PENDAHULUAN
1
Semarang, data menunjukkan jumlah penemuan kasus suspect (tersangka) masih
jauh dari target. Sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 kuartil ke 1, angka
pencapaian penemuan suspect hanya berkisar 53%. Angka tersebut sangat jauh
dari target sehingga diperkirakan penularan penyakit tuberkulosis akan semakin
meluas.
Jumlah penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Mijen tahun 2010 dari
triwulan pertama berjumlah 8 penderita, triwulan ke dua berjumlah 11, triwulan
ke tiga berjumlah 31 penderita dan triwulan ke empat berjumlah 9 penderita.
Sedangkan pada tahun 2011 pada triwulan pertama terdapat 20 penderita.
Kumulatif penderita dari triwulan pertama sampai triwulan ke empat tahun 2010
dan triwulan pertama tahun 2011 berjumlah 61 penderita sehingga
mengindikasikan penyakit ini perlu penanganan yang intensif mengingat jumlah
penderita yang cukup besar
Menurut HL. Blum, faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok, dan masyarakat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
lingkungan (mencakup lingkungan fi sik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor
tersebut dalam mempengaruhi kesehatan tidak berdiri sendiri, namun masing
masing saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain langsung
mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku sebaliknya
juga mempengaruhi lingkungan (Salim, 2010).
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif, pada waktu
batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Beberapa faktor yang mengakibatkan menularnya penyakit itu
adalah kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan (Anton,
2008). Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran
virus. Misalnya, rumah yang kurang baik dalam pengaturan ventilasi. Kondisi
lembab akibat kurang lancarnya pergantian udara dan sinar matahari dapat
membantu berkembangbiaknya virus (Talu, 2006). Oleh karena itu orang sehat
2
yang serumah dengan penderita TB paru merupakan kelompok sangat rentan
terhadap penularan penyakit tersebut. Lingkungan rumah, Lama kontak serumah
dan perilaku pencegahan baik oleh penderita maupun orang yang rentan sangat
mempengaruhi proses penularan penyakit TB paru. Karakteristik wilayah
pedesaan, menjadi determinan tersendiri pada kejadian penyakit TB (Randy,
2011).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik penderita TB paru
(umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status gizi), lingkungan tempat
tinggal penderita TB paru (kepadatan penghuni, pencahayaan, ventilasi, dan jenis
lantai), praktik pencegahan dan pengobatan penderita TB paru, peran keluarga
penderita TB paru, peran tokoh masyarakat, dan peran petugas kesehatan dalam
pencegahan dan penanggulangan TB paru.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan faktor penemuan kasus TB
BTA+ pada penduduk di pedesaan. sebagian besar penderita TB paru
berpendidikan menengah, dalam masa usia produktif, dan dalam kategori kurang
mampu dari sisi ekonomi. Dan bias juga dikarenakan Tempat tinggal sebagian
besar penderita TB paru belum memenuhi kriteria rumah sehat baik dari sisi
kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi, dan kelembaban. Hampir semua
penderita TB paru mempunyai pengetahuan cukup baik, namun masih ada
sebagian yang masih berperilaku buruk, yaitu tidak menutup mulut saat batuk.
Peran tokoh masyarakat di pedesaan belum menunjang program pencegahan dan
penanggulangan penyakit TB paru. Peran petugas kesehatan (koordinator TB
paru) masih terbatas melaksanakan pengobatan, penyuluhan, dan belum
melaksanakan pencarian kasus baru secara aktif.
3
BAB II
KEADAAN UMUM DESA
4
Gambar 2.1. Peta wilayah kerja Puskesmas X.
2.1.5 Transportasi
Jarak puskesmas RSU T : 15 km
Jarak puskesmas Kantor Dinas Kabupaten : 20 km
Jarak puskesmas RSU M : 20 km
Jarak puskesmas Desa terjauh : 10 km
Semua desa atau balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor
roda dua.
Angkutan umum : Ojek, andong, angkutan desa, mobil pick-up, bus
umum.
2.2 Topografi Desa
Topografi desa di puskesmas wilayah X adalah berbentuk dataran,
pegunungan dan tanahnya bergelombang.
5
2.3 Demograpi Desa
2.3.1 Jumlah keluarga sebanyak 11.618 KK
2.3.2 Jumlah penduduk sebanyak 42.020 jiwa
Perempuan : 21.170 jiwa (50,15%)
Laki laki : 20.850 jiwa (49,85%)
Kepadatan Penduduk : 1318 jiwa/Km2
Jumlah pasangan usia subur : 7528 pasangan
6
15-59 tahun : 26.345 jiwa
> 60 tahun : 3.753 jiwa
Sarana Perekonomian
KUD : 1 buah
Bank : 3 buah
7
Pasar umum : 3 buah
Home Industry : 16 buah
Warung makan : 25 buah
Terminal : 1 buah
Penggilingan padi : 13 buah
Penggilingan tepung : 1 buah
Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah
Total : 64 buah
Agama Jumlah %
Islam 99,19 %
Budha 0 0,00%
0
Hindu 0,00%
8
Tingkat Pendidikan
Tabel 2.4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas X
9
2.5 Kesehatan
Tabel 2.5. Pola 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Puskesmas X
Bulan Januari 2010 (Diagnose berdasar ICD-X).
No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %
1. Infeksi Akut lain pada sal napas 376 15,89
bagian atas
2. Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal 239 10,10
3. Hipertensi Primer 183 7,73
4. Pusing 153 6,46
5. Gastritis 144 6,08
6. Arthritis tidak spesifik 144 6,08
7. Demam 116 4,90
8. Peny Kulit Infeksi Lain 91 3,84
9. Dermatitis Lain 86 3,63
10. Diare dan gastroenteritis non spesifik 77 3,25
11. Penyakit Lain 758 32,02
Total 2367 100
Sumber: SIMPUS Puskesmas X, 2010
10
Tabel 2.6. Nama Ruang Perawatan, Kelas dan Jumlah Tempat Tidur (TT).
Flamboyan
2 II 3 2006 III 7 Bed Lama
Putri
5 Anggrek II 2 2004
6 Mawar I 7 2006
Boks Bayi 2
33 17
Total TT 50 TT
11
Kamar operasi minor : 1 ruang
BP umum : 2 ruang
BP Gigi : 2 ruang
BP spesialis mata : 1 ruang
Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 2 ruang
Ruang KIA/KB : 4 ruang
Ruang Laboratorium : 1 ruang
Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang
Gudang Obat : 2 ruang
Ruang Dapur : 1 ruang
Ruang Gizi : 1 ruang
12
3. Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.
c. Sarana Penunjang Lain :
Mobil ambulance : 1 buah
Mobil Pusling : 2 buah
Sepeda motor : 5 buah
Lemari es dan frezer : 5 buah
Alat komunikasi radio medik, telepon, komputer dan alat-alat
penyuluhan.
13
Desa G : Selasa, kamis, sabtu
Desa D : Senin, kamis
2. Dukun bayi 27 orang (di semua desa kecuali desa H), dukun terlatih
24 orang
3. Polindes (pondok bersalin desa), berjumlah 2, yaitu :
Desa G
Desa J
4. PKD (poliklinik kesehatan desa), berjumlah 4, yaitu :
Desa D
Desa H
Desa E
Desa I
5. Posyandu 67 tempat, yaitu :
Purnama : 23
Mandiri : 44
6. UKS dan UKGS
7. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader
c. Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas X adalah :
1. BP (balai pengobatan)
2. KIA (kesehatan ibu dan anak)
3. Pengobatan gigi
4. Klinik gizi
5. UGD
6. Klinik sanitasi
7. Laboratorium
14
BAB III
MASALAH KESEHATAN
15
3.1.2 Batas wilayah
Utara : Kecamatan Y, Kabupaten Baringin.
Selatan : Kecamatan Z, Kabupaten Larasa dan Kecamatan V, Kabupaten
Jamuran
Barat : Wilayah kerja Puskesmas U.
Timur : Kecamatan W, Kabupaten Baringin.
3.1.3 Luas wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas X adalah 31,89 km2
3.1.4 Peta wilayah
Adapun peta wilayah kerja Puskesmas X Kecamatan X Kabupaten Baringin
seperti tersebut di bawah ini :
16
3.1.5 Tenaga kerja
Tabel 3.1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas X
1. Dokter umum 5
2. Dokter gigi 2
7. Perawat Gigi 2
10. Sanitarian 1
17
17. Petugas Radiologi 1
TOTAL 99
18
syarat sanitasi
T2PM yang memenuhi syarat
8 54 46
sanitasi
Pelayanan
Penduduk yang memanfaatkan
9 Kesehatan 94.6 5.4
jamban
Lingkungan
10 Rumah sehat 55.5 44.5
11 Rumah yang mempunyai SPAL 90.7 9.3
12 Rumah bebas jentik Aedes 89 11
13 Suspek TB Paru 67.5 32.5
14 Penemuan kasus TB BTA (+) 42.8 57.2
15 Penderita kusta yang berobat 60 40
16 P2m DPT 1* 95.8 4.2
17 Polio 1* 78 22
18 Polio 4* 80 20
19 Hepatitis B1 69 31
20 Hepatitis B1 Total* 95 5
21 Rumah Tangga sehat 80 20
22 Bayi yang dapat ASI Ekslusif 40 60
23 Keluarga sadar Gizi 87.5 12.5
24 Posyandu Punama 90 10
25 Promkes posyandu Mandiri 91.6 8.4
26 Jumlahkan kader terlatih* 88 12
27 Kasus IMS yang diobati 80 20
28 Pembinaan Dokter Kecil* 51 49
Deteksi kasus baru dan lama
29 35 65
P2PTM
19
a. Besar Masalah
Table 3.3 Besarnya Masalah
20
Tabel 3.4 interval
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian
1 2 3 4 5 6
No Program Nilai
10,97- 21,94- 33- 43,97- 54,94-
0-10,96
21,93 32,9 43,96 54,93 65,90
1 Deteksi kasus baru dan lama
6
P2PTM
2 Bayi yang dapat ASI
6
Ekslusif
3 Pelayanan prausila dan usila 6
4 Penemuan kasus TB BTA
6
(+)
5 Pembinaan Dokter Kecil* 5
6 T2PM yang memenuhi
5
syarat sanitasi
7 Rumah sehat 5
8 Penderita kusta yang berobat 4
9 Suspek TB Paru 3
10 Hepatitis B1 3
11 Polio 1* 3
b. Kegawatan Masalah
Tabel 3.5 Kegawatan Masalah
Kriteria B
NO MASALAH
Kegawatan Urgensi Biaya Nilai B
1. Deteksi kasus baru dan lama 3 3 5 11
P2PTM
21
2. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 5 4 5 14
9. Suspek TB Paru 4 4 3 11
10. Hepatitis B1 4 4 2 10
11 Polio 1* 4 4 2 10
22
7. Rumah sehat 2
9. Suspek TB Paru 2
10. Hepatitis B1 2
11 Polio 1* 1
d. PEARL Faktor
Tabel 3.7 PEARL Faktor
PEARL factor Hasil
NO MASALAH
P E A R L Kali
1. Deteksi kasus baru dan 1 1 1 1 1 1
lama P2PTM
2. Bayi yang dapat ASI 1 1 1 1 1 1
Ekslusif
3. Pelayanan prausila dan 1 1 1 1 1 1
usila
4. Penemuan kasus TB BTA 1 1 1 1 1 1
(+)
5. Pembinaan Dokter Kecil* 1 1 1 1 1 1
23
10. Hepatitis B1 1 1 1 1 1 1
11 Polio 1* 1 1 1 1 1 1
8. Penderita kusta
4 11 2 1 30 30 4
yang berobat
9. Suspek TB Paru 3 11 2 1 28 28 5
24
10. Hepatitis B1 3 10 2 1 26 26 6
11. Polio 1* 3 10 1 1 13 13 8
1. Man :
Masyarakat masih belum paham akan bahaya penyakit TB.
25
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri.
2. Money :
Tingkat ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
3. Method :
Kurngnya program penyuluhan kepada masyarakat tentang TB.
Kurang optimalnya koordinasi dari pihak pengurus Puskesmas dengan
badan lingkup sektorat.
4. Material :
Informasi menggunakan media cetak kurang.
5. Machine :
Alat dan bahan yang tersedia di LAB belum memadai.
6. Environment :
Tidak adanya SOP dari pihak Puskesmas.
26
PROSES KEKURANGAN KELEBIHAN
P1 Kurang optimalnya koordinasi dari Memiliki program
pihak pengurus puskesmas dengan kesehatan puskesmas yang
badan lingkup sektorat lengkap
27
Tabel 3.11 Kriteria Matriks
Nilai Hasil
Penyelesaian Masalah Matriks Akhir Urutan
M I V C (MxIxV)/C
28
3.6 Plan Of Action
Berdasarkan hasil keputusan dalam alternatif pemecahan masalah dan
diskusi dengan kepala dusun dan beberapa warga, kami sepakat untuk
mengadakan penyuluhan tentang penyakit Tuberculosis untuk meningkatkan
kesadaran diri masyarakat dalam pemeriksaan Tuberculosis.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari 4 minggu ini, kami mendapatkan banyak pembelajaran dari skill lab.
Banyak hal yang masih belum kami mengerti dan baru kami ketahui ketika
melakukan kegiatan skill lab tentang manajemen puskesmas
Dari banyak permasalahan yang kami dapatkan sampai pada akhirnya
kelompok kami menentukan satu permasalahan yang paling tinggi ialah
Penemuan Kasus TB BTA+. Tb merupakan singkatan dari tuberculosis yakni
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis yang
bersifat menular dan menurut penemuan kasus TB BTA+ pada penduduk
dipedesaan, sebagian besar penderita TB Paru berpendidikan menengah, dalam
usia produktif, dan dalam kategori kurang mampu dari sisi ekonomi.
4.2 Saran
Saran yang perlu untuk disampaikan diantaranya sebagai berikut :
1. Pencegahan penularan dengan meminta warga kontak dekat dengan pasien
TB untuk segera diperiksakan kerumah sakit.
2. Edukasi mengenai pentingnya berobat teratur dapat diberikan untuk pasien
dan keluarga pasien
3. Untuk penelitian yang lebih baik diharapkan data yang ada adalah data
dengan pemeriksaan lengkap.
30
DAFTAR PUSTAKA
31