Jawa Barat PDF
Jawa Barat PDF
Tinjauan Ekonomi
&
Keuangan Daerah
Provinsi
JAWA BARAT
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Tinjauan Ekonomi
&
Keuangan Daerah
Provinsi
JAWA BARAT
Peta Jawa Barat
Daft a r Isi 3
Kata Pengantar
Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang
berbeda-beda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. Selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. Inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam
meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah.
Setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan
yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah,
informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah
menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang.
Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran
menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Provinsi Jawa Barat. Kami
berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam
pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.
Provinsi Jawa Barat yang beribukotakan di Kota Bandung merupakan provinsi yang dibentuk berdasarkan UU No. 11 Tahun 1950.
Bila ditilik dari sejarah maka terdapat tiga kerajaan besar yang berpengaruh dalam kultur masyarakat provinsi tersebut, yaitu
Kerajaan Sunda/Pajajaran, Kasultanan Cirebon, dan Kasultanan Banten. Beberapa peristiwa sejarah penting lainnya juga terjadi di
wilayah Provinsi ini, tentunya yang paling mudah diingat adalah Konferensi Asia-Afrika.
Setelah terjadi pemekaran Provinsi Banten, maka Provinsi Jawa Barat secara administratif sejak tahun 2008, kabupaten dan kota
di Provinsi Jawa Barat berjumlah 26 kabupaten/kota terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota dengan 625 kecamatan dan 5.877 desa/
kelurahan.
Masyarakat Jawa Barat yang mayoritas didominasi oleh suku Sunda dan Cirebon, terkenal memiliki kekayaan warisan budaya dan
nilai-nilai luhur tradisional yang tatanan kehidupannya selalu mengedepankan keharmonisan dan memiliki komitmen yang kuat
terhadap nilai-nilai kebajikan. Warisan budaya dalam bidang seni yang terkenal dari Provinsi diantaranya adalah seni tari Jaipong,
alat musik angklung dan wayang golek.
Se l ayang Pa nda ng 5
Geografis dan Demografis
Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5o50 - 7o50 Lintang Selatan dan 104o48 - 108o48 Bujur Timur, dengan
batas wilayah : sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta; sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah; sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia; dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Banten.
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 37.116,54 km2 dan garis pantai sepanjang 755,829 km.
Daratan Jawa Barat dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah Jawa Barat) terletak
di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl); wilayah lereng bukit yang landai (36,48%)
terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10 - 1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan
ketinggian 0 10 m dpl.
Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa kebun campuran (22,89 % dari luas wilayah Jawa Barat), sawah (20,27%), dan
perkebunan (17,41%), sementara hutan primer dan hutan sekunder di Jawa Barat hanya 15,93% dari seluruh luas wilayah Jawa
Barat.Iklim di Jawa Barat yaitu tropis, dengan suhu rata-rata berkisar antara17,4 30,7C dan kelembaban udara antara
7384%. Data BMKG menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2008, turun hujan selama 1-26 hari setiap bulannya dengan curah
hujan antara 3,6 hingga 332,8 mm. Jawa Barat dialiri 40 sungaidengan wilayah seluas 32.075,15 km2. Jawa Barat juga memiliki
1.267waduk/situdengan potensi air permukaan lebih dari 10.000juta m3.Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan
industri, pertanian, dan air minum.Terdapat peningkatan jumlah perusahaan yang aktif memanfaatkan air permukaan menjadi 625
perusahaan dari 606 perusahaan pada tahun 2007.
2. Kesehatan
3. Infrastruktur
Pe l ayanan P ublik 9
Jumlah Rasio Rasio
No. Daerah Murid Guru
SD/MI Murid/Sekolah Murid/Guru
Tabel Jumlah Sekolah, Kelas,
1 Kab. Bogor 2.264 547.455 20.933 241,81 26,15 Murid, Guru, dan Rasio Murid
2 Kab. Sukabumi 1.490 322.493 13.351 216,44 24,15
terhadap Guru Sekolah Dasar
3 Kab. Cianjur 1.463 306.698 13.755 209,64 22,30
4 Kab. Bandung 1.552 410.420 15.701 264,45 26,14
menurut Kabupaten/Kota di
5 Kab. Garut 1.749 362.787 16.325 207,43 22,22 Provinsi Jawa Barat Tahun 2010
6 Kab. Tasikmalaya 1.284 215.558 12.073 167,88 17,85
7 Kab. Ciamis 1.264 175.234 14.701 138,63 11,92
8 Kab. Kuningan 761 124.173 7.799 163,17 15,92
9 Kab. Cirebon 1.031 260.329 10.719 252,50 24,29 Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan
10 Kab. Majalengka 884 133.299 7.855 150,79 16,97 dasar khususnya sekolah dasar, maka secara total di Provinsi
11 Kab. Sumedang 659 119.347 7.961 181,10 14,99 Jawa Barat terdapat SD/MI sebanyak 22.837 buah. Kabupaten
12 Kab. Indramayu Bogor memiliki 2.264 unit dan sedangkan Kota Banjar yaitu hanya
1.009 207.486 9.735 205,64 21,31
13 Kab. Subang 115 sekolah. Berdasarkan jumlah murid yang terbanyak maka
985 171.082 9.752 173,69 17,54
14 Kab. Purwakarta murid tingkat SD/MI di Kab. Bogor mencapai 547.455 murid dan
472 109.739 5.396 232,50 20,34
jumlah murid tersedikit berada di Kota Banjar yaitu 20.259 murid.
15 Kab. Karawang 1.001 260.001 10.099 259,74 25,75
Jumlah guru pun juga potretnya seperti itu yang terbanyak berada
16 Kab. Bekasi 793 267.134 10.132 336,87 26,37
Kab. Bandung di Kab. Bogor sedangkan yang terendah di Kota Banjar.
17 865 198.402 8.577 229,37 23,13
Barat
18 Kota Bogor 324 116.919 4.791 360,86 24,40 Bila dilihat seberapa daya tampung sekolah dasar/MI maka rasio
19 Kota Sukabumi 148 37.879 1.808 255,94 20,95 murid/sekolah di Kota Cimahi yang paling tinggi yaitu 418,56 siswa
20 Kota Bandung 843 226.917 12.336 269,18 18,39 per sekolah. Sedangkan rasio murid/sekolah yang paling rendah
21 Kota Cirebon 176 42.658 1.946 242,38 21,92 adalah di Kabupaten Ciamis yaitu 138,63 siswa per sekolah.
22 Kota Bekasi 746 257.802 9.086 345,58 28,37
23 Kota Depok 510 180.136 2.285 353,21 78,83 Salah satu indikator kualitas pembelajaran yang bisa diterima
24 Kota Cimahi murid/siswa SD/MI adalah perbandingan banyaknya murid yang
137 57.343 2.674 418,56 21,44
25 Kota Tasikmalaya harus diampu/diajar oleh setiap guru. Rasio murid/guru yang
312 47.762 3.921 153,08 12,18
26 Kota Banjar tertinggi adalah Kota Depok yaitu 78,83 murid/guru. Sedangkan
115 20.259 1.401 176,17 14,46
yang terendah adalah di Kabupaten Ciamis yaitu 11,92.
Jawa Barat 22.837 5.179.312 235.112 226,79 22,03
Pe l ayanan P ublik 11
Angka Melek Huruf
No. Daerah
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Kab. Garut 100,00% 100,00% 100,00%
Angka Melek Huruf di Jawa Barat
2 Kab. Ciamis 100,00% 100,00% 100,00%
3 Kab. Cirebon 100,00% 100,00% 100,00%
4 Kab. Subang 100,00% 100,00% 100,00%
5 Kota Depok 100,00% 100,00% 100,00%
6 Kab. Bandung 99,89% 99,79% 99,84%
Indikator keberhasilan pendidikan di Provinsi Jawa 7 Kota Tasikmalaya 99,75% 99,42% 99,59%
8 Kab. Kuningan 99,70% 99,40% 99,55%
Barat bisa dilihat dari indikator angka melek huruf
9 Kab. Bogor 99,76% 99,15% 99,47%
di setiap daerah. Secara keseluruhan terdapat 10 Kab. Cianjur 99,84% 99,01% 99,44%
lima daerah yang angka melek hurufnya 100% 11 Kota Bogor 99,05% 97,71% 98,40%
yaitu di Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kab. Cirebon, 12 Kab. Sukabumi 99,54% 97,03% 98,33%
Kab. Subang, dan Kota Depok. Hal ini berarti 13 Kota Banjar 98,66% 96,69% 97,67%
14 Kota Cimahi 98,34% 96,02% 97,19%
bahwa seluruh penduduk yang berusia 15 tahun
15 Kab. Majalengka 97,64% 95,33% 96,51%
ke atas di lima daerah tersebut dapat membaca 16 Kab. Sumedang 97,58% 95,05% 96,33%
dan menulis. 17 Kab. Bandung Barat 97,93% 94,49% 96,28%
18 Kab. Tasikmalaya 97,10% 93,59% 95,37%
Bila dilihat AMH yang terendah ternyata cukup 19 Kota Bekasi 95,32% 88,64% 92,04%
menarik karena tiga daerah dengan AMH yang 20 Kab. Indramayu 94,16% 88,63% 91,36%
terendah adalah di Kota Cirebon, Sukabumi, dan 21 Kab. Purwakarta 94,04% 88,08% 91,08%
22 Kab. Karawang
Bandung yaitu di kisaran antara 79 hingga 82%. 93,87% 87,97% 90,96%
23 Kab. Bekasi 93,10% 82,61% 87,91%
24 Kota Cirebon 89,69% 74,47% 82,09%
25 Kota Sukabumi 88,80% 74,35% 81,66%
26 Kota Bandung 89,58% 69,66% 79,82%
Jawa Barat 97,62% 94,05% 95,87%
Pe l ayanan P ublik 13
Grafik Fasilitas Kesehatan
(2010)
Pe l ayanan P ublik 15
Tabel Panjang Jalan Kabupaten/
3.000,00
Kota Menurut Jenis Permukaan
di Prov. Jawa Barat (Km)
2.500,00
Non Aspal
Aspal
2.000,00
1.733,00
134,70
474,40
Salah satu bentuk pelayanan publik 1.500,00
221,90
untuk memperlancar transportasi
10,70
-
-
108,10
25,00
1.000,00
dan menggerakkan perekonomian
434,40
1.614,30
72,10
48,60
82,80
1.277,90
584,90 137,20
-
di wilayah Jawa Barat adalah
1.185,40
1.155,40
-
1.068,50
1.052,70
946,50
907,00
817,80
500,00
-
772,30
758,10
infrastruktur jalan baik yang
715,60
713,30
472,60 -
677,10
642,40
634,40
416,10 -
400,00 -
519,60
312,30-
1,40
kondisinya sudah diaspal maupun
Kab. Bandung
Kab. Cianjur
Kab. Kuningan
Kab. Sumedang
Kota Bogor
Kab. Garut
Kab. Ciamis
Kota Bandung
Kota Bekasi
Kota Tasikmalaya
Kab. Bogor
Kab. Sukabumi
Kab. Cirebon
Kab. Indramayu
Kab. Purwakarta
Kab. Subang
Kota Depok
Kab. Majalengka
Kab. Karawang
Kab. Tasikmalaya
Kab. Bekasi
Pe l ayanan P ublik 17
Tabel Jumlah Perusahaan Air
URAIAN 2009 2010
Minum, Kapasitas Produksi, dan
Produksi Air Minum Menurut Jumlah Perusahaan 22 22
sumber air yang digunakan di
Rata-rata Kapasitas produksi potensial (liter/detik) 798.27 885.79
Jawa Barat Tahun 2010
Rata-rata Kapasitas produksi efektif (liter/detik) 633.57 675.49
3. Produksi Ternak
4. Produksi Perikanan
5. Industri
6. Perhotelan
Pe r e ko nomia n 19
Komposisi PDRB Provinsi Jawa
Barat (2010) Listrik Gas dan Air Bersih
Pertanian 2,76% Keuangan,
12,61% Jasa- Persewaan & Jasa
Jasa Perusahaan
8,86% 2,75%
Perdagangan Bangunan/Konstruksi
Hotel dan 3,77%
Restoran
22,41% Lainnya
18,38%
Pengangkutan dan
Industri Pengolahan Komunikasi
37,73% 7,09%
Pertambangan dan
Penggalian
2,02%
- Kinerja ekonomi Provinsi Jawa Barat terus menguat setiap - Pada dasarnya besarnya PDRB Jawa Barat didominasi
tahunnya, dan pada tahun 2010 pertumbuhan ekonominya oleh 4 sektor usaha yaitu industri pengolahan yang
mencapai 6,09% yang hampir mendekati pertumbuhan memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 37,73%,
ekonomi nasional sebesar 6,10%. Pertumbuhan ekonomi lalu sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
yang cukup tinggi tersebut ditopang oleh besarnya PDRB 22,41%, sektor pertanian sebesar 12,61%, serta yang sektor
Provinsi Jawa Barat tahun 2010 yang mencapai 770.660.505 jasa-jasa sebesar 8,86%. Sedangkan kelima lainnya bila
juta rupiah. diakumulasikan memberikan kontribusi yang cukup besar
yaitu 18,38%.
Pe r e ko nomia n 21
Jumlah Ternak menurut No. Daerah
Ternak
Sapi Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Jenisnya dan Kabupaten/Kota di 1 Kab. Bogor 3.094 122 3.977 188 10.995 178.989 -
Provinsi Jawa Barat (Ekor) 2010 2 Kab. Sukabumi 6.829 30.214 3.261 3.308 33.623 188.047 -
3 Kab. Cianjur 8.259 2.188 2.150 84 61.742 206.550 -
4 Kab. Bandung 10.365 851 4.631 274 18.941 345.723 -
Sektor peternakan di Jawa Barat sebagian 5 Kab. Garut 12.926 17.302 7.168 2.551 78.471 718.720 -
besar terdapat di daerah kabupaten, 6 Kab. Tasikmalaya 16.599 5.052 12.742 126 66.911 509.757 -
sedangkan daerah kota walaupun juga 7 Kab. Ciamis 16.658 29.702 3.054 2.015 22.782 223.437 -
ada budidaya ternak akan tetapi hasilnya 8 Kab. Kuningan 16.906 9 150 8 757.636 1.126.510 314
jauh lebih sedikit. 9 Kab. Cirebon 18.068 7.288 19.908 361 199.337 280.798 4.734
10 Kab. Majalengka 19.499 128 2.717 74 109.233 218.847 555
Berdasarkan tabel maka dapat kita 11 Kab. Sumedang 19.624 6.604 5.838 688 10.200 129.137 2.614
12 Kab. Indramayu
ketahui bahwa Kab. Sukabumi dan 20.910 9 29.571 95 99.348 589.164 -
13 Kab. Subang 21.172 1.305 5.818 248 29.061 232.568 -
Kab. Ciamis paling dominan dalam 14 Kab. Purwakarta 29.263 3.652 10.286 1.471 101.345 354.459 -
menghasilkan ternak sapi perah dan 15 Kab. Karawang 29.701 9.295 3.719 494 32.820 139.079 -
kuda. Kab. Kuningan sangat dominan 16 Kab. Bekasi 33.548 2.422 17.111 344 68.021 271.191 -
dalam menghasilkan ternak kambing dan 17 Kab. Bandung Barat 37.129 721 6.551 180 153.641 211.798 -
domba. Kab. Garut cukup dominan dalam 18 Kota Bogor 220 952 45 90 2.470 8.255 -
menghasilkan ternak berupa sapi perah, 19 Kota Sukabumi 223 6 27 2 596 4.696 -
20 Kota Bandung
kuda dan domba. 300 238 55 41 169 3.822 -
21 Kota Cirebon 413 1.193 127 128 433 22.052 -
22 Kota Bekasi
Peternakan sapi potong relatif ada 458 356 90 577 330 13.250 -
23 Kota Depok 673 427 163 66 3.975 1.268 -
di seluruh daerah dan produksinya 24 Kota Cimahi 964 18 111 102 10.758 10.983 -
hampir merata di semua kabupaten, 25 Kota Tasikmalaya 1.389 - 167 58 5.998 6.067 110
empat kabupaten yang paling banyak 26 Kota Banjar 2.560 421 293 356 2.484 10.132 -
menyumbangkan produksi sapi potong ini Jawa Barat 327.750 120.475 139.730 13.929 1.881.320 6.005.299 8.327
adalah Kab. Bandung Barat, Kab. Bekasi, 2009 310.981 117.839 142.502 13.757 1.615.002 5.817.834 8.146
Kab. Purwakarta, dan Kab. Karawang. 2008 295.554 111.250 145.847 13.717 1.431.012 5.311.836 4.773
Pe r e ko nomia n 23
No Golongan Industri Perusahaan Tenaga Kerja
Tabel Jumlah Perusahaan dan
1 Industri mesin dan peralatan kantor akuntansi dan pengolahan data 4 2,607
Tenaga Kerja Menurut Golongan
Industri batu bara pengolahan minyak bumi dan pengolahan gas bumi
Industri di Jawa Barat Tahun 2 11 679
barang dari hasil olahan pengilangan minyak bumi dan sejenisnya
2008 3 Industri Pengolahan Tembakau 12 545
Industri peralatan kedokteran alat-alat ukur perlatan navigasi perlatan optik
4 17 11,363
jam dan lonceng
5 Daur ulang 28 1,154
6 Industri logam dasar 37 7,867
7 Industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatannya 37 31,758
Pada tahun 2008 sebanyak 6.195
8 Industri alat angkutan selain kendaraan bermotor roda empat atau lebih 61 23,506
perusahaan dalam berbagai bidang
9 Industri radio televisi dan peralatan komunikasi serta perlengkapannya 81 41,361
industri beroperasi di wilayah Jawa 10 Industri kertas barang dan kertas sejenisnya 89 26,881
Barat dengan menyerap tenaga 11 Industri penerbitan percetakan dan produksi media rekaman 90 9,416
kerja sebanyak 1.145.629 orang. 12 Industri mesin lainnya dan perlengkapannya 94 28,039
13 Industri kendaraan bermotor 155 41,275
Industri makanan dan minuman
14 Indutri mesin dan peralatannya 175 41,165
merupakan industri yang paling
Industri kayu barang dari kayu (tidak termasuk furiture) barang anyaman
15 196 16,994
banyak perusahaannya yaitu dari rotan bambu dan sejenisnya
sekitar 1.143 perusahaan dengan 16 Industri Kulit barang dari kulit dan alas kaki 219 47,318
17 Industri Kimia dan barang dari bahan kimia 255 47,287
menyerap tenaga kerja sebanyak
18 Industri karet barang dari karet dan barang plastik 348 74,056
108.093 orang. Industri tekstil hanya
19 Industri furniture dan industri pengolahan lainnya 529 78,651
terdiri dari 987 perusahaan dengan 20 Industri Pakaian Jadi 663 201,140
menyerap tenaga kerja yang paling 21 Indutri barang galian bukan logam 765 60,265
banyak yaitu 244.209 orang. 22 Industri Textil 987 244,209
23 Industri Makanan dan Minuman 1,143 108,093
Jumlah 6,195 1.145.629
Pe r e ko nomia n 25
Jumlah
Jumlah Hotel Jumlah
No. Daerah
dan Akomodasi Kamar
Tempat Tabel Jumlah Hotel dan
Tidur
1 Kab. Bogor
Akomodasi lainnya, Kamar dan
152 6.245 11.793
2 Kab. Sukabumi 103 2.004 3.084 Tempat Tidur Hotel menurut
3 Kab. Cianjur 173 4.834 9.016 Kabupaten/Kota di Provinsi
4 Kab. Bandung 27 730 1.075
Jawa Barat
5 Kab. Garut 116 1.582 2.383
6 Kab. Tasikmalaya 11 212 404
7 Kab. Ciamis 222 3.175 5.316
8 Kab. Kuningan 39 959 1.539
9 Kab. Cirebon 13 365 569
10 Kab. Majalengka 9 182 278
11 Kab. Sumedang 20 558 931
12 Kab. Indramayu 27 594 854 Ketersediaan hotel, wisma dan penginapan diwilayah Jawa Barat yang
13 Kab. Subang 81 1.375 2.084 relatif banyak yaitu sekitar 1.552 buah tentunya akan mempermudah
14 Kab. Purwakarta 17 509 827 bagi tamu domestik maupun asing untuk berkunjung dalam rangka
15 Kab. Karawang 23 735 1.006
16 Kab. Bekasi
bisnis maupun berwisata.
10 687 825
17 Kab. Bandung Barat 50 1.465 2.365
18 Kota Bogor 44 1.406 2.218
Pada tahun 2010 rata-rata tingkat hunian tamu domestik dan swasta di
19 Kota Sukabumi 34 594 833 Jawa Barat adalah 1,58 hari. Sedangkan bila dilihat dari jumlah hotel
20 Kota Bandung 267 11.584 18.077 yang tersedia maka Kota Bandung merupakan daerah yang paling
21 Kota Cirebon 43 1.621 2.639
mudah untuk mendapatkan hotel dan akomodasi karena mempunyai
22 Kota Bekasi 18 874 1.018
23 Kota Depok 6 497 978 hotel sebanyak 267 buah. Kabupaten Ciamis memiliki hotel dan
24 Kota Cimahi 4 62 134 akomodasi sebanyak 222 dan Kabupaten Cianjur memiliki 173 hotel
25 Kota Tasikmalaya 34 971 1.587 dan akomodasi. Sedangkan Kota Cimahi hanya memiliki 4 hotel dan
26 Kota Banjar 9 161 272
akomodasi.
Jawa Barat 1.552 43.981 72.105
tinggi rendahnya inflasi maka dapat Umum 4.53 5.56 6.7 7.88 6.57 5.43 7.97
kita lihat bahwa kelompok Bahan
Bahan Makanan 12.61 16.73 15 16.55 17.1 12.85 21.96
Makanan merupakan kelompok yang
memiliki laju inflasi paling tinggi di
semua daerah.
Pe r e ko nomia n 27
Kesejahteraan Masyarakat
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t 29
Agustus 2009 Agustus 2010 Agustus 2011
No. Kabupaten/Kota
Pengangguran TPT Pengangguran TPT Pengangguran TPT
Tabel Jumlah Pengangguran
1 Kota Banjar 4,939 6.87 4,238 5.87 5,520 7.18
2 Kab. Majalengka 40,876 6.74 33,256 5.82 41,443 7.8
(Orang) dan Tingkat
3 Kab. Sumedang 50,866 9.76 41,450 7.9 39,955 8.04 Pengangguran Terbuka (%)
4 Kab. Tasikmalaya 58,444 6.81 63,882 7.79 61,203 8.29
5 Kab. Ciamis 49,009 6.31 38,978 5.12 63,021 8.86
6 Kab. Garut 75,813 8.56 69,746 7.75 88,372 8.9
7 Kab. Kuningan 49,849 9.61 35,657 7.87 42,156 9.01 Berdasarkan data tingkat
8 Kab. Subang 53,581 7.76 59,062 8.72 62,456 9.1 pengangguran dari BPS selama tiga
9 Kota Tasikmalaya 22,356 8.41 23,201 8.16 25,525 9.14
tahun maka dapat kita lihat bahwa
10 Kab.Bandung Barat 88,336 13.6 78,211 13.31 61,868 9.38
11 Kab. Sukabumi 77,405 7.95 94,190 9.89 96,834 9.47 jumlah pengangguran berkurang
12 Kab. Purwakarta 39,096 10.33 36,554 9.54 35,657 9.48 terus setiap tahunnya. Pada tahun
13 Kab. Karawang 136,572 14.34 141,345 14.88 98,420 10.06 2009 sebanyak 2.079.830 menjadi
14 Kota Sukabumi 25,283 16.8 16,841 15.65 13,461 10.1 10,96% lalu turun menjadi 1.901.843
15 Kab. Indramayu 81,317 10.27 86,309 11.29 79,018 10.11
atau 9,83%.
16 Kab. Cianjur 99,888 10.35 105,167 11.21 97,500 10.15
17 Kab. Cirebon 129,525 13.87 111,408 12.97 93,866 10.18
Pada tahun 2011, Kab.Bogor
18 Kab. Bekasi 105,493 10.37 113,599 9.03 123,029 10.27
merupakan daerah dengan Tingkat
19 Kota Bogor 90,638 19.04 72,015 17.2 44,985 10.31
20 Kota Cimahi 41,723 15.17 33,642 13.59 25,996 10.32 Pengangguran Terbuka paling tinggi
21 Kota Bandung 152,953 13.29 131,353 12.17 116,798 10.34 dan paling rendah berada di Kota
22 Kab. Bandung 172,899 12.27 153,096 10.69 145,165 10.42 Banjar.
23 Kota Bekasi 147,410 13.93 123,065 12.11 116,290 10.51
24 Kota Cirebon 20,156 13.32 15,022 11.67 14,280 10.56
25 Kota Depok 71,182 9.83 65,072 8.34 86,387 10.6
26 Kab. Bogor 194,221 11.24 205,032 10.64 222,638 10.73
Total 2,079,830 10.96 1,951,391 10.33 1,901,843 9.83
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t 31
Potensi Ekonomi
Po te ns i E konomi 33
rata sebesar 29,65 persen dari jumlah penduduk bekerja, terbaharukan diantaranya adalah minyak dan gas bumi. Di
meskipun prosentase penyerapannya cenderung menurun. tingkat nasional, Jawa Barat memberikan kontribusi sekitar
Namun hubungan antar subsistem pertanian dan sektor 4% terhadap produksi minyak bumi nasional dan sekitar
lain (linkages) belum sepenuhnya menunjukkan sinergitas 11% terhadap produksi gas nasional yang dihasilkan dari 58
pada skala lokal, regional dan nasional, hal ini tercermin lapangan Migas, yang sebagian besar berada di kawasan
dari pengembangan agroindustri yang belum optimal dalam pantai Utara Jawa Barat. Sementara untuk sumberdaya
pengolahan dan pemasarannya. Pengembangan yang bersifat terbaharukan, Jawa Barat memiliki potensi panas bumi sekitar
sektoral pada sistem pertanian serta ketidaksiapan dalam 6.101 MW atau (21,7%) dari total potensi panas bumi Indonesia.
menghadapi persaingan global merupakan kendala yang Sampai dengan tahun 2007, sekitar 92,81% energi nasional
masih dihadapi sektor pertanian. Jawa Barat memiliki potensi yang dihasilkan dari panas bumi dipasok oleh pembangkit
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan terutama dalam panas bumi yang berada di Jawa Barat. Sementara untuk
pengembangan usaha perikanan tangkap di pesisir Selatan, pasokan energi nasional yang bersumber dari PLTA, Jawa
usaha budidaya laut, bioteknologi kelautan, serta berbagai Barat memberikan kontribusi sebesar 46,21%. Sumberdaya tak
macam jasa lingkungan kelautan. Namun kondisi dan potensi terbaharukan lainnya adalah sumberdaya tambang yang terdiri
sumber daya perikanan dan kelautan yang besar ini belum dari 40 jenis dan tersebar di 16 kabupaten, dan sebagian besar
diikuti dengan perkembangan bisnis dan usaha perikanan dan tersebar di Jawa Barat bagian Selatan. Provinsi Jawa Barat
kelautan yang baik. menyimpan potensi panas bumi sebesar 6.096 MW yang terdiri
dari 40 titik manifestasi. Saat ini total kapasitas terpasang baru
mencapai sebesar 1.057 MW. Di Provinsi Jawa Barat terdapat
BIDANG ENERGI 7 (tujuh) Working Area Mining (WKP), terdiri dari, 4 (satu) WKP
Panas Bumi yang telah ditetapkan sebelum terbitnya UU No.
Wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi berbagai jenis 27/2003, yaitu WKP Cibeureum Parabakti, WKP Pangalengan,
s u m b e r d a y a a l a m y a n g terbaharukan maupun yang WKP Kamojang-Darajat dan WKP Karaha Cakrabuana dan 3
tidak terbaharukan. Potensi sumberdaya alam yang tidak
Po te ns i E konomi 35
Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi
yang tinggi untuk manufaktur termasuk diantaranya elektronik,
industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furniture dan industri
pesawat. Wilayah Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri
tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah
lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Ekspor
utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor jawa Barat, yang
lainnya adalah besi baja, alas kaki, furniture, rotan, elektronika,
komponen pesawat dan lainnya. Provinsi Jawa Barat memiliki
berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya
kawasan industri Gobel yang terletak di Cibitung-Bekasi; Bekasi
International Industrial Estate di Cikarang; East Jakarta Industrial
Park di Lemahabang-Bekasi; dan Jababeka Industrial Estate
di Cikarang-Bekasi, serta memiliki Pelabuhan Astanajayapura,
Pelabuhan Pangandaran, Pelabuhan Gebang, Pelabuhan
Khusus Pertamina Balongan dan Pelabuhan Indramayu.
Ke u angan Da era h 37
Komposisi APBD Provinsi Jawa Barat
Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota
60.000
50.000
Miliar Rupiah 40.000
30.000
20.000
10.000
(10.000)
2008-R 2009-R 2010-R 2011-R 2012-A
Pendapatan 31.968.17 35.780.90 40.540.98 49.372.90 51.860.58
Belanja 30.634.68 35.166.79 40.388.31 47.540.53 56.068.89
Surplus/Defisit 1.333.493 614.105.3 152.663.2 1.832.370 (4.208.30
Pembiayaan 4.276.590 5.263.938 5.682.927 4.974.238 1.177.802
35.000
30.000
25.000
20.000
Miliar Rupiah
15.000
10.000
5.000
-
2008-R 2009-R 2010-R 2011-R 2012-A
PAD 7.941.627 8.564.796 10.855.41 14.371.56 13.962.85
Daper 22.354.24 24.692.95 26.063.23 27.523.72 32.001.09
L2PyS 1.672.301 2.523.151 3.622.333 7.477.614 5.896.642
Ke u angan Da era h 39
Komposisi Belanja APBD Provinsi Jawa Barat
Agregat Provinsi, Kabupaten,dan Kota
30.000
25.000
20.000
Miliar Rupiah
15.000
10.000
5.000
-
2008-R 2009-R 2010-R 2011-R 2012-A
B. Pegawai 15.470.85 17.653.05 21.195.64 24.478.81 25.904.42
B. Barang Jasa 5.002.596 5.849.588 6.577.556 9.273.358 9.081.861
B. Modal 4.856.430 5.444.845 6.049.904 6.781.996 10.351.57
B. Lain2 5.304.799 6.219.312 6.565.218 7.006.366 10.731.02
Pajak daerah
2.92% 5.83%
26.36% Retribusi daerah 0.59%
44.72%
5.06%
23.86% Hasil pengelolaan
90.67
kekayaan daerah %
yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang
sah
Ke u angan Da era h 41
Komposisi Pajak Daerah APBD Provinsi Jawa Barat
(Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011)
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
%
20.00
15.00
10.00
5.00
.00
Pajak Kendaraan Pajak Bahan Bakar Bea Balik Nama Pajak Air Bawah Lain-lain Pajak Air Permukaan
Bermotor Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Tanah
Pajak Kendaraan Pajak Bahan Bakar Bea Balik Nama Pajak Air Pajak Air
Lain-lain
Bermotor Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Bawah Tanah Permukaan
60.00
50.00
40.00
30.00
%
20.00
10.00
.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
rata-rata 2008-2010 2011
Ke u angan Da era h 43
Tren Simpanan Pemda se-Provinsi Jawa Barat di Perbankan
Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota
20.000
18.000
Miliar Rupiah
16.000
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0
Jan feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt sep Okt Nov Des
90.000.000
70.000.000
50.000.000
30.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
0
2008 2009 2010 2011
JABAR Nasional
Ke u angan Da era h 45
Trend Persentase Dana Idle Terhadap Realisasi Belanja Daerah
Provinsi Jawa Barat
Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota
0,00%
2009 2010 2011
JABAR Nasional
100 98.840
90
80
76.116
70
67.065
60 58.753 57.773
54.399
50 50.794
40 42.448 42.777
%
33.085 34.541
30
26.774 26.240
20 14.016 20.283 20.141
10 4.766 8.450 13.265
8.247
4.890
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2011 4.766 8.450 14.016 20.283 26.774 33.085 42.448 54.399 58.753 67.065 76.116 98.840
2012 4.890 8.247 13.265 20.141 26.240 34.541 42.777 50.794 57.773
2011 2012
Ke u angan Da era h 47
Estimasi Realisasi Belanja Daerah
Agregat Provinsi Jawa Barat
Sampai Dengan Bulan September 2012
(Persentase)
80
70
60 57,8
50
40
30
20
10
00
Papua
Papbar
Jambi
DIY
Sulut
Malut
Jateng
Jatim
Riau
Babel
Bengkulu
Kalbar
Sumut
Sumbar
NTT
NTB
Sulteng
DKI
Bali
Sultra
Maluku
Lampung
Sulsel
Kaltim
Kalsel
Banten
Jabar
Kalteng
Sumsel
Gorontalo
Kepri
Aceh
Sulbar
+ Rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan September 2012 agregat per provinsi adalah sebesar 57,8%.
+ Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai
realisasi belanja di atas rata-rata.
+ Realisasi belanja terendah adalah Provinsi Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi
adalah Provinsi Maluku Utara sebesar 71,2%.
Ke u angan Da era h 49
Kondisi Keuangan Daerah
Indikator Kondisi Keuangan Daerah
2.500 2.217,44
0,35
0,29
1.823,58 0,30 0,27
2.000
1.640,40 0,25 0,24
1.601,20 0,23
Ribuan
1.462,69 0,25
1.500
0,20
1.000
1.146,77
0,21
0,15 0,18 0,18 0,19
862,16 941,64 0,16
500 713,35 781,27
0,10
0 0,05
2007 2008 2009 2010 2011
-
Nasional prov. Jawa Barat
2007 2008 2009 2010 2011
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah + Rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu
dalam melayani per satu orang penduduknya. kemampuan daerah dalam mendanai belanjanya.
+ Rasio pendapatan daerah per kapita Provinsi + Rasio PAD per Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa
Jawa Barat memiliki tren meningkat seperti tren Barat memiliki tren meningkat seperti tren PAD per Total
pendapatan per kapita nasional. Namun demikian Pendapatan secara nasional. Namun demikian, Rasio
pendapatan per kapita secara nasional lebih tinggi PAD per Total Pendapatan secara nasional lebih rendah
dibanding dengan Provinsi Jawa Barat. dibanding dengan Provinsi Jawa Barat.
Ko nd i s i Ke uangan Da era h 51
Kondisi Keuangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota
Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah Pajak Daerah + Retribusi Daerah / PDRB
- 0,00%
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011
Nasional prov. Jawa Barat Nasional prov. Jawa Barat
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam
dalam mendanai program prioritas daerah tersebut. menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya
+ Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah menjadi penerimaan pajak dan retribusi daerah.
Provinsi Jawa Barat memiliki kecenderungan + Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB
menurun seperti halnya rasio nasional. Namun Provinsi Jawa Barat memiliki tren meningkat dengan
demikian, pada tahun 2009 rasio rata-rata Provinsi slope yang sama dengan tren rasio nasional. Namun
Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan rasio demikian, rasio nasional memiliki nilai yang lebih tinggi
nasional. dibandingkan rasio Provinsi Jawa Barat.
0,00% 90,00%
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011
+ Rasio ini mengukur seberapa besar daerah + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah
mengalokasikan belanja modal terhadap total dalam mendanai belanja daerah.
belanjanya. + Tren rasio total pendapatan per total belanja di Provinsi
+ Trend rasio belanja modal per total belanja Provinsi Jawa Jawa Barat mengalami penurunan pada tahun 2008 s.d.
Barat cenderung menurun seperti tren rasio belanja 2010, kemudian naik pada tahun 2011. Sedangkan di tingkat
modal per total belanja nasional. Namun demikian, rasio nasional rasio ini mengalami penurunan yang drastis pada
belanja modal per total belanja secara nasional lebih tahun 2009. Dibandingkan dengan rasio secara nasional,
tinggi dibanding dengan rasio Provinsi Jawa Barat. rasio Provinsi Jawa Barat lebih tinggi pada tahun 2008 s.d.
2009, dan lebih rendah pada tahun 2010 s.d. 2011.
Ko nd i s i Ke uangan Da era h 53
Kondisi Keuangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota
Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung/
Rasio SiLPA Tahun Sebelumnya/Belanja Daerah
Total Belanja Daerah
50,0% 25,00%
39,2% 41,2% 38,9% 20,06%
40,0% 36,1% 20,00% 17,07% 17,56%
33,4% 12,29%
39,4% 40,6% 40,2% 15,00%
30,0% 35,9% 15,87% 11,47%
10,00% 13,76%
28,4% 11,02% 14,68% 11,28%
20,0%
5,00%
10,0%
0,00%
2007 2008 2009 2010 2011
0,0%
2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Jawa Barat
+ Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan + Rasio ini mengukur proporsi SiLPA tahun sebelumnya
Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanjanya. terhadap belanja daerah tahun berjalan.
+ Rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja + Rasio SiLPA terhadap belanja Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat cenderung meningkat pada tahun 2008 cenderung menurun seperti rasio secara nasional pada
s.d. 2010, kemudian menurun pada tahun 2011, sama seperti tahun 2009 sampai dengan 2011. Namun demikian, rasio
tren rasio secara nasional. Namun demikian, pada tahun 2011 SiLPA terhadap belanja Provinsi Jawa Barat relatif sama
rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja secara dibanding secara nasional pada tahun 2011.
1,00%
0,78%
0,80% 0,69% 0,68% 0,70%
0,59% 0,55%
0,60% 0,45%
0,40% 0,28%
0,17% 0,19%
0,20%
0,00%
2007 2008 2009 2010 2011
Nasional prov. Jawa Barat
Ko nd i s i Ke uangan Da era h 55
Ucapan Terima Kasih
Penyusunan buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah kepada Bagian Umum, Sekretariat Jenderal Perimbangan
dilaksanakan dengan kerjasama yang solid dan tidak akan Keuangan yang telah menyediakan data Daerah Dalam
dapat terselesaikan tanpa kontribusi dari seluruh pihak di Angka dan memfasilitasi hingga tersedianya buku ini.
lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Oleh + Selanjutnya terima kasih kepada tim dari Subdirektorat
karena itu apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya Evaluasi Dana Desentralisasi dan Perekonomian Daerah
disampaikan dalam rangkaian kata berikut ini: yang terdiri dari Putut Hari Satyaka, SE. MPP; Krisnandar,
+ Ucapan terima kasih ditujukan kepada Direktur Jenderal SE; Prasetyo Indro S.,SE, ME; Aris Soedjatmiko, S.Sos,
Perimbangan Keuangan DR. Marwanto Harjowiryono dan MM; Wahyu Widjayanto, SE, MM; Edi Soeprijono, S.Sos;
Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Arif Zainuddin Fansyuri, Ak., ME; Femmy Ferdiansyah, SH;
Daerah Drs. Yusrizal Ilyas, MPA yang telah memberikan Chrisliana Tri ferayanti, SE, ME; Mauliate H. Silitonga, SE;
arahan dan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan Nanag Garendra Timur, S.Si; Rizki Anggunani, S.Si; Shinta
buku ini. Theresia Purba; Virgin Marthalia dan Nasiva Laliani yang
+ Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada telah melakukan input dan pengolahan data sekaligus
Subdirektorat Data Keuangan Daerah, Direktorat Evaluasi mendukung penulisan dan melakukan editing buku ini.
Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah yang telah
Terima kasih atas kerja kerasnya.
menyediakan data ringkasan APBD 2012 dan Realisasi
APBD 2011 melalui Sistem Informasi Keuangan Daerah dan
www.jabarprov.go.id
Ko nd i s i Ke uangan Da era h 57
58 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi Jawa Barat
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Direktorat Evaluasi Pendanan dan Informasi Keuangan Daerah