Disusun Oleh:
Kelompok 16 / Perikanan C
SANGGA PERMANA 230110150
SEPTIAN ARYA RIZKI 230110150185
SRI FITRIYAH R. 230110150218
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNya, praktikan telah menyelesaikan penyusunan laporan
akhir praktikum Identifikasi parasit pada ikan mas untuk memenuhi tugas
praktikum mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan.
Praktikan juga menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan praktikum. Praktikan berharap laporan
praktikum ini dapat berguna bagi teman-teman sekalian maupun masyarakat
luas. Praktikan menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan demi kebaikan bersama.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
di perairan dengan air yang mengalir tenang serta berudara sejuk (Bachtiar
2002).
Upaya paling baik yang dapat dilakukan oleh pembudidaya baik ikan
konsumsi maupun ikan hias dalam menghadapi kemungkinan serangan penyakit
ikan adalah melakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dapat
dilaksanakan dengan melakukan upaya pembersihan (dekontaminasi) secara
berkesinambungan, baik terhadap kolam pemeliharaan, ikan peliharaan maupun
semua peralatan yang digunakan. Ada beberapa teknik pencegahan yang dapat
dilakukan oleh pembudidaya, yaitu secara mekanik, kimia dan biologis.
Pengendalian penyakit perlu dilakukan secara dini. Berkaitan dengan upaya
penanggulangan dan pemberantasan penyakit diperlukan informasi mengenai
jenis patogen, jenis ikan yang terserang dan waktu kejadiaannya (Hoffman
1987). Maka untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan pada ikan-ikan yang
dibudidayakan, dilakukan pengamatan parasit untuk beberapa sampel ikan di
suatu perairan budidaya sehingga jika suatu usaha budidaya diketahui
terkontaminasi oleh parasit dapat ditanggulangi secara cepat dan tidak terjadi
penularan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
endoparasit dan ektoparasit apa pada organ ikan dan membandingkan parasit
yang terdapat antara ikan besar dan ikan kecil.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
dapat membedakan antara endoparasit dan ektoparasit dan sebagai dasar untuk
mahasiswa yang akan melakukan PKL ataupun penelitian tentang parasit dan
penyakit ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Kulitnya
banyak mengandung kelenjar lendir, tertutup oleh sisik, sirip dan ekor yang
simetris, insang tertutup tutup insang (Amri, 2002).
Saluran pencernaan ikan Mas berupa segmen-segmen, meliputi mulut,
rongga mulut, faring, esofagus, pilorus, usus, rektum dan anus. Ikan Mas dapat
memakan plankton maupun invertebrata kecil. Atas dasar inilah maka dapat
dikatakan bahwa ikan Mas merupakan ikan omnivora yang cenderung herbivora.
Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi
terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga
memerlukan pencernaan lebih lama. Hal ini dapat dibuktikan melalui
pengamatan pada organ dalam ikan Mas yang tidak ditemukan adanya lambung
tetapi bagian depan usus halus terlihat membesar yang lebih dikenal dengan
istilah lambung palsu. Ikan Mas memilki panjang usus yang melebihi panjang
tubuh ikan. Pada pengukuran yang telah dilakukan diketahui bahwa
tubuh ikan Mas memiliki panjang baku 19 cm sedangkan panjang ususnya
mencapai 50 cm atau hampir tiga kali lipat dari panjang tubuhnya. Usus yang
panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil hidrolisis makromolekul
makanan secara maksimal (Santoso, 1993:14).
Ikan Mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu 20oC-25oC
dan pH air antara 7-8. Di antara jenis ikan Mas itu sendiri, jika diamati lebih
lanjut, ada perbedaan dari segi sisik, bentuk badan, sirip mata dan perbedaan ini
menunjukkan adanya perbedaan ras pada jenis ikan air tawar (Suseno, 2000:21).
2.2Parasitologi
Pada dasarnya ilmu parasitologi adalah mempelajari mengenai
simbiosis, terutama bentuk suatu organisme yang bersifat parasit. Dua
organisme yang hidup bersama dan menguntungkan bagi salah satu atau kedua
simbiont tersebut. Biasanya kedua simbiont adalah merupakan organisme yang
berbeda spesies, tetapi juga dapat dari spesies yang sama.
6
Famili : Amphicotylidae
Genus : Marsipometra
Spesies : Marsipometra confusa
a. Ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang terdapat pada bagian luar tubuh ikan atau
di bagian yang masih terdapat udara dari luar, seperti bagian kulit, lendir, sisik,
sirip, rongga mulut, operculum dan insang. Contoh ektoparasit misalnya Lernea
cyprinacea, Argulus japonicus, dan Myxobolus koi.
b. Endoparasit
Endoparasit adalah parsit yang hidupnya di dalam tubuh inang, seperti
pada alat pencernaan (usus), peredaran darah (sel darah), otak, otot daging, dan
organ tubuh seperti ginjal, hati, dan gelembung renang. Contoh endoparasit
misalnya Sangunicola inermis, Myxosoma cerebralis, dan Cryptobis borreli.
a. Parasit Temporer
10
Parasit temporer adalah kelompok parasit yang berada pada tubuh inang
pada waktu mengambil makanan saja. Bila sudah kenyang parasit meninggalkan
inang dan parasit hidup bebas. Contonya adalah Pacet, Lintah, dan Nyamuk.
b. Parasit Stasioner
Parasit Stasioner adalah kelompok parasit yang hidup bebas, jadi tidak
membutuhkan tubuh inangnya untuk tempat hidup atau mendapatkan makanan.
c. Parasit Periodik
Parasit periodik adalah parasit yang sebagian dari siklus hidupnya saja
berada pada tubuh iangnya dan ada stadium yang hidup bebas.
d. Parasit Permanen
Parasit permanen adalah parasit yang selama hidupnya termasuk seluruh
siklus hidupnya berada pada tubuh inang. Contoh dari parasit ini misalnya kutu
rambut.
a. Parasit Obligat
Parasit obligat adalah kelompok parasit yang semasa hidupnya tergantung
pada inang, tanpa inang ketika slah satu stadium larvanya akan mati. Misalnya
parsit Lernea sp. Pada stdium larva copepodid, jika tidak mendapat inang (ikan,
kecebong) akan mati demikian pula dengan Argulus (kutu ikan).
b. Parasit Fakultatif
Parasit fakultatif adalah sekelompok parasit yang dapat hidup tanpa inang.
Misalnya jamur Saprolegna dapat hidup pada telur yang mati atau ikan hidup
dan spora hidup bebas atau cacing Strongyloides larva rhabditisnya ditemui di
alam dan dalam usus manusia.
a. Host Spesifik
11
Disebut host spesifik artinya parasit tersebut hanya dapat hidup pada inang
tertentu (satu jenis ikan) saja, bila tidak mendapatkan inang parasit akan mati.
Contohnya yaitu Myxosoma cerebralis hanya dapat hidup pada Trout.
3.2.1 Alat
Berikut adalah peralatan yang akan digunakan dalam pengamatan:
No Alat Fungsi
1. Sonde Untuk membunuh ikan
2. Pisau Untuk mengambil lendir dibagian kulit,
mengambil sisik parasit pada sirip dan
insang
3. Gunting,. Untuk membedah ikan
4. Pinset Untuk mengambil organ tubuh ikan
5. Cawan Petri, Sebagai tempat untuk meletakan organ
tubuh ikan dan mencairkannya dengan
air
6. Gelas Objek dan Cover Untuk wadah pengamatan parasit
Glass
7. Mikroskop Alat untuk megamati parasit
8. Gelas ukur Untuk wadah air
9. Wadah plastik berisi air Untuk wadah ikan yang akan diamati
10. Timbangan Untuk menimbang bobot ikan
11. Penggaris Untuk megukur panjang ikan
3.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengamatan:
No Bahan Fungsi
12
13
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Identifikasi Parasit Ikan Mas Kelompok
Intensitas (Ektoparasit) =
Intensitas (Endoparasit) = =
Prevalensi (Ektoparasit) = x 100%
Prevalensi (Endoparasit) = x 100%
4.2 Pembahasan
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin, M. Dkk. 2003. Parasit Pada Ikan Hias Air Tawar (Ikan Cupang,
Gapi Dan Rainbow) Parasites In Fresh Water Ornamental Fish (Cupang,
Guppy And Rainbow Fish). Jurnal Akuakultur Indonesia.
Bijanti, Retno. Dkk. Antigenesity Protein Of Aeromonas Hydrophila Caused
Ulcer Disease On Goldfish (Cyprinus Carpio Linn) Using Indirect ELISA
Technique. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga: Surabaya.
17