dan semangat tim.

10
b. Belajar berkomunikasi, untuk dapat bermain dengan baik bersama orang
lain, anak harus bias mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya. Hal
ini mendorong anak untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik,
bagaimana membentuk hubungan sosial, bagaimana menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam hubungan tersebut.
c. Belajar mengorganisasi, saat bermain bersama orang lain, anak juga
berkesempatan untuk belajar berorganisasi. Bagaimana ia harus
melakukan pembagian peran diantara mereka yang turut serta dalam
permainan tersebut, misalnya siapa yang menjadi guru dan siapa yang
menjadi muridnya.
d. Lebih menghargai orang lain dan perbedaan-perbedaan, bermain
memungkinkan anak mengembangkan kemampuan empatinya saat
bermain dalam sebuah peran, misalnya anak tidak hanya memerankan
identitas si tokoh, tetapi juga pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan tokoh
tersebut. Permainan(bermain peran) membantu anak membangun
pemahaman yang lebih baik atas orang lain, lebih toleran, serta mampu
berlapang dada terhadap perbedaan-perbedaan yang dijumpai.
e. Menghargai harmoni dan kompromi, saat dunianya semakin luas dan
kesempatan berinteraksi semakin sering dan bervariasi maka akan
tumbuh kesadarannya akan makna peran sosial, persahabatn, perlunya
menjalin hubungan serta perlunya strategidan diplomasi dalam
berhubungan dengan orang lain. Anak tidak akan begitu saja merebut
mainan temannya, misalnya ia tahu akan konsekuensi ditinggalkan atau
dimusuhi.

3. Jenis-jenis perkembangan sosial


Secara spesifik, Hurlock (1980 : 118) mengklasifikasikan pola perilaku sosial
pada anak usia dini ini kedalam pola-pola perilaku sebagai berikut :
1. Meniru, yaitu anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia
kagumi. Anak mampu meniru perilaku guru yang diperagakn sesuai
dengan tema pembelajaran

11
2. Persaingan, yaitu keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang
lain. Persaingan ini biasanya sudah tampak pada usia empat tahun. Anak
bersaing dengan teman untuk meraih prestasi seperti berlomba-lomba
dalam memperoleh juara dalam suatu permainan, menunjukkan
antusiasme dalam mengerjakan sesuatu sendiri
3. Kerja sama, mulai usia tahun ketiga akhir, anak bermain secara bersamaan
dan kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai berkembang dasn
meningkat baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan
dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak yang lain.
4. Simpati, karena simpati membutuhkan pengertian tentang perasaan-
perasaan dan emosi orang lain, semakin banyak kontak bermain semakin
cepat simpati akan berkembang
5. Empati, seperti halnya simpati,empati membutuhkan pengertian tentang
perasaan dan emosi orang lain, tetapi di samping itu juga membutuhkan
kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.
Relatif hanya sedikit anak yang dapat melakukan hal ini sampai awal masa
kanak-kanak akhir
6. Dukungan sosial, menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak
dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting daripada persetujuan
orang-orang dewasa
7. Membagi, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh
persetujuan sosial ialah membagi miliknya, terutama mainan untuk anak-
anak yang lainnya. Pada momen-momen tertentu, anak juga rela membagi
makanan kepada anak lain dalam rangka mempererat tali pertemanan
mereka dan menunjukkan identitas keakraban antarmereka
8. Perilaku akrab, anak memberikan rasa kasih sayang kepada guru dan
teman. Bentuk dari perilaku akrab diperlihatkan dengan canda gurau dan
tawa riang diantara mereka. Kepada guru, mereka memperlakukan
sebagaimana layaknya pada orang tua mereka sendiri, memeluk,
merangkul, digendong, memegang tangan sang guru, dan banyak bertanya.

12
Melalui pergaulan anak atau hubungan social, baik dengan orang
tua, anggota keluarga, orang dewasa, dan teman sebaya lainnya, anak mulai
mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada masa anak menurut
syamsu yusuf, bentuk-bentuk perilaku sosial itu adalah sebagai berikut:
f. Pembangkangan (negativisme), yaitu bentuk tingkah laku melawan
g. Agresi (agresion), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal)
maupun kata-kata(verbal).
h. Berselisih atau bertengkar(quarelling), terjadi apabila anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain.
i. Persaingan (rival)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Emosi adalah dari segi etimologi emosi yang berasal dari akar kata bahasa latin
yaitu movere yang berarti menggerakan, bergerak. Lalu ditambah awalan e-
untuk memberi arti bergerak menjauh. Definisi emosi yaitu suatu gejala psiko-
fiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap maupun tingkah laku, dan
dikeluarkan dalam bentuk ekspresi tertentu.Pengertian perkembangan emosi adalah
perasaan batin, baik berupa, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau
manifestasi kedalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, gembira, marah,
sedih, kasih sayang, dan ingin tahu
Pengertian perkembangan sosial adalah sebagai upaya pengenalan (sosialisasi)
anak terhadap orang lain yang ada di luar dirinya dan lingkungannya, serta pengaruh
timbal balik dari berbagai segi kehidupan bersama yang mengadakan hubungan satu
dengan lainnya, baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok.
Fungsi perkembangan Emosi
1. Menimbulkan respons otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis
2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus
3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu
4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain
5. Meningkatkan ikatan social
6. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
Adapun fungsi dari perkembangan social yaitu:
1. Agar anak dapat belajar bertingkah laku yang dapat diterima
lingkungannya
2. agar anak dapat memainkan peranan sosial yang bisa diterima
kelompoknya

14
3. Agar anak dapat mengembangkan sikap sosial yang sehat terhadap
lingkungannya yang merupakan modal penting untuk sukses dalam
kehidupan sosialnya kelak
4. Agar anak mampu menyesuaikan dirinya dengan baik, dan lingkungannya
pun dapat menerimanya dengan senang hati
Jenis emosi ada dua yaitu :
Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
Emosi Psikis , yaitu emosi yang mempunyai alasan alasan kejiwaan.
Jenis perilaku sosial menurut Hurlock, yaitu:
a. Meniru,
b. Kerja sama,
c. Simpati,
d. Empati,
e. Dukungan sosial

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan untuk perbaikan kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana


Prenada Media Group

Beaty, J. Janice. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta :


Kencana Prenada Media Group

http://nyriza.blogspot.co.id/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
www.psychologymania.com/2012/06/pengertian perkembangan- sosial html,
02/13:42

16

Anda mungkin juga menyukai