Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobakterium tuberkulosis dan bersifat menular (Christian, 2009; Storla, 2009).
WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman
tuberkulosis. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis. Di
Indonesia pemberantasan penyakit tuberkulosis telah dimulai sejak tahun 1950
dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang
semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Strategi
pengobatan ini disebut DOTS (Directly Observed Treatment Short Course
Chemotherapy). Cakupan pengobatan dengan strategi DOTS tahun 2000 dengan
perhitungan populasi 26 juta, baru mencapai 28%.

Berdasarkan Global Tuberkulosis Kontrol tahun 2011 angka prevalensi


semua tipe TB adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau sekitar 690.000
kasus. Insidensi kasus baru TBC dengan BTA positip sebesar 189 per 100.000
penduduk atau sekitar 450.000 kasus. Kematian akibat TB di luar HIV sebesar 27
per 100.000 penduduk atau 182 orang per hari. Menurut laporan WHO tahun
2013, Indonesia menempati urutan ke tiga jumlah kasus tuberkulosis setelah
India dan Cina dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus. Angka kematian masih
sama dengan tahun 2011 sebesar 27 per 100.000 penduduk, tetapi angka
insidennya turun menjadi 185 per 100.000 penduduk di tahun 2012 (WHO,
2013).
Salah satu pilar penanggulangan penyakit tuberkulosis dengan startegi
DOTS adalah dengan penemuan kasus sedini mungkin. Hal ini dimaksudkan
untuk mengefektifk an pengobatan penderita dan menghindari penularan dari
orang kontak yang termasuk subclinical infection. Kenyataannya di Kota

1
Semarang, data menunjukkan jumlah penemuan kasus suspect (tersangka) masih
jauh dari target. Sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 kuartil ke 1, angka
pencapaian penemuan suspect hanya berkisar 53%. Angka tersebut sangat jauh
dari target sehingga diperkirakan penularan penyakit tuberkulosis akan semakin
meluas.
Jumlah penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Mijen tahun 2010 dari
triwulan pertama berjumlah 8 penderita, triwulan ke dua berjumlah 11, triwulan
ke tiga berjumlah 31 penderita dan triwulan ke empat berjumlah 9 penderita.
Sedangkan pada tahun 2011 pada triwulan pertama terdapat 20 penderita.
Kumulatif penderita dari triwulan pertama sampai triwulan ke empat tahun 2010
dan triwulan pertama tahun 2011 berjumlah 61 penderita sehingga
mengindikasikan penyakit ini perlu penanganan yang intensif mengingat jumlah
penderita yang cukup besar
Menurut HL. Blum, faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok, dan masyarakat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
lingkungan (mencakup lingkungan fi sik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor
tersebut dalam mempengaruhi kesehatan tidak berdiri sendiri, namun masing
masing saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain langsung
mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku sebaliknya
juga mempengaruhi lingkungan (Salim, 2010).
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif, pada waktu
batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Beberapa faktor yang mengakibatkan menularnya penyakit itu
adalah kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan (Anton,
2008). Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran
virus. Misalnya, rumah yang kurang baik dalam pengaturan ventilasi. Kondisi
lembab akibat kurang lancarnya pergantian udara dan sinar matahari dapat
membantu berkembangbiaknya virus (Talu, 2006). Oleh karena itu orang sehat

2
yang serumah dengan penderita TB paru merupakan kelompok sangat rentan
terhadap penularan penyakit tersebut. Lingkungan rumah, Lama kontak serumah
dan perilaku pencegahan baik oleh penderita maupun orang yang rentan sangat
mempengaruhi proses penularan penyakit TB paru. Karakteristik wilayah
pedesaan, menjadi determinan tersendiri pada kejadian penyakit TB (Randy,
2011).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik penderita TB paru
(umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status gizi), lingkungan tempat
tinggal penderita TB paru (kepadatan penghuni, pencahayaan, ventilasi, dan jenis
lantai), praktik pencegahan dan pengobatan penderita TB paru, peran keluarga
penderita TB paru, peran tokoh masyarakat, dan peran petugas kesehatan dalam
pencegahan dan penanggulangan TB paru.

1.2 Tujuan
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan faktor penemuan kasus TB
BTA+ pada penduduk di pedesaan. sebagian besar penderita TB paru
berpendidikan menengah, dalam masa usia produktif, dan dalam kategori kurang
mampu dari sisi ekonomi. Dan bias juga dikarenakan Tempat tinggal sebagian
besar penderita TB paru belum memenuhi kriteria rumah sehat baik dari sisi
kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi, dan kelembaban. Hampir semua
penderita TB paru mempunyai pengetahuan cukup baik, namun masih ada
sebagian yang masih berperilaku buruk, yaitu tidak menutup mulut saat batuk.
Peran tokoh masyarakat di pedesaan belum menunjang program pencegahan dan
penanggulangan penyakit TB paru. Peran petugas kesehatan (koordinator TB
paru) masih terbatas melaksanakan pengobatan, penyuluhan, dan belum
melaksanakan pencarian kasus baru secara aktif.

3
BAB II
KEADAAN UMUM DESA

2.1 Letak Geografis Desa


2.1.1 Batas batas wilayah Puskesmas X adalah:
Utara : Kecamatan Y, Kabupaten Baringin.
Selatan : Kecamatan Z, Kabupaten Larasa dan Kecamatan V,
Kabupaten Jamuran
Barat : Wilayah kerja Puskesmas U.
Timur : Kecamatan W, Kabupaten Baringin.
2.1.2 Luas wilayah kerja
Luas wilayah kerja Puskesmas X adalah 31,89 km2
2.1.3 Pembagian Wilayah
Wilayah kerja puskesmas X terdiri dari 10 desa (A, B, C,D, E,F,G,H, I, J)
dengan 65 dusun.
2.1.4 Peta wilayah
Adapun peta wilayah kerja Puskesmas X Kecamatan X Kabupaten Baringin
seperti tersebut di bawah ini :

4
Gambar 2.1. Peta wilayah kerja Puskesmas X.

2.1.5 Transportasi
Jarak puskesmas RSU T : 15 km
Jarak puskesmas Kantor Dinas Kabupaten : 20 km
Jarak puskesmas RSU M : 20 km
Jarak puskesmas Desa terjauh : 10 km
Semua desa atau balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor
roda dua.
Angkutan umum : Ojek, andong, angkutan desa, mobil pick-up, bus
umum.
2.2 Topografi Desa
Topografi desa di puskesmas wilayah X adalah berbentuk dataran,
pegunungan dan tanahnya bergelombang.

5
2.3 Demograpi Desa
2.3.1 Jumlah keluarga sebanyak 11.618 KK
2.3.2 Jumlah penduduk sebanyak 42.020 jiwa
Perempuan : 21.170 jiwa (50,15%)
Laki laki : 20.850 jiwa (49,85%)
Kepadatan Penduduk : 1318 jiwa/Km2
Jumlah pasangan usia subur : 7528 pasangan

Tabel 2.1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas X Bulan Juni


Tahun 2009

Umur Jumlah Persentase

0-<1 705 1,71

1-<5 2820 6,86

5-6 1227 2,98

7-15 6858 16,68

16-21 3612 8,79

22-59 22132 53,84

>60 3753 9,14

Total 41107 100

Sumber : BPS Kabupaten Baringin Juni tahun 2009

Komposisi penduduk menurut produktivitas (menurut data kecamatan X tahun


2009) :

0-14 tahun : 11.009 jiwa

6
15-59 tahun : 26.345 jiwa
> 60 tahun : 3.753 jiwa

2.3.3 Sosial Ekonomi


Tabel 2.2. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas I

Mata Pencaharian Jumlah %

Buruh tani 7.152 21,7 %

Tani 8.415 25,58 %

Buruh 2.888 8,78 %

PNS / ABRI 930 2,82 %

Sopir angkutan 940 2,86 %

Pedagang 1.565 4.76 %

Pensiunan PNS /ABRI 382 1,16 %

Pengusaha 998 3,03 %

Lain-lain 17.837 29,25 %

Total 41.107 100 %

Sumber : Data statistik kecamatan Xtahun 2008

Sarana Perekonomian
KUD : 1 buah
Bank : 3 buah

7
Pasar umum : 3 buah
Home Industry : 16 buah
Warung makan : 25 buah
Terminal : 1 buah
Penggilingan padi : 13 buah
Penggilingan tepung : 1 buah
Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah

Total : 64 buah

2.4 Sosial Budaya dan Pendidikan


Pemeluk Agama

Tabel 2.3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas X

Agama Jumlah %

Islam 99,19 %

Kristen protestan 41.680 0,46 %


197
Katolik 143 0,34 %

Budha 0 0,00%
0
Hindu 0,00%

Total 42.020 100 %

Sumber : Data statistik kecamatan Xtahun 2009


Sarana Peribadatan
Masjid : 102 buah
Gereja : 1 buah

8
Tingkat Pendidikan
Tabel 2.4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas X

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Tidak sekolah 3.194 7,60 %

Belum sekolah 590 1,40 %

Belum tamat SD / sederajat 5.766 13,70 %

Tidak tamat SD / sederajat 6.087 14,48 %

Tamat SD / sederajat 15.425 36,70 %

Tamat SLTP / sederajat 5.999 14,27 %

Tamat SLTA / sederajat 4.345 10,34 %

Tamat akademi / PT 614 1,46 %

Total 42.020 100 %

Sumber : Data statistik kecamatan Xtahun 2009

Sarana Pendidikan ( Sumber : BPS Baringin Tahun 2008 ) :


TK : 54
SD / MI : 57
SLTP / Mts : 15
SLTA / MA : 7
Pesantren : 17

9
2.5 Kesehatan
Tabel 2.5. Pola 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Puskesmas X
Bulan Januari 2010 (Diagnose berdasar ICD-X).
No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %
1. Infeksi Akut lain pada sal napas 376 15,89
bagian atas
2. Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal 239 10,10
3. Hipertensi Primer 183 7,73
4. Pusing 153 6,46
5. Gastritis 144 6,08
6. Arthritis tidak spesifik 144 6,08
7. Demam 116 4,90
8. Peny Kulit Infeksi Lain 91 3,84
9. Dermatitis Lain 86 3,63
10. Diare dan gastroenteritis non spesifik 77 3,25
11. Penyakit Lain 758 32,02
Total 2367 100
Sumber: SIMPUS Puskesmas X, 2010

2.6 Sarana dan Prasarana Kesehatan


2.6.1 Sarana Fisik
Puskesmas X merupakan Puskesmas Rawat Inap, pertama kali
didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya
puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan rawat
inap.
Luas tanah :14.200 m2
Luas gedung : 1.600 m2
Jumlah tempat tidur : 50 buah, terdiri atas:

10
Tabel 2.6. Nama Ruang Perawatan, Kelas dan Jumlah Tempat Tidur (TT).

Jumlah Tempat Tidur (TT)

Bangsal / Tahun Tahun


No Status Perolehan Status Perolehan
Ruang TT TT
Kelas Tempat Kelas Tempat
Tidur Tidur

1 Teratai Putra II 4 2007 III 8 Bed Lama

Flamboyan
2 II 3 2006 III 7 Bed Lama
Putri

3 Dahlia Putri II 4 Bed Lama

4 Melati Anak III 7 Bed Lama

5 Anggrek II 2 2004

6 Mawar I 7 2006

7 Bersalin II 4 2007 III 2 Bed Lama

Boks Bayi 2

33 17

Total TT 50 TT

Ruangan pelayanan yang tersedia :


Ruang UGD : 1 ruang
Ruang Pendaftaran : 2 ruang
Ruang radiologi : 1 ruang

11
Kamar operasi minor : 1 ruang
BP umum : 2 ruang
BP Gigi : 2 ruang
BP spesialis mata : 1 ruang
Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 2 ruang
Ruang KIA/KB : 4 ruang
Ruang Laboratorium : 1 ruang
Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang
Gudang Obat : 2 ruang
Ruang Dapur : 1 ruang
Ruang Gizi : 1 ruang

2.6.2 Sarana Medis


a. Penunjang medis
1. Dental unit dan dental chair : Dalam keadaan lengkap
2. Perlengkapan medik umum :
KIA set dan KB
Poliklinik set
IUD set
Peralatan surgical
Perlengkapan laboratorium
Alat UGD obstetric dan neonatal
Radiologi
EKG
b. Sarana Obat
1. Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam
keadaan baik.
2. Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi, Askes.

12
3. Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.
c. Sarana Penunjang Lain :
Mobil ambulance : 1 buah
Mobil Pusling : 2 buah
Sepeda motor : 5 buah
Lemari es dan frezer : 5 buah
Alat komunikasi radio medik, telepon, komputer dan alat-alat
penyuluhan.

2.6.3 Sarana Pelayanan Puskesmas


a. Terdapat enam program Kesehatan Dasar Puskesmas (upaya kesehatan
wajib) X, yaitu :
1. KIA dan KB
2. Gizi
3. Kesehatan lingkungan
4. P2M
5. Promosi kesehatan
6. Pengobatan
Terdapat tiga Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas X, yaitu
1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Usaha Kesehatan Sekolah
3. Kesehatan Jiwa
b. Jaringan Pelayanan Puskesmas X
Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, Puskesmas induk memiliki
jaringan sarana pelayanan yaitu :
1. Pustu (puskesmas pembantu), berjumlah 4, yaitu :
Desa F : Rabu
Desa B : Senin, kamis

13
Desa G : Selasa, kamis, sabtu
Desa D : Senin, kamis
2. Dukun bayi 27 orang (di semua desa kecuali desa H), dukun terlatih
24 orang
3. Polindes (pondok bersalin desa), berjumlah 2, yaitu :
Desa G
Desa J
4. PKD (poliklinik kesehatan desa), berjumlah 4, yaitu :
Desa D
Desa H
Desa E
Desa I
5. Posyandu 67 tempat, yaitu :
Purnama : 23
Mandiri : 44
6. UKS dan UKGS
7. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader
c. Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas X adalah :
1. BP (balai pengobatan)
2. KIA (kesehatan ibu dan anak)
3. Pengobatan gigi
4. Klinik gizi
5. UGD
6. Klinik sanitasi
7. Laboratorium

14
BAB III
MASALAH KESEHATAN

3.1 Profil Kesehatan Masyarakat


3.1.1 Visi dan Misi Strategi Puskesmas
a. Visi
Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai dimasa depan oleh
segenap komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan. Visi
puskesmas X adalah menjadi pusat pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat Xsehat tahun
2010. Melalui visi ini pada tahun 2010 diharapkan masyarakat
kecamatan Xtelah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan
perilaku hidup bersih dan sehat baik jasmani, rohani, maupun sosial,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
b. Misi Strategi Puskesmas
1. Meningkatkan mutu pelayanan
2. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan
3. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan puskesmas
6. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk lingkungan
yang sehat, dengan mengikutkan peran serta masyarakat dan
mendorong kemandirian untuk hidup sehat
7. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada masyarkat
setaraf dengan Rumah Sakit Tipe D

15
3.1.2 Batas wilayah
Utara : Kecamatan Y, Kabupaten Baringin.
Selatan : Kecamatan Z, Kabupaten Larasa dan Kecamatan V, Kabupaten
Jamuran
Barat : Wilayah kerja Puskesmas U.
Timur : Kecamatan W, Kabupaten Baringin.
3.1.3 Luas wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas X adalah 31,89 km2
3.1.4 Peta wilayah
Adapun peta wilayah kerja Puskesmas X Kecamatan X Kabupaten Baringin
seperti tersebut di bawah ini :

Gambar 3.1. Peta wilayah kerja Puskesmas X.

16
3.1.5 Tenaga kerja
Tabel 3.1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas X

No Kategori Tenaga Jumlah

1. Dokter umum 5

2. Dokter gigi 2

3. Bidan desa PNS / PTT 7/4

4. Bidan Puskesmas / bersalin 2/3

5. Perawat Kesehatan (AKPER/SPK) 16

6. Pembantu Perawat / SPPU 5/1

7. Perawat Gigi 2

8. Petugas Gizi Rawat Inap 2

9. Petugas Gizi Lap. THL 1

10. Sanitarian 1

11. Perawat THL 8

12. Pelaksana Laborat 3

13. Tenaga Farmasi (Apoteker/ Ass.Apt) 1/1

14. Pembantu Loket Obat 1

15. Pelaksana Loket Pendaftaran 3

16. Pelaksana Tata Usaha 4

17
17. Petugas Radiologi 1

18. Tenaga Dapur / THL/Kontrak 2 / 2/1

19. Pengemudi / THL 2/ 1

20. Tukang Kebun PNS / kontrak / wiyata bakti 1/2/1

21. Satpam PNS/Kontrak 4/2

22. Petugas Cuci THL 1

23. Cleaning Service 4

TOTAL 99

Sumber: Kepegawaian Puskesmas X, 2009

3.2 Identifikasi Masalah


Tabel 3.2 Identifikasi Masalah
Besar
Pencapaian
No Program Indikator Masalah
<100 %
(%)
1 Kunjungan bumil K4 84 16
Pertolongan persalinan oleh
2 98.8 1.2
tenaga kesehatan
3 Kia Kn1* 93.7 6.3
4 Kunjungan bayi 84 16
5 Pelayanan prausila dan usila 42.8 57.2
Pelayanan KB yang jumlah
6 88.8 11.2
peserta aktif
7 Tempat umum yang memenuhi 91.6 8.4

18
syarat sanitasi
T2PM yang memenuhi syarat
8 54 46
sanitasi
Pelayanan
Penduduk yang memanfaatkan
9 Kesehatan 94.6 5.4
jamban
Lingkungan
10 Rumah sehat 55.5 44.5
11 Rumah yang mempunyai SPAL 90.7 9.3
12 Rumah bebas jentik Aedes 89 11
13 Suspek TB Paru 67.5 32.5
14 Penemuan kasus TB BTA (+) 42.8 57.2
15 Penderita kusta yang berobat 60 40
16 P2m DPT 1* 95.8 4.2
17 Polio 1* 78 22
18 Polio 4* 80 20
19 Hepatitis B1 69 31
20 Hepatitis B1 Total* 95 5
21 Rumah Tangga sehat 80 20
22 Bayi yang dapat ASI Ekslusif 40 60
23 Keluarga sadar Gizi 87.5 12.5
24 Posyandu Punama 90 10
25 Promkes posyandu Mandiri 91.6 8.4
26 Jumlahkan kader terlatih* 88 12
27 Kasus IMS yang diobati 80 20
28 Pembinaan Dokter Kecil* 51 49
Deteksi kasus baru dan lama
29 35 65
P2PTM

19
a. Besar Masalah
Table 3.3 Besarnya Masalah

No. Program Pencapaian <100%

1. Deteksi kasus baru dan lama P2PTM


2. Bayi yang dapat ASI Ekslusif
3. Pelayanan prausila dan usila
4. Penemuan kasus TB BTA (+)
5. Pembinaan Dokter Kecil*
6. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
7. Rumah sehat
8. Penderita kusta yang berobat
9. Suspek TB Paru
10 Hepatitis B1
11 Polio 1*

Jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 29
= 1 + 3,3 x 1,46
= 5,818
= 5,82

Nilai terbesarnilai terkecil


Menghitung jumlah interval =
k
651,2
=
5,82
= 10,96

20
Tabel 3.4 interval
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian
1 2 3 4 5 6
No Program Nilai
10,97- 21,94- 33- 43,97- 54,94-
0-10,96
21,93 32,9 43,96 54,93 65,90
1 Deteksi kasus baru dan lama
6
P2PTM
2 Bayi yang dapat ASI
6
Ekslusif
3 Pelayanan prausila dan usila 6
4 Penemuan kasus TB BTA
6
(+)
5 Pembinaan Dokter Kecil* 5
6 T2PM yang memenuhi
5
syarat sanitasi
7 Rumah sehat 5
8 Penderita kusta yang berobat 4
9 Suspek TB Paru 3
10 Hepatitis B1 3
11 Polio 1* 3

b. Kegawatan Masalah
Tabel 3.5 Kegawatan Masalah
Kriteria B
NO MASALAH
Kegawatan Urgensi Biaya Nilai B
1. Deteksi kasus baru dan lama 3 3 5 11
P2PTM

21
2. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 5 4 5 14

3. Pelayanan prausila dan usila 3 3 4 9

4. Penemuan kasus TB BTA (+) 5 5 4 14

5. Pembinaan Dokter Kecil* 3 1 5 8

6. T2PM yang memenuhi syarat 3 2 2 7


sanitasi
7. Rumah sehat 2 3 2 7

8. Penderita kusta yang berobat 5 4 2 11

9. Suspek TB Paru 4 4 3 11

10. Hepatitis B1 4 4 2 10

11 Polio 1* 4 4 2 10

c. Kemudahan Dalam Penanggulangan

Tabel 3.6 Kemudahan Dalam Penanggulangan


No Masalah Nilai C
1. Deteksi kasus baru dan lama P2PTM 3

2. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 4

3. Pelayanan prausila dan usila 2

4. Penemuan kasus TB BTA (+) 4

5. Pembinaan Dokter Kecil* 4

6. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 2

22
7. Rumah sehat 2

8. Penderita kusta yang berobat 2

9. Suspek TB Paru 2

10. Hepatitis B1 2

11 Polio 1* 1

d. PEARL Faktor
Tabel 3.7 PEARL Faktor
PEARL factor Hasil
NO MASALAH
P E A R L Kali
1. Deteksi kasus baru dan 1 1 1 1 1 1
lama P2PTM
2. Bayi yang dapat ASI 1 1 1 1 1 1
Ekslusif
3. Pelayanan prausila dan 1 1 1 1 1 1
usila
4. Penemuan kasus TB BTA 1 1 1 1 1 1
(+)
5. Pembinaan Dokter Kecil* 1 1 1 1 1 1

6. T2PM yang memenuhi 1 1 1 1 1 1


syarat sanitasi
7. Rumah sehat 1 1 1 1 1 1

8. Penderita kusta yang 1 1 1 1 1 1


berobat
9. Suspek TB Paru 1 1 1 1 1 1

23
10. Hepatitis B1 1 1 1 1 1 1

11 Polio 1* 1 1 1 1 1 1

3.3 Prioritas Masalah


Tabel 3.8 Prioritas Masalah
NPD NPT Urutan
No. Masalah A B C D
(A+B)xC (A+B)xCxD Prioritas
1. Deteksi kasus
baru dan lama 6 11 3 1 51 51 3
P2PTM
2. Bayi yang dapat
6 14 4 1 80 80 1
ASI Ekslusif
3. Pelayanan
prausila dan 6 9 2 1 30 30 4
usila
4. Penemuan kasus
6 14 4 1 80 80 1
TB BTA (+)
5. Pembinaan
5 8 4 1 52 52 2
Dokter Kecil*
6. T2PM yang
memenuhi 5 7 2 1 24 24 7
syarat sanitasi
7. Rumah sehat 5 7 2 1 24 24 7

8. Penderita kusta
4 11 2 1 30 30 4
yang berobat
9. Suspek TB Paru 3 11 2 1 28 28 5

24
10. Hepatitis B1 3 10 2 1 26 26 6

11. Polio 1* 3 10 1 1 13 13 8

3.4 Analisis Penyebab Masalah

Gambar 3.2 Fist Bone

Problem : tingkat pengetahuan tentang TB rendah

1. Man :
Masyarakat masih belum paham akan bahaya penyakit TB.

25
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri.
2. Money :
Tingkat ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
3. Method :
Kurngnya program penyuluhan kepada masyarakat tentang TB.
Kurang optimalnya koordinasi dari pihak pengurus Puskesmas dengan
badan lingkup sektorat.
4. Material :
Informasi menggunakan media cetak kurang.
5. Machine :
Alat dan bahan yang tersedia di LAB belum memadai.
6. Environment :
Tidak adanya SOP dari pihak Puskesmas.

Tabel 3.9 Analisis Penyebab Masalah


INPUT KEKURANGAN KELEBIHAN
Man Staf tenaga kesehatan lengkap Kader TB ahli kurang
Tingkat ekonomi
Mendapatkan anggaran yang cukup
Money masyarakat menengah
dari APBD
kebawah
Kurangnya program
Method Cukup penyuluhan kepada
masyarakat tentang TB
Perlengkapan medik umum Informasi tentang TB
Material
lengkap kurang
Prioritaas alat dan bahan
Machine -
untuk LAB kurang
Environment Pusat kesehatan mudah dijangkau Jarak cukup jauh

26
PROSES KEKURANGAN KELEBIHAN
P1 Kurang optimalnya koordinasi dari Memiliki program
pihak pengurus puskesmas dengan kesehatan puskesmas yang
badan lingkup sektorat lengkap

P2 Kurangnya penyuluhan atau Memiliki jaringan sarana


pemberdayaan masyarakat tentang TB pelayanan yang memadai
dengan pihak yang terkait
P3 Kurangnya edukasi pasien atau -
penduduk terhadap TB

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 3.10 Alternatif Pemecahan Masalah


No Penyebab Alternatif Penyelesaian

1 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk Penyuluhan mengenai pentingnya


memeriksakan diri ke Puskesmas kesadaran diri
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat Penyuluhan dampak negatif TB
terhadap dampak TB
3 Pentilasi bukanlah hal penting untuk dibuat Mengubah pola pikir masyarakat
tentang pentingnya pentilasi

27
Tabel 3.11 Kriteria Matriks

Nilai Hasil
Penyelesaian Masalah Matriks Akhir Urutan

M I V C (MxIxV)/C

Penyuluhan untuk informasi tentang Tb 5 4 3 2 30 1


Mengubah pola pikir masyarakat tentang
1 4 4 2 8 4
penyakit TB
memberikan informasi pentingnya
4 4 3 5 9,6 3
sirkulasi udara untuk pencegahan TB
Meningktan jumlah kader ahli TB 3 5 4 4 15 2
Melengkapi alat bahan pada LAB 2 4 4 5 6,4 5

Tabel 3.12 Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


No Rencana Volume
Keputusan Target Biaya Keterangan
kegiatan kegiatan
1. Penyuluha -Memberikan -Masyarakat 2x dalam Rp. 100jt -
n untuk penyuluhan -Kader 2 bulan
informasi atau booklet puskesmas
tentang Tb kepada
masyarakat
mengenai TB
-Memberikan
pelatihan
kepada kader
puskesmas
mengenai TB

28
3.6 Plan Of Action
Berdasarkan hasil keputusan dalam alternatif pemecahan masalah dan
diskusi dengan kepala dusun dan beberapa warga, kami sepakat untuk
mengadakan penyuluhan tentang penyakit Tuberculosis untuk meningkatkan
kesadaran diri masyarakat dalam pemeriksaan Tuberculosis.

29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari 4 minggu ini, kami mendapatkan banyak pembelajaran dari skill lab.
Banyak hal yang masih belum kami mengerti dan baru kami ketahui ketika
melakukan kegiatan skill lab tentang manajemen puskesmas
Dari banyak permasalahan yang kami dapatkan sampai pada akhirnya
kelompok kami menentukan satu permasalahan yang paling tinggi ialah
Penemuan Kasus TB BTA+. Tb merupakan singkatan dari tuberculosis yakni
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis yang
bersifat menular dan menurut penemuan kasus TB BTA+ pada penduduk
dipedesaan, sebagian besar penderita TB Paru berpendidikan menengah, dalam
usia produktif, dan dalam kategori kurang mampu dari sisi ekonomi.

4.2 Saran
Saran yang perlu untuk disampaikan diantaranya sebagai berikut :
1. Pencegahan penularan dengan meminta warga kontak dekat dengan pasien
TB untuk segera diperiksakan kerumah sakit.
2. Edukasi mengenai pentingnya berobat teratur dapat diberikan untuk pasien
dan keluarga pasien
3. Untuk penelitian yang lebih baik diharapkan data yang ada adalah data
dengan pemeriksaan lengkap.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anton, M., & Thomas, A. 2008. Influence of Multidrug Resistance on Tuberculosis


Treatment Outcomes with Standardized Regimens. American Journal of
Respiratory and Critical Care Medicine, vol. 178, no.3, pp.306-312
Christian, W., Gomes, V.F. Rabna, P., Gustafson, P., Aaby, P., Lisse, I.M, Andersen,
P.L., Glerup, H. & Sodemann, M. 2009. Vitamin D as Supplementary
Treatment for Tuberculosis.American Journal of Respiratory and Critical
Care Medicine. Vol.179, no.9, pp. 843-850.
Randy, A.N. 2011. Study Kualitatif Faktor yang Melatarbelakangi Drop Out
Pengobatan Tuberkolosis Paru. Jurnal Kemas, vol. 7, no. 1, pp.83-90
Salim, S., Abdool, Karim, M.B. 2010. Timing of Initiation of Antiretroviral Drugs
during Tuberculosis Therapy. N Engl J Med, 362:697-706
Storla, D.G, 2008, A systematic review of delay in the diagnosis and treatment of
tuberculosis. BMC Public Health,8:15.
Talu, U.MD. 2006. The Role of Posterior Instrumentation and Fusion Aft er Anterior
Radical Debridement and Fusion in the Surgical Treatment of Spinal
Tuberculosis: Experience of 127 Cases . Journal of Spinal Disorders &
Techniques, vol. 19, no.8, pp.554-559
WHO. 2013. WHO Report 2013-Global Tuberculosis Control. diakses tanggal 12
Maret 2017 < www.who.int/tb/data>

31

Anda mungkin juga menyukai