Anda di halaman 1dari 14

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan


Laporan keuangan Puskesmas Berbah ini disusun untuk menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan sebagai dasar
dalam membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :
1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan Puskesmas
Berbah periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran, serta memberikan
informasi realisasi pendapatan fungsional Puskesmas Berbah.
2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber
daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi Puskesmas
Berbah yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4) Menyediakan informasi mengenai upaya Puskesmas Berbah dalam
mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas.
5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah
Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Puskesmas
Berbah mengenai kenaikan atau penurunan Neraca, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan Puskesmas Berbah ini
menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset, dan kewajiban.

1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Puskesmas Berbah ini adalah:
1. Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
3. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan


Sistematika penulisan Catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan
Bab II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja
SKPD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
Bab III. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
Bab IV. Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.2 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan
keuangan
Bab V. Penjelasan pos-pos laporan keuangan
5.1 Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan
5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
5.1.3 Aset
5.1.4 Kewajiban
5.2 Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk
entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual.
5.2.1 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Bab VI. Penutup
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Ekonomi Makro


Jumlah Total Penduduk diwilayah kerja Puskesmas Berbah sebagai berikut : 47.239
orang dengan jumlah KK sebanyak 13.896 KK.
Bahwa kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti oleh penurunan
inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya
kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan pendidikan, sandang, pangan
dan perumahan yang semakin meningkat, maka dimungkinkan alokasi konsumsi
kesehatan penduduk menurun, dan harga-harga yang semakin naik akan menyebabkan
meningkatnya unit cost layanan kesehatan.
......................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.....................................................

2.2 Kebijakan Keuangan


(Dibahas juga mengenai kebijakan jamkesmas termasuk
prosedurnya). ........................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...............
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
DAN NERACA KEUANGAN

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


3.1.1. Pendapatan
Target pendapatan Puskesmas Berbah Tahun Anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp
150.000.000 sampai dengan triwulan II dapat terealisasi dan telah disetorkan ke kas
Daerah sebesar Rp 87.696.950 atau baru mencapai 58%. Realisasi pendapatan yang
diterima dari Dinas Kesehatan sebesar Rp. 51.900.000,00 diakui sebagai
pendapatan puskesmas. Pendapatan tersebut berasal dari retribusi pelayanan
kesehatan.

3.1.2. Belanja
Belanja Puskesmas Berbah Tahun Anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp
140.177.825 realisasi sampai dengan triwulan II adalah Rp 50.501.055 atau baru
36%. Berasal dari:
a. Belanja Operasi
Anggaran Belanja Operasi dalam anggaran 2010 sebesar
Rp 128.634.825 realisasi sampai dengan 30 Juni 2010 sebesar Rp
38.958.055 atau baru 30,29%.

a. Belanja Modal
Anggaran Belanja modal dalam anggaran tahun 2010 ditetapkan sebesar Rp.
11.543.000 sampai dengan 30 Juni 2010 realisasinya Rp 11.543.000 atau
sudah 100%.

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja
Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja dapat dikelompokkan ada
2 (dua) faktor yaitu faktor internal, dan faktor eksternal.
3.2.1. Faktor Internal
Kendala faktor internal dalam pencapaian target kinerja keuangan adalah :
Kurangnya komitmen diantara pelaku pelayanan terhadap Institusi, yang
ditandai dengan sering terjadinya konflik internal yang tidak perlu sehingga
secara langsung menurunkan kinerja team, dan menghambat koordinasi.
Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan terhadap proses pengadaan
barang dan jasa yang menyebabkan beberapa kegiatan terlambat
dilaksanakan.
3.2.2. Faktor Eksternal
Kendala dari faktor eksternal dalam pencapaian target kinerja keuangan berasal dari
antara lain :
Pihak kedua yaitu pasien dan keluarganya dalam mempercayakan pelayanan
kepada puskesmas Berbah. Adanya berita-berita miring terhadap petugas
puskesmas Berbah sedikit banyak menurunkan kredibilitas Puskesmas dan
kepercayaan pelanggan, yang akhirnya berakibat pada penurunan jumlah
kunjungan, dan berdampak pada pendapatan.
Adanya keterlambatan pengesahan DPA yang mempengaruhi proses
kegiatan, dimana kegiatan belum bisa dilaksanakan sebelum DPA disahkan.
Jika kegiatan mendahului, selain menyalahi aturan juga dikhawatirkan
kegiatan tersebut tidak disetujui.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006, mengharuskan
pelaksanaan kegiatan harus dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK), sementara di Puskesmas Berbah kebanyakan yang diserahi tugas
sebagai PPTK masih awam dengan pokok-pokok dan pengelolaan keuangan
sebagaimana yang diamanatkan di Permendagri tersebut, hal ini
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan dan tidak tercapainya
target kinerja.
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


1) Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana dimaksud
di atas dilaksanakan oleh Unit Kerja (UK).
2) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan


a. Pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan menggunakan
basis kas.
b. Pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana menggunakan basis
akrual.

4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan


a. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah
menggunakan perolehan historis.
b. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
c. Kas dan Setara Kas dicatat sebesar nilai nominal.
d. Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan.
e. Piutang dicatat sebesar nilai nominal.
f. Persediaaan dicatat sebesar :
1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
3) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.
g. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk
biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas
investasi tersebut.
h. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
i. Aset tetap yang diperoleh Tahun anggaran 2001 dan sebelumnya
dinilai sebesar harga pasar, harga pengganti, harga menurut Keputusan Gubernur
tentang standarisasi harga.
j. Aset tetap yang diperoleh Tahun Anggaran 2002 dan seterusnya
dinilai sebesar harga perolehan, dan apabila tidak diketahui harga perolehan maka
dinilai berdasarkan harga pengganti atau harga pasar.
k. Terhadap aset tetap yang tidak diketahui harga perolehan, harga
pasar, harga pengganti, harga menurut Keputusan Gubernur tentang standarisasi
dinilai sebesar Rp. 1,00 (satu rupiah) untuk menyatakan bahwa aset tersebut tercatat
dalam daftar aset tetap.
l. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung
seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal (initial delivery), biaya
simpan dan bongkar muat (handling cost), biaya pemasangan (instalation cost),
biaya profesional seperti arsitek dan insinyur, dan biaya konstruksi dalam
membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
m. Tanah dicatat sebesar biaya perolehan.
n. Peralatan dan mesin dicatat sebesar biaya perolehan.
o. Gedung dan bangunan dicatat sebesar biaya perolehan.
p. Jalan, irigasi, dan jaringan dicatat sebesar biaya perolehan.
q. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan.
r. Nilai konstruksi dalam pengerjaan dicatat sebesar tingkat
penyelesaian pekerjaan.
s. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak
konstruksi meliputi:
1) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan
tingkat penyelesaian pekerjaan;
2) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung
dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal
pelaporan;
3) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan
dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.Aset tetap yang diperoleh dari
sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
t. Biaya Studi, Penelitian, dan Pengembangan yang dikapitalisasi
kedalam aset dicatat sebesar harga perolehan.
u. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan
dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal neraca.
v. Kewajiban dicatat berdasar nilai nominal. Kewajiban dalam mata
uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata
uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
w. Ekuitas dicatat sebesar nominal selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah.
x. Pendapatan dicatat sebesar nominal penerimaan uang melalui
rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
y. Belanja dicatat sebesar nominal pengeluaran dari rekening kas
umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam
satu tahun anggaran, dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
z. Pembiayaan dicatat sebesar nominal transaksi keuangan
pemerintah, penerimaan dan pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali.
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBD

5.1.1 Pendapatan

a. Pendapatan Puskesmas Rp 51.900.000,00

Jumlah tersebut merupakan pendapatan yang diterima puskesmas Berbah dari


Dinas Kesehatan per 30 Juni 2010. Dari hasil pendapatan retribusi pelayanan
kesehatan yang telah disetor ke Kas Daerah oleh Puskesmas Berbah sebesar Rp.
87.696.950,00 dengan rincian sebagai berikut:

Lebih/(Kurang) dari
Uraian Anggaran Realisasi anggaran
Rp %
Retribusi Daerah
1. Puskesmas Induk 76.000.000 58.713.850 17.286.150 22,74
2. Pustu Sendangtirto 50.000.000 15.800.600 34.199.400 68,39
3.Pustu Tegaltirto 6.400.000 4.312.900 2.087.100 32,61
4.Pustu kalitirto 5.600.000 2.392.000 3.208.000 57,28
5.Pustu Jogotirto 6.000.000 3.968.200 2.031.800 33,86
6.Puskesmas keliling 6.000.000 2.509.400 3.490.600 58,17

Jumlah 150.000.000 87.696.950 62.303.050 41,53

5.1.2 Belanja
Belanja Puskesmas Berbah pada Tahun Anggaran 2010 di anggarkan sebesar Rp
140.177.825 dengan realisasi per 30 Juni 2010 sebesar Rp. 50.501.055, atau baru 36,03%.
Rincian realisasi belanja terdiri dari :
Lebih/(Kurang) dari
Uraian Anggaran Realisasi anggaran
Rp %
Belanja
1. Pegawai 21.150.000 3.710.000 17.440.000 82,45
2. Barang dan Jasa 107.484.825 35.248.055 72.236.770 67,2
3. Belanja Modal 11,543,000 11,543,000 0 0
Jumlah 140.177.825 50.501.055 89.676.770 63,97
Rincian belanja diatas dapat dirangkum dalam 2 jenis belanja yaitu belanja operasional
sebesar Rp.128,634,825,-; dengan realisasi sebesar Rp. 38,958,055,- dan belanja modal
sebesar Rp. 11.543.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 11.543.000,-.

Rincian belanja operasi (belanja tidak langsung dan belanja barang dan jasa, serta belanja
modal) sebagai berikut :
1) Belanja Operasi
1.1. Belanja Pegawai (belanja Tidak Langsung dan langsung) Rincian belanja
pegawai sebagai berikut :
Anggaran dalam LEBIH (KURANG) dari Anggaran
Uraian Realisasi
No DPA Rp %

1.1 BELANJA LANGSUNG 21.150.000 5.710.000 15.440.000 73


1.1.
Honorarium PNS 12.125.000 1.350.000 10.775.000 11,13
1
1.1.
Honorarium Non PNS 7.625.000 4.000.000 5.625.000 52,45
2
1.1.
Uang Lembur 1.400.000 360.000 1.040.000 25,71
3

1.2. Belanja Barang dan Jasa. Rincian Belanja Barang dan Jasa sebagai berikut
Total anggaran untuk pengadaan barang dan jasa sebesar Rp. 107.484.825,00 sampai
dengan 30 Juni 2010 terealisasikan sebesar Rp. 35.248.055,00 dengan rincian :
B. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
5.2.1 ASET LANCAR
a. Kas Rp. 1.398.945,00
Jumlah tersebut merupakan saldo Kas per 30 Juni 2010 yang terdiri dari saldo Bank
sebesar Rp. 0,00 dan kas di bendahara sebesar Rp. 1.398.945,00

b. Piutang Rp. 0,00


Jumlah tersebut merupakan saldo piutang per 30 Juni 2010 dengan rincian sebagai
berikut:
1) Piutang Pelayanan Askes : Rp. 0,00
2) Piutang pelayanan Gakin : Rp. 0,00
3) Piutang Pelayanan Jamkesos : Rp. 0,00
4) Piutang Pelayanan Jamkesmas : Rp. 0,00
Jumlah : Rp. 0,00
c. Persediaan : Rp
Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan per 30 Juni 2010 dengan rincian
sebagai berikut :
1) Persediaan ATK :
Rp. ......................
2) Persediaan Bahan Pembersih : Rp. 0,00
3) Persediaan Cetak :
Rp. .........................
4) Persediaan Bahan Makan Pasien : Rp.
0,00
5) Persediaan Bahan Makan Pegawai : Rp.
0,00
6) Persediaan Obat, bahan medis habis pakai : Rp.
0,00
Jumlah Rp ............................

Nilai persediaan tersebut dihitung berdasarkan pemeriksaan fisik barang di gudang


per 30 Juni 2010.

5.2.2. ASET TETAP Rp 2.121.900.300,00

Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tetap per 30 Juni 2010 dengan rincian sebagai
berikut :
1) Tanah : Rp 0,00
2) Alat Angkutan Darat Motor : Rp 76.400.000,00
3) Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur : Rp 0,00
4) Alat-alat Pertanian dan Peternakan : Rp 0,00
5) Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga : Rp 165.958.500,00
6) Alat-alat Studio dan Komunikasi : Rp 450.000,00
7) Alat-alat Kedokteran : Rp 537.599.000,00
8) Alat-alat Laboratorium : Rp 0,00
9) Bangunan : Rp 1.341.492.800,00
10) Bangunan Air/Irigasi : Rp 0,00
11) Jaringan : Rp 0,00
12) Buku dan Perpustakaan : Rp 0,00
13) Aset tetap lainnya : Rp 0,00
Jumlah : Rp 2.121.900.300,00

Rincian lebih lanjut dari aset tetap terlampir.

5.2.3 KEWAJIBAN
1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK : Rp 0,00
Saldo kewajiban jangka pendek per 30 Juni 2010 NIHIL

5.2.4 EKUITAS DANA


1. EKUITAS DANA LANCAR :
a. SILPA : Rp 1.398.945,00
b. Cadangan Piutang : Rp 0,00
c. Cadangan Persediaan : Rp 0,00
Jumlah :Rp 0,00

Saldo ekuitas dana lancar per 30 Juni 2010 sebesar Rp.

2. EKUITAS DANA INVESTASI :


Diinvestasikan dalam aset tetap : Rp 2,045,500,300,00

Saldo ekuitas dana inverstasi per 30 Juni 2010 sebesar Rp. 2,045,500,300,00
BAB VI
PENUTUP

Dalam penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) pada Puskesmas Berbah ini
merupakan laporan keuangan per 30 Juni 2010 (semester I tahun 2010). Sehingga kami
menyadari sepenuhnya bahwa Catatan Atas Laporan Keuangan yang telah kami sajikan ini masih
belum sempurna dalam arti belum seperti yang diharapkan. Dalam penyusunan Catatan Atas
Laporan Keuangan Tahun anggaran 2010 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006, juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 serta
Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah , walaupun
belum sepenuhnya mengikuti sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah sebagaimana
diatur didalamnya.
Sehubungan dengan kondisi tersebut kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak,
dengan maksud untuk penyempurnaan dalam penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan per
30 Juni 2010 ini; sehingga Puskesmas Berbah dan Pemerintah Daerah mempunyai data dasar
laporan keuangan serta penjelasannya.

Kepala Puskesmas Berbah

Anda mungkin juga menyukai