Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak
ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang
mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang
lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang mempunyai dampak lebih buruk
terutama dalam hubungan perkawinan dengan suami dan perkembangan anknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan
post partum psikosa.
Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelahh persalinan.
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Post partum psikosa dalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu
setelah melahirkan.
3.2 SARAN
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://bukankuyg biasa.blogspot.com/2007/02/depresi-post-partum.htm/
2. http://fadlans world-sheikh famili-depresi pasca melahirkan
3. http://klinis.wordpress.com/2007/12/29/depresi-post partum/
4. http://rinie.info/2008/05/05/post-psrtum-blues-aka-baby-blues/
5. http://www.indocina.net/viewtopic.php
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI
Psikosa adalah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan pribadi seseorang,
sehingga orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma
yang wajar dan berlaku umum.
Psikoneurossa adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian kepribadian,
sehingga orang-orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan -pekerjaan
biasa atau masih dapat belajar dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
Psikopat merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan kesulitan penyesuaian
diri atau timbul akibat ketidakmampuan untuk mengikuti norma norma yang ada
dilingkungan. Penderita memperlihatkan adanya sikap egosentris yang besar, seolah-
olah patokan untuk semua perbuatan adalah dirinya sendiri. Ciri lainnya adalah
keinginan un tuk menguntungkan diri sendiri tanpa memperdulikan pihak lain.
Dalam bentuk yang ringan, gannguan kejiwaan seperti diatas disebut dengan
character disorser yang dapat kita lihat, misalnya pada seseorang yang eksentrik yang
berdandan sesuai dengan seleranya sendiri tanpa memperdulikan apakah dandanannya
tersebut akan jadi bahan tertawaan atau tidak.
Psikosa pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan
waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-
kira 3-4 minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul
akibat penyebab organic maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukkan gangguan
kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi,
menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk
memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
Psikosa postpartum adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6
minggu setelah melahirkan.
Psikosa terbagi dalam dua golongan besar, yaitu :
Psikosa fungsional
Merupakan gangguan psikologis yang faktor penyebabnya terletak pada aspek
kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa
juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan
seseorang.
Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-
sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa
seseorang.
2.3 ETIOLOGI
Faktor sosial kultural ( dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik )
Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor kepribadian, riwayat
mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional dll )
Faktor keturunan
Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
Perubahan hormonal yang cepat.
Masalah medis dalam kehamilan ( pre-eklampsia, DM ).
Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan orang
lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
Merasa terisolasi.
Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ), ketakutan terhadap suatu masalah,
ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak sempurna.
Disamping itu, disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah
psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai
resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.
2.4 EPIDEMIOLOGI
1 di antara 1000 ibu baru
2.5 ANAMNESIS
Onsetnya mendadak, 2-4 minggu setelah pelahiran. Sebagian besar muncul dengan
depresi, tetapi 1/3 dapat muncul dengan mania (suasana hati yang elasi.iritabel,
disinhibisi.bertindak semaunya, perhatiannya mudah teralihkan, aktivitas berlebihan,
pemboros, suka menyerang, tidak banya bicara, loncat gagasan/flight of idea, kurang
tidur), halusinasi, waham, kebingungan, kurangnya tilikan.
2.6 PATOFISIOLOGI
Kesehatan jiwa wanita sangat mempengaruhi kesehatan wanita. Pada usia produktif
gangguan kesehatan wanita sering berhubungan dengan perannya sebagai istri, ibu dan
pekerja, kondisi kesehatan fisik terutama kondisi bagian tubuh yang menjadi simbol
kewanitaan, penganiayaan fisik dan mental. Proses berduka, kemurungan dan psikosa
pasca melahirkan, serta bunuh diri yang merupaka reaksi negatif dari ganggguan
terhadap kesehatan jiwa.
Penelitian psikodinamik menunjukkan, pada gangguan psikiatrik pasca persalinan
terdapat konflik antar ibu dengan perannya sebagai ibu yang harus mengasuh anaknya,
dengan kelahiran anaknya dan hubungan dengan suaminya. Konflik ini mempunyai
peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai ibu yang tidak dapat
berkomunikasi dengan bayinya, menghambat ibu menemukan jati dirinya, dan
merupakan hambatan dini hubungan timbal balik antara ibu dan anak.
Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pascapersalinan bukan suatu sindrom
psikiatrik yang baru, tapi merupakan gangguan yang biasa didapat, antara lain
postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis postpartum. Gangguan ini dapat
terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6 minggu pasca melahirkan. Bahkan marce
sosiety mengemukakan psikosa ini dapat terjadi sampai 1 tahun setelah melahirkan.
Gejala yang dapat timbul pada masa ini sangat berat, berbahaya dan merupakan
kondisi darurat sebab penderita dapat membahayakan diri sendiri dan mengganggu
lingkungannya,seperti tindakan bunuh diri dan membunuh bayinya. Gangguan
nonpsikotik pada periode pascapersalinan cukup tinggi, penelitian menunjukkan 20-
40% wanita hamil mengalami gangguan emosional atau disfungsi kognitif, ataupun
keduanya. Angka kejadian psikosis pascapersalinan adalah 1-2 per 1000 kelahiran dari
seluruh wanita pascapersalinan.Umumnya gangguan psikiatrik pasca melahirkan timbul
setelah hari ke 3 pasca persalinan.
2.9 PEMERIKSAAN
2.10 PATOLOGI
Tidak ada patologi yang dapat diidentifikasi
2.12 PENANGANAN
Respon yang terbaik dalam menangani kasus psikosis pospartum ini adalah
kombinasi antara psikoterapi, lingkungan sekitar ibu dan medikasi seperti antidepresan,
jika tidak memungkinkan untuk ibu dirawat dirumah sebaiknya ibu dirawat dirumah
sakit. Libatkan anggota keluarga dalam penanganan terutama suami sehingga dapat
dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan
dibutuhkan ibu.
2.13 PENCEGAHAN
Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas dari ancaman
depresi dan psikosa postpartum, yaitu :
Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum,
sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera
mendapatkan penanganan yang tepat.
Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan
dan tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan
selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih
rileks dan lebih menguasai emosional yang berlebihan.
Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu
inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera
beritahukan kepada orang yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum
sangat penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada
kesulitan.
Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-
buku yang dibutuhkan.
Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan
perasaan yang terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa
ibu curahka dengan memasak atau membersihkan rumah.
Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat
mengatasi rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang
ibu rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.
2.14 PENATALAKSANAAN
Postpartum kejiwaan dianggap menjadi darurat kesehatan mental. Oleh karena itu
memerlukan perhatian segera. Hal ini dikarenkan wanita yang menderita penyakit
kejiwaan tidak selalu mampu atau bersedia untuk berbicara dengan seseorang tentang
disorder-nya, mereka kadang-kadang membutuhkan pasangan atau anggota keluarga
yang lain untuk membantu mereka mendapatkan penanganan medis yang mereka
butuhkan. Kondisi ini biasanya diatasi dengan pemberian obat, biasanya obat
antipsikosis dan terkadang obat antidepresan dan/ atau antiansietas.
Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling dan dukungan
psikologis kelompok. Dengan perawatan dengan baik, sebagian besar perempuan dapat
pilih dari kekacauan.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus
lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar
tidak merasa kehilangan perhatian.
Saran kepada penderita untuk:
1. beristirahat cukup
2. mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
3. bergabung dengan orang-orang yang baru
4. bersikap fleksible
5. berbagi cerita dengan orang terdekat
6. sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Tatalaksana juga dapat berupa :
Penilaian psikiatrik (termasuk risiko bunuh diri dan risiko terhadap bayi). Perawatan di
unit psikiatri (jika mungkin ke unit spesialis ibu dan bayi). Obat antidepresan oral,
neuroleptika (gunakan secara hati hati jika menyusui).
2.10 PENGOBATAN
Idem dg depressi
Jika diperkirakan menimbulkan ancaman bagi diri sendiri atau orang lain :
dirawat di rumah sakit.
Obat2 : anti psikotik, antidepressan dan anti ansietas.
2.11 KOMPLIKASI
Bunuh diri
Penelantaran anak
Pengasuhan yang tidak sesuai
Berpikir untuk menyakiti
Pembunuhan bayi
2.12 PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek baik. 20% mengalami psikosis masa nifas yang berulang. 50
% mengalami episode psikosis berulang.