Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman dan modernisasi yang terus terjadi

menyebabkan perubahan pola dan gaya hidup masyarakat terutama di daerah

perkotaan. Perubahan pola dan gaya hidup ini salah satunya adalah banyak

restoran makan cepat saji yang menjual makanan mengandung kolesterol tinggi

dan sedikit mengandung nutrisi.

Hiperkolesterol merupakan faktor risiko penyebab kematian di usia muda.

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak

4,4 juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total

kematian di usia muda. Hiperkolesterol ialah keadaan dimana kadar kolesterol

dalam tubuh melebihi keadaan normal (Oetoro, 2007).

Kolesterol total adalah salah satu variabel lipid yang berpengaruh besar

terhadap kadar lipid plasma. Penelitian menunjukkan bahwa setiap

penurunankolesterol total 1% dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular

sebesar 2%.Sehingga pemantauan dan penurunan kadar kolesterol total adalah

penting.

Kolesterol adalah suatuzat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi

oleh hatidan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapikolesterol berlebih akan

menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak.Darah

mengandung 80 % kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal

dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL

1
dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL (High

Density Lipoprotein) jumlahnya berlebih,di dalam darah akan diendapkan pada

dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat

pembuluhdarah, sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan

pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan (Siswono,2006).

Penyakit kolesterol pada umumnya banyak diderita oleh orang gemuk

,akan tetapi tidak menutup kemungkinan kolesterol juga dapat diderita oleh orang

kurus,itu disebabkan karena faktor makanan yang tidak terkontrol dengan baik

sehingga terjadi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (Sutanto,2010).

Berdasarkan data dari puskesmas lubuk buaya, didapatkan kasus penyakit

hiperkolesterolimia pada lansia tahun 2015 yang merupakan kasus tertinggi

sebanyak 102 orang.

Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko penyakit

kardiovaskular.Pengaturan pola makan dan modifikasi diet berperan penting

dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Salah satu diet yang dianjurkan yaitu

mengkonsumsi jenis bahan makanan seperti yang tinggi serat sebagai alternatif

yang efektif untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Menurunkan kadar

kolesterol tidak harus dengan menggunakan obat obatan akan tetapi juga dapat

dilakukan dengan menggunakan alternatif lain seperti menggunakan bahan

makanan seperti tinggi serat dan yang tinggi flavonoid.

Serat mempunyai peranan penting terhadap penurunan kadar kolesterol

darah, hal ini terjadi karena di ikatnya kolesterol oleh serat yang terjadi di dalam

perut dan usus. Serat membentuk gelatin melewati pencernaan mengikat asam

empedu dan mengikat kolesterol selanjutnya dikeluarkan melalui tinja.Dengan

2
menarik kolesterol keluar dari pencernaan, kadar kolesterol yang masuk ke dalam

darah menurun.

Konsumsi serat pangan di Indonesia masih didominasi bahan asal tanaman

darat karena relatif murah dan mudah diperoleh. Sedangkan pemanfaatan bahan-

bahan yang berasal dari tumbuhan air masih terbatas. Rumput laut, dengan

kandungan polisakaridanya yang cukup besar merupakan bahan yang potensial

sebagai sumber serat pangan (Dwiyitno,2011)

Komponen serat rumput laut dapat mencegah penyempitan pembuluh

darah, menurunkan kolesterol, dan tekanan darah tinggi (Wijayakusuma, 2006).

Serat pangan (dietary fiber) telah diketahui memiliki efek fungsional yang

menguntungkan bagi kesehatan manusia antara lain menurunkan kolesterol darah,

memperbaiki fungsi pencernaan, menurunkan respon glikemik, dan mencegah

berbagai penyakit degeneratif. Serat pangan khususnya yang bersifat larut dalam

air, diketahui berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma (Schneeman &

Tietyen, 1994).

Indonesia sebagai negara maritim mempunyai prospek yang cukupcerah

dalam memproduksi rumput laut dan turunannya. Hal ini terbuktibeberapa daerah

telah menghasilkan berbagai jenis rumput laut yang mampumemasok bahan baku

produk primernya.

Negara timur dankepulauan pasifik, rumput laut digunakan sebagai sumber

makanan,sejumlah besar penduduk daerah maritim secara langsung ataupun

tidaklangsung mengkonsumsi atau berhubungan dengan berbagai bentuk

produkalga laut, dimana rumput laut ini berguna bagi makanan manusia

3
ataupununtuk hewan, juga obat-obatan, agar kultur, dan sebagai sumber

bahanbaku berbagai industri(Suptijah, 2002).

Sumatera Barat memproyeksi produksi budidaya rumput laut di daerah

sumatra barat naik 85,1 persen pada tahun 2013 dibandingkan 2012 menjadi 1.005

ton. Produksi rumput laut di sumatra barat naik dari 543 ton tahun 2012 menjadi

1.005 ton pada tahun 2013.

Rumput laut umumnya diperdagangkan dalam bentuk rumput laut kering,

produk yang dapat langsung dikonsumsi, dan produk hidrokoloid (karaginan,

agar-agar, dan alginat). Dari seluruh produksi rumput laut dunia, 65% merupakan

jenis yang dapat langsung dikonsumsi 15% bahan hidrokoloid; dan 20% sebagai

bahan pupuk, kertas, biofuel, dll.

Agar-agar adalah polisakarida kompleks yang menyusun dinding sel

beberapa jenis rumput laut, terutama rumput laut merah (red algae), mencair pada

suhu 850C, dan menjadi padat membentuk gel pada suhu 32 400C. Agar-agar

mengandung serat (dietary fiber) yang paling tinggi (81,3% per 100 gram)

diantara seluruh bahan pangan.

kandungan kalori agar-agar tergolong rendah, maka dapat digunakan

sebagai makanan diet serta menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan kadar

gula pada penderita diabetes. Agar agar mengandung berbagai mineral, seperti

kalsium dan yodium. Menurut Penelitian Hunninghakedkk, (1994) dalam

Ubaedillah (2008), pasien yang menderitahiperkolesterolemia setelah diberi serat

sebanyak 20 gram/hari, total kolesterol, LDL,serta rasio LDL-HDL plasmanya

menunjukkan penurunan masing-masing 6% dan 8%. Dietary fiber seringkali

4
identik dengan produk sayuran yang segar. Manfaatserat dapat diperoleh juga

melalui produk olahan yang mengandung bahan dasarrumput laut.

Komposisi utama rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan pangan

adalah karbohidrat. Kandungan karbohidrat pada rumputlaut sebagian besar terdiri

dari serat dan dikenal sebagai dietary fiber(Anggadiredja, 2006).Menurut Chaidir

(2007) dalam Ubaedillah (2008) kandungan serat rumput laut adalah 9,62% dari

100 gramberat kering.Selain serat, rumput laut jugamengandung pektin yang

membuat mie lebih kenyal (Astawan dkk, 2004). Dalam produk makanan, rumput

laut seringkali digunakan sebagaialternatif bahan yang menguntungkan dan dapat

meningkatkan nilai gizi(PenelitianAstawan dkk, 2004).

Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas andalan

nasional dan berperan penting bagi perekonomian Indonesia. Keadaan iklim dan

kondisi lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kakao akan mendorong

pengembangan pembangunan perkebunan kakao Indonesia (PPKKI, 2004).

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang berperan

penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2010 Indonesia menjadi

produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi 844.630 ton, dibawah

negara Pantai Gading dengan produksi 1,38 juta ton. Volume ekspor kakao

Indonesia tahun 2009 sebesar 535.240 ton dengan nilai Rp. 1.413.535.000 dan

volume impor sebesar 46.356 ton senilai 119,32 ribu US$ (Ditjenbun1, 2010).

Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Barat, Fajaruddin menyebutkan, luas

lahan perkebunan kakao di Sumatera Barat (Sumbar) pada 2014 mencapai

154.129 hektare dengan produksi mencapai 88.967 ton pertahun. Bahkan,

5
produksi kakao tersebut meningkat pesat sejak lima tahun terakhir. Seiring dengan

bertambahnya luas perkebunan kakao, produksi kakao di Sumbar juga bertambah

cukup signifikan. Tahun 2010, produksi kakao Sumbar hanya 49.638 Ton

pertahun. Angka itu meningkat pada tahun 2014 menjadi 88.967 Ton pertahun

atau meningkat sebesar 39.329 ton.

Coklat adalah salah satu pengolahan biji kakao yang paling banyak

digemari dan harganya juga dapat dijangkau oleh masyarakat di pasaran. Dalam

perkembangannya, coklat tidak hanya untuk produk minuman tetapi juga untuk

produk makanan ringan yang banyak digemari segala usia.

Coklat dengan kandungan kakao(biji coklat) lebih dari 70% juga memiliki

manfaat untuk kesehatan dan ampuh menurunkan kolesterol, karena coklat kaya

akan kandungan antioksidan yaitu fenoldan flavonoid yang dapat meningkatkan

sistem kekebalan tubuh sangat besar. Dengan adanya antioksidan, akan mampu

untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh. Besarnya kandungan antioksidan ini

bahkan 3 kali lebih banyak dari teh hijau, minuman yang selama ini sering

dianggap sebagai sumber antioksidan (Grassi D, 2008).

Coklat sebagai salah satu antioksidan mengandung senyawa bioaktif

(flavonoid) yang bermanfaat sebagai antikolesterol pada dinding pembuluh darah,

yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan menghambat terjadinya

arteroklerosis serta penyumbatan pada pembuluh darah. Selain itu coklat dengan

kandungan flavonoidnya juga menghasilkan antioksidan yang mampu menangkal

radikal bebas sebagai salah satu penyebab terjadinya kanker dan penyakit

degeneratif seperti PJK (Gsianturi, 2003).

6
Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak

reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Flavonoid merupakan

golongan terbesar senyawa fenol (Sjahid, 2008). Mekanisme kerja flavonoid

berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks

terhadap protein extraseluler yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri.

Mekanisme kerjanyadengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak

membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi(Juliantina 2008).

Menurut wang dan rekan-rekan plasma antioksidan meningkat pada

sekelompok dewasa sehat setelah mengkonsumsi 22 gr coklat bubuk dan 16 gr

coklat selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian lain yang dilakukannya terdapat

hubungan bermakna antara peningkatan plasma epicatechin dengan konsumsi 37

gr coklat yang banyak mengandung flavonoid (Elvira, 2002).

Penelitian di universitas pennsylvania pada tahun 1993, menemukan bahwa

asam stearat, asam lemak jenuh utama dalam coklat tidak menaikan kadar

kolesterol darah. Penelitian ini juga menyatakan bahwa 1,4 ons coklat yang

dimakan dalam snack yang tinggi karbohidrat tidak menaikan kolesterol LDL,

namun sebaliknya kolesterol baik (HDL) menjadi meningkat. Penelitian ini juga

menyatakan bahwa coklat juga terdiri dari antioksidan yang bermanfaat untuk

kesehatan (Neny, 2005)

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk

meneliti pengaruh pemberian puding coklat rumput laut terhadap penurunan kadar

kolesterol darah pada pasien yang berada diwilayah kerja puskesmas lubuk

buaya.Penelitian ini dilakukan selama 15 hari untuk meneliti kemungkinan

adanya efek penurunan kadar kolesterol pada pasien. Untuk itu peneliti tertarik

7
meneliti Pengaruh Pemberian Puding Coklat Rumput Laut (Eucheuma Sp)

Dan Konseling Gizi Terhadap Kadar Kolesterol Penderita Hiperkolesterol

Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2015-2016.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah pemberian puding coklat rumput laut berpengaruh

terhadap penurunan kadar kolesterol darah.


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh pemberian puding coklat rumput laut

terhadap penurunan kadar kolesterol darah.


1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya kadar kolesterol sebelum dan sesudah perlakuan


pada penderita hiperkolesterol kelompok perlakuan dan kontrol.
1.3.2.2 Diketahuinya pengaruh pemberian puding coklat rumput laut
terhadap kadar kolesterol darah yang diberi konseling dan
dengan yang tidak diberi konseling
1.3.2.3 Diketahuinnya perbandingan rata-rata penurunan kadar
kolesterol antara kelompok yang diberi perlakuan puding
coklat coklat dengan kelompok yang diberikan puding coklat
rumput laun dan konseling gizi
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan

kemampuan di bidang penelitian bagi penulis.

1.4.2 Bagi Masyarakat

8
Sebagai bahan masukan bagi penderita hiperkolesterol mengenai

pengaruh puding rumput laut terhadap kadar kolesterol.

BAB II

9
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolesterol

2.1.1 Definisi kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin

yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. (Heslet dalam

Kotiah, 2007). Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu

berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut

kimiawi kolesterol diklasifikasikanke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen

alkohol steroid.

Kolesterol termasuk zat gizi yang sukar diserapoleh tubuh, masuk kedalam

organtubuh melalui sistem limpatik.Kolesterol dalam plasma darahterutama

dijumpai berikatan dengan asam lemak dan ikut bersirkulasi dari bentukester

kolesterol.

Sumberkolesterolberasal dari semua bahan makanan asal hewani,

daging,telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan otak,jaringan saraf, dan kuning

telur(Graha KC, 2010).

2.1.2Lipoprotein

Lipoprotein adalah gabunganmolekul lipid dan protein yang disintesis di

dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, disintesa dan

mengangkut berbagai jenis lipid dalam jumlah yang berbeda (Sunita A,

2002).Jenis lipoproteinyang dapat memicu terjadinyaatherosclerosisyangterdiri

daritotal kolesterol, LDL, HDL, dantrigliserida.Partikel-partikel inimemiliki sifat

khusus dan berbeda pada proses pembentukanatherosclerosis,sebagai berikut:

10
a. LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut kolesterol

didalam darah.

b. HDL (high density lipoprotein), mengangkut kolesterol lebih

sedikit.Memiliki fungsi yaitumembuangkelebihan LDL kolesteroldi

pembuluharteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang.

c. VLDL (very low density lipoprotein), memiliki jumlah trigliserida

yangterbanyak dalam darah.Sebagian VLDLdiubah menjadi LDL.

d. Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi

kadarkolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida akan dihidrolisa oleh

enzimlipoprotein lipase, sisahidrolisa kemudian oleh hati

dimetabolisasikanmenjadi LDL kolesterol(Soeharto, 2004).

2.1.3Gejala Kolesterol

Gejala kolesterol memangcukup sulit dikenali, hal ini dikarenakan

gejalanya mirip dengan penyakit lain dan kadang kala sering diabaikan oleh

kebanyakan masyarakat. Hal ini jika dibiarkan terus akan menyebabkan

aterosklerosis yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena adanya

tumpukan lemak didalam pembuluh darah. Penumpukan lemak jahat ini bila tidak

segera ditangani akan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang akan

menimbulkan beberapa gejala seperti sering kesemutan dan nyeri di dalam dada

bahkan kematian karena pasukan oksigen keseluruh tubuh melalui darah

berkurang.

Padakondisi normal penumpukanlemakjahat / LDL inibiasdiatasioleh

HDL.HDL / high-density lipoprotein berfungsi untuk menghancurkan dan

11
membersihkan tumpukan kolesterol jahat. Orang yang memiliki kadar kolesterol

yang tinggi, kadar HDL tidak mampu untuk mengancurkan plak / tumpukan

lemak jahat tadi sehingga terjadi penyempitan bahkan penyumbatan pembuluh

darah yang menyebabkan aliran darah keseluruh tubuh menjadi terganggu.

2.1.4 Tanda-Tanda Kolesterol

Secara fisik kolesterol biasa dikenali dengan kondisi badan yang sering

menggangu dan membuat tubuh merasa tidak nyaman. Berikut ini beberapa

tanda-tanda kolesterol yang seharusnya anda waspadai karena merupakan

indikasi tingkat kadar kolesterol yang tinggi.

1. Sering Kesemutan pada Kaki danTangan

Biasanya orang yang memiliki kolesterol tinggi sering mengalami

kesemutan pada kaki dan tangan. Rasa kesemutan ini terjadi karena

aliran darah yang tidak mencukupi pada syarat kaki dan tangan.

Biasanya rasa kesemutan ini terjadi ketika seseorang sedang duduk

dalam waktu yang cukup lama atau aktivitas lain yang melibatkan

kaki dan tangan.

2. Cepat Pegal-Pegal di bagaianTangan dan Kaki

Selain kesemutan kaki dan tangan pada pengidap kolesterol tinggi

sering merasa pegal-pegal. Rasa pegal ini dating begitu saja

meskipun tidak melakukan aktifitas yang berat atau membutuhkan

12
tenaga yang cukup tinggi. Apabila hal ini sering terjadi maka

waspadai gejala kolesterol tinggi ini.

3. Tengkuk dan Pundak Menjadi Tidak Nyaman

Tanda-tanda kolesterol juga biasa dikenali apabila seseorang sering

merasakan berat pada tengkuk tanpa sebab yang pasti. Tengkuk

menjadi terasa berat meskipun tidak membawa beban, hal ini juga

terjadi di pundak. Pundak akan terasa pegal dan mengakibatkan

badan terasa tidak nyaman sama sekali.

4. Sering Pusing

Gejala kolesterol selanjutnya adalah seringnya pusing pada bagian

belakang kepala. Hal ini terjadi karena terjadinya penyempitan di

pembuluh darah yang mengalirkan darah yang mengandung

oksigen kekepala. Bahaya yang timbul jika tidak segera diatasi

adalah pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan stroke.

5. Cepat Mengantuk

Orang yang sering mengantuk ditengarai memiliki kadar kolesterol

yang tinggi, hal ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki

kadar trigliserida diatas 600 bahkan 700 mg. Kadar trigliserida

yang aman itu antara 150 hingga 200 mg, jadi sudah terlampaui

banyak sekali. Hal ini sungguh tidak baik untuk kesehatan dan

menyebabkan penyempitan lemak jahat di pembuluh darah yang

13
mengalirkan darah keotak. Jika aliran darah ke otak terganggu

maka asupan oksigen tidak mencukupi sehingga seseorang mudah

merasa mengantuk dan malas untuk mengerjakan sesuatu.

6. Dada Sebelah Kiri Sering Nyeri

Nyeri pada dada sebelah ini terjadi Karena adanya penyempitan

pembuluh darah disekitar jantung. Jantung merupakan organ

penting untuk memompa darah untuk dialirkan keseluruh tubuh.

Jika ada penyempitan disekitar jantung maka orang akan merasa

seperti tertusuk dibagian dada sebelah kiri. Waspadai gejala

kolesterol ini karena bias menyebabkan gangguan jantung.

2.1.5 Komplikasi Penyakit Akibat Kolesterol Tinggi

Komplikasi penyakit akibat kolesterol tinggi dapat menimbulakan tekanan

darah tinggi, stroke, jantung koroner dll, Penyakit tersebut bersifat mematikan.

Kolesterol dalam tubuh memilki peran yang sangat penting yaitu untuk

membangun sel baru dalam kadar normal. Akan tetapi jika kolesterol dalam kadar

14
tinggi dan tidak ditangani segera mungkin dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit. Karena kolesterol tinggi bukan lah suatu penyakit melainkan sumber

penyakit oleh sebab itu koleterol tinggi dapat menyebabkan komplikasi.

Berikut ini beberapa kompliaksi Penyakit akibat dari Kolesterol Tinggi, antara

lain :

a. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Kolesterol yang menempel dan menumpuk di dalam dinding pembuluh

darah mengakibatkan tekanan darah meningkat. Karena sirkulasi darah

yang seharunya dialirakan ke organ organ tubuh salah satunya ginjal

terhambat. Ginjal berfungsi dalam melepaskan bahan kimia (hormon)

yang meningkatkan tekanan darah ketika sirkulasi darah menurun.

Komplikasi penyakit akibat kolesterol ini tentunya menimbulakan

gangguan pada fungsi jantung yang berperan dalam memopa darah.

b. Penyakit Jantung Koroner

Kolesterol Tinggi dapat menimbulkan penumpukkanlemak di dinding

pembuluh nadi.Sehingga menimbulkan penyempita atau penyumbatan

pada pembuluh arteri koroner dan menimbulakan penyakit jantung

koroner. kondisi tersebut dapat berdampak pada Sirkulasi darah yang tidak

lancar dan mengganggu kerja jantung dalam memompa darah, Selain itu,

pasokan oksigen serta nutrisi untuk jantung pun akan berkurang hal

tersebut dapat memperburuk kondisi bagian tubuh lainnya atau akan

berujung pada kematian.

15
c. Penyakit Stroke

Kadar Kolesterol tinggi dalam darah akan menimbulakan penyumabatan

pada pembuluh darah sehingga sirkulasi darah tidak berjalan normal, hal

ini tentunya berdampak pada kinerja jantung yang memopa darah menuju

ke otak. Akibatnya otak tidak mendapatkan pasokan darah sehinggga

menimbulakan gangguan fungsi sayaraf secara tiba tiba (Stroke). Stroke

dapat menyebabkan kelumpuhan salah satu atau seluruh anggota tubuh

untuk berderak seperti gangguan berbicara, penurunan kesadaran, tidak

dapat berjalan dll

2.1.5 Klasifikasi kolesterol

Hasil pemeriksaan kolesterol biasanya dinyatakan dalam miligram per desi

liter (mg/dL). Dampak kadar kolesterol Anda terhadap risiko penyakit jantung

tergantung pada faktor risiko lainnya seperti usia, riwayat keluarga, kebiasaan

merokok dan tekanan darah Anda.

a. Kadar Kolesterol Total


Tabel 2.1
Kadar Kolesterol Total

Kurang dari 200 Normal

200-239 Batas normal- tinggi

Lebih dari 240 Tinggi

Sumber : Yayasan Jantung Indonesia, 2003

Bila total kolesterol normal dan tidak memiliki faktor risiko penyakit

jantung lain, bisa dikatakan aman dari risiko penyakit jantung koroner. Namun

16
demikian, harus tetap menjaga diet dan berolah raga secara teratur agar kadar itu

dapat tetap dipertahankan.

Orang yang memiliki kadar kolesterol total 240 mg/dL atau lebih berisiko

terkena penyakit jantung koroner dua kali lipat mereka yang memiliki kadar

kolesterol normal. Bila memiliki kadar kolesterol total setinggi itu, harus segera

mengubah gaya hidup.

b. Kadar LDL(LowDensity Lipoprotein).

Tabel 2.2
Kadar LDL (Kolesterol Jahat)

Kurang dari 100 Optimal

100-129 Mendekati optimal

130-159 Batas normal tertinggi

160-189 Tinggi

Lebih dari 190 Sangat tinggi

Sumber : Yayasan Jantung Indonesia, 2003


LDL adalah pengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel. Bila terlalu banyak

LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan menyebabkan

sumbatan arteri (aterosklerosis). Semakin rendah kadar LDL, semakin kecil risiko

Anda terkena serangan jantung dan stroke.

c. Kadar HDL (HighDensity Lipoprotein).

17
Tabel 2.3
Kadar HDL (Kolesterol Baik)

Kurang dari 50 (wanita)/ 40 (pria) Normal

Lebih dari 60 Tinggi

Sumber : Yayasan Jantung Indonesia, 2003


HDL mengangkut kolesterol dari sel-sel untuk kembali ke liver. Semakin

tinggi kadar HDL, semakin baik bagi kita. Progesteron, anabolicsteroid, dan

testosteroncenderungmenurunkan HDL, sementara estrogenmenaikkankadar

HDL.

d. Kadar Trigliserida

Tabel 2.4
KadarTrigliserida

Kurang dari 150 Normal

150-199 Batas normal- tinggi

200-499 Tinggi

Sama atau lebih dari 500 Sangat tinggi

Sumber : Yayasan Jantung Indonesia, 2003


Trigliserida adalah sejenis lemak dalam darah yang bermanfaat sebagai

sumber energi. Bila makan lebih dari yang diperlukan tubuh, kelebihan kalori

akan disimpan sebagai trigliserida dalam sel-sel lemak untuk penggunaan

selanjutnya. Trigliserida dalam kadar normal sangat diperlukan tubuh.

Kadar trigliserida tinggi biasanya disebabkan oleh kegemukan

dan gaya hidup kurang berolah raga. Diabetes, gangguan ginjal dan obat-obatan

tertentu juga dapat meningkatkan kadar trigliserida.

18
2.1.6 Risiko kolesterol tinggi

a. Faktor genetik

Hasil penelitian dari para ahli, faktor genetika yang merupakan

faktor yangdapat diturunkan, biasanya berpengaruh terhadap konsentrasi

HDL kolesterol dan LDL kolesterol di dalam darah seseorang. Keluarga

besar memiliki kadarkolesterol tinggi, kemungkinan keturunannya

memiliki kadar LDL kolesteroltinggi pun bisa terjadi (Graha KC, 2010).

b. Faktor usia

Semakin bertambahnya usia, aktivitas fisik seseorang cenderung

berkurangdan laju metabolisme secara alami akan berjalan semakin

lambat. Hal iniberkaitan dengan semakin melemahnya organ-organ tubuh.

Beberapa ahliberpendapat bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol seiring

bertambahnya usiaberhubungan dengan makin berkurangnya kemampuan

atau aktivitas LDL(Tisnadjaja D, 2006).

c. Kegemukan

Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatnya kalori yang ada

akantertimbun di tubuh dan menjadi lemak. Timbunan lemak ini dapat

menimbulkan risiko tekanan darah tinggi, jantung, strok karena saluran

darah tertutup olehkolesterol yang mengendap (Sitopoe, 1992).

d. Kurang berolahraga

Kurang olahraga akan meningkatkan kadar LDL kolesterol.

Kadarkolesterol yang tinggi akan menyebabkan kolesterol lebih banyak

19
melekat padadinding-dinding pembuluh darah dan menyebabkan rongga

pembuluh darahmenyempit (Graha KC, 2010).

e. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang terjadi pada tubuh akan memompa

jantunguntuk bekerja lebih keras, aliran darah akan lebih cepat dari tingkat

yang normal.Akibatnya saluran darah semakin kuat menekan pembuluh

darah yang ada.Tekanan yang kuat itu dapat merusak jaringan pembuluh

darah itu sendiri.Pembuluh darah yang rusak sangat mudah sebagai tempat

melekatnya kolesterol,sehingga kolesterol dalam saluran darah pun

melekat dengan kuat dan mudahmenumpuk (Graha KC, 2010).

f. Penderita diabetes

Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan meningkatkan

kadarLDL kolesterol dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Penderita

diabetesyang memiliki kadar gula yang tinggi dapat memicu tubuhnya

untuk memilikikadar LDL kolesterol yang tinggi. Akibatnya penumpukan

kolesterol di dalamdarah pun akan semakin banyak dan meningkatkan

risiko memiliki kadarkolesterol di dalam tubuh dan penyakit jantung

(Saktyowati OD, 2008)

g. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada profil

lemak,diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL kolesterol. Nikotin di

dalam rokokmerupakan salah satu zat yang mengganggu metabolisme

kolesterol di dalamtubuh (Soeharto, 2004, Graha KC, 2010).

2.1.7. Peranan Serat dalam menurunkan Kolesterol

20
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa kolesterol berperan penting

didalam tubuh, karena merupakan komponen membrane structural sel dan

komponen sel otak maupun saraf. Namun sebenarnya kolesterol hanya

dibutuhkan dalam jumlah sedikit, karena apabila berlebih justru akan

menimbulkan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung koroner dan

hiperkolesterolemia (kadar kolesterol darah tinggi).

Naiknya kolesterol darah lebih banyak disebabkan oleh

peningkatan pembentukannya dalam hati yang dalam keadaan normal

mencapai 500 mg/hari (Hartono, 1996). Penyebab lain adalah

meningkatnya penyerapan kolesterol kembali lewat siklus enteroheaptik

dari dalam usus halus. Apabila hati dapat mengurangi arus pembentukan

kolesterol yang pada gilirannya diekskresikan lewat getah empedu ke

dalam usus, sementara penyerapan kolesterol dalam usus dapat dihambat

dengan pengikatan sebagain getah empedu, maka penyerapan kembali

kolesterol di dalam usus akan berkurang sehingga kadarnya dalam darah

dapat menurun (Budaarsa, 1997).

Mengingat fungsi senyawa kolesterol sangat besar dan banyak pula

penyakit yang berkaitan dengan kelebihan kolesterol, maka perlu dicari

alternatif makanan atau produk makanan yang dapat menurunkan

kolesterol. Serat merupakan bahan dalam makanan yang telah banyak

digunakan dan direkomendasikan oleh para ahli untuk mencegah

peningkatan kolesterol darah dalam tubuh.

Kandungan serat yang tinggi dalam makanan menurut berbagai

penelitian memberikan banyak manfaat, diantaranya efektif untuk

21
menurunkan kadar kolesterol darah. Sumber serat dapat diperoleh dari

berbagai bahan pangan nabati seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.

Didalam tubuh, serat bersifat seperti spon ketika melwati saluran

pencernaan. Sifat-sifat fisik yang penting dilihat dari segi gizi adalah bulk,

kapasitas hidrasi, sifat-sifat pengikatan dan pembentukan matriks serta

mudah tidaknya untuk difermentasi oleh bakteri. Serat dengan komposisi

dan sifat fisikia kimia berbeda akan menghasilkan efek fisiologis yang

berbeda pada bagian depan, tengah, dan belakang saluran pencernaan.

Fermentasi dalam sekum dapat memodifikasi sifat-sifat fisiologis serat.

Bergantung pada kapasitas hidrasi serat yang dicerna, waktu transit pada

saluran pencernaan seperti lambung, usus kecil, dan usus besar akan

berbeda. Adanya zat terlarut yang terserap oleh serat akan memperlambat

penyerapan pada usus. Serat merupakan pengatur biologis yang aktif, yaitu

sebagai pengikat asam empedu, kation dan mungkin juga elektron. Efek

fisiologis dan sifat-sifat fisik tersebut agak berbeda pengaruhnya pada usus

kecil, sekum, dan sisi kolon. Di dalam usus besar, serat bertindak sebagai

matriks yang mempengaruhi interaksi antara bekteri dan zat terlarut. Serat

juga mengalami degradasi selektif akibat aktivitas dalam kolon, dan akibat

sifat-sifat fisik kimianya berubah (Eastwood, 1984).

Serat mempengaruhi waktu pengosongan isi perut. Tampaknya

cairan dan padatan meninggalkan lambung dengan kecepatan berbeda.

Dengan menggunakan teknik isotop, Grimes dan Goddard (1977)

memperlihatkan bahwa kecepatan fase padat kandungan isi perut

meninggalkan lambung adalah tetap, tetapi fase cair white bread (tepung

22
gandum yang berwarna putih) secara nyata lebih cepat meninggalkan

lambung dibandingkan dengan whole meal (tepung gandum yang masih

kasar). Selain itu, jumlah cairan yang meninggalkan lambung ternyata

secara nyata lebih banyak setelah makan white bread dibandingkan dengan

whole meal.

Sifat-sifat fisik dan kimia dari matriks spons serat pada intestinum

bagian atas dipengaruhi oleh pH, kondisi osmotik, dan konsentrasi

elektrolit. Hal tersebut dikarenakan serat tahan terhadap degradasi oleh

enzim usus halus dan sekresi cairan pankreas, perubahan-perubahan

struktural yang terjadi relatif sedikit. Kerja fisiologis serat di dalam usus

kecil disebabkan adanya pembentukan gel, daya ikat air, pertukaran kation

dan sifat-sifat penyerapan asam empedu (Eastwood, 1975). Pengeluaran

makanan dari lambung oleh air dan fase cairan berlangsung dengan

kecepatan berbeda. Hal tersebut berarti bahwa terdapat stratifikasi aliran

makanan, sehingga bahan-bahan yang larut dalam air terpisah dari bahan-

bahan yang tidak larut dalam air. Serat dapat mengembang dengan

berbagai cara bergantung pada pertautan silang (cross linkage) serta

jumlah dan bentuk fisik dari pati yang ada. Oleh karena itu komponen

yang larut seperti glukosa atau alkohol, akan diencerkan dalam air yang

terikat dalam celah-celah serat atau terikat secara kimia dan fisik di dalam

struktur gel. Akibatnya, serat mempengaruhi kecepatan difusi pada

permukaan serap mukosa (absortive mucosal surface) dan mengubah

penyerapan glukosa, obat-obatan dan kolesterol. Adanya sifat pertukaran

kation serat yang disebabkan oleh gugus karboksil bebas, mineral esensial,

23
dan logam-logam toksik (Eastwood, 1973) akan terikat secara reversibel

pada serat sehingga tidak terserap pada usus halus.

Pengaruh lebih langsung dari serat dalam metabolisme asam

empedu dapat diperantarai melalui sekum. Masuknya serat meningkatkan

waktu transit mulut ke sekum, menurunkan laju aliran asam empedu ke

usus halus, akibatnya akan menurunkan laju pergantian sirkulasi

enterohepatik. Pengurangan frekuensi sirkulasi karena adanya serat akan

mengurangi mekanisme penghambatan umpan balik (feed back inhibition)

yang sebagian mengontrol sintesis asam empedu. Hal tersebut

mempengaruhi pool empedu.

Peranan serat dalam kolon merupakan hal yang kompleks. Serat

terdiri dari matriks yang mirip spons yang memiliki daya ikat air, kapasitas

pertukaran kation, dan kapasitas penyerapan. Adanya enzim yang berasal

dari bakteri menimbulkan variabel lain, karena enzim tersebut mampu

mendegradasi serat secara selektif yang akan mempengaruhi baik struktur

matrik serat maupun lingkungan kimiawi kolon (Eastwood, 1984).

Interaksi dapat terjadi antara bakteri, serat dan bahan-bahan dalam

usus. Serat bertindak sebagai permukaan yang bersifat absorptif dalam

kolon. Permukaan absorptif tersebut akan menyerap bakteri dan cairan.

Penyerapan akan mencegah atau mempengaruhi metabolisme bakteri pada

cairan. Dalam sekum, serat peka terhadap degradasi yang disebabkan

enzim bakteri. Faktor-faktor yang mengatur proses tersebut dalam sekum

manusia masih belum dipahami. Fermentasi sebagian dipengaruhi oleh

struktur fisik dan kimia dari serat. Terdapat bukti-bukti bahwa pada buah-

24
buahan dan sayuran makin besar daya ikat air, makin peka terhadap

degradasi oleh bakteri dan makin sedikit pengaruhnya pada berat feses.

Lignin mempunyai struktur polimerik yang berantai silang yang tahan

terhadap degradasi, sehingga adanya lignin akan menghambat fermentasi.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencernaan serat meliputi nisbah

permukaan-volume serat dan waktu transit dalam kolon (Steven, 1978).

Kolon memainkan peranan yang penting dalam sirkulasi

enterohepatik. Pembuangan senyawa-senyawa yang larut dalam lemak dari

tubuh, terutama senyawa yang mempunyai berat molekul lebih besar dari

300, dilakukan oleh sistem empedu yang disertai enteric loss. Senyawa-

senyawa seperti ini mempunyai kelarutan yang rendah dalam air,

konjugasi senyawa tersebut dengan asam glukuronat, glisin, dan sulfation

akan meningkatkan baik berat molekul maupun kelarutan dalam air. Asam

empedu yang berkonjugasi dengan glisin dan taurin juga mempermudah

kelarutan komponen-komponen tersebut dalam empedu. Senyawa-

senyawa polar tersebut dikeluarkan dalam empedu dan secara umum akan

melewati usus halus dengan mengalami sedikit absorpsi atau bahkan tidak

mengalami absorpsi sama sekali. Di kolon, senyawa-senyawa konjugasi

seperti bilirubin, asam empedu, digoksin, klorampenikal, dan morfin akan

dihidrolisis. Senyawa-senyawa bebas yang terbentuk akan

dimetabolisasikan oleh bakteri. Sebagai akibatnya akan terjadi perubahan

kepolaran yang menghasilkan senyawa sukar larut, yang mungkin akan

diabsorpsi kembali dan mungkin pula tidak. Oleh karena itu sekum

berperan sebagai penghemat pada sirkulasi enterohepatik. Hal tersebut

25
berarti memperpanjang waktu paruh senyawa-senyawa di dalam sirkulasi

enterohepatik. Sekum hanya memainkan peranan tambahan saja dalam

konversi asam empedu, walaupun demikian peranan tersebut cukup

penting. Asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin dan taurin

melewati kantung empedu dengan membawa prekursor kolesterol dalam

larutan (Eastwood, 1984).

Fase absorpsi dalam ileum pada sirkulasi enterohepatik asam

empedu berlangsung dengan cepat. Pada fase yang lebih lambat dalam

kolon, asam empedu bebas akan diserap kembali ataupun dikeluarkan

melalui feses. Penyerapan bahan-bahan seperti asam empedu oleh serat

bisa mencegah atau mempengaruhi degradasi asam empedu oleh bakteri.

Akibatnya akan mempengaruhi penyerapan kembali asam empedu dari

kolon. Dapat dikatakan bahwa serat dapat mengubah jenis dan proporsi

asam empedu yang dikembalikan ke hati (Eastwood, 1984).

Pengaruh dari serat pada metabolisme dalam sekum dan

penjenuhan empedu bisa merupakan kunci dalam penelitian peranan serat

pada penyakit batu empedu yang disebabkan oleh kolesterol. Penambahan

makanan dengan dedak (20-40 g per hari) untuk sekurang-kurangnya satu

bulan menyebabkan empedu secara nyata kurang dijenuhkan oleh

kolesterol. Hal tersebut berarti bahwa empedu menjadi tidak jenuh.

Penemuan tersebut menimbulkan kemungkinan bahwa makanan yang

kandungan seratnya tinggi bisa mencegah pembentukkan batu ginjal atau

bisa mencegah pembentukannya kembali setelah diobati dengan

chenodeoxy cholic acid (Eastwood, 1984).

26
Ada beberapa bahan yang bertindak sebagai senyawa pemadat

feses, yaitu asam lemak volatil yang mempertinggi kandungan air, massa

bakteri, dan daya ikat air serat. Hemiselulosa merupakan bahan yang

paling efektif dalam meningkatkan kepadatan feses. Selulosa dalam

keadaan alaminya tidak seefektif hemiselulosa. Residu serat yang bersifat

higroskopis dengan kandungan yang tinggi dalam feses pasti akan sangat

efektif. Kandungan lignin yang tinggi menyebabkan konstipasi. Efektivitas

residu yang tidak tercerna terutama bukan disebabkan oleh rangsangan

mekanis dari distensi tetapi oleh rangsangan kimia yang berasal dari

destruksi hemiselulosa dan selulosa oleh flora bakteri usus. Salah satu

stimulan terhadap fungsi kolon adalah asam lemak volatil. Rangsangan

kimia, dibantu oleh sifat higroskopis dari residu yang tidak terdegradasi,

merupakan penentu berat feses (Eastwood, 1984).

Berat kering feses terdiri dari 40-50 persen bakteri. Hal tersebut

diduga akibat degradasi serat (seperti pektin) oleh bakteri akan terjadi

penambahan massa flora bakteri dan dengan demikian meningkatkan berat

feses (Stephen dan Cummings, 1980). Kandungan air feses yang konstan

munkin dikarenakan kandungan air dalam bakteri-bakteri juga konstan

yaitu 75-80 persen. Oleh karena itu laktulosa dapat menaikkan berat feses

melalui peningkatan massa bakteri. Bahan-bahan polisakarida seperti

pektin hampir semuanya tercerna dalam saluran pencernaan dan karena itu

hanya sedikit berpengaruh terhadap berat feses. Jadi pertumbuhan

bakterilah yang menyebabkan peningkatan berat feses. Aspek penting dari

27
daya ikat air sefektif dalam kolon adalah kemampuan serat melawan

penyerapan air oleh mukosa.

Pada penderita hiperkolesterolemia, upaya menurunkan kadar

kolesterol dalam tubuh harus dilakukan secara sinergis melalui aktivitas

olah raga, diet makanan rendah lemak, penggunaan obat penurun

kolesterol, serta pencegahan dan penurunan terjadinya penumpukan

kolesterol dengan pangan fungsional penurun kolesterol.

Seperti juga yang telah disebutkan sebelumnya, serat telah banyak

digunakan dan direkomendasikan untuk mencegah peningkatan kolesterol

ke arah hiper-kolesterolemia, dan atau mengembalikan kadar kolesterol

darah yang tinggi pada hiperkolesterolemia ke arah normokolesterolemia.

Mekanisme kerja serat sebagai penurun kolesterol khususnya pada

penderita hiperkolesterolemia masih belum dapat dipahami. Namun

diduga serat mempunyai sifat viskositas yang cukup tinggi. Pemberian

serat dengan viskositas yang tinggi lebih efektif menurunkan kolesterol

daripada pemberian serat dengan viskositas yang rendah. Viskositas serat

yang tinggi menyebabkan penurunan kadar kolesterol, disertai peningkatan

ekskresi asam empedu dan sterol netral. Serat dengan viskositas yang

tinggi akan bercampur dengan misel-misel dan atau asam empedu. Laju

difusi misel-misel yang mengandung kolesterol dalam bentuk bolus

menurun, sehingga menyebabkan penyerapan kolesterol dan asam empedu

turut menurun juga.

Selain sifat viskositas yang dimiliki serat, penurunan kolesterol

akibat pemberian serat, diduga karena serat mempunyai sifat amba (bulky).

28
Oleh karena itu ada kecenderungan serat dapat mengikat kolesterol dan

langsung dibawa melewati sistem pencernaan yang selanjutnya dibuang

bersama feses. Diduga pula bahwa dengan keberadaan serat akan

menghambat emulsifikasi lemak dan kolesterol oleh garam empedu,

sehingga kolesterol akan terikat oleh serat yang kemudian akan

dikeluarkan melalui ekskreta. Selanjutnya berdasarkan sifat kelarutan

serat, maka serat yang mudah larut diduga dapat menurunkan kadar

kolesterol darah karena mempunyai kemampuan untuk mengikat asam

empedu. Asam empedu merupakan hasil akhir dari metabolisme

kolesterol. Semakin banyak serat yang berikatan dengan kolesterol, maka

semakin banyak kolesterol yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya

kadar kolesterol menurun. Upaya untuk memproduksi kembali asam

empedu yang hilang, hati akan menarik kolesterol dari darah, sehingga

kadar kolesterol darah akan menurun.

2.2 Rumput Laut ( Eucheuma sp )

2.2.1 Deskripsi Rumput Laut

Indonesia sebagai negara maritim memiliki prospek yang cukup cerah

untuk memproduksi rumput laut. Hal ini terbukti bahwa Indonesia mampu

menjadi salah satu penghasil utama rumput laut dan mampu memenuhi sekitar 60-

70 % kebutuhan pasar dunia. Indonesia telah mengekspor lebih dari 90 ribu ton

rumput laut yang tersebar di sedikitnya 50 negara di dunia sejak tahun 2005. Hal

itu membuat Indonesia menjadi penghasil rumput laut tropis terbesar dalam 3

tahun terakhir ini (Organisasi Rumput Laut, 2009).

29
Rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah berupa thallus(batang)

yang bercabang-cabang, dapat hidup di laut dan tambak dengankedalaman yang

masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari (Nindyaning, 2009). Rumput

lauttermasuk kelompok tumbuhan algae yang berukuran besar yang dapatterlihat

dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik atautumbuh melekat

pada suatu substrat di perairan laut (Atmadja ws, 2009). Berdasarkankandungan

pigmennya, rumput laut dapat dibedakan menjadi kelas algamerah

(Rhodophyceae) yang memiliki pigmen dominan fikoeretrin(phycoerethrin) dan

fikosianin (phycocyanin); alga coklat (Phaeophyceae)yang memiliki pigmen

dominan fucoxantin; alga hijau (Chlorophyceae)yang memiliki pigmen dominan

klorofil (Chlorophyl); dan alga biru hijau(Cyanophyceae).

Euchema sp yang diklasifikasikansebagai berikut : ( Velde FV, Ruiter GA,

2009)

Phyllum : Rhodophyta

Class : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Family : Solieriaceae

Genus : Eucheuma

Species : Euchema sp

Pada hakekatnya Euchema sp tidak mempunyai akar, batang, dan daun

yang berfungsi seperti pada tumbuhan darat tetapi Euchema sp terdiri dari

semacam batang yang disebut thallus. Euchema sp mempunyai thallus silindris,

permukaan yang licin, berwarna merah atau merah coklat yang disebabkan oleh

pigmen fikoeritin, memiliki benjolan dan duri, bercabang ke berbagai arah dengan

30
batang batang utama keluar saling berdekatan ke daerah pangkal. Jumlah setiap

percabangannya adalah dua (dichotome) atau tiga (trichotome). (Organisasi

Rumput Laut, 2009).

Eucheuma sp umumnya tumbuh di perairan yang mempunya rataan

terumbu karang. Tumbuhan ini melekat pada substrat karang mati atau kulit

kerang ataupun batu gamping di daerah intertidal atau subtidal. Dalam dunia

perdagangan rumput laut atausea weedssangat populer. Rumput laut dalam dunia

pengetahuan lebih dikenaldengan sebutanalgae.Rumput laut merupakan suatu

komoditi laut yang pentingbagi manusia, walaupunrumputlaut tidak dapat

dikategorikan kebutuhan utamabagi manusia, namun manfaatnya cukup baik

dalam kehidupan sehari-hari(TimPenulis Penebar Swadaya, 1999)

2.2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat

Bagaikan sekumpulan serat kusut berwarna hijau kehitaman dan berlendir,

wujud rumput laut ketika habis dipanen mungkin tampak tidak menarik. Namun,

tumbuhan berderajat rendah ini sesungguhnya merupakan "tambang emas". Dari

sumber hayati laut yang tidak menarik itu, bila diproses lebih lanjut dapat

menghasilkan lebih dari 500 jenis produk komersial, mulai dari agar-agar dan

puding yang menjadi makanan kegemaran anak-anak, obat-obatan, kosmetik,

sarana kebersihan seperti pasta gigi dan sampo, kertas, tekstil, hingga pelumas

pada pengeboran sumur minyak.

Dalam bidang kedokteran dan farmasi rumput laut merupakan salah satu

bahan pangan yang juga telah banyak digunakan sebagai bahan pembuatan

suplemen kesehatan. Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena ternyata rumput

laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut

31
terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat

kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat,

rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin

(A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan

selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.

Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali

lipat dibandingkan dengan tanaman darat. (Organisasi Rumput Laut, 2009).

Mengkonsumsi rumput laut diyakini dapat mencegah kanker. Salah satu

alasannya adalah kandungan serat, selenium dan seng yang tinggi pada rumput

laut dapat mereduksi estrogen sehingga dapat mencegah timbulnya kanker. Hal ini

didukung oleh hasil penelitian Harvard School of PublicHealth Amerika telah

membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang yang selalu menambahkan

rumput laut dalam menu makannya, menyebabkan wanita premenopause di

Jepang mempunyai peluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara

dibandingkan dengan wanita Amerika.

Mengkonsumsi rumput laut dapat membantu penyerapan kelebihan garam

pada tubuh sehingga dapat mengatasi hipertensi. Disamping itu, serat pada rumput

laut juga dapat membantu memperlancar proses metabolisme lemak sehingga

akan mengurangi resiko obesitas, menurunkan kolesterol darah dan gula darah.

Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah

buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya. Sementara itu, vitamin,

mineral, asam amino, dan enzym dalam rumput laut sangat potensial sebagai anti

oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A

(beta carotene) dan vitamin C bekerja sama dalam memelihara kolagen,

32
sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan

baru pada kulit. Dengan kata lain, rumput laut dapat membantu mencegah

terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan dan kehalusan kulit. Rumput laut

juga mengandung iodium yang sangat tinggi khususnya dari jenis turbinaria dan

sargasum, sehingga mengkonsumsi rumput laut dapat mengatasi defisiensi

yodium yang berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan. Kandungan

klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau) berfungsi sebagai anti

oksidan sehingga dapat membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas

yang sangat berbahaya sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan

susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan

mencegah gejala osteoporosis. (Organisasi Rumput Laut, 2009).

2.2.3 Kandungan Nilai Gizi dan Komposisi Rumput Laut

Rumput laut memiliki nilai nutrisi yang tinggi, yaitu protein, karbohidrat,

dan serat kasar. Zat-zat tersebut sangat baik untuk dikonsumsi manusia Karena

berperan penting untuk menjaga dan mengatur metabolisme tubuh.

33
Tabel 2.5

Hasil Uji Laboratorium Kandungan Nutrisi Rumput Laut (Kering)

Hasil Uji

No Parameter Satuan Asin Tawar Alkali


1 Air % 26,77 18,62 21,75
2 Abu % 34,38 15,13 15,77
3 Lemak % 0,51 0,58 0,55
4 Protein % 1,87 2,09 1,71
5 Serat Kasar % 0,9 5,29 19,64
6 Karbohidrat % 35,57 58,29 40,58
7 Energi Kkal/100 g 154,4 246,7 174,1
8 Karagenan % 23,68 20,97 18,23
Sumber : Wisnu dan Diana (2009)

Kandungan lemakpada rumput lautsangat rendah, yaitu kurang dari 1%,

sehinggarumput laut aman untukdikonsumsi dalam jumlah banyak. Kandungan

lemakyang rendahini dapat dijadikansebagai salah satu bahan penyusun utama

padamakananrendah lemak(Wisnu dan Diana, 2009).

Tabel 2.6

Kandungan Nutrisi Rumput Laut tiap 100 gram Porsi Makanan

kandungan nutrisi Jumlah


Air 12,9 g
Protein 5,12 g
lemak total 0,03 g

34
asam lemak jenuh 0,006 g
asam lemak tak jenuh 0,003 g
Keraginan 65,67 mg
Kalsium 54 mg
Besi 1,86 mg
Seng 0,58 mg
Tembaga 0,061 mg
Selenium 0,5-3 ppm
Iodium 300-700 ppm
Mangan 0,073 mg
Fosfor 5 gram
Vitamin B kompleks 43 mg
vitamin E 0,87 mg
vitamin C 43 mg
vitamin A 82,59 ppm
Sumber :Sulistyowaty, 2009
Rumput laut memiliki kandungan mineral esensial seperti besi, iodin,

aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon,

rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, trace

elements, gula dan vitamin A, D, C, D, E, dan K (Sudariastuty, 2011).

2.2.4 Pemanfaatan Rumput Laut Dalam Bidang Kesehatan

Kandungan nutrisi dalam rumput laut merupakan dasar pemanfaatan

rumput laut di bidang kesehatan. Nutrisi yang terkandung dalam rumput laut

antara lain:

a. Polisakarida dan Serat

Rumput laut mengandung sejumlah besar polisakarida. Polisakarida

tersebut antara lain alginat dari rumput laut coklat, karagenan dan agar dari

rumput laut merah dan beberapa polisakarida minor lainnya yang ditemukan pada

rumput laut hijau (Anggadiredja et al, 2002). Kebanyakan dari polisakarida

35
tersebut bila bertemu dengan bakteri di dalam usus manusia, tidak dicerna oleh

manusia, sehingga dapat berfungsi sebagai serat. Kandungan serat rumput laut

dapat mencapai 30-40% berat kering dengan persentase lebih besar pada serat

larut air. Kandungan serat larut air rumput laut jauh lebih tinggi dibanding dengan

tumbuhan daratan yang hanya mencapai sekitar 15% berat kering (Burtin, 2003).

Kandungan polisakarida yang terdapat di dalam rumput laut berperan

dalam menurunkan kadar lipid di dalam darah dan tingkat kolesterol serta

memperlancar sistem pencernaan makanan. Komponen polisakarida dan serat juga

mengatur asupan gula di dalam tubuh, sehingga mampu mengendalikan tubuh dari

penyakit diabetes. Beberapa polisakarida rumput laut seperti fukoidan juga

menunjukkan beberapa aktivitas biologis lain.

2.3 Kakao (Theobroma cacaoL)

Biji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai

peluang untukdikembangkan dalam rangka usaha memperbesar/meningkatkan

devisa negara serta penghasilan petani kakao.Produksi biji kakao di Indonesia

secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan sangat rendah dan

beragam, antara lain kurang terfermentasi, tidak cukup kering, ukuran biji tidak

seragam, kadar kulit tinggi, keasaman tinggi, cita rasa sangat beragam dan tidak

konsisten. Hal tersebut tercermin dari harga biji kakao Indonesia yangrelatif

rendah dan dikenakan potongan harga dibandingkan hargaproduksama dari negara

produsen lain (Haryadidan Supriyanto, 2001). Komposisi pulp kakao

disajikanpada Tabel 1.

Tabel 2.7.

Komposisi Pulp Biji Kakao

36
Kandungan Rata-rata
Komponen (%)
Air 80-90
Albuminoid, Astringents dsb 0,5-0,7
Glukosa 8-13
Sukrosa 0,4-1,0
Pati -
Asam non volatil 0,2-0,4
Besi oksida 0-03
Garam garam 0,4-0,45
Sumber : Haryadi dan Supriyanto (2001).

Biji kakao mengandung berbagai macam komponen kimia, zat gizi, dan

senyawa bioaktif di dalamnya. Komposisi kimia ini bervariasi setelah mengalami

proses pengolahan menjadi produk. Komposisi kimia bubuk kakao berbeda

dengan mentega kakao dan pasta coklat. Komposisi kimia bubuk kakao

(natural)per 100 gram adalah mengandung kalori 228,49 Kkal, lemak 13,5 g,

karbohidrat 53,35 g, serat 27,90 g, protein 19,59 g, air 2,58 g, dan kadar abu 6,33,

yang meliputi : kalium 1495,5 mg, natrium 8,99 mg, kalsium 169,45 mg, besi

13,86 mg, seng 7,93 mg, tembaga 4,61 mg, dan mangan 4,73 mg.

Komponen senyawa bioaktif dalam bubuk kakao adalah senyawa polifenol

yang berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan polifenol total dalam bubuk

kakao lebih tinggi dibandingkan dalam anggur maupun teh. Kelompok senyawa

polifenol yang banyak terdapat pada kakao adalah flavonoid yaitu senyawa yang

mengandung 15 atom karbon yang terdiri dari dua cincin benzene yang

dihubungkan oleh rantai karbon (Wahyudi et al. 2008)

Biji kakao dinyatakan sebagai bahan yang kaya dengan flavonoid

diantaranya adalah senyawa pelifenol yang erat kaitannya sebagai zat yang

mempunyai kapasitas antioksidan dalam menangkal radikal bebeas. Pelifenol

37
dalam kakao diantaranya adalah katekin, epikatekin, prosianidin dan antosianidin.

(hammerstone et al., 2000).

Kebanyakan konsumen menyukai produk-produk kakao karena cita rasa

yangkhas, rasa manis - pahit, dan aroma yang selalu menggugah selera. Kekhasan

tersebut dikarenakan komponen kimia yang menyusun biji kakao, sehingga

menghasilkan satu kesatuan rasa yang lezat dari produk-produk olahan kakao

yang utamanya berasal dari komponen lemak biji kakao yang dapat mencapai

57% (Mulato, 2002 dalam Nur, 2012).

Lemak pada coklat sudah ada sejak mulai dari coklat, sehingga coklat

terkenal kaya dengan asam lemak. Walaupun coklat kaya dengan asam lemak,

tetapi tidak mempengaruhi peningkatan kolesterol darah, karena asam lemak yang

terkandung didalam coklat memiliki sifat yang khas dibandingkan dengan asam

lemak yang ada pada bahan makanan lain.

Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian beras tersusun

dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Dalam penelitian yang melibatkan

subjek atau manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak coklat menghasilkan

kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan konsumsi

mentega ataupun lemak sapi. Jadi walau mengandung lemak jenuh tetapi ternyata

efek kolesterol yang dihasilkan berbeda dengan lemak jenuh yang lainnya.

Kandungan stearat yang tinggi coklat menjadikan lemak pada coklat tidak

termasuk lemak jahat bagi tubuh. Stearat adalah asam lemak netral yang tidak

akan memicu kolesterol darah karena stearat dicerna secara lambat oleh tubuh dan

juga diabssorpsi lebih sedikit. Selain itu kandungan zat gizi lain yang ada pada

coklat dapat dilihat pada tabel 2.8 (Ali khomsan, 2002).

38
Tabel 2.8

Kandungan Zat Gizi dalam Coklat Per 100 Gram

zat gizi coklat susu coklat pahit


energi (kal) 381 504
protein (g) 9 5,5
lemak (g) 35,9 52,9
kalsium
200 98
(mg)
fosfor (mg) 200 446
vit A (SI) 30 60
Sumber : Ali khomsan tahun 2002

2.3.1. coklat van hoten

Pada tahun 1828, Coenraad van Houten berhasil menciptakan

metode pembuatan bubuk coklat sehingga lebih mudah diolah menjadi

minuman seperti saat ini. Metode ini kemudian lebih dikenal dengan

nama Dutch process.

Sedikit mundur ke belakang, sebelum Dutch process diciptakan,

coklat sudah dikenal luas oleh masyarakat dunia, khususnya Eropa.

Awalnya, di Eropa coklat dikonsumsi sebagai minuman. Pembuatan

minuman coklat dilakukan dengan menambahkan susu, gula, cinnamon,

vanila dan berbagai bahan lain untuk mengurangi rasa pahit yang ada

dalam coklat. Pada saat itu minuman coklat yang dihasilkan cenderung

sulit larut dalam air, kental dan berminyak, karena tingginya kandungan

lemak yang ada di dalam coklat. Kadar lemak yang tinggi tersebut juga

membuat coklat lebih sulit untuk dicerna tubuh.

39
Coenraad Johannes van Houten

Coenraad van Houten lahir tanggal 15 Maret 1801 di

Amsterdam dan merupakan putra dari pasangan Casparus van

Houten dan Arnoldina Koster. Pada tahun 1815, ayahnya membuka

sebuah pabrik coklat, atau tepatnya tempat penggilingan biji coklat.

Penemuan Coenraad van Houten yaitu metode Dutch

process sebenarnya adalah penyempurnaan dari penemuan

sebelumnya dari sang Ayah. Casparus van Houten menciptakan

sebuah metode hidrolik yang mampu menurunkan kadar lemak

dalam coklat menjadi hampir setengah dari total awalnya. Bubuk

coklat yang dihasilkan dari metode ini adalah cikal bakal dari

hampir semua produk coklat yang kemudian banyak beredar.

Coenraad van Houten menyempurnakan penemuan

ayahnya dengan cara mereaksikan cikal bakal bubuk coklat

tersebut dengan alkali untuk menurunkan rasa pahit yang ada

dalam coklat tanpa harus menambahkan susu atau gula. Pereaksian

coklat dengan alkali inilah yang kemudian disebut Dutch process.

Bubuk coklat dariDutch process ini lebih mudah larut di dalam air

40
serta sehingga tentunya memudahkan untuk pengolahan coklat

selanjutnya. Dan yang lebih penting, metode ini mudah dilakukan

serta tidak memerlukan biaya yang besar untuk pelaksanaannya.

Bubuk coklat penemuan Coenraad van Houten inilah yang

kemudian beredar luas dan dikenal di seluruh penjuru dunia.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pengolahan coklat

menjadi lebih beraneka ragam, tidak hanya sekedar minuman.

Bubuk coklatDutch process tetap menjadi bahan utama di setiap

produk coklat yang banyak beredar, baik sebagai minuman, coklat

batangan, kue coklat maupun tetap dalam bentuk bubuk coklat itu

sendiri. Untuk mengenang jasanya, nama Van Houten masih

digunakan sebagai merk sebuah produk coklat dari negeri kincir

angin tersebut.

Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan

protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan,

fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi

namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung

polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah

41
ketengikan. Sebatang coklat pekat mengandung flavonoids setara

dengan 6 apel, 4,5 cangkir teh, 28 gelas anggur putih dan 2 gelas

anggur merah. Tanaman lain yang mengandung zat sejenis adalah

tanaman teh dan anggur, namun kandungan flavanoid pada cokelat

jauh lebih tinggi daripada tanaman lain. Selain itu, konsumsi coklat

yang cukup mampu memberi asupan antioksidan yang membantu

mempertahankan daya tahan tubuh. Hitungannya, sebatang coklat

dapat memenuhi 15% kalsium dan magnesium yang dibutuhkan

oleh tubuh. Dengan kemampuan menghambat oksidasi kolesterol

LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh,

cokelat dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan

kanker. Kandungan flavanoid yang tinggi bertindak sebagai

antioksidan dan membantu melindungi kita dari penyakit serius

seperti kanker. Flavanoid ini juga berguna untuk mencegah tekanan

darah tinggi.

2.4 Agar-agar (puding)

Agar-agar diekstrak dari ganggang laut. Agar-agar adalah produk kering

tak berbentuk (amorphous) yang mempunyai sifat seperti gelatin yang berupa

rantai linear galaktan. Galaktan merupakan polimer dari galaktosa. Sifat yang

paling menonjol dari agar-agar adalah larut di dalam air panas, yang apabila

didinginkan sampai suhu tertentu akan membentuk gel. Sifat inilah yang

menjadikan agar-agar banyak dimanfaatkan. Fungsi utama agar-agar adalah

sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengisi, penjernih, pembuat gel,

dan lain-lain. Beberapa industri yang memanfaatkan agar-agar : industri makanan,

42
farmasi, kosmetik, kulit, fotografi, sebagai media pertumbuhan mikroba, dan

sebagainya. Metode pemungutan agar-agar dari rumput laut telah banyak

dipublikasi (Munaf, 2000; McHugh, 2002).

2.5. Konsultasi gizi

Konsultasi gizi merupakan serangkaian proses belajar untuk

mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar penderita

dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam hidup sehari-

hari ( PGRS, 1991).

Konsultasi gizi merupakan suatu proses dalam membantu seseorang

mengerti tentang keadaan dirinya, lingkungannya dan hubungan dengan

keluarganya dalam membangun kebiasaan yang baik termasuk makan sehingga

menjadi sehat dan produktif.

1. Terbentuknya sikap positif terhadap gizi


2. Terbentuknya pengetahuan tentang gizi
3. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang

berkaitan dengan gizi


4. Terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik.

2.6 Pengaruh serat dan flavonoid terhadap penurunan kadar kolesterol.

Serat larut dalam puding dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL

dan diharapkan dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Menurut penelitian

Hunninghakedkk, (1994) dalam Ubaedillah (2008), pasien yang

menderitahiperkolesterolemia setelah diberi serat sebanyak 20 gram/hari, total

kolesterol, LDL,serta rasio LDL-HDL plasmanya menunjukkan penurunan

43
masing-masing 6% dan 8%. Serat sebanyak 20 gram sama dengan 200 gram

rumput laut.

Kandungan flavonoid pada biji kakao berperan sebagai antioksidan yang

membantu dalam proses penurunan kolesterol dalam darah. cokelat yang paling

banak mengandung polifenol adalah coklat bubuk, dimana hanya dengan 16 gram

saja mengandung 200 mg polifenol. Yang juga termasuk antioksidan yang

merupakan komponen kimia atau substansi yang dapat menghambat oksidasi dan

berpotensial menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Sebuah studi di Boston yang telah diterbitkan di jurnal American Heart

Association mencatat bahwa satu atau dua sajian cokelat, sekitar 19 hingga 30

gram, per pekan dapat mengurangi risiko gagal jantung hingga 30%. Angka itu

turun menjadi 26% ketika seseorang hanya memakan cokelat satu hingga tiga kali

setiap bulannya.

2.6. KerangkaTeori

serat flavonoid

44
Kadar
kolesterol
Sumber :Fernandez& West, 2005; Rumanti, 2011

2.7. KerangkaKonsep

Pemberian puding biasa

Pemberian puding coklat Kadar kolesterol


rumput laut

Pemberian puding coklat


rumput laut disertai
konseling gizi

2.8. Hipotesis

Pemberian puding coklat rumput laut berpengaruh terhadap kadar


kolesterol pada penderita hiperkolesterol.
Pemberian puding coklat rumput laut dan konseling gizi berpengaruh
terhadap kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol
Pemberian puding coklat rumput laut disertai konseling gizi lebih
berpengaruh terhadap penuruanan kadar kolesterol pada penderita
hiperkolesterol
2.9. Defenisi Operasional
1. Variabel : Kadar kolesterol awal
Devfinisi : kadar kolsterol sampel sebelum dan sesudah

diberikan puding coklat rumput laut.


Alat ukur : Easy Touch GCU
Hasil ukur : satuan mg/dL
Skala ukur : rasio

2. Variabel : pemberian puding coklat rumput laut


Devfinisi : seatu perlakuan dengan cara memberikan puding

coklat rumput laut dengan berat 200 gram pada

45
pagi dan siang hari selama 14 hari selama

berturut-turut
Alat ukur : timbangan makanan
Hasil ukur :-
Skala ukur :-
3. Variabel : Kadar kolesterol akhir
Devfinisi : kadar kolsterol sampel setelah diberikan puding

coklat rumput laut selama 14 hari


Alat ukur : Easy Touch GCU
Hasil ukur : satuan mg/dL
Skala ukur : rasio

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen

Quasi dengan pola Nonequivalent Control Group Design (pretest - postest yang

tidak ekuivalen) (Moh. Nazir, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti

mengumpulkan data dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada tiga

kelompok sampel penelitian yaitu dengan melakukan pengukuran kolesterol darah

sebelum dan sesudah perlakuan yang dibagi atas tiga kelompok yaitu kelompok 1

perlakuan yang diberi puding coklat rumput laut dan kelompok 2 perlakuan yang

diberi puding coklat rumput laut serta diberikan konseling gizi sedangkan

kelompok kontrol yang diberi puding biasa tetapi tanpa memberikan konseling

gizi.

46
Adapun gambaran mengenai rancangan nonequivalent control group

design (Sugiyono, 2007:116) sebagai berikut :

O1 x o2

03 x O4

Gambar 1. Rancangan Nonequivalent Control Group Design

Keterangan :

O1: Pengukuran kadar kolesterol sebelum perlakuan

O2: Pengukuran kadar kolesterol setelah perlakuan

X : Pemberian perlakuan

O3: Pengukuran kadar kolesterol sebelum kontrol

O4: Pengukuran kadar kolesterol sebelum kontro

Untuk itu, dalam Sutrisno Hadi (2004 : 468-469) disebutkan (1) Pre

eksperiment measurenment (pengukuran sebelum perlakuan), (2) Treatment

(tindakan pelaksanaan eksperimen), dan (3) Post eksperiment measurenment

(pengukuran sesudah eksperimen berlangsung).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai bulan

Februari 2016, dengan mengunjungi rumah-rumah sampel yang menderita

hiperkolesterol yang ada di daerah lubuk buaya.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

47
Populasi terdiri dari populasi kasus dan kontrol. Populasi penelitian ini

adalah seluruh penderita hiperkolesterol yang berkunjung ke puskesmas lubuk

buaya selama tahun 2015 berjumlah 102 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah bagian dari populasi yang diteliti dalam

penelitian ini. Tidak semua populasi dijadikan sampel, pengambilan sampel sudah

kriteria dari kasus dan kontrol yang sering disebut sampel sembarangan. adapun

besar sampel dihitung berdasarkan rumus Federer (1963) (Nathasa,2007).

( t - 1) x ( r 1) 15

Ket :

r = jumlah ulangan

t = jumlah kelompok perlakuan

Berdasarkan rumus sampel diatas didapatkan jumlah sampel sebanyak 7

orang. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol 7 0rang,

kelompok perlakuan 1 dan 2 masing-masing 7 orang. Jadi total sampel seluruhnya

sebanyak 21 orang.
Penetapan sampel diantara populasi sesuai dengan yang di kehendaki

peneliti, didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang sesuai dengan kriteria,

seperti kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Inklusi

a. Umur pasien30-60 tahun

48
b. Responden bersedia menjadi sampel dengan menandatangani surat

pernyataan bersedianya penderita hiperkolesterol untuk dijadikan

sampel

c. Responden sedang tidak mengkonsumsi obat

2. Eksklusi

Responden tidak bersedia menjadi sampel


Untuk kriteria sampel kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Kriteria Sampel Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

No Kriteria Perlakuan Kontrol


1 Bersedia menjadi sampel selama 15 hari

dan menandatangani surat persetujuan

(Inform Consent) untuk menjadi sampel


2 Bersedia diberi puding rumput laut dan -

diberi konsultasi
3 Kolesterol total 200
4 Berusia 30-60 tahun
Kriteria tersebut ditetapkan agar dampak dari perlakuan bisa diikuti sejak

awal dan diharapkan perubahan dapat terlihat lebih jelas.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 alat

a. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol Easy Touch GCU.

49
b. Alat yang digunakan dalam pembuatan puding coklat rumput laut yaitu:

Blender

pisau

sendok

timbangan

talenan

Baskom

gelas takar

dan loyang.

3.4.2 bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan puding coklat rumput laut yaitu

puding rumput laut sebanyak 200 gram, dalam 200 gr terdapat 20% kandungan

serat, karena dalam 100 gr rumput laut mengandung 9,62% serat yang mana serat

yang di perlukan untuk menurunkan kolesterol 20 %serat, dan coklat sebanyak

20 gram, gula pasir 45 gram, dan air 100 cc.

3.5 Alur Penelitian

Kelompok perlakuan kelompok kasus

Kadar Kadar
kolesterol kolesterol
Awal Awal

Pemberian Pemberian
puding rumput puding biasa
laut

Diberikan Tanpa diberijkan


konsultasi gizi konseling gizi

Kadar Kadar
kolesterol kolesterol
Akhir Akhir 50
Perbedaan perubahan
kadar kolesterol

Penelitian ini dibagi atas tiga kelompok, yaitu 2 kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Kelompok perlakuan 1 pada hari pertama diukur kadar

kolesterol awal kemudian dihari kedua sampai hari keempat belas diberikan

puding rumput laut saja sebanyak 3 kali sehari dan kelompok perlakuan 2 pada

hari pertama diukur kadar kolesterol awal kemudian dihari kedua sampai hari

keempat belas diberikan puding rumput laut saja sebanyak 3 kali sehari dengan

memberikan konsultasi gizi dan dilakukan pengukuran setiap hari untuk melihat

kadar kolesterol akhirnya. Sedangkan kelompok kontrol yaitu di hari pertama

diukur kadar kolesterol awalnya kemudian dihari ke 2 sampai keempat belas

diberi puding biasa dan di lihat kadar kolesterol akhir, tanpa memberikan

konsultasi gizi dan dilakukan pengukuran setiap hari. Dari tiga kelompok ini akan

di lihat perbedaan dan pengaruh kadar kolesterolnya selama 15 hari.

Sampel yang akan diteliti yaitu penderita hiperkolesterol dan memenuhi


kriteria sebanyak sampel yang berada di sekitar wilayah kerja puskesmas lubuk
buaya Kota Padang. Dari sampel tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok 1 dan 2 15 orang dan 15 orang kelompok kontrol. Pengukuran kadar
kolesterol darah dilakukan oleh tenaga labor di puskesmas lubuk buaya.
Pengukuran ini akan di ukur setiap hari, dengan cara mendatangi ke rumah
sampel.

Adapun langkah-langkah penelitian tampak dalam gambar berikut :

Kelompok perlakuan dengan


pemberian puding coklat rumput
laut dan kelompok perlakuan
pemberian coklat rumput laut serta 51
memberikan konsultasi gizi
pretest posttest

Kelompok kontrol dengan


pemberian puding biasa tanpa
diberikan konsultasi gizi

Gambar 2. Langkah-langkah penelitian.

a. Tahapan Pertama, Pre Eksperiment Measurenment

Sebelum melaksanakan tindakan, kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol diberikan pre test, yaitu pengukuran kolesterol. Pre test ini perlu dilakukan

untuk mengetahui apakah kadar kolesterol dipengaruhi oleh puding atau karena

kemampuan awal yang berbeda.

b. Tahap Kedua, Treatment

Setelah kedua kelompok diberikan pretest dan telah dianggap sepadan,

maka tahap selanjutnya adalah melakukan treatment. Treatmen di kelompok

perlakuan dengan pemberian puding coklat rumput laut, sedangkan dalam

kelompok kontrol hanya pemberian puding biasa.

c. Tahap ketiga, Post Eksperiment Measurenment

Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan perlakuan

post test cek kolesterol pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok

kontrol. Bentuk perlakuan post test sama seperti yang dahulu diberikan pada pre

test, yaitu dengan cek kolesterol namun dengan perlakuan yang berbeda. Hasilnya

52
berupa data akhir pasien yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang

ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.

3.6 Pelaksanaan Penelitian

3.6.1 pembuatan puding coklat rumput laut

Rumput laut yang telah direndam sebanyak 200 gr, kemudian diblender

lalu dimasak dengan menambahkan air sebanyak 100 cc, setelah merata dicampur

dengan coklat bubuk sebanyak 20 gr, biarkan sampai mendidih sambil

ditambahkan gula pasir 45 gr. Kemudian dicetak dan dinginkan.

3.6.2 pemberian puding

Puding coklat rumput laut diberikan 3 kali sehari, yaitu pada saat setelah

makan pagi pukul 10.00, makan siang 15.00 dan setelah makan sore 18.00 oleh

peneliti kepada penderita kolesterol. 1 kali pemeberian di berikan 100 gr puding

rumput laut coklat atau setara dengan satu cup kecil, jadi dalam 1 hari penderita

kolesterol mengkosumsi 300 gr, di berikan sebanyak 300 gr perhari karna dalam

200 gr rumpt laut, 45 gr gula, 20 gr kakou dan 100 cc air di perolah puding

rumput laut sebanyak 300 gr.

Penderita kolesterol di berikan selama 15 hari puding rumput laut secara

rutin. Di berikan 15 hari secara rutin di dasari oleh penelitian sebelumnya yang

melakukan penelitian tentang Pemberian jus Persea americana Mill, selama 15

hari pada penderita hiperlipidemia terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol

total serum secara bertahap, dengan penurunan kadar kolesterol total serum yang

paling tinggi didapatkan pada pasien yang diberi setiap hari. Untuk ini peneliti

53
juga akan mencoba melakukan pemberian pudding coklat rumput laut selama 15

hari pada penderita kolesterol.

Coklat dan rumput laut yang digunakan selama penelitian didapatkan

dengan cara membeli langsung dari pasar raya dan pasar lubuk buaya.

3.6.3 Pencatatan asupan harian

Pencatatan asupan harian di lakukan dengan metode food recald 24 jam,

yaitu mencatat semua asupan paseien mulai dari bangun tidur sampai mau tidur

lagi, termasuk pencatatan pemberian puding coklat rumput laut yang di berikan

setiap hari, dan di lanjutkan dengan pengukuran kadar kolesterol. Pencatatan

asupan ini di lakukan agar peneliti mengetahui apa saja yang telah di kosumsi

pasien selama 15 hari penelitian, guna untuk melihat apakah ada makanan lain

yang menyebabkan naik atau turunnya kadar kolesterol.

3.6.4 Pemeriksaan kadar kolesterol

Penunjang keberhasilan penelitian ini, pengukuran kadar kolesterol dengan

menggunakan Easy Touch GCU yang di lakukan oleh seorang petugas labor yang

bersedia memeriksa kadar kolesterol selama penelitian dan penelitian ini juga

diawasi dalam pengawasan dokter.

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Data Primer

Data hiperkolesterol darah kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan

dari hasil pengukuran pengukuran kolesterol sebelum perlakuan dan pengukuran

kolesterol sesudah perlakuan. Pengukuran kolesterol dilakukan oleh seorang

tenaga labor profesional dengan menggunakan alat Easy Touch GCU yang

54
dilakukan oleh orang yang sama dan pemberian olahan puding coklat rumput laut

dan puding biasa selama 15 hari dilakukan oleh peneliti.

Data primer dilihat dari hasil pengukuran kadar kolesterol total awal

sebelum perlakuan dan kadar kolesterol akhir sesudah perlakuan pada penderita

hiperkolesterol kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan berupa

diberi puding coklat rumput laut serta diberikan konsultasi gizi dan kelompok

kontrol yang diberi puding biasa tanpa diberikan konsultasi gizi selama 15 hari.

Sedangkan untuk mengetahui apakah sampel menghabiskan puding coklat rumput

laut yang diberikansesuai permintaan peneliti atau tidak, maka dari itu peneliti

langsung menanyakan ke rumah sampel.

3.7.2 Data Sekunder

Data jumlah pasien kolesterol tahun 2015 didapatkan dari puskesmas

lubuk buaya.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data hiperkolesterol dilihat dari hasil perubahan yang terjadi pada kadar

kolesterol sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan dan kontrol

yang ditampilkan dalam bentuk tabel.

3.8.2 Analisis Data

Data yang diperoleh untuk melihat pengaruh pemberian puding rumput

laut terhadap kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol, dilakukan analisis

statistik uji T-test beda dua rata-rata (Paired sample t-test) dengan rumus :

d
t=
Sd / n

55
Keterangan:

d = Rata-rata dari selisih antara nilai kadar kolesterol awal dengan nilai

kadar kolesterol akhir sampel.

Sd = Simpangan baku dari selisih antara nilai kadar kolesterol awal dengan

nilai kadar kolesterol akhir.

n = Jumlah sampel.

Convidence Interval 95%. Penelitian ini dikatakan berpengaruh apabila P

hitung < 0,05.

56

Anda mungkin juga menyukai

  • Rumus Eksperimen
    Rumus Eksperimen
    Dokumen42 halaman
    Rumus Eksperimen
    mardios
    50% (2)
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen11 halaman
    Bab V
    mardios
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen12 halaman
    Bab Iv
    mardios
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen41 halaman
    Bab I
    mardios
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen15 halaman
    Bab V
    mardios
    Belum ada peringkat