3
3
3. CORPORATE Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2007 sampai hari ini
terus menjadi pembicaraan. Banyak yang pro, banyak kontra dan banyak juga
yang netral atau tidak mau tahu. Bagi yang kontra melihat pasal dalam UU
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pada pasal 74 berisi
Indonesia seperti Kamar Dagang Indonesia (Kadin), IWAPI dan HIMPI yang
Para pengusaha yang tergabung dalam Kadin, IWAPI dan HIMPI meminta
judicial review terhadap pasal dalam UU No 40 tahun 2007 itu kepada MK.
Para perusahaan Indonesia yang kontra untuk melaksanakan CSR karena pada
pasal 74 yakni pertama UU No 40 tahun 2007 itu harus jelas dengan Peraturan
Hal itu karena pada pasal 74 itu disebutkan untuk masyarakat setempat yang
memunculkan pertanyaan, masyarakat setempat yang mana. Ketiga kontra
Tiga alasan kontra dengan pasal 74 itu bisa dipahami. Sebab perusahaan di
seperti itu belum ada di Indonesia sehingga eksistensi CSR kurang jelas dan
tentang PT yang memunculkan kontra, pro dan netral (tidak mau tahu) dengan
Sementara CSR bukan barang baru bagi perusahaan di berbagai belahan dunia
seperti Eropa, Inggeris, Prancis dan lainnya. Namun, konsep CSR dan bentuk
CSR itu tidak sama dengan yang ada di Indonesia. Cara pendekatan dan
perusahaan.
luar negeri umumnya karena melekatkan CSR itu pada strategi berbisnis,
sangat kuat posisinya dalam pasar mesin pesawat terbang karena berhasil
membuat mesin pesawat jauh lebih hemat dalam konsumsi bahan bakar.
Konsep CSR yang memiliki nilai inovasi merupakan hasil kolaborasi dari
komitmen untuk membuat berbagai produk yang lebih ramah lingkungan dan
Konsep CSR yang melestarikan lingkungan hidup merupakan tujuan ideal dari
CSR itu. Contoh sederhana, bila ada aktivitas perusahaan di satu daerah maka
ada perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS) pada satu daerah, maka masyarakat
sekitar di daerah itu akan maju dan berkembang. CSR dari PKS itu adalah
para petani memiliki lahan pertanian maka akan menjadi petani kepala sawit
yang tangguh.
CPO, menjadi pengusaha rumah makan. Bagi masyarakat yang tidak memiliki
maka apa bila UU tentang PT pada pasal 74 menjadi kewajiban jelas tumpang
untuk kebaikan perusahaan itu sendiri, sesuai prinsip dari CSR untuk
melaksanakan CSR yang tidak dimulai dari regulasi (atau tidak membuat
regulasi) atas CSR, tetapi mendorong perusahaan dengan nonregulasi. Hal itu
tepat karena regulasi berpotensi untuk memindahkah apa yang menjadi beban
APBN dan APBD. Dapat dibayangkan bila yang demikian dilakukan maka
ketika projek selesai maka pemerintah atau oknum yang ada di pemerintahan
Kondisi ini berpeluang besar untuk korupsi, maka hakekat CSR menjadi
kabur, pada hal CSR merupakan bagian dari perusahaan untuk tumbuh,
Fadmin P
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR)
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu
bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen.
CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun
perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang
berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR
diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang
berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mewujudkan pembangunan
berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan
dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate
culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya
masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk
berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem
ketatanegaraan.
Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan
"perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh
Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya
sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa
lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian
bea siswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan
mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil
bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik dimata
komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan
serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama
triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan
berbagai kegiatan sosial di atas.
"dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi
paling berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun
harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama.setiap keputusan
yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka
tanggung jawab tersebut."
Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200
perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan"
(sustainable development) yang menyatakan bahwa:
" CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan
taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".
Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh
Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of
Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23
negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60%
mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap
lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand
image-lah yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang
mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial,
ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan
CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari
perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang
kekurangan perusahaan tersebut.
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu
ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
Sumberdaya manusia
Manajemen risiko
Membedakan merek
Ijin usaha
Motif perselisihan bisnis
AJAIBNYA SEDEKAH
Allah adalah MAHA MENEPATI JANJI, dan apa yang tertulis di Alqur'an adalah
apa yang langsung diserukan Allah kepada umatnya. Adalah sebuah kerugian
besar jika kita tidak yakin akan perkataan langsung Allah tersebut. Coba anda
baca dan renungkan apa yang langsung diserukan Allah tentang sedekah di bagian
bawah ini:
Dalam ayat ini Allah dengan jelas mengatakan akan melipat gandakan, DENGAN
LIPAT GANDA YANG BANYAK bagi siapa saja yang gemar sedekah. Di akhir
kalimat ditekankan bahwa hanya Allah-lah yang bisa melapangkan atau
menyempitkan rejeki makhluk ciptaanNya.
Dalam ayat ini Allah menjanjikan bagi siapa saja yang mau bersedekah, Allah
akan memeliharanya dari segala bentuk kekhawatiran dan segala bentuk
kesedihan. Anda saat ini sedang punya masalah? Makanya ayo segera bersedekah.
Berdasarkan Firman Allah melalui Surah An Nisa di atas maka metode IPPS ini
kami berikan dengan harapan dapat membuka hati saya hati anda dan hati setiap
orang yang membuka dan membaca web ini untuk mau dengan ikhlas bersedekah
kepada orang dan mau menebarkan semangat sedekah pada orang lain. Allah
menjanjikan pahala yang besar bagi siapa yang mau mengajak sedekah orang lain.
Makanya, silahkan share-kan web ini pada siapa saja, bisa di Facebook, Twiter,
Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah
pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan,
ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat:
160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau
berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah
menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100