2) Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik dan peralatan yang dibutuhkan
untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek. Aspek teknis, meliputi :
a. Peta lokasi dan lingkungan (posisi apotek terhadap sarana pelayanan kesehatan lain)
b. Tata letak bangunan
c. Interior dan peralatan teknis
(Anief, 2001).
3) Aspek Pasar
Dalam pendirian apotek, aspek pemasaran mendapat prioritas utama agar laju
perkembangan apotek sesuai dengan yang diharapkan Aspek ini diantaranya menyangkut
jumlah praktek dokter yang ada di sekitar apotek dan jumlah apotek pesaing di lokasi
tersebut. Aspek pasar meliputi :
a. Jenis produk yang akan dijual
b. Cara (dari mana, bagaimana) mendapatkan produk yang akan dijual
c. Bentuk pasar(Persaingan Sempurna, Monopoli, Oligopoli, Monopsoni)
d. Potensi pasar (Q = N.P)
e. Target pasar (Individu, Korporasi, Reseller)
f. Target konsumen
(Anief, 2001)
4) Aspek Keuangan
Aspek finansial ditujukan untuk memperkirakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan
untuk membangun dan kemudian untuk mengoperasikan apotek. Sumber pembiayaan apotek
dapat menggunakan dua sumber, yaitu : pertama modal sendiri, dapat satu orang pribadi atau
beberapa orang dengan pembagian saham. Kedua dapat dengan pinjaman dengan melalui
bank atau lembaga non bank. Aspek keuangan, meliputi :
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan (PBP, ROI, NPV, IRR, BEP)
Yaitu analisa yang berkenaan dengan biaya operasional dan biaya investasi. Penilaian
analisis keuangan tersebut dapat menggunakan analisis PBP, ROI, NPV, IRR, BEP
PBP : Pay Back Periode
ROI : Return On Investment
NPV : Net Present Value
IRR : Internal Rate of Return
BEP : Break Even Point
c. Cash Flow Analysis
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai aspek keuangan dilihat dari analisis Break Even
Point, Return on Investment dan Payback Periode dalam studi kelayakan.
Analisa BEP menunjukkan suatu keadaan kinerja suatu usaha pada posisi tidak
memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena pada posisi tersebut pada
omset tertentu laba yang diperoleh sama dengan biaya tetap yang dikeluarkan. Sehingga
dengan harga yang ada, omzet yang didapatkan, serta biaya yang dikeluarkan itu tidak akan
menderita kerugian. Dengan adanya BEP ini menjadi alat untuk menetapkan perkiraan omzet
yang harus didapatkan agar suatu usaha tidak merugi (Anief, 2001).
Analisa BEP berguna untuk :
1. Digunakan untuk perencanaan laba(Profit Planning)
2. Sebagai alat pengendalian (Controlling)
3. Sebagai alat pertimbangan dalam menentukan harga jual
4. Sebagai alat pertimbangan dalam mengambil keputusan perlu diketahui berapakah BEP-nya.
c) Payback Periode
Pay Back Period merupakan suatu analisa untuk mengetahui berapa lama modal yang kita
investasi akan kembali (balik modal). PBP merupakan rasio dari total investasi dibandingkan
dengan laba bersih. Pay Back Period dapat dihitung dengan rumus: