Anda di halaman 1dari 1

PMK No.

58 tahun 2014 ttg Standar dihentikan, riwayat alergi pasien serta efek
Pelayanan Kefarmasian di RS Baru samping Obat yang pernah terjadi. Khusus
BAB III untuk data alergi dan efek samping Obat,
PELAYANAN FARMASI KLINIK dicatat tanggal kejadian, Obat yang
A. Pelayanan Farmasi Klinik menyebabkan terjadinya reaksi alergi dan
Pelayanan farmasi klinik merupakan efek samping, efek yang terjadi, dan tingkat
pelayanan langsung yang diberikan keparahan.
Apoteker kepada pasien dalam rangka Data riwayat penggunaan Obat didapatkan
meningkatkan outcome terapi dan dari pasien, keluarga pasien, daftar Obat
meminimalkan risiko terjadinya efek pasien, Obat yang ada pada pasien, dan
samping karena Obat, untuk tujuan rekam medik/medication chart. Data Obat
keselamatan pasien (patient safety) sehingga yang dapat digunakan tidak lebih dari 3
kualitas hidup pasien (quality of life) (tiga) bulan sebelumnya.
terjamin. Semua Obat yang digunakan oleh pasien
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan baik Resep maupun Obat bebas termasuk
meliputi: herbal harus dilakukan proses rekonsiliasi.
1. pengkajian dan pelayanan Resep; b. Komparasi
2. penelusuran riwayat penggunaan Obat; Petugas kesehatan membandingkan data
3. rekonsiliasi Obat; Obat yang pernah, sedang dan akan
digunakan. Discrepancy atau
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan
5. konseling; ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data
6. visite; tersebut. Ketidakcocokan dapat pula terjadi
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO); bila ada Obat yang hilang, berbeda,
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO); ditambahkan atau diganti tanpa ada
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); penjelasan yang didokumentasikan pada
rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini
10. dispensing sediaan steril; dan
dapat bersifat disengaja (intentional) oleh
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah dokter pada saat penulisan Resep maupun
(PKOD); tidak disengaja (unintentional) dimana
Rekonsiliasi Obat dokter tidak tahu adanya perbedaan pada
Rekonsiliasi Obat merupakan proses saat menuliskan Resep.
membandingkan instruksi pengobatan c. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika
dengan Obat yang telah didapat pasien. menemukan ketidaksesuaian dokumentasi.
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah Bila ada ketidaksesuaian, maka dokter harus
terjadinya kesalahan Obat (medication dihubungi kurang dari 24 jam. Hal lain yang
error) seperti Obat tidak diberikan, harus dilakukan oleh Apoteker adalah:
duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi 1) menentukan bahwa adanya perbedaan
Obat. Kesalahan Obat (medication error) tersebut disengaja atau tidak disengaja;
rentan terjadi pada pemindahan pasien dari
2) mendokumentasikan alasan penghentian,
satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar
ruang perawatan, serta pada pasien yang penundaan, atau pengganti; dan
keluar dari Rumah Sakit ke layanan 3) memberikan tanda tangan, tanggal, dan
kesehatan primer dan sebaliknya. waktu di
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi Obat d. Komunikasi
adalah: Melakukan komunikasi dengan pasien
a. memastikan informasi yang akurat tentang dan/atau keluarga pasien atau perawat
Obat yang digunakan pasien; mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Apoteker bertanggung jawab terhadap
b. mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat
informasi Obat yang diberikan.
tidak terdokumentasinya instruksi dokter;
Pedoman teknis mengenai rekonsiliasi Obat
dan
akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
c. mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat
tidak terbacanya instruksi dokter. Jenderal.
Tahap proses rekonsiliasi Obat yaitu:
a. Pengumpulan data
Mencatat data dan memverifikasi Obat yang
sedang dan akan digunakan pasien, meliputi
nama Obat, dosis, frekuensi, rute, Obat
mulai diberikan, diganti, dilanjutkan dan

Anda mungkin juga menyukai