Anda di halaman 1dari 9

Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-

daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga
bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap
digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai.

Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons, laos satu ons Cara pembuatan: kunir dan
laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil
saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari
sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.

Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau kg, belerang tiga ons.Cara
pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 35 hari. Saring air rendaman tersebut dan
semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan
menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.

Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air liter.Cara
pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian
disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan
pada tanaman yang terserang hama.

Cara membuat perekat

Bahan dan alat :

1. Air panas 5 gelas kecil

2. Biji lerak 5 buah

3. Ember/ bak kecil dengan kapasitas 2 liter

4. Saringan

Cara membuat perekat pestisida nabati:

1. Masukkan 5 gelas air panas pada ember yang telah kita persiapkan

2. Masukkan 5 biji lerak kedalam 5 air panas tersebut

3. Setelah hangat-hangat kita remas-remas sampai hancur daging buahnya dan lepas
bijinya.

4. Kemudian saring dan ambil airnya.

Cara penggunaan perekat pestisida nabati :


1. Ambil perekat yang telah kita buat tadi dan encerkan dalam 1 tangki sprayer (kurang
lebih15 liter)

2. Masukkan pestisida nabati atau pupuk organik yang akan kita aplikasikan pada
tanaman.

3. Jangan lupa nyemprotnya sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 3 sore

Cara Tradisional Mengetahui Keasaman Tanah

Cara tradisional mengetahui keasaman tanah yang akan saya tulis ini hanya mendeteksi
kondisi tanah kita asam atau basa saja, tidak sampai mengukur berapa pH tanah kita. kalau
untuk mengetahui lebih berapa pH tanah kita harus menggunakan kertas pH indikator. Jika
ingin lebih spesifik lagi (lebih akurat) kita gunakan pH meter.

Langsung kita mulai saja praktek cara tradisional mengetahui keasaman tanahnya,

1. Ambil kunir sebesar jari telunjuk, potong jadi dua


3. Salah satu potongan kunir tadi, masukkan kedalam tanah basah yang akan kita ukur pH
nya
4. Tunggu sampai kira-kira sengah jam (30 menit)
5. Ambil kunir tesebut dan lihat warna bagian potongan kunir tersebut
6. Jika warna bagian yang terpotong tadi pudar berarti tanah kita asam.
7. pH tanah kita netral jika hasil potongan tadi berwarna tetap cerah. Akan tetapi jika warna
kunir tadi biru berarti tanah kita cenderung basa.
Walaupun cara tradisional mengetahui keasaman tanah tersebut tidak seakurat dengan
menggunakan kertas lakmus ataupun pH meter, tetapi paling tidak bisa menjadikan gambaran
kondisi pH tanah kita.

Microorganisme Nabati

1. Dari Batang Pisang


Bahan :
1. Batang pisang : 1 Kg
2. Nira /tetes : 1 Kg (Larutan gula 1/4 Kg :1 liter air)
3. Tempayan keramik /dari tanah liat
Cara membuatnya :
Batang pisang di iris-iris tipis (jangan di cincang), celupkan pada nira/tetes, di tata dalam
tempayan secara padat sampai batang pisang tertata semua. Kelebihan nira/tetes disiramkan
pada batang pisang dalam tempayan lalu tutup yang rapat, setelah dua minggu batang pisang
dalam tempayan di remas-remas airnya di saring. Jadilah pupuk cair tersebut.
Penggunaan:
Untuk pupuk daun, gunakan dua sendok makan untuk satu tangki, kemudian semprotkan
pada tanaman.
2. Mikro Organisme Nabati Dari Sari Buah
Bahannya :
Semua buah, buah apa saja yang telah tua dan masak (nanas, jeruk atau mangga).
Tetes / nira kelapa atau aren/gula pasir yang diencerkan seperti tetes. ( larutan gula =
gula = 1 liter air)
Cara membuatnya :
Buah yang sudah tua dan masak diblender atau dihancurkan sampai halus, lalu disaring
diambil air sari buahnya, air sari buah ini dicampur dengan tetes. Perbandingannya adalah 1 :
1 ( 1liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes).

Cara penggunaannya :
1 sendok makan cairan mikro organisme nabati dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan
pada :
Pembuatan kompos / bokasi.
Tanaman padi, palawija ataupun sayuran.

Cairan mikro organisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikro organisme yang ada
didalam tanah, sehingga tanah menjadi tanah menjadi gembur.

Fusngisida Alami

Fungsi fungisida adalah untuk membasmi jamur yang menyerang tanaman. Berbagai tanaman
yang sering diserang jamur adalah tomat, cabai, dan kentang ataupun tanaman lain.

Cara membuat fungisida :


Bahan

1. Jahe 1 kg
2. Lengkuas 1 Kg
3. kunyit 1 Kg
4. labu siam
Cara membuat :
Keempat bahan tersebut diparut lalu diperas dan disaring diambil airnya. Masukkan air
saringan tersebut ke dalam botol atau tempat air lainnya untuk persedianan sewaktu-waktu.
Pemakaian :

Untuk pemakaian campurlah setiap 1 liter air dengan 20 cc larutan fungisida tersebut.. Jika
diperlukan untuk bahan perekat lain dan sekaligus sebagai protein bagi tanaman tambahkan 2
butir telur ayam untuk campuran fungisida alami

2. Mengendalikan Jamur / Cendawan :


Bahan : Kunir 1 Kg. Jahe 1 Kg dan Laos 1 kg
Cara membuatnya :
Ketiga bahan trsebut diparut dan diperas diambil airnya, air peresan dapat mengendallikan
jamur/cendawan pada tanaman buah-buahan.
Penggunaannya :
Dua sendok makan peresan bahan dicampur dengan air 10-15 liter lalu disemprotkan pada
tanaman yang terkena serangan jamur ( sebagai penangkal jamur ).

3. Mengendalikan Jamur / Cendawan antraknose/patek dan bercak ungu (alternaria porii):


Bahan : Kunir , Jahe, Kencur dan Laos
Cara membuatnya :
Semua bahan total beratnya 1 kg dengan berat masing-masing kira-kira sama. Ditumbuk
halus (di blender), setelah berbentuk pasta campurkan 3 liter air.
Lalu ditambahkan Gambir 1 butir, 1ons gula pasir dan 1 liter EM4 (mikroorganisme).
Larutan didiamkan selam 7 hari
Penggunaannya :
2 cc/ liter air

Nematisida Alami

Kenikir untuk membasmi nematoda

Kenikir selain daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, kenikir yang berwarna
bunganya berlainan dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami.
Bahan :
1 kg bunga kenikir (kenikir) bisa juga ditambahkan bahan-bahan lain.
Cara membuat :
Tempatkan 1 kg bunga kenikir dalam tempat bisa dari plastik atau gerabah. Tuangkan
air mendidih sebanyak 10 liter dan diamkan selama 24 jam. saringlah dan ambil airnya.
Cara Penggunaan :
Air larutan tersebut disiramkan pada lahan tanaman yang terkenan nematoda akar.

Pupuk Organik Memperbesar Buah

Hai salam kenal, saya Robertus Oky Hartono, kali ini saya ingin share tentang bagaimana
membuat pupuk organik yang bisa memperbesar buah yang berupa pupuk cair. Pupuk ini di dapat
dari penyuluhan di RT saya. Awalnya saya memiliki tanaman jeruk nipis / jeruk pecel (kalau di daerah
saya) yang berbuah banyak. Setelah mendapat penyuluhan tersebut saya mencoba mempraktekkan
pada tanaman jeruk nipis yang saya miliki di rumah. Tanpa basa-basi lagi kita langsung saja ke TKP,
hehehe

Cara membuat pupuk ;


1. Kita siapkan buncis kg, yang di potong tipis ,

2. Siapkan tape singkong 2 bungkus, kalau di tempat saya harganya Rp 2000, - sudah dapat 2
bungkus,

3. Siapkan pula tempe yang sudah membusuk tapi jangan sampai keluar ulatnya, hehehe 3
lembar ( saya menggunakan tempe bungkus yang kecil, kalau pakai yang lembaran besar bisa
di kira-kira sendiri )

4. Gula pasir 1 sdm,

5. Kemudian masukkan ke wadah (saya menggunakan botol minuman ukuran 1,5 L, kalau
menggunakan wadah yang lebih besar bisa di kira-kira sendiri perbandingan bahan di atas)
masukkan semua bahan di atas dan campur dengan air kira-kira 1,5 karena yang saya
gunakan botol minum ukuran 1,5 L, setelah itu tutup rapat botolnya dan di diamkan selama
minimal 1 minggu baru bisa di gunakan untuk pupuk cair bagi tanaman.

Ini hasilnya setelah 3 minggu

Cara memberikan pupuk pada tanaman ;

Setelah di diamkan selama 1 minggu atau lebih kita campur dengan air 3-5 liter dan siram pada
tanaman yang buahnya ingin kita buat besar. Lakukan penyiraman 1 minggu sekali secara rutin.
Mengetahui pH Tanah Secara Tradisional

Seperti kita ketahui bersama pH tanah sangatlah penting dalam ilmu pertanian karena pH
tanah akan menentukan kesuburan suatu tanaman. Kenapa demikian? Karena pH tanah sangat
menentukan bisa atau tidak suatu unsur hara dalam tanah diserap oleh akar tanaman.

pH adalah tingkat keasaman atau suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH
antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai
nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7,
sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai
alkaline) dengan nilai pH 7 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.

Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit diserap tanaman,
demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya
yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang
kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja (cenderung netral).

Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi
tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0
hingga 7,0.

Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer


menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule
akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana
tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.

Sebagai contoh kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0.
Kacang tanah tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman
termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan
ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.

Jika larutan tanah terlalu asam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain
yang mereka butuhkan. Pada tanah asam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar
untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Pengukuran pH tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan kertas lakmus, pH
indikator dan pH meter dan secara tradisional. Pengukuran yang paling akurat adalah
menggunakan pH meter, namun sayang alat tersebut sangatlah mahal sehingga kurang
terjangkau bagi kita para petani kecil. Oleh karena itu kita hanya akan membahas cara
menggunakan kertas lakmus atau pH indikator yang harganya sangat terjangkau oleh kantong
kita dan pengukuran secara tradsional.

Mengetahui pH Tanah Menggunakan Kertas Lakmus atau pH Indicator

Alat dan Bahan:

1. Kertas lakmus atau pH indikator

2. Air bening

3. Gelas

4. Sendok teh

5. Sampel tanah (cara mengambil sample tanah: ambil tanah kering dari empat ujung dan
tengah-tengah lahan kita, campurkan secara merata, jemur beberapa jam supaya kering. Ini
bertujuan agar tanah yang akan diukur pHnya merupakan bagian yang rata dari lahan kita)

Cara pengukuran:

1. Ambil sedikit sample tanah dan air bening dengan perbandingan 1 : 1

2. Masukkan dalam gelas


3. Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)

4. Biarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi memisah (tanahnya
mengendap)

5. Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator
kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya.

6. Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya.

7. Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH
indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya.

Mengetahui pH Tanah Secara Tradisional

Cara tradisional mengetahui keasaman tanah ini hanya mendeteksi kondisi tanah kita asam
atau basa saja, tidak sampai mengukur berapa pH tanah. Kalau untuk mengetahui lebih
berapa pH tanah kita harus menggunakan kertas pH indikator. Jika ingin lebih spesifik lagi
(lebih akurat) kita gunakan pH meter.

Bahan yang diperlukan hanyalah kunyit atau kunir, berikut ini langkah-langkahnya:

1. Ambil kunyit sebesar jari telunjuk

2. Potong jadi dua

3. Salah satu potongan kunyit tadi, masukkan kedalam tanah basah yang akan kita ukur pH nya

4. Tunggu sampai kira-kira sengah jam (30 menit)

5. Ambil kunyit tesebut dan lihat warna bagian potongan kunyit tersebut

6. Jika warna bagian yang terpotong tadi pudar berarti tanah kita asam.

7. pH tanah kita netral jika hasil potongan tadi berwarna tetap cerah.

8. Akan tetapi jika warna kunyit tadi biru berarti tanah kita cenderung basa.

Anda mungkin juga menyukai