Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan pasca penambangan umumnya gersang, vegetasi sulit tumbuh, dan
menjadi tidak produktif. Pada saat terjadi hujan, air sulit meresap ke dalam tanah
atau sebagian besar mengalir di permukaan, akibatnya air tanah berkurang dan
erosi terus meningkat bahkan ancaman banjir dan longsor terus mengintai. Sangat
disayangkan apabila lahan pasca penambangan akhirnya menjadi tidak produktif
dan justru mendatangkan bencana bagi manusia. Oleh sebab itu, lahan pasca
penambangan tidak boleh ditinggalkan begitu saja dan perlu usaha serius untuk
mengembalikan kondisi lahan tersebut seperti sediakala atau paling tidak
mendekati keadaan semula sebelum penambangan. Upaya pemulihan untuk
mengembalikan kondisi lahan pasca penambangan disebut reklamasi.
Manakala dapat dikelola dengan baik, maka lahan timbunan pasca
penambangan merupakan salah satu sumber daya lahan yang berpotensi besar
untuk mendukung pembangunan pertanian, baik untuk perkebunan, tanaman
pangan, hortikultura, dan lain-lain. Dengan demikian di masa mendatang,
pemanfaatan lahan timbunan untuk ekstensifikasi atau perluasan areal pertanian
berpeluang cukup besar sehingga perlu didorong dan ditingkatkan sebagai upaya
adaptasi terhadap perubahan iklim global dan peningkatan produksi pertanian
guna mendukung program ketahanan pangan nasional. Kolam-kolam yang berisi
air merupakan potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pengembangan pertanian di sekitarnya.
Upaya dalam perbaikan lingkungan pada area pertambangan adalah kegiatan
reklamasi. Reklamasi lahan pasca penambangan merupakan kegiatan yang
diwajibkan diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Reklamasi lahan pasca penambangan
diperlukan dalam mencapai pembangunan yang berwawasan lingkungan kegiatan

1
reklamasi meliputi dua tahapan, yaitu: (1) pemulihan lahan bekas tambang untuk
memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya, (2) mempersiapkan lahan bekas
tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan reklamasi dan pascatambang ini adalah sebagai
berikut.

1. Mengetahui manfaat dari hasil reklamasi


2. Mengetahui keuntungan adanya kegiatan reklamasi pada lahan bekas
penambangan
3. Mengetahui biaya reklamasi yang harus dikeluarkan
4. Mengetahui rona sebelum dan sesudah reklamasi

2
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Identitas perusahaan


Nama perusahaan : PT. Mandiri Agung Jaya Utama
Alamat Perusahaan : Jalan Simponi 5, Bandung, jawa barat Telp/fax. (022)
7304547
Penanggung Jawab : H.M. Toyib Saman, S.H
Jabatan : Direktur Utama
Lokasi Kegiatan : Pertambangan Batu Besi

2.2 Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan


Sesuai dengan surat keputusan bupati Musi Rawas Tentang pemberian Izin
Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi Nomor 545/22/DPE/2005 . PT.
Mandiri Agung Jaya Utama memiliki luas wilayah izin usaha pertambangan
1.343. Ha.

2.3 Persetujuan AMDAL


PT. Mandiri Agung Jaya Utama telah melakukan Study AMDAL yang
telah disepakati oleh Tim Teknis dan Komisi AMDAL Kabupaten Musi Rawas
serta telah disetujui oleh Bupati Musi Rawas berdasarkan Surat Keputusan Nomor
19/KPTS/BLHD/2008 tanggal 22 Desember 2008.

2.4 Lokasi dan Kesampaian Wilayah


Areal IUP operasi Produksi PT. Mandiri Agung JayaUtamma dapat
dicapai dari beberapa kota besar di tiga propinsi yaitu Palembang, Bengkulu serta
Jambi. Palembang yang merupakan ibu kota Provinsi Sumatra Selatan, dapat
dijangkau dari Jakarta dengan penerbangan komersial selama kurang lebih 1 jam.
Dari Palembang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat dengan mobil

3
selama kurang lebih 6 jam menuju kota kecil Surunglagung di Kabupaten Musi
Rawas dengan melewati jalan beraspal yang cukup baik. Dari Surunglagung
kemudian di lanjutkan kearah barat daya melewati jalan Kabupaten dengan
kondisi pengerasan pasir dan batu selama kurang lebih satu jam, menempuh
sekitar 25 km melewati desa Pangkalan dan Lubuk Mas dan berhenti dan berhenti
di desa Jangkat atau Desa pulau Kidak yang terletak di pinggir Sungai Rawas.
Untuk Sampai ke areal IUP, dari Desa Jangkat atau Desa Pulau Kidak perjalanan
di lanjutkan dengan menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki menuju kearah
utara menempuh jarak sekitar 1 sampai 5 kilometer. Peta situasi lokasi areal IUP
PT. Mandiri Agung Jaya Utama disajikan pada lampiran.

4
BAB III
PROGRAM REKLAMASI

3.1 Lokasi Lahan Yang Akan Direklamasi


Rencana kegiatan reklamasi lahan selama 5 tahun yang akan dilaksanakan
oleh PT. Mandiri Agung Jaya Mandiri adalah sebagai berikut

3.1.1 Lahan Bekas Tambang


Metode penimbunan tanah penutup dilakukan dengan teknik infil dump
yaitu, dengan menimbunkan kembali sebagian bekas tambang tahun pertama
dilakukan pada tahun ke dua dan seterusnya.

3.1.2 Timbunan Tanah Penutup Di Luar Tambang


Pada kegiatan penambangan ini hanya akan menghasilkan 1 lokasi
wastedumparea yang terletak sebelah barat daya pit atau block penambangan.
Waste dump area tersebut akan ditata kembali dan direvegetasi yang akan dimulai
pada tahun kedua.

3.1.3 Jalan Tambang dan Non Tambang


Rencana reklamasi dan revegetasi lahan keperluan jalan produksi akan
direvegetasi pada tahun ke-1. Revegetasi ini dilakukan di kanan dan kiri (2 meter)
sepanjang jalan oroduksi batu besi, sehingga luas keseluruhan adalah 0,001 Ha.

3.1.4 Kolam Sedimen/ Kendali Erosi Lainnya


Selama 5 tahun kegiatan penambangan batu besi PT, Mandiri Agung Jaya
Utama, kolam sedimen dan sarana kendali erosi akan direklamasi dengan cara
memperbaiki tanggul sekitar kolam. Sedpond di disposal dan di pit tidak di tutup
karenan masih berguna untuk mengendalikan sedimentasi ketika revegetasi belum
maksimal. Luas tanggul yang akan direvegetasi adalah 0,1 Ha.

5
3.1.5 Fasilitas Penunjang Lainnya
Kegiatan pertambangan PT. Mandiri Agung Jaya Utama berumur 5 tahun
dan untuk rencana pembongkaran fasilitas tambang akan dilakukan pada tahun ke-
6 ketika memasuki tahap pasca operasi. Oleh karena itu pada periode lima tahun
pertama belum ada fasilitas penunjang tambang yang direklamasi. Kegiatan
reklamasi hanya berupa kegiatan revegetasi (penanaman pohon pohon beerkayu)
sebagai areal konservasi dan buffer zone dengan lingkungan sekitar.

3.2 Teknik dan Peralatan Pengolahan Lingkungan


Sesuai dengan rencana reklamasi dalam Dokumen AMDAL PT. Mandiri
Agung Jaya Utama, maka teknik, metoda dan peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan lingkungan (reklamasi) adalah sebagai berikut
a. Untuk mencapai tujuan reklamasi salah satu upaya yang dilakukan adalah
pengelolaan tanah pucuk, dalam hal ini adalah melakukan pengupasan top
soil (lapisan tanah atas) yang dikumpulkan pada suatu area tertentu dan
nantinya akan dipakai sebagai penutup lapisan atas sebagai sumber hara
utama dalam proses revegetasi.
b. Melakukan penambangan denagn system Infill dump area yang dilengkapi
dengan system drainase tanah. Apa bila overburden masih tidak
mencukupi untk menutup rata areal bekas tambang maka lereng yang
terbentuk akan dibuat teras sering, selain untuk menjaga kestabilan lereng
secara teknis, juga di peruntukan sebagai penempatan tanaman revegetasi.
c. Melakukan pekerjaan reklamasi sesegera mungkin pada daerah daerah
bekas galian tambang. Kegiatan ini meliputi pekerjaan :
1. Penataan tanah pada bekas galian tambang
Pemerataan tanah bekas galian penambangan dan perapian lereng
jenjang untuk memperkecil sudut keiringan. Jenjang yang dirapikan
sebaiknya dibuat dengan perbandingan minimum 3 : 1 dimana tingkat
erosinya cukup dan tingkat keberhasilan penanaman cukup. Tingkat
erosinya cukup ini dapat diimbangi dengan cara pembuatan drainase
pada jenjang penambangan dan perapian jenjang membentuk sudut

6
kemiringan yang kecil. Untuk melakukan kembali penanaman pada
bekas jenjang digunakan cara membuat lubang pada jenjang yang diisi
dengan campuran tanah pucuk dan penutup, kompos, kapur, pupuk
buatan dan kotoran ternak. Penanaman kembali bekas galian tambang
dapat dlihat pada gambar 3.1 setelah dibiarkan selama 2 3 hari untuk
menghilangkan panas yang ditimbulkan dari reaksi pupuk dengan
tanah barulah bibit dapat ditanam pada lubang tersebut. Jarak antar
lubang 3 m dengan ukuran lubang (30 x 30 x 30 ) cm yang cukup
memenuhi syarat untuk penanaman.
2. Penataan tanah pada waste dump area
Pada tahun ke-3, waste dump area sudah dapat dilakukan reklamasi.
Kegiatan reklamasi pada lokasi ini meliputi kegiatan persiapan lahan
dan penanaman kembali. Kegiatan persiapan yang dilakukan adalah
pemerataan bentuk muka tanah buangan yang masih berupa tumpukan
atau timbunan pada lokasi buangan diratakan. Setelah keadaan tanah
rata dapat dilakukan perencanaan pembuatan lubang untuk tanaman
pohon tersier. Pada lubang tanaman dimasukkan campuran tanah
pucuk dan tanah penutup, kompos/pupuk buatan/kotoran ternak dan
kapur. Campuran ini dibiarkan selama 2 3 hari untuk menghilangkan
panas yang ditimbulkan dari reaksi kapur dengan tanah. Setelah lahan
dan lubang siap maka tanaman dapat ditanam pada lahan yang telah
disiapkan tersebut. Tanaman yang dapat ditanam untuk reklamasi
pada lokasi tambang dan tanah buangan adalah tanaman akasia dan
sengon. Pada lokasi tanah buangan tambang harus ditanami tumbuhan
perambat atau (Pueraria Javanica) dengan jarak (1 x 1 ) m. Pada masa
pertumbuhan tanaman penutup pada lahan tanah buangan harus di
tutup dengan penutup yang berfungsi untuk mengontrol erosi.
Pemenuhan kebutuhan bibit tanaman yang digunakan untuk rehabilitas
dapat memanfaatkan kerjasama dengan masyarakat desa sekitar lokasi
tambang dan bibit dapat juga diambil dari kebun pembibitan sendiri.

7
3. Untuk mempercepat kesuburan lahan dan perbaikan iklim mikro akan
ditanam cover croops dengan jenis colopogonium diantara tanaman
tanaman pokok.
d. Melakukan pemantauan lereng bekas tambang secara rutin. Kondisi lereng
bekas penambangan yang harus dimantapkan pada kegiatan pasca
penambangan terdiri dari dua jenis lereng yaitu lereng akhir tambang (
final pit slope ) dan lereng timbunan ( dumping slope ). Berdasarkan pada
kajian geoteknik yang tellah dilakukan oleh PT. Mandiri Agung Jaya
Utama diperoleh geomeri lereng yang stabil atau mantap yaitu ddengan
tinggi jenjang 10 m, kemiringan jenjang 60, lebar

8
BAB IV
RENCANA BIAYA REKLAMASI

Pada bab ini akan dijelaskan rencana biaya yang diperlukan untuk
mereklamasi lahan yang terganggu dan akan direklamasi selama kegiatan
pertambangan batu besi PT. Mandiri Agung Jaya Utama. Untuk lebih jelasnya
maka disajikan pada table 5.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Rencana Reklamasi PT. Mandiri Agung Jaya Utama

kegiatan
1 2 3 4 5
1. lahan Yang dibuka 8.2 5.5 5.7 7.9 1.2
a. Daerah tambang (pit)
b. Daerah luar tambang
- disposal 4.8 - - - -
- stockpile 3
- jalan 10
- sarana penunjang 1.6

2. penambangan

a. Lahan selesai ditambang (ha) - 8.2 5.5 5.7 9.1


b. Lahan aktif ditambang (ha) 8.2 5.5 5.7 7.9 9.1
c. Volume tanah penutup yang
25.000 30.000 32.000 30.000 25.500
digali (bcm)

3. penimbunan
a. Di bekas tambang (ha) - 2.3 5.9 5.5 5.7
b. Di luar bekas tambang (ha) 1.98 2.80 - - -
c. Volume yang ditimbun di bekas
- 25.000 32.000 30.000 25.500
tambang (m3)
d. Volume yang ditimbun di luar 25.000.0 5.000.0

9
bekas tambang (m3)

4. reklamasi
a. Penataan lahan (ha) - 2.3 5.9 5.5 5.7
b. Revegetasi - 2.3 5.9 5.5 5.7

5. pencegahan dan penanggulangan


3.418 3.418 3.418 3.418 3.418
air asam tambang (m3)

6. pekerjaan sipil sesuai peruntukan


- - - -
lahan pasca tambang (ha)

4.1. Biaya Langsung


4.1.1. Biaya Penataan Lahan
5.1.1.1 Jumlah Top Soil
Lahan yang tergangu akibat dari kegiatan penambangan harus ditata
kembali agar lingkungan hidup dapat pulih kembali. Penataan lahan dilajutkan
dengan kegiatan reklamasi lainnya yaitu penyebaraan tanah pucuk (top soil).
Perencanaan dan jumlah tanah pucuk yang disebar dihitung per hektar dengan
ketebalan 30 cm. jadi total top soil yang harus ditebar adalah 0,3 m x 10.000 m2
= 3.000m3
5.1.1.2 Biaya Penebaran Top Soil
Dari rencana reklamasi diketahui bahwa lahan yang telah siap dilakukan
penebaran top soil pada selama kegiatan penambangan adalah 65,54 hektar (table
5.1) . dan penataan lahan dimulai pada tahun ke-2 penambangan.

4.1.2. Biaya Revegetasi


1. Analisis Kualitas Tanah
Analisis kualitas tanah perlu dilakukan pengujian berupa analisa fisik dan
analisa kimia. Sampling dilakukan 2 hektar per satu sampling.
2. Penghijauan

10
Biaya persemaian, penanaman dan pemeliharaan (pemupukan) penyiangan,
pengapuran, penyulaman dan upah kerja, dll. Biaya biaya tersebut dihitung per
hektar dengan perincian sebagai berikut :
a. Persemaian
Benih tanaman
Untuk penghijauan direncanakan akan menggunakan tanaman
mahang ( macaranga spp) dan sungkai ( phenomena canescus),
benih tanaman yang akan disemaikan sabanyak 500 pohon/ Ha
sehingga diperlukan rata rata benih sebanyak 0,50 kg benih per
hektar, dengan harga benih sebesar Rp. 50.000-/kg. jadi
perkiraan biaya kebutuhan benih per hektarnya adalah 0,50 kg
x Rp. 50.000,- = Rp 25.000,- /hektar
Pengadaan polibag
polibag yang dibutuhkan untuk setiap hektarnya yaitu adalah 5
kg dengan harga per kgnya Rp. 40.250,-. Maka biaya untuk
pengadaan polibag per hektarnya adalah Rp. 201.250,-/hektar.
Pembuatan tempat persemaian
Pekerjaan pembuatan tempat persemaian adalah penebasan dan
penataan lahan sehingga cocok untuk persemaian. Pekerjaan
penebasan dan penataaan masing-masing dilakukan 2 orang
selama 4 hari dengan upah buruh sebesar RP. 50.000/hari.
Maka besarnya biaya pembuatan persemaian adalah Rp.
800.000,-/hektar .
Pupuk
Kebutuhan pupuk untuk persemaian adalah sebanyak 30 kg per
hektar dengan harga pupuk perkilonya adalah Rp. 8000,- maka
biaya kebutuhan pupuk perhektarnya adalah = Rp. 240.000,-
/hektar.
Masukan benih dan bibit ke poliback

11
pekerjaan memasukan tanah dan benih ke poliback akan
diborongkan dengan harga rp. 500/buah. Jadi total biaya untuk
pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 250.000/hektar
pembuatan bendeng persemaian
dibutuhkan 2 bedeng persemaian dengan harga Rp.
150.000/bedeng jadi total biaya Rp. 300.000,-/hektar.
Pemeliharaan bibit
aktivitas pemelharaan bibit meliputi pemupukan ,
penyemprotan dengan menggunakan fungisida dan matador,
serta biaya pekerja besarnya biaya pemeliharaan adalah sebesar
Rp. 1.333.408,-/ha
b. Penanaman
Tanaman penutup
Bibit tanaman penutup sebanyak 7 kg per hektar dengan jenis
campuran antara puerairiaa javanica dengan harga Rp. 100.00,-
/kg dan jenis colopanginium moconoides/cetracema
fubercenes, dengan harga perkilonya adalah Rp. 30.000,-.
Maka biaya kebutuhan bibit tanaman penutup per hektarnya =
Rp. 350.000,-
Tanaman pokok/pohon
Pupuk
Pupuk yang digunakan perhektarnya adalah sebnyak 40
kg dengan harga perkilonya adalah Rp. 8.000,-. Maka
biaya kebutuhan pupuk perhektarnya sebesar Rp.
320.000,-
Upah kerja
Pekerjaan yang dilakukan adalah penganjiran yang
memerlukan 2 orang dalam waktu 1 hari, membuat
lubang yang memerlukan 2 orang selama 5 hari dan
penanaman yang membutuhkan tenaga 2 orang selama
5 hari. Maka biaya upah tenaga kerja perhektarnya

12
adalah 10 HOK x Rp. 50.000,- adalah sebesar Rp.
1.100.000,-
3. Biaya revegetasi per hektar
Dari uraian diatas maka disimpulkan bahwa biaya revegetasi adalah
sebesar Rp. 5.250.684,-/hektar. Perincian biaya revegetasi per hektar secara
langkap dapat dilihat table 5.10. sehingga apabila biaya revegetasi erhektarnya
pertahun diatas duhubungkan dengan luasan lahan yang akan direvegetasi tiap
tahun, maka didapat biaya revegetasi selama 5 tahun seperti table 5.11 berikut :
Tabel 4.2. jumlah biaya revegetasi seluruhnya untuk tiap tahun
perhektar
Harga Kebutuha Biaya yang
No Komponen Satuan Rp n dibutuhkan perHa
perHa
1 Analisakualitastanah
a.Analisafisik Pcs 70,725 0.41 28,750
b.Analisakimia Pcs 202,400 0.41 82,276

2 Jenistanaman pokok(Mahangdansungkai)
Benih dalambentukbiji kg 50,000 0.5 25,000

3 Benihtanamanpenutup/Kacang-kacangan
a.Pueralrta[avantca kg 100,000 2 200,000
b.Colopanginium moconoides/Cetracema fubercens kg 30,000 5 150,000

4 Pembuatanlahanbibit
a.Penebasan2orgx4hari OH 100,000 4 400,000
b.Pencangkulan2orgx4hari OH 100,000 4 400,000

5 Persiapanpenanamanbibitkedalampolybag
a.Pemupukandasar
-NPK kg 8,000 30 240,000
b.Memasukkantanahdanbenihkepolybag BH 500 500 250,000
c.Pembuatan bedengpersemaian BH 150,000 2 300,000

6 Pemeliharaan bibit(7bulan)
a.Pemupukan(2kali)
-NPK kg 8,000 30 240,000
b.Obat-obatan
-Fungisida kg 184,000 1 184,000
-Matador BH 52,352 4 209,408
c.Tenagakerjapemeliharaan OK 100,000 7 700,000

7 Penanaman kelahan
a.Pengajiran(2orang) OH 50,000 2 100,000
b.Pelubangan (2orgx5hari) OH 100,000 5 500,000
d.Pupuk
-NPK Organik Kg 8,000 40 II"\ 320,000
e.Penanaman (2orgx5hari) OH 100,000 4 \ IIr-\500,000
-, \ [\\~ \

13
9 PeralatanPertanian )
a.Parang BH 50,000 2
b.Cangkul BH 60,000 2 120,000
c.Polybag Kg 40,250 5 201,250

TOTALBIAVAREVEGETASIPERHEKTAR 5,250,684

Tabel 4.3. Jumlah biaya revegetasi PT. Mandiri Agung Jaya


Utama Selama 5 Tahun
Tahun Ke
Uraian
1 2 3 4
1. penataan lahan
(ha) - 2.3 5.9 5.5 5.7
2. Biaya
Revegetasi
Perhektar - 5,250,684 5,250,684 5,250,684 5,250,684
3. Biaya
Revegetasi
Pertahun - 12,076,574.10 30,979,038.00 28,878,764.20 29,928,901,1

4.1.3. Pemeliharaan dan Perawatan


Biaya pemeliharaan dan perawatan terdiri dari biaya untuk melakukan
kegiatan :
a. Pemeliharaan tahun 1
Pemeliharaan tahun 1 ini meliputu kegiatan :
Penyulaman
Penyiangan
Pemupukan
pembersihan hama dan penyakit
b. pemeliharan tahun 2
pemeliharan tahun 2 ini meliputu kegiatan :
penyiangan
pemupukan

14
penjarangan
pembersihan hama dan penyakit
besarnya biaya pemeliharaan dan perawatan per hektar adalah
sebesar Rp. 2.120.000,- secara lengkap dapat dilihat pada table
dibawah ini.

Tabel 4.4 Biaya pemeliharaan per hektar

Harga Kebutuhan Biaya yang di


No Komponen Satuan
Rp Per Ha butuhkan per Ha

1 Pemeliharaan tahun 1
a. penyulaman ( tenaga 2 orang) OH 100,000 1 100,000
b. penyiangan ( tenaga 2 orang ) OH 100,000 1 100,000
c. pemupukan 1
-NPK organic kg 8,000 40 320,000
- tenaga ( 2 orang OH 100,000 1 100,000
d. singling dan pemangkasan ( tenaga 2 orang ) OH 100,000 1 100,000
e. pembersihan hama dan penyakit 1
- obat-obatan ( paket) paket 300,000 1 300,000
tenaga ( 2 orang ) OH 100,000 1 100,000

2 pemeliharaan tahun ke 2
a. penyiangan ( tenaga 2 orang ) OH 100,000 1 100,000
b. pemupukan
- NPK Organik kg 8,000 50 400,000
- tenaga ( 2 orang ) OH 100,000 1 100,000
c. penjarangan ( tenaga 2 orang )
d. pembersihan ham penyakit
- obat-obatan ( paket ) paket 300,000 1 300,000
- tenaga ( 2 orang ) OH 100,000 1 100,000

15
TOTAL BIAYA PEMELIHARAAN PER HEKTAR 2,120,000

dan total biaya pemeliharaan pada kegiatan rencana reklamasi adalah seperti table
dibawah ini :
Tabel 4.5. biaya pemeliharaan
Tahun Ke
Uraian
1 2 3 4 5

1. Penataan lahan ( ha ) - 2.3 5.9 5.5 5.7

2. Biaya pemeliharaan
2,120,000 2,120,000 2,120,000 2,120,000
per hektar -
3. biaya pemeliharaan
4,876,000.00 12,508,000.00 11,660,000.00 12,084,000.00
per tahun -

4.1.4. Pemantauan
Biaya pemantauan terdiri dari pemantauan tanah. Biaya pemantauan
adalah sebesar Rp. 111.026,-/hektar. Secara lengkap dapat dilihat pada table
dibawah ini :
Tabel 4.6. biaya pemaantauan per hektar

Harga Kebutuhan Biaya yang di


No Komponen Satuan
Rp per ha butuhkan per Ha

1 Analisis tanah ( pemantauan )


a. analisis fisik pcs 70,725 0.406504 28,750
b. Analisis Kimia pcs 202,400 0.406504 82,276
TOTAL BIAYA PEMANTAUAN PER HEKTAR 111,026

16
Dan besarnya total biaya pemantauan adalah seperti table dibawah ini :

Tabel 4.7. biaya pemantauan per tahun


Tahun Ke
Uraian
1 2 3 4 5

1. Penataan lahan ( ha) - 2.3 5.9 5.5 5.7

2. Biaya pemantauan perhektar - 111,026 111,026 111,026 111,026

3. Biaya pemantauan pertahun - 255,360.70 655,055.80 610,645.20 632,850.50

4.1.5. Kegiatan reklamasi lainnya


4.1.5.1. Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang
Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang dihitung
berdasarkan perkiraan volume air larian permukaan yang berasal dari catchment
area dilokasi tambang dan timbunan tanah penutup. Kemudian volume air larian
yang berpotensi untuk menghasilkan air asam tambang sekitar 50 % lalu nilai
koefisien larian air permukaan ( C-nya ) adalah 0,20. Biaya pengapuran untuk
menaikan pH air adalah sebesar Rp. 50/m3.
perhitungan volume air adalah sebagai berikut :
1. air hujan
dari data rata-rata curah hujan tahun 1998 sampai 2007 diketahui bahwa
curah hujan rata-rata maksimum pada tahun 2007 yaitu sebesar 374
mm/jam. Sehingga debit air hujan yang masuk ke tambang dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
Q1 = 0,278 x C x I x A
Dimana :
A = luas daerah tangkapan hujan = 91000 m2
C = koefisien penggalian = 0,9
I = intensitas curah hujan = 0,148
R = curah hujan maxsimum

17
T = waktu rata-rata hari hujan per 10 tahun = 187 hari dan hari hujan
asumsi 3 jam / hari, jadi = 560 jam/tahun
Maka air hujan yang masuk tambang ( Q1) adalah :

Q1 = 0,278 x 0,9 x 0,148 x 91000 m2


= 3.391 m3
2. air tanah
Rembesan air tanah dapat dihitung sebagai berikut :
( 12 22 )
Q2 =

Dimana :
Q2 = debit air tanah yang masuk tambang ( m3/jam)
K = koefisien permeabilitas = 3.6 x 10-2
i = Gradien hidrolik = 36.5 %
l = panjang lereng = 350 m
h = ketinggian batas ai r dari lapisan kedap air dimana :
h1 = 9 m ( dari data pemboran )
h2 = 4 m ( dari data pemboran )
R = jari-jari lingkaran pengaruh (m) yang diperhitungkan sebagi
berikut :
(12 22 ) (9)2 (4)2
R= = 2(0,365)(9) = 2,28 m
2 1

Sehingga debit air rembesan di perhitungan sebagai berikut :


0,365 350 (92 42 )
Q2 = 2,28

= 27, 954 m3/jam


Maka debit air yang akan masuk ke tambang adalah :
Q = air hujan + air tanah
Q = Q1 + Q2
= 3.391 m3 + 27, 954 m3/jam
= 3.418,37 m3/jam = 0.94 m3/detik
3. Biaya air asam tambang

18
Diketahui bahwa satu tahun tediri dari 365 hari dan diasumsi rata-rata
jamhujan adalah 2 jam/hari , maka total jam hujan adalah 728 jam. Maka
banyaknya aliran air adalah 2.488.571 m3/tahun. Dan yang akan menjadi
air asam tambang diasumsi 50 %, maka total air asam tambang pertahun
adalah 1.244.285 m3/tahun menurut peraturan mentri ESDM no 18 tahun
2008, nilai koefisien air asam tambang adalah 0,2 dan besarnya biaya
penangganannya adalah sebesar Rp 50/m3.
Biaya pengapuran per tahun adalah = Rp. 50 x 2.488.571 x 50 % x 0,2
= Rp. 12.442.855,-
4.1.5.2 Pekerjaan Sipil
Yang dimaksudkan dengan pekerjaan sipil disini adalah pekerjaan paska
tambang dimana peruntukan lahan tidak untuk direvegetasi tetapi dimanfaatkan
untuk lainnya seperti kolam pemancingan atau kolam reservoir air, tempat
rekreasi, perumahan, dan lain sebaginya. Seperti diketahui bahwa umur tambang
adalah 5 tahun, mak pekerjaan sipil belum ada rencana untuk memanfaatkan lahan
bekas tambang untuk hal tersebut diataas, makaa pekerjan sipil yang dimaksud
tidak ada.

4.1.6. Total Biaya Langsung


Total biaya langsung untuk penetapan jaminan reklamasi PT. Mamdiri
Agung Jaya Utama selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 388.099.180,- secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 perhitungan biaya langsung selama 5 tahun

TAHUN KE
Uraian Total
1 2 3 4 5
1. Biaya Langsung
a. Biaya Penataan
- 21,417,266 54,939,944 51,215,202 53,077,573 180,649,985
Lahan
b. Biaya Revegetasi - 12,076,574.00 30,979,038.00 28,878,764.00 29,928,901.00 101,863,277
c. Biaya
- 4,876,000 12,508,000 11,660,000 12,084,000 41,128,000
Pemeliharaan
d. Biaya Pemantauan - 255,361 655,056 610,645 632,581 2,153,643
e. Biaya
12,442,855 12,442,855 12,442,855 12,442,855 12,442,855 62,214,275
pencengahan dan

19
penaggulangan Air
Asam Tambang
f. Biaya pekerjaan
- - - - - -
Sipil Pasca Tambang
Sub Total biaya
12,442,855 51,068,056 111,524,893 104,807,466 108,165,910 388,009,180
Langsung

4.2. Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung menurut peraturan Mentri Sumber Daya Mineral Nomor
18 Tahun 2008 ditentukan sebagai berikut :
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebessar 2,5 % dari biaya langsung
atau berdasarkan perhitungan.
Dalam laporan ini, pada tahu 1 dan tahun 2 yang belum membutuhkan alat
untuk aktivitas reklamasi maka biaya mobilisasi dan demobilisaasi
dihitung sebesar 2,5 %, sedangkan pada tahun 2 sampai ke 5 dihitung
berdasarkan kebutuhan
b. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung dan
dalam laporan ini di pakai 5 %
c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3 % - 14 % dari
biaya langsung. Dan dalam laporan ini dipakai 6 %.
d. biaya supervise sebesar 2% - 7% dari biaya langsung. Dan dalam laporan
ini dipakai 4%.

Besarnya biaya tidak langsung yang terdiri dari biaya mobilisasi dan
demobilisasi alat berat, perencanaan reklamsi, administrasi dan biaya supervise
adalaah sebesar Rp. 282. 512.488,-. Secara lengkap dapat dilihat pada table 5.17
dibawah ini
Tabel 4.9. perhitungan biaya tidak langsung

TAHUN KE
Uraian Total
1 2 3 4 5
2. Biaya Tidak Langsung
a. Biaya Mobilisasi dan
Demobilisasi Alat ( 2,5 % 311,071 56,000,000 56,000,000 56,000,000 56,000,000 224,311,071
)
b. Biaya Perencanaan 622,143 2,553,403 5,576,245 5,240,373 5,408,296 19,400,459

20
dan Kegiatan (5 % )
c. Biaya Administrasi
dan Keuntungan 746,571 3,064,083 6,691,494 6,288,448 6,489,955 23,280,551
Kontraktor ( 6% )
d. Biaya Supervisi ( 4% ) 497,714 2,042,722 4,460,996 4,192,299 4,326,636 15,520,367
Sub Total Biaya Tidak
2,177,500 63,660,208 72,728,734 71,721,887 72,224,887 282,512,448
Langsung

4.3. Total Biaya Tidak Langsung


Biaya reklamasi dihitung berdasarkan biaya langsung ditambah dengan
biaya tidak langsung. Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa biaya
reklamasi PT. Mandiri Agung Jaya Utama selama 5 (lima) tahun adalah Rp.
543.828.348,-.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.Reklamasi lahan pasca penambangan
diperlukan dalam mencapai pembangunan yang berwawasan lingkungan
kegiatan reklamasi meliputi dua tahapan, yaitu: (1) pemulihan lahan bekas
tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya, (2)
mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya
untuk pemanfaatan selanjutnya.
b. Sesuai dengan surat keputusan bupati Musi Rawas Tentang pemberian Izin
Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi Nomor 545/22/DPE/2005 .
PT. Mandiri Agung Jaya Utama memiliki luas wilayah izin usaha
pertambangan 1.343. Ha.
c. Metode reklamasi dilakukan dengan melaksanakan back filling pada areal
bukaan tambang dan tumpukan waste pada bekas bukaan tambang.
d. Manfaat dari reklamasi di PT.Mandiri Agung Jaya Utama yaitu
menjadikan lahan bekas tambang menjadi lahan pertanian.
e. Total Biaya Reklamasi reklamasi PT. Mandiri Agung Jaya Utama selama
5 (lima) tahun adalah Rp. 543.828.348,-.

22
23

Anda mungkin juga menyukai