Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

Health belief model

Dosen : Pesta Corry Sihotang, Dipl. Mw, SKM, M.Kes

Nama : Vicky Monica


Nim : 201601094
Kelas : 1B Keperawatan

STIKes WIDYA NUSANTARA

S1 KEPERAWATAN

2017
A. Health belief model

1. Pengertian health belief model

Health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian
disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974, teori Health belief model
telah menjadi perhatian para peneliti.Model teori ini merupakan formulasi konseptual untuk
mengetahui persepsi individu apakah mereka menerima atau tidak tentang kesehatan mereka.
Variabel yang dinilai meliputi keinginan individu untuk menghindari kesakitan, kepercayaan
mereka bahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut.
Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat atau health
adalah suatu kondisi tubuh yang lengkap secara jasmani, mental, dan sosial, dan tidak hanya
sekedar terbebas dari suatu penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan, sedangkan
menurut UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Belief dalam bahasa inggris artinya percaya atau keyakinan. Menurut peneliti belief
adalah keyakinan terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku tertentu. Misalnya individu
percaya bahwa belajar sebelum ujian akan berpengaruh terhadap nilai ujian. Jenis
kepercayaan tersebut terkadang tanpa didukung teori teori lain yang dapat dijelaskan secara
logika.
Model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh dalam perilaku, cita-
cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Biasanya teori modeling ini sangat efektif
pada perkembangan anak di usia dini, namun dalam materi peneliti kali ini teori modeling di
umpakan sebuah issue atau pengalaman pengobatan dari seseorang yang memiliki riwayat
sakit yang sama dan memilih serta menjalani pengobatan alternative yang mendapatkan hasil
yang positif.
Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari
individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker, 1984).Health
belief model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretis mengenai kepercayaan
individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005).
Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan
kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan
perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan
fasilitas kesehatan.Health belief model ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku
kesehatan preventif dan juga respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut
dan kronis.Namun akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi
berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model (HBM) pada awalnya
dikembangkan pada tahun 1950an Oleh sekelompok psikolog sosial di Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Amerika Serikat, dalam usaha untuk menjelaskan kegagalan secara luas
partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Kemudian, model
diperluas untuk melihat respon masyarakat terhadap gejala-gejala penyakit dan bagaimana
perilaku mereka terhadap penyakit yang didiagnosa, terutama berhubungan dengan
pemenuhan penanganan medis.Oleh karena itu, lebih dari tiga dekade, model ini telah
menjadi salah satu model yang paling berpengaruh dan secara luas menggunakan pendekatan
psikososial untuk menjelaskan hubungan antara perilaku dengan kesehatan.
Dari pengertian-pengertian mengenai health belief model yang sudah dijelaskan diatas
dapat disimpulkan bahwa health belief model adalah model yang menspesifikasikan
bagaimana individu secara kognitif menunjukkan perilaku sehat maupun usaha untuk menuju
sehat atau penyembuhan suatu penyakit. Health belief model ini didasari oleh keyakinan atau
kepercayaan individu tentang perilaku sehat maupun pengobatan tertentu yang bisa membuat
diri individu tersebut sehat ataupun sembuh.

Perkembangan dari HBM tumbuh pesat dengan sukses yang terbatas pada berbagai
program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di tahun 1950-an. Apabila individu bertindak
untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci dua tambahan yang
baru-baru ini diungkapkan para ahli yang terlibat didalam tindakan tersebut, yakni kerentanan
yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima
dan rintangan yang dialami dalam tindakan melawan penyakitnya, dan hal-hal yang
memotivasi tindakan tersebut. Di mana komponen-komponennya disebutkan di bawah ini.
Gambaraa Health belief model terdiri dari 6 dimensi, diantaranya:
a) Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakankonstruk tentang resiko atau
kerentanan (susceptibility) personal, Hal ini mengacu pada persepsi subyektif
seseorang menyangkut risiko dari kondisi kesehatannya. Di dalam kasus penyakit
secara medis, dimensi tersebut meliputi penerimaan terhadap hasil diagnosa,
perkiraan pribadi terhadap adanya resusceptibilily (timbul kepekaan kembali), dan
susceptibilily (kepekaan) terhadap penyakit secara umum.
b) Perceived severity atau kesriuasan yang dirasa.Perasaan mengenai keseriusan
terhadap suatu penyakit, meliputikegiatan evaluasi terhadap konsekuensi klinis dan
medis (sebagai contoh, kematian, cacat, dan sakit) dan konsekuensi sosial yang
mungkin terjadi (seperti efek pada pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan
sosial). Banyak ahli yang menggabungkan kedua komponen diatas sebagai ancaman
yangdirasakan (perceived threat).

c) Perceived benefitsm, manfaat yang dirasakan.Penerimaan susceptibility sesorang


terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkan keseriusan (perceived
threat) adalah mendorong untuk menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung
kearah perubahan perilaku. Ini tergantung pada kepercayaan seseorang terhadap
efektivitas dari berbagai upaya yang tersedia dalammengurangi ancaman penyakit,
atau keuntungan-keuntungan yangdirasakan (perceived benefit) dalam mengambil
upaya-upaya kesehatan tersebut. Ketika seorang memperlihatkan suatu kepercayaan
terhadap adanya kepekaan (susceptibility) dan keseriusan (seriousness), sering tidak
diharapkan untuk menerima apapun upaya kesehatan yang direkomendasikan kecuali
jika upaya tersebut dirasa manjur dan cocok.

d) Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau apabila
individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.
Sebagai tambahan untuk empat keyakinan (belief) atau persepsi. Aspek-aspek negatif
yang potensial dalam suatu upaya kesehatan (seperti: ketidakpastian, efek samping),
atau penghalang yang dirasakan (seperti: khawatir tidak cocok, tidak senang, gugup),
yang mungkin berperan sebagai halangan untuk merekomendasikan suatu perilaku.

e) Health motivation dimana konstruk ini terkait dengan motivasi individu untuk selalu
hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap kondisi kesehatannya serta health value
(Conner, 2005).

f) Cues to action suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi isyarat bagi
seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. (Becker dkk, 1997 dalam
Conner & Norman, 2003). Isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal maupun
internal, misalnya pesan-pesan pada media massa, nasihat atau anjuran kawan atau
anggota keluarga lain, aspek sosiodemografis misalnya tingkat pendidikan,
lingkungan tempat tinggal, pengasuhan dan pengawasan orang tua, pergaulan dengan
teman, agama, suku, keadaan ekonomi, sosial, dan budaya, self-efficacy yaitu
keyakinan seseorang bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan atau
menampilkan suatu perilaku tertentu.

Health belief model dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor demografis
(Rosenstock, 1974 dalam Conner & Norman, 2003), karakteristik psikologis (Conner &
Norman, 2003), dan juga dipengaruhi oleh structural variable, contohnya adalah ilmu
pengetahuan (Sarafino, 1994).
Teori Health belief model menghipotesiskan terdapat hubungan aksi dengan faktor
berikut:
1) Motivasi yang cukup kuat untuk mencapai kondisi yang sehat.

2) Kepercayaan bahwa seseorang dapat menderita penyakit serius dan dapat


menimbulkan sekuele.

3) Kepercayaan bahwa terdapat usaha untuk menghindari penyakit tersebut walaupun


hal tersebut berhubungan dengan finansial.

Health belief model juga dapat menjelaskan tentang perilaku pencegahan pada
individu.Hal ini menjelaskan mengapa terdapat individu yang mau mengambil tindakan
pencegahan, mengikuti skrining, dan mengontrol penyakit yang ada
Perilaku responden juga dapat ditinjau dari pendekatan modelling dan operant conditioning,
sehingga perilaku berubah karena konsekuensinya (Sarafino, 1994). Modelling dilakukan
dengan cara memperhatikan perilaku orang lain (Bandura, 1969), melakukan observasi dan
melakukan modelling terhadap urutan perilaku dapat merubah perilaku hidup sehat secara
efektif (Sarson dkk, 1991).
Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock adalah sebagai berikut:
a) Ancaman

1. Presepsi tentang kerentanan diri terhadap bahaya penyakit (atau kesedian menerima
diagnosa sakit) dan Presepsi tentang keparahan sakit atau kondisi kesehatannya.
b) Harapan

1. Presepsi tentang keuntungan suatu tindakan

2. Presepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan suatu tindakan.

c) Pencetus tindakan : media, pengaruh orang lain dan hal-hal yang mengingatkan
(reminder)

d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin atau gender, suku


bangsa).

e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu)
(Anonim, 2012)

Anda mungkin juga menyukai