Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian

Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami mempunyai tanggung jawab
yang penuh dalam suatu keluarga tersebut begitu juga suami mempunyai peranan yang sangat
penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami
sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan
keluarga.

Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Peran dalam kesehatan reproduksi
adalah bentuk nyata dari kepedulian dan keikutsertaan suami dalam pelaksanaan upaya-upaya
kesehatan reproduksi. Asuhan kehamilan merupakan salah satu bentuk dari upaya
pemeliharaan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan suatu kesehatan dalam keadaan
sempurna baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan serta bukan semata-mata terbebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya (BKKBN, 2001).

Peran dalam kesehatan reproduksi adalah bentuk nyata dari kepedulian dan keikutsertaan
suami dalam pelaksanaan upaya-upaya kesehatan reproduksi. Asuhan kehamilan merupakan
salah satu bentuk dari upaya pemeliharaan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan
suatu kesehatan dalam keadaan sempurna baik fisik, mental, social, dan lingkungan serta
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (BKKBN, 2001).

Peran suami hamil penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Kasih sayang dan
belaian suami masih tetap penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang
hadirnya buah cinta yang diharapkan (Manuaba, 2009).

B. Proses Terbentuknya Peran Suami

Perkembangan pengalaman suami (ayah) di bagi sesuai fase-fase dalam kehamilan istrinya:

1. Trimester satu
o Setelah mengetahui istrinya hamil, ia akan memberi tahu teman- teman dan
relasi kabar gembira tersebut
o Sering bingung terhadap perubahan perasaan istrinya, termasuk perubahan
tubuhnya. Ia akan memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan
menurunnya keinginan istrinya.
o Saat ini, anaknya bayi yang potensial. Ayah (suami) sering dibayangkan
berinteraksi dengan anaknya yang dibayangkan berumur 5-6 tahun, walaupun
kehamilan istrinya belum kelihatan
2. Trimester kedua
o Peran suami pada saat ini masih samar-samar, tetapi keterbatasannya
meningkat dengan melihat dan merasakan gerakan fetus
o Suami (ayah) menjadi lebih nyaman dengan peran yang baru. Dengan melihat
anaknya pada USG adalah pengalaman yang penting dalam menerima
kenyataan istrinya hamil
o Seorang suami (suami) ingin meniru atau membuang perilaku sebagai ayah
keinginanya. Bisa juga timbul konflik pada pasangan tentang bagaimana
menjadi ayah. Dalam peran suami sebagai pencari nafkah yang oleh istrinya
ditambah dengan terlihat secara aktif dalam mempersiapkan perawatan anak
3. Trimester ketiga : Bila pasangan mampu berkomunikasi dengan baik trimester tiga ini
adalah waktu yang khusus dengan yang tentang perannya, dan mempersiapkan
bersama kondisi kedepan.
1. Terlibat dalam kelas bersama, pendidikan kesehatan tentang melahirkan
2. Persiapan yang nyata untuk kelahiran bayi
3. Perannya menjadi jelas
4. Timbul rasa takut
5. Timbulnya pertanyaan, menjadi orang seperti apa
6. Dapatkah membantu istrinya melahirkan
7. Apakah mereka akan mempunyai bayi

(Salmah, 2006).

C. Dukungan suami pada istri

Dukungan suami pada istri adalah hal yang memang dibutuhkan suami harus mengenal dan
memahami perubahan yang terjadi pada istri selama kehamilannya. Suami akan mengambil
peran besar dalam menjaga kesehatan kejiwaan istrinya agar tetap stabil, tenang, dan bahagia.
Sebagai orang terdekat yang menjadi belahan jiwa istri, misalnya saling berdiskusi mengenai
perkembangan yang terjadi selama kehamilan, bersama-sama mencari informasi mengenai
kehamilan dan pendidikan anak dari media cetak, menemani istri saat memeriksakan
kehamilan (Dagun, 2002).

Anda mungkin juga menyukai