No.1 ................................ IK.002 1/2 . DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSU .........................
PROSEDUR TETAP 14 NOVEMBER 2009
dr. . NIP. . I. PENGERTIAN : 90% kasus dengan kelainan ini mempunyai ujung yang buntu, sedangkan - 1/3 dari esofagus bagian bawah berhubungan dengan trakea setinggi karina. Kira-kira 9% tidak mempunyai fistula dan sisanya terdiri dari bermacam-macam bentuk II. TUJUAN : mengetahui diagnosis atresia esofagus sedini mungkin III. KEBIJAKAN : suatu keadaan gawat darurat sehingga diagnosis atresia esofagus sangat perlu diketahui segera untuk kemudian penanganan lebih lanjut 1. Gejala klinik berupa hipersalivasi dan kadang biru oleh karena saliva masuk dalam saluran pernafasan. 2. Pemberian minum dapat menyebabkan bayi batuk dan seperti tercekik (choking) 3. Bila terdapat fistula trakeoesofagus, perut akan tampak membuncit karena berisi banyak udara. Bila IV. PROSEDUR : dimasukkan pipa melalui mulut sepanjang 7,5-10 cm dari bibir, pipa akan terbentur akan melingkar- lingkar pada ujung esofagus yang buntu 4. Diagnosis pasti dengan usaha memasukkan pipa nasogastrik dan mendapatkan tahanan 10-12 cm dari lubang hidung dilanjutkan dengan rontgen babygram untuk konfirmasi V. UNIT TERKAIT : Perinatologi Rawat inap Poli Anak IGD