Anda di halaman 1dari 9

2.

3 POST PARTUM PSIKOSA

2.3.1 PENGERTIAN POST PARTUM PSIKOSA


Post partum psikosa dalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6
minggu setelah melahirkan.

2.1 DEFINISI
Psikosa adalah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan pribadi seseorang,
sehingga orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-
norma yang wajar dan berlaku umum.
Psikoneurossa adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian kepribadian,
sehingga orang-orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan -
pekerjaan biasa atau masih dapat belajar dan jarang memerlukan perawatan khusus
di rumah sakit.
Psikopat merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan kesulitan
penyesuaian diri atau timbul akibat ketidakmampuan untuk mengikuti norma norma
yang ada dilingkungan. Penderita memperlihatkan adanya sikap egosentris yang
besar, seolah-olah patokan untuk semua perbuatan adalah dirinya sendiri. Ciri
lainnya adalah keinginan un tuk menguntungkan diri sendiri tanpa memperdulikan
pihak lain.
Dalam bentuk yang ringan, gannguan kejiwaan seperti diatas disebut dengan
character disorser yang dapat kita lihat, misalnya pada seseorang yang eksentrik
yang berdandan sesuai dengan seleranya sendiri tanpa memperdulikan apakah
dandanannya tersebut akan jadi bahan tertawaan atau tidak.
Psikosa pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan
waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi
kira-kira 3-4 minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang
timbul akibat penyebab organic maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukkan
gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu, sehingga
kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
Psikosa postpartum adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6
minggu setelah melahirkan.
Psikosa terbagi dalam dua golongan besar, yaitu :
Psikosa fungsional
Merupakan gangguan psikologis yang faktor penyebabnya terletak pada
aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat
keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang
terjadi dalam kehidupan seseorang.

Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas
sebab-sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang
dalam jiwa seseorang.

2.3.3 GEJALA POST PARTUM PSIKOSA


Gejala yang sering terjadi adalah:
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Gangguan saat tidur
4. Obsesi mengenai bayi

2.2 FAKTOR RESIKO

Riwayat psikosis, gangguan bipolar (GB) atau skizofrenia


Riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar, atau skizofrenia
Berulang pada 20 50 % kasus.
Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifatepisodik
dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan
campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup
Skizofrenia : gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran
fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.
Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif
seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada
Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan
diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.

Wanita dengan riwayat pribadi psikosis, gangguan bipolar atau


skizofrenia memiliki peningkatan risiko mengembangkan psikosis postpartum.
Demikian juga, wanita yang memiliki riwayat keluarga psikosis, gangguan
bipolar atau skizofrenia memiliki kesempatan lebih besar untuk
mengembangkan gangguan tersebut. Additonally, wanita yang telah memiliki
insiden masa lalu postpartum psikosis adalah antara 20% dan 50% lebih
mungkin mengalami lagi dalam masa kehamilan.

2.3 ETIOLOGI

Faktor sosial kultural ( dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau


etnik )
Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi
)
Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor kepribadian,
riwayat mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional dll )
Faktor keturunan
Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
Perubahan hormonal yang cepat.
Masalah medis dalam kehamilan ( pre-eklampsia, DM ).
Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan
orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
Merasa terisolasi.
Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ), ketakutan terhadap suatu
masalah, ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak sempurna.

Disamping itu, disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau


masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut
mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.

2.4 EPIDEMIOLOGI
1 di antara 1000 ibu baru
2.5 ANAMNESIS
Onsetnya mendadak, 2-4 minggu setelah pelahiran. Sebagian besar
muncul dengan depresi, tetapi 1/3 dapat muncul dengan mania (suasana hati
yang elasi.iritabel, disinhibisi.bertindak semaunya, perhatiannya mudah
teralihkan, aktivitas berlebihan, pemboros, suka menyerang, tidak banya bicara,
loncat gagasan/flight of idea, kurang tidur), halusinasi, waham, kebingungan,
kurangnya tilikan.

2.6 PATOFISIOLOGI
Kesehatan jiwa wanita sangat mempengaruhi kesehatan wanita. Pada
usia produktif gangguan kesehatan wanita sering berhubungan dengan perannya
sebagai istri, ibu dan pekerja, kondisi kesehatan fisik terutama kondisi bagian
tubuh yang menjadi simbol kewanitaan, penganiayaan fisik dan mental. Proses
berduka, kemurungan dan psikosa pasca melahirkan, serta bunuh diri yang
merupaka reaksi negatif dari ganggguan terhadap kesehatan jiwa.
Penelitian psikodinamik menunjukkan, pada gangguan psikiatrik pasca
persalinan terdapat konflik antar ibu dengan perannya sebagai ibu yang harus
mengasuh anaknya, dengan kelahiran anaknya dan hubungan dengan suaminya.
Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai
ibu yang tidak dapat berkomunikasi dengan bayinya, menghambat ibu
menemukan jati dirinya, dan merupakan hambatan dini hubungan timbal balik
antara ibu dan anak.
Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pascapersalinan bukan
suatu sindrom psikiatrik yang baru, tapi merupakan gangguan yang biasa
didapat, antara lain postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis
postpartum. Gangguan ini dapat terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6
minggu pasca melahirkan. Bahkan marce sosiety mengemukakan psikosa ini
dapat terjadi sampai 1 tahun setelah melahirkan.
Gejala yang dapat timbul pada masa ini sangat berat, berbahaya dan
merupakan kondisi darurat sebab penderita dapat membahayakan diri sendiri
dan mengganggu lingkungannya,seperti tindakan bunuh diri dan membunuh
bayinya. Gangguan nonpsikotik pada periode pascapersalinan cukup tinggi,
penelitian menunjukkan 20-40% wanita hamil mengalami gangguan emosional
atau disfungsi kognitif, ataupun keduanya. Angka kejadian psikosis
pascapersalinan adalah 1-2 per 1000 kelahiran dari seluruh wanita
pascapersalinan.Umumnya gangguan psikiatrik pasca melahirkan timbul
setelah hari ke 3 pasca persalinan.
2.7 TANDA DAN GEJALA
2.7.1 Gejala awal :
Perasaan sedih, kecewa dan putus asa
Sulit tidur atau imsomnia
Sering menangis
Gelisah, cemas dan iritable yang berlebihan
Merasa Letih dan lelah
Semangat menurun ataupun kehilangan sensasi menyenangkan
Mudah tersinggung / labil
Sakit kepala
Peningkatan ataupun penurunan berat badan secara tiba-tiba
Memperlihatkan penurunan minat pada bayinya
Menolak makan dan minum

2.7.2 Gejala lanjutan :


Curiga berlebihan
Kebingungan
Sulit konsentrasi
Bicara meracau atau inkoheren
Irasional
Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang )
Agresif
Impulsif ( bertindak diluar kesadaran )
Walaupun banyak wanita pasca melahirkan mengalami depresi
postpartum tapi tidak semuanya berlanjut menjadi psikosa postpartum. Tapi
setiap psikosa postpartum pasti di awali oleh depresi pospartum dan bisa sampai
melukai diri sendiri bahkan membunuh anak-anaknya.
Gejala yang sering terjadi adalah:
1. delusi
2. halusinasi
3. gangguan saat tidur
4. obsesi mengenai bayi
2.8 GEJALA KLINIK
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood
secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam
waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam
beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh
sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.
2.9 PEMERIKSAAN

a. Ibu : bertindak semaunya, berbusana tidak sesuai


b. Bayi : bukti adanya penelantaran

2.10 PATOLOGI
Tidak ada patologi yang dapat diidentifikasi

2.11 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang

2.12 PENANGANAN
Respon yang terbaik dalam menangani kasus psikosis pospartum ini
adalah kombinasi antara psikoterapi, lingkungan sekitar ibu dan medikasi seperti
antidepresan, jika tidak memungkinkan untuk ibu dirawat dirumah sebaiknya
ibu dirawat dirumah sakit. Libatkan anggota keluarga dalam penanganan
terutama suami sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat
ibu terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkan ibu.
2.13 PENCEGAHAN
Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas dari
ancaman depresi dan psikosa postpartum, yaitu :
Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum,
sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka
akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan
makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga
membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang
berlebihan.
Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang
ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai
masalah, segera beritahukan kepada orang yang dipercaya ataupun orang
yang terdekat.
Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan
pospartum sangat penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada
disamping ibu setiap ada kesulitan.
Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca
buku-buku yang dibutuhkan.
Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan
golakan perasaan yang terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang
belum stabil, bisa ibu curahka dengan memasak atau membersihkan rumah.
Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat
mengatasi rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai
perubahan yang ibu rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.

2.14 PENATALAKSANAAN
Postpartum kejiwaan dianggap menjadi darurat kesehatan mental. Oleh
karena itu memerlukan perhatian segera. Hal ini dikarenkan wanita yang
menderita penyakit kejiwaan tidak selalu mampu atau bersedia untuk berbicara
dengan seseorang tentang disorder-nya, mereka kadang-kadang membutuhkan
pasangan atau anggota keluarga yang lain untuk membantu mereka
mendapatkan penanganan medis yang mereka butuhkan. Kondisi ini biasanya
diatasi dengan pemberian obat, biasanya obat antipsikosis dan terkadang obat
antidepresan dan/ atau antiansietas.
Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling dan
dukungan psikologis kelompok. Dengan perawatan dengan baik, sebagian besar
perempuan dapat pilih dari kekacauan.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya
harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan
psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.
Saran kepada penderita untuk:
1. beristirahat cukup
2. mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
3. bergabung dengan orang-orang yang baru
4. bersikap fleksible
5. berbagi cerita dengan orang terdekat
6. sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Tatalaksana juga dapat berupa :
Penilaian psikiatrik (termasuk risiko bunuh diri dan risiko terhadap bayi).
Perawatan di unit psikiatri (jika mungkin ke unit spesialis ibu dan bayi). Obat
antidepresan oral, neuroleptika (gunakan secara hati hati jika menyusui).

2.10 PENGOBATAN

Idem dg depressi
Jika diperkirakan menimbulkan ancaman bagi diri sendiri atau orang lain
: dirawat di rumah sakit.
Obat2 : anti psikotik, antidepressan dan anti ansietas.

2.11 KOMPLIKASI
Bunuh diri
Penelantaran anak
Pengasuhan yang tidak sesuai
Berpikir untuk menyakiti
Pembunuhan bayi
2.12 PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek baik. 20% mengalami psikosis masa nifas yang
berulang. 50 % mengalami episode psikosis berulang.

Anda mungkin juga menyukai