Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa makalah jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari dosen
pembimbing dan semua pihak yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan demi perbaikan makalah penulis di masa yang akan datang. Masohi, 17 November 2013
Pen
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak
dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan
mencegah kebutaan, dan lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang
cukup mendapat vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit
tersebut tidak mudah menjadi parah , sehingga tidak membahayakan jiwa anak.
Dengan adanya bukti-bukti yang menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan angka
kematian yatiu sekitar 30%-54%, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini
lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Kurang vitamin A (KVA) di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama. Meskipun KVA
tingkat berat (xeropthalmia) sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum
menampakkan gejala nyata, masih menimpa masyarakat luas terutama kelompok balita. KVA tingkat
subklinis ini hanya dapat diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium.
Masalah KVA dapat diibaratkan sebagai fenomena gunung es yaitu masalah xeropthalmia yang
hanya sedikit tampak di permukaan. Padahal KVA subklinis yang ditandai dengan rendahnya kadar
vitamin A dalam darah masih merupakan masalah besar yang perlu mendapat perhatian. Hal ini menjadi
lebih penting lagi, karena erat kaitannya dengan masih tingginya angka penyakit infeksi dan kematian
pada balita.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah KVA dan etiologinya?
2. Apakah akibat dari KVA?
3. Bagaimanakah cara pencegahan dan penanganan KVA dengan pemberian kapsul vitamin A?
4. Bagaimanakah rekapitulasi hasil distribusi kapsul vitamin A di tingkat kecamatan ?
C.Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah KVA itu dan etiologinya,
2. Untuk mengetahui akibat dari KVA,
3. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan KVA,
4. Untuk mengetahui sejauh mana distribusi pemberian kapsul vitamin A pada bayi,balita,bufas di tingkat
kecamatan.
D.Manfaat Makalah
Hasil yang diharapkan dari makalah ini, antara lain :
1.Penyusun
a.Sebagai penambah pengetahuan tentang KVA,
b.Sebagai penambah kreatifitas untuk menambah prestasi belajar,
c.Untuk mengevaluasi keberhasilan dari belajar.
2.Pengguna
a.Sebagai bahan masukan pengetahuan kuliah,
b.Sebagai bahan yang dapat memberikan manfaat yang berkaitan dengan KVA.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian vitamin A
Vitamin A adalah merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Sebelum ditemukan
vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak hanya berfungsi sebagai sumber energi.
Vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditimbun dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan
setiap hari dalam makanan.
Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbsi normal dari lemak. Gangguan
absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistem empedu akan menyebabkan gangguan absorbsi
vitaminvitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke hepar dalam bentuk
kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak
diangkut oleh lipoprotein atau protein pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidak larut
dalam air, maka ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses.
B.Pembagian Vitamin A
Berdasarkan sifat kimianya,maka vitamin A terdiri dari :
1. Preform vit.A (golongan vitamin A dalam bentuk aktif) yang terdiri dari alcohol (retinol), aldehid
(retinal/retinaldehid), dan asam (asam retinoat),
2. Provitamin A (karotenoid), ia akan diubah oleh tubuh menjadi perform vit.A. Ada lebih dari 600 macam
provitamin A dan yang hanya bisa diubah menjadi vitamin A hanya lebih kurang 10 %.
C.Struktur Kimia , 1).Vitamin A

2).Pro vit.A

D.Sifat-sifat vit.A
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan mempunyai
enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Dikenal
bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal, dan
berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan
bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan
berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah
nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan
yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol
maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa melindungi vitamin
A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa, mengandung enzim
lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi
dengan asam lemak tidak jenuh. Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan
pada alfafa akan merusak enzim tersebut.
Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan
kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan
dan secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin,
sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa
dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen.

E.Manfaat Vit.A
Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa penting yang menciptakan
tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara jaringan epithel berfungsi normal. Jaringan epithel yang
dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan, alat reproduksi, syaraf dan sistem
pembuangan urine.
Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal, perlu mendapat perhatian khusus.
Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi
dengan protein membentuk grup prostetik yang disebut visual purple, yang lebih dikenal dengan istilah
rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh
proses fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A pada
suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis visual purple akan terganggu, sehingga terjadi kelainan-
kelainan melihat.
Vitamin A berperan dalam berbagai proses tubuh, antara lain, stereoisomer dari retinal yang
disebut retinen, memainkan peranan penting dalam penglihatan. Vitamin A diperlukan juga dalam
pencegahan ataxia, pertumbuhan dan perkembangan sel, pemeliharaan kesempurnaan selaput lendir
(mukosa), reproduksi, pertumbuhan tulang rawan yang baik dan cairan serebrospinal yang normal,
mampu meningkatkan sistem immun, berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan terbukti bisa
melawan ketuaan.
Secara metabolik, vitamin A berperan dalam memacu sintesis kortikosteroid, yaitu pada proses
hidroksilasi pregnenolon menjadi progesteron, memacu perubahan mevalonat menjadi squalen, yang
selanjutnya dirubah menjadi kolesterol dan sebagai pengemban (carrier) pada sintesis glikoprotein
membran.
F.Sumber Vitamin A
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal), terutama banyak terkandung
dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan
tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega (lemak susu), kuning telur, keju,
hati, hijauan dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar
karoten. Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, pepaya, banyak
mengandung provitamin A, -karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang
sudah difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya).
G.Metabolisme vitamin A
Vitamin A dan -karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati.
Bentuk karoten dalam tumbuhan selain , adalah , -karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari
bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam
empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian digabungkan
dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan
ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam
bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat
retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke
protein lain, yaitu transthyretin untuk diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol seluler
(celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang
selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi
diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol dan
metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak
digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim - karoten 15,15-deoksigenase, - karoten tersebut
dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh enzim
retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh esterase dari pankreas,
selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari karoten
secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A, sebagian diserap utuh dan
masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang
menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ; (2)
konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan
yang kurang efisien.
H.Defisiensi Vitamin A (kurang Vitamin A)
Etiologi defisiensi, yaitu :
1. Penyakit hati,
2. Malabsorbsi lemak akibat insufisiensi asam empedu,
3. Infeksi akut : defisiensi protein akut, measles,
4. Infeksi kronik : parasit intestinal,
5. Merokok : berhubungan dengan penurunan kadar retinol,
6. Konsumsi kurang dalam makanan secara kronik
7. Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif
8. Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn atau zat gizi lainnya) yang diperlukan
untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.
Gejala defisiensi, seperti :
1. Morbiditas dan mortalitas meningkat : pada anak-anak (penyakit infeksi seperti infeksi mata,saluran
pernapasan dan diare).
2. Night blindness (xeroftalmia), istilah yang menerangkan gangguan kekurangan vitamin A pada mata,
termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina yang berakibat kebutaan.
Kata Xeroftalmia (bahasa Latin) berarti mata kering karena terjadi kekeringan pada selaput lendir
(konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.
3. Segala macam penyakit infeksi cenderung meningkat
4. Selera makan menurun akibat indra pengecap menurun
5. Keratinisasi epitelial mukosa sel, Kelainan kulit pada umumnya tampak pada tungkai bawah bagian depan
dan lengan atas bagian belakang, kulit tampak kering dan bersisik seperti sisik ikan. Kelainan ini selain
disebabkan karena KVA dapat juga disebabkan karena kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin
golongan B atau Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat atau gizi buruk.
6. Penebalan folikel rambut : folikular hiperkeratosis
Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama.
Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita penyakit campak, diare, ISPA dan penyakit
infeksi lainnya. Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID
UNICEF/HKI/ IVACG, 1996 sebagai berikut :
1. XN : buta senja (hemeralopia, nyctalopia)
Tanda-tanda :
a. Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.
b.Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang setelah lama
berada di cahaya terang
c.Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat dilingkungan yang kurang
cahaya, sehingga disebut buta senja.
Untuk mendeteksi apakah anak menderita buta senja dengan cara :
a) Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak benda didepannya, karna
tidak dapat melihat.
b) Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta senja. Dalam
keadaan ini biasanya anak diam memojok bila di dudukkan ditempat kurang cahaya karena tidak dapat
melihat benda atau makanan di depannya.
2. XIA : xerosis konjungtiva
Tanda-tanda :
1. Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan
berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.
2. Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna keclokatan.
3 XIB : xerosis konjungtiva disertai bercak bitot
Tanda-tanda :
1. Tanda-tanda xerosis kojungtiva (X1A) ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun atau
keju terutama di daerah celah mata sisi luar.
2. Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita
xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai criteria penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat.
Dalam keadaan berat :
1. Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva.dan Konjungtiva tampak menebal, berlipat-
lipat dan berkerut. Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik.
4. X2 : xerosis kornea
Tanda-tanda :
1. Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea. Kornea tampak suram dan kering dengan
permukaan tampak kasar. Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita, penyakit
inpeksi dan sistemik lainnya).
5. X3A : keratomalasia atau ulserasi kornea kurang dari 1/3 permukaan kornea.
6. X3B : keratomalasia atau ulserasi sama atau lebih dari 1/3 permukaan kornea
Tanda-tanda :
Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus. Tahap X3A ditandai bila kelainan mengenai
kurang dari 1/3 permukaan kornea. Tahap X3B ditandai Bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3
permukaan kornea. Keadaan umum penderita sangat buruk. Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea
(kornea pecah).
7 .XS : jaringan parut kornea (sikatriks/scar) dengan tandanya Kornea mata tampak menjadi putih atau
bola mata tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik
atau jaringan parut. Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun dengan operasi
cangkok kornea.
8. XF : fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti cendol.
I.Pencegahan dan pengobatan
Prinsip dasar untuk mencegah dan menanggulangi masalah KVA adalah menyediakan vitamin A
yang cukup untuk tubuh.Selain itu perbaikan kesehatan secara umum turut pula memegang peranan.
Dalam upaya menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh, ditempuh kebijaksanan sebagai berikut:
Meningkatkan konsumsi sumber vitamin A alami melalui penyuluhan,
Menambahkan vitamin A pada bahan makanan yang dimakan oleh golongan sasaran secara luas
(fortifikasi),
Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi secara berkala.
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses komunikasi-
informasi-edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman dan langgeng. Namun disadari bahwa
penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan fortifikasi dengan vitamin A
masih bersifat rintisan . Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu pada pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah
KVA pda masyarakat apabila cakupannya tinggi (minimal 80%). Cakupan tersebut dapat tercapai apabila
seluruh jajaran kesehatan dan sektor-sektor terkait dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan
baik.
1).Supementasi vitamin A
Kapsul yang digunakan dalam suplementasi vit.A adalah kapsul yang mempunyai vit.A dosis tinggi
2).Sasaran utama suplementasi vit.A
SASARAN DOSIS FREKWENSI
BAYI 6-11 BULAN Kapsul biru (100.000 SI) 1 kali
ANAK BALITA 12-59 BULAN Kapsul merah (200.000 SI) 2 kali
IBU NIFAS (0-42 HARI) Kapsul merah (200.000 SI) 2 kali
Berikut ini waktu,cara,dan tempat pemberian suplementasi vit.A pada bayi,anak balita,dan ibu nifas
adalah sebagai berikut :
a.pada bayi dan anak balita
- waktu pemberian
1. untuk bayi (6-11 bulan) diberikan 1 kali,yaitu pada bulan februari atau agustus,
2. untuk anak balita (12-59 bulan) diberikan pada bulan februari dan agustus
-cara pemberian
Sebelum dilakukan pemberian kapsul,tanyakan dulu pada ibu balita apakah pernah menerima kapsul
vit.A pada 1 bulan terakhir.
1. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih,
2. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul,
3. Untuk anak yang sudah bisa menelan bisa diberikan langsung 1 kapsul untuk diminum.
-tempat pemberian
1. Sarana fasilitas kesehatan (puskesmas,rumah sakit, posyandu, poskesdes,dan sebagainya),
2. Sarana pendidikan (taman kanak-kanak,balai penitipan anak,kelompok bermain dan sebagainya).
b.pada ibu nifas
Tujuannya pemberian 1 kapsul vit.A dapat meningkatkan kandungan vit.A dalam ASI selama 60
hari,pemberian 2 kapsul vit.A diharapkan cukup menambah kandungan vit.A dalam ASI sampai usia bayi
6 bulan,kesehatan ibu lebih cepat pulih dan mencegah infeksi.
-waktu pemberian
1. 1 kapsul vit.A diminum segera setelah saat persalinan
2. 1 kapsul vit.A diberikan 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
Catatan : jika 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat vit.A,maka kapsul vit.A dapat diberikan :
1. Pada kunjungan ibu nifas atau pada KN 1 (6-48 jam) atau pada saat pemberian imunisasi hepatitis B,
2. Pada KN 2 (bayi berusia 3-7 hari) atau pada KN 3 (bayi usia 8-28 hari).
-cara pemberian
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan dulu pada ibu apakah setelah melahirkan sudah menerima
kapsul vit.A,jika belum :
1. Vit.A diminum segera setelah melahirkan dengan cara meminum langsung 1 kapsul,
2. Kemudian minum lagi 1 kapsul setelah pemberian 1 kapsul yang pertama.
-Tempat pemberian
1. Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit,puskesmas,posyandu,pustu,dan sebagainya).
Pemberian secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus mempunyai beberapa keuntungan:
Memudahkan dalam memantau kegiatan pemberian kapsul, termasuk pencatatan dan pelaporannya,
karena semua anak mempunyai jadwal pemberian yang sama.
Memudahkan dalam upaya pengerakkan masyarakat, karena kampanye dapat dilakukan secara nasional
disamping secara spesifik daerah.
Memudahkan dalam pembuatan materi-materi penyuluhan (spot TV, spot radio, barang-barang cetak)
terutama yang dikembangkan, diproduksi dan disebarluaskan oleh tingkat Pusat/Propinsi/Kabupaten.
3).Suplementasi Vitamin A pada situasi khusus
a.Bila ada KLB campak atau infeksi lain,maka suplementasi diberikan pada :
I. Seluruh balita yang ada di wilayah tersebut diberikan 1 kapsul vit.A dengan dosis sesuai umurnya,
II. Balita yang telah mendapatkan kapsul vitamin A dalam jangka kurang dari 30 hari saat terjadi
KLB,maka tidak perlu diberikan lagi.
b.Untuk pengobatan xeroftalmia,campak dan gizi buruk pemberian vit.A mengikuti uraian sebagai
berikut :
I. Saat ditemukan, berikan 1 kapsul vit.A merah/biru sesuai umur anak,
II. Hari berikutnya, berikan 1 kapsul lagi vit.A sesuai umurnya,
III. Dua minggu berikutnya, berikan 1 lagi kapsul vit.A sesuai umur si anak
BAB III
KESIMPULAN

Adapun yang bisa diambil dari pembahasan di atas,yaitu :


A. Vitamin A merupakan hal yang essensial bagi tubuh,walaupun tidak perlu ada dalam makanan sehari-hari,
B. KVA merupakan masalah yang masih sering di temukan di Indonesia dan masih masalah gizi utama
sehingga pencegahannya harus segera terealisir supaya masa depan bangsa ini tidak loss generation,
C. Dalam pemberian kapsul vitamin A sangatlah harus dipahami cara pemberian,dan waktu pemberian serta
dosis menurut sasaran penerima supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti gejala-gejala
dari kelebihan dari vitamin A.
DARTAR PUSTAKA

Ina Hernawati,Dr,MPH.2009.Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A.Diunduh dari HTTP


://www.depkes.go.id.Diakses tanggal 27 april 2012.
Inge Permadhi,DrMS.2000.Vitamin A (retinol.Diunduh dari HTTP : //staff.uny.ac.id.Diakses tanggal 27
april 2012.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari dosen
pembimbing dan semua pihak yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan demi perbaikan makalah penulis di masa yang akan datang.

Kendari, 09 mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL .. i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ..... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .... 1
1.1 LATAR BELAKANG ..... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH . 1
1.3 TUJUAN ...... 2
1.4 MANFAAT ...... 2
BAB II PEMBAHASAN ..... 3
2.1 DEVINISI VITAMIN ..... 3
2.2 Vitamin A (retinol) .. 4

BAB III PENUTUP .. 5


3.1 KESIMPULAN .... 5
3.2 SARAN 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan
makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
1.1 latar Belakang
Dalam rangka memberikan pengetahuan yang mendalam pada pembelajaran mata kuliah biokimia,
maka para mahasiswa ditugaskan agar membuat makalah yang berguna untuk memperdalam dan
memperkaya pengetahuan setiap mahasiswa. Pada kesempatan ini kelompok kami mendapatkan tema
Vitamin Larut Lemak (vitamin A ).
Sebuah tema yang sangat menarik tentunya apabila kita mengetahui betapa pentingnya ilmu yang
akan kita pelajari ini. Karena Melalui makalah inilah penulis berupaya mempresentasikan mengenai
peranan dan juga sumber vitamin larut lemak yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya pada vitamin A.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditaruik beberapa rumusan masalah yang dikaji dalam
makalah ini :

1. Apa pengertian vitamin?


2. Apa sumber makanan yang dapat menghasilkan vitamin A ?
3. Apa fungsi vitamin A bagi tubuh manusia ?
4. Apa akibat jika kekurangan vitamin A ?
5. Apa akibat jika kelebihan vitamin A ?
6. Berapa banyakkah vitamin A yang di butuhkan tubuh manusia ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Pembaca mengerti akan definisi dari vitamin.


2. Pembaca bisa mengetahui sumber makanan yang dapat menghasilkan vitamin A.
3. Pembaca bisa mengetahui fungsi vitamin A bagi tubuh manusia.
4. Pembaca bisa mengetahui akibat jika kekurangan dan kelebihan vitamin A.
5. Pembaca bisa mengetahui berapa banyak vitamin A yang di butuhkan tubuh manusia.

1.4 manfaat
Adapun manfaat yang ada dalam makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengkonsumsi vitamin A secara cukup dan tidak berlebihan.


2. Mahasiswa dapat memberikan penyuluhan tentang vitamin A kepada keluarga atau masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah vitamin sebenarnya sudah tidak tepat
untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya
dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin
vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin
sama sekali tidak memiliki atom N.

Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh,
dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan
vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

2.2 Vitamin A (retinol)


Vitmain A ditemukan pada tahun 1913 oleh Mc. Collum dan Davis. Vitamin A adalah vitamin
antioksidan yang larut dalam lemak dan penting bagi penglihatan dan pertumbuhan tulang. Secara luas
vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan precursor/ provitamin A/
karotenid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. Retinol diserap dalam bentuk prekursor.
Berikut lebih lanjut mengenai vitamin A :

Vitamin Sumber Fungsi Dibutuhkan Kekurangan Kelebihan


Tubuh / hari Vitamin A Vitamin A
Vitamin A 1.kangkung 1. untuk 1.Pria: 1.Buta senja 1. Cepat lelah
2.lobak membentuk 900 mcg 2.Mata kering 2. Rambut rontok
3.wortel proses 2.Wanita: 3.Kulit kasar 3. Mual dan
4.minyak pertumbuhan 700 mcg 4.pertumbuhan muntah
kelapa tubuh menjadi lamban 4. Pusing
sawit 2.pembentukan 5.menurunnya
5.mentega indra daya tahan
6. bayam penglihatan tubuh
7.minyak 3.untuk
ikan memelihara
8.susu sel-sel epitel
9.ubi jalar kulit
10. labu 4.untuk
11. melon membentuk
12. telur kesehatan gigi
13.pepaya 5. melindungi
14.mangga tubuh dari
15.kacang infeksi
6.mampu
menangkal
radikal bebas

Table informasi vitamin A


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin A lebih banyak bersumber dari sayur sayuran dan buah buahan, mentega, minyak ikan
dan minyak kelapa sawit, susu, telur, dll. Vitamin A berfungsi untuk proses pertumbuhan, pembentukan
indra penglihatan, untuk memelihara kulit, untuk kesehatan gigi, melindungi dari infeksi, menangkal
radikal bebas, dll. Dan yang di butuhkan tubuh perharinya adalah Pria 900 mcg dan Wanita 700 mcg.
Apabila kekurangan vitamin A akan mengalami buta senja, mata kering, kulit kasar, pertumbuhan menjadi
lamban, menurunnya daya tahan tubuh,dll. Namun jika kelebihan akan mengalami cepat lelah, rambut
rontok, mual dan muntah dan pusing.
3.2 saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari
sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah
tempat salah dan dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik dari pada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen
pembimbing yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://healthmatter.wordpress.com/2009/10/11/vitamins/
Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Esis
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama .
Hartono, Andry. 1999. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai