BAB II
TINJAUAN TEORI
dan evaluasi.
A. Pengertian
NSTEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan
oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma
trombus yang terbentuk biasanya tidak menyebabkan oklusi menyeluruh lumen arteri
Infark miokard adalah kematian jaringan miokard yang diakibatkan oleh kerusakan
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa NSTEMI adalah oklusi
B. Etiologi
oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena
miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan miokard dengan derajat lebih
kecil, biasanya terbatas pada subendokardium. Keadaan ini tidak dapat menyebabkan
Penyebab paling umum adalah penurunan perfusi miokard yang dihasilkan dari
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang dari
itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat akan
tetapi pada infark tidak. Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai
dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut. Biasanya nyeri dada
menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada
7
orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi
2. Sesak Nafas
hipervenntilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan
3. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya lebih
sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga
4. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, gelisah.
D. Pemeriksaaan Penunjang
1. Biomarker Jantung
a. Troponin T dan troponin I
1) Merupakan protein spesifik yg berasal dari miokard, umumnya
ng/mL.
Troponin T mempunyai sensitifitas 97% dan
enzim miokard
2) Beberapa lab mengdiagnosis IMA bila kenaikan nilai CKMB
serangan.
E. Penatalaksanaan
9
Pasien NSTEMI harus istirahat ditempat tidur dengan pemantauan EKG untuk
deviasi segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus
Terapi :
a. Terapi Antiiskemia
Nitrat ( ISDN )
Penyekat Beta Obat Selektivitas Aktivitas Agonis Parsial
b. Terapi Antitrombotik
Antitrombotik (Streptokinase, Urokinase, rt-PA)
c. Terapi Antiplatelet
Antiplatelet (Aspirin, Klopidogrel, Antagonis Platelet GP IIb/IIIa)
d. Terapi Antikoagulan
LMWH (low Molekuler weight Heparin)
e. Strategi Invasif dini vs Konservasif dini
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membandingkan strategi invasif
F. Patofisiologi
suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat
Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot
polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan
proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai
sel makrofag dan limfosit T yang menunjukkan adanya proses inflamasi. Sel-sel ini
akan mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti TNF , dan IL-6. Selanjutnya IL-6
G.
Path
way
H. Asuhan Keperawatan
12
1. Pengkajian
lengan kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
suhu menurun.
dan perikordial friksin rub, pulmonary crackles, urin output menurun, Vena
2. Diagnosa Keperawatan
13
arteri koronaria.
3. Intervensi
Dx 1 Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
1) Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
2) ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
3) tidak gelisah
4) nadi 60-100 x / menit,
5) TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
1) Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada
tersebut.
2) Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan
istirahat.
3) Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis; nafas dalam, perilaku
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Tujuan :
Kriteria Hasil:
2) tak sianosis
4) RR 16-24 x/ menit
15
7) TD 120/80 mmHg
Intervensi :
4. Implementasi
Setelah penulis menyusun perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosa
keadaan klien saat itu, menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan
klien serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal dari dokumentasi yang
dilakukan.
5. Evaluasi
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan maka perlu dilakukan kaji
muncul pada klien dapat teratasi secara maksimal atau tidak untuk itu perlu
yang mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dimodifikasi.
yang dilihat dari jumlah kegiatan. Evaluasi kwalitatif yaitu evaluasi mutu
yang difokuskan pada tiga dimensi yang saling terkait. Evaluasi struktur /