Anda di halaman 1dari 3

PORTFOLIO PENEGAKKAN DIAGNOSIS PLASENTA PREVIA DAN DIAGNOSIS

BANDING PERDARAHAN ANTE PARTUM


dr. Sona Junia Gratifa

Subyektif
Pasien Wanita usia 28 tahun, hamil 8 bulan dengan HPHT 24-8-2014. Pasien datang
dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 30 menit yang lalu, darah merah segar,
jumlah 50 cc, keluar lendir campur darah (-) keluar air-air yang banyak (-), nyeri perut
menjalar ke ari-ari (-). Pasien belum pernah mengeluhkan keluhan seperti ini sebelumnya.
Pasien hamil anak ke-dua, anak pertama meninggal saat dilahirkan, riwayat keguguran (-).

Objective
Kesadaran: komposmentis kooperatif
TTV : TD 110/70 mmHg Frekuensi nafas 20x/i
Suhu 36,50C Frekuensi nadi : 84x/i
Leopold 1 : TFU 28 cm
Leopold 2 : punggung kanan, DJJ : 142 x/menit
Leopold 3 : teraba bagian keras janin, melenting
Leopold 4 : belum masuk PAP

Inspekulo : vulva vagina tenang, tampak darah menggumpal di forniks posterior, warna
merah segar, darah mengalir dari OUE, porsio terbuka.

Assessment
Diagnosis banding Perdarahan Ante Partum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam semasa kehamilan dimana umur
kehamilan telah melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari 1000 gram atau perdarahan
antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada akhir usia kehamilan
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah raahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Ciri yang
menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa rasa
nyeri. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas dan darah
berwarna merah segar. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.
Perdarahan kembali terjadi tanpa suatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian,
jadi berulang. Pada setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti
mengalir.
Perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam kehamilan lanjut biasanya
menderita plasenta previa atau solusio plasenta. Gambaran klinik yang klasik sangat
menolong membedakan antara keduanya.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir. Gejala dan tanda klinik yang klasik dari solusio plasenta adalah
terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina, rasa nyeri perut dan uterus
tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. Dalam banyak hal diagnosis bisa
ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinik yaitu perdarahan melalui vagina, nyeri pada
uterus, kontraksi tetanik pada uterus, dan pada solusio plasenta yang berat terdapat kelainan
denyut jantung janin pada pemeriksaan dengan KTG.

Planning
Diagnosis
Setiap perdarahan ante partum curigai plasenta previa sampai terbukti bahwa
perdarahan bukan disebabkan oleh plasenta previa. Dari anamnesis didapatkan perdarahan
pervaginam setelah usia kehamilan lebih dari 22 minggu, tanpa nyeri dan tanpa sebab yang
jelas. Pada pemeriksaan luar didapatkan bagian terbawah janin belum masuk pintu atas
panggul. Inspekulo didapatkan asal perdarahan dari ostium uteri eksterna. Penentuan letak
plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotop dan USG.
Sedangkan penentuan letak plasenta secara langsung dilakukan dengan perabaan forniks.
Teraba lunak bila terdapat plasenta diantara kepala janin dan jari pemeriksa, padat bila tidak
terdapat plasenta. Serta melalui pemeriksaan canalis servikalis apakah teraba kotiledon atau
tidak. Penentuan letak plasenta secara langsung berbahaya karena dapat menimbulkan
perdarahan yang sangat banyak.
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan keluar darah merah segar tanpa
rasa nyeri dan tanpa sebab yang jelas. Pemeriksaan inspekulo didapatkan darah mengalir dari
OUE. Pasien ini didiagnosis dengan plasenta previa. Untuk penentuan letak plasenta
diperlukan pemeriksaan USG.
Terapi
Instruksi dr.Didik, Sp.OG :
IVFD RL guyur 1 kolf
Selanjutnya D5 : NaCl 1:1 25 tetes per menit makro
Injeksi Dexametason 2 x 1 ampul
Profenid supp I
Observasi DJJ dan jumlah perdarahan

Edukasi
Setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimestes kedua atau
trimester ketiga harus dirawat dalam rumah sakit dan diminta istiraha baring. Jika kemudian
ternyata perdarahan tidak banyak dan berhenti serta janin dalam keadaan sehat dan masih
prematur dibolehkan pulang dilanjutkan dengan rawat rumah atau rawat jalan dengan syarat
telah mendapat konsultasi yang cukup dengan pihak keluarga agar dengan segera kembali ke
rumah sakit bila terjadi perdarahan ulang, walaupun kelihatannya tidak mencemaskan. Pada
keadaan yang kelihatan stabil dalam rawatan di luar rumah sakit hubungan suami istri dan
kerja rumah tangga dihindari. Perdarahan dalam trimester ketiga perlu pengawasan lebih
ketat dengan istirahat baring yang lebih lama dalam rumah sakit dan dalam keadaan yang
serius cukup alasan untuk merawatnya sampai melahirkan.

Daftar Pustaka
1. Prawihardjo S, Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Bina
pustaka.Jakarta.2009:38:492-521
2. Cunningham, F Gary at all. William obstetric 21th edition. United States of America : the
mcGraw hill companies.2001

Anda mungkin juga menyukai