BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam makalah ini mengenai:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian naratif ?
2. Kapan penelitian naratif digunakan?
3. Apa saja jenis-jenis penelitian naratif ?
4. Apa karakteristik kunci penelitian naratif ?
5. Apa potensi masalah dalam mengumpulkan cerita naratif?
6. Apa langkah-langkah dalam melakukan penelitian naratif ?
7. Apa kriteria untuk mengevaluasi penelitian naratif ?
BAB II
PEMBAHASAN
S
umber: Creswell, 2008
1. Mengidentifikasi satu pusat fenomena untuk dieksplorasi yang menunjukkan suatu masalah
pendidikan.
Proses penelitian dimulai dengan memfokuskan pada masalah penelitian untuk diteliti dan
diidentifikasi. Satu pusat fenomena untuk dieksplorasi. Walaupun fenomena yang ditarik dalam
penelitian adalah cerita (Connelly & Clandinin, 1990), tetapi peneliti perlu untuk
mengidentifikasi suatu masalah atau keprihatinan peneliti pada suatu kondisi/keadaan tertentu.
Peneliti berusaha untuk memahami pengalaman pribadi atau sosial dari seorang individu
atau lebihdalam lingkup pendidikan.
2. Secara sengaja (purposefully) memilih seorang individu untuk mempelajari tentang satu
fenomena tersebut.
Peneliti mencari seorang individu atau lebih yang dapat memberikan suatu pemahaman tentang
fenomena itu. Partisipan mungkin seseorang yang khas atau seseorang yang sangat penting
untuk penelitian karena ia telah mengalami masalah tertentu atau situasi tertentu. Walaupun
kebanyakan studi naratif meneliti hanya individu tunggal, peneliti dapat meneliti beberapa
individu dalam penelitian, masing-masing dengan cerita berbeda yang dapat menimbulkan
konflik atau malah saling mendukung satu sama lain.
3. Mengumpulkan cerita dari individu tersebut.
Peneliti mengumpulkan field texts (data) yang akan memberikan cerita dari pengalaman
partisipan. Boleh jadi langkah terbaik untuk mengumpulkan cerita adalah memiliki cerita
partisipan tentang pengalamannya melalui percakapan atau wawancara. Peneliti dapat
mengumpulkan field texts atau teks lapangan dari sumber yang lain juga, seperti jurnal atau
catatan harian, mengamati individu dan membuat fieldnote atau catatan lapangan,
mengumpulkan surat-surat yang dikirim oleh individu, mengumpulkan cerita individu dari
anggota keluarganya, mengumpulkan dokumen-dokumen resmi mengenai individu,
mengumpulkan foto-foto dan barang-barang pribadi yang lain dan mencatat pengalaman-
pengalaman hidup individu.
4. Restory atau menceritakan kembali cerita individu.
Proses ini meliputi pemeriksaan data kasar/mentah, mengidentifikasi unsur-unsur cerita di
dalamnya, mengurutkan atau mengorganisir unsur-unsur cerita dan menyajikan ulangan cerita
yang menggambarkan pengalaman partisipan. Peneliti melakukan restory karena pendengar dan
pembaca akan lebih memahami cerita yang diceritakan oleh partisipan jika peneliti mengurutkan
menjadi urutan yang logis. Apakah peneliti mengeidentifikasi unsur-unsur cerita?
Bagaimana peneliti mengurutkan dan mengorganisir unsur-unsur cerita? Peneliti naratif
membedakan unsur-unsur cerita menjadi pilihan, misalnya, waktu, tempat, plot, dan adegan
merupakan unsur utama terdapat dalam restory oleh peneliti (Connelly & Clandinin, 1990).
5. Berkolaborasi dengan partisipan yang memberi cerita.
Peneliti secara aktif berkolaborasi dengan partisipan sepanjang proses penelitian. Kolaborasi ini
dapat mengasumsikan beberapa bentuk, seperti negoisasi masuk ke tempat penelitian dan
negoisasi dengan partisipan, bekerja secara dekat dengan partisipan supaya mendapatkan field
texts untuk memahami pengalaman partisipan, menulis dan menceritakan cerita dalam kalimat
atau kata-kata peneliti sendiri.
6. Menulis laporan naratif tentang pengalaman partisipan.
Langkah utama dalam proses penelitian adalah supaya peneliti menulis dan menyajikan cerita
dari pengalaman partisipan. Restorying peneliti tentu saja merupakan pusat dalam laporan
naratif. Selanjutnya peneliti harus memasukkan suatu analisis untuk menyoroti tema khusus yang
muncul sepanjang cerita.
7. Validasi keakuratan laporan.
Peneliti juga perlu melakukan validasi keakuratan dari laporan naratifnya. Ketika berkolaborasi
dengan partisipan, validasi ini dapat terjadi melalui kegiatan penelitian. Beberapa validasi praktis
seperti member checking, triangulasi di antara sumber-sumber data dan mencari bukti-bukti
dapat membantu menentukan keakuratan dan kredibilitas laporan naratif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian naratif sebagai suatu bentuk populer dari penelitian kualitatif. Penelitian naratif
menjadi suatu cara untuk melakukan studi tentang guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya
dalam latar pendidikan. Penelitian naratif mendeskripsikan pengalaman hidup individu,
mengumpulkan cerita (data), menceritakan kembali dan menulis laporan naratif tentang
pengalaman-pengalaman individu. Studi kualitatif ini berfokus pada mengidentifikasi
pengalaman individu tunggal atau beberapa individu dan memahami pengalaman masa lalu,
sekarang dan masa depannya.
Peneliti naratif mengumpulkan cerita dari individu dan menceritakan kembali cerita
partisipannya menjadi suatu kerangka kronologi karakter, latar, tindakan, masalah dan tindakan
resolusinya. Peneliti dapat mengumpulkan field texts atau teks lapangan dan membentuknya
menjadi tema-tema atau kategori-kategori dan mendeskripsikan secara terperinci latar atau
konteks cerita. Peneliti menekankan kolaborasi dengan partisipan sepanjang proses penelitian.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian naratif adalah mengidentifikasi masalah
yang sesuai untuk penelitian naratif dan memilih satu partisipan atau lebih untuk melakukan
studi. Peneliti kemudian mengumpulkan cerita-cerita dari partisipan tentang pengalaman
hidupnya dan menceritakan kembali cerita untuk membentuk kronologi kejadian termasuk
karakter tokoh, latar, masalah, tindakan dan resolusi. Sepanjang proses ini peneliti berkolaborasi
dengan partisipan dan cerita yang disusun oleh peneliti menceritakan pengalaman hidup
partisipannya.
DAFTAR PUSTAKA
Clandinin, D. J., & Connelly, F. M. (1990). Stories of experience and narrative inquiry. Educational
Researcher, 1S(5), 214.
Clandinin, D. J., & Connelly, F. M. (2000). Narrative inquiry: experience and story in qualitative
research. San Francisco: Jossey-Bass.
Cortazzi, M. (1993). Narrative analysis. London: Falmer Press.
Creswell, J. W.(2008). Educational research, planning, conducting, and evaluating quantitative and
qualitative research. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Creswell, J. W.(2010). Research design, penedekatan kualitatif, kuantitaif, dan mixed
3rd ed. (Terjemahan Achmad Fawaid). Thousand Oaks, CA : Sage. (Buku asli diterbitkan tahun
2009).