Suwiryo
Perjuangan :
Awal perjuangan
Pada masa mudanya Suwiryo aktif dalam perhimpunan pemuda Jong Java dan
kemudian PNI. Setelah PNI bubar tahun 1931, Suwiryo turut mendirikan Partindo.
Pada zaman kependudukan Jepang, Suwiryo aktif di Jawa Hokokai dan Putera.
Menjadi Wakil Walikota Jakarta
Proses Suwiryo menjabat sebagai wali kota dimulai pada Juli 1945 pada masa
pendudukan Jepang. Kala itu dia menjabat sebagai wakil wali kota pertama Jakarta,
sedangkan yang menjadi wali kota seorang pembesar Jepang (Tokubetsyu Sityo)
dan wakil wali kota kedua adalah Baginda Dahlan Abdullah. Dengan kapasitasnya
sebagai wakil wali kota, secara diam-diam Suwiryo melakukan nasionalisasi
pemerintahan dan kekuasaan kota.
Peralihan kekuasaan dari Jepang
Pada 10 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu setelah bom atom dijatuhkan
di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita takluknya Jepang ini sengaja ditutup-tutupi.
Tapi Suwiryo, dengan berani menanggung segala akibat menyampaikan kekalahan
Jepang ini pada masyarakat Jakarta dalam suatu pertemuan. Hingga demam
kemerdekaan melanda Ibu Kota, termasuk meminta Bung Karno dan Bung Hatta
segera memproklamasikan kemerdekaan. Perpindahan kekuasaan dari Jepang
dilakukan tanggal 19 September 1945 dan Suwiryo ditunjuk jadi Walikota Jakarta
tanggal 23 September 1945.
Setelah proklamasi kemerdekaan
Suwiryo dari PNI pada 17 September 1945 bersama para pemuda ikut
menggerakkan massa rakyat menghadiri rapat raksasa di lapangan Ikada (Monas)
untuk mewujudkan tekad bangsa Indonesia siap mati untuk mempertahankan
kemerdekaan. Rapat raksasa di Ikada ini dihadiri bukan saja oleh warga Jakarta tapi
juga Bogor, Bekasi, dan Karawang.
Ditangkap NICA
Ketika pasukan Sekutu mendarat yang didomplengi oleh pasukan NICA (Nederlands
Indies Civil Administration), pada awal 1946, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden,
Hatta hijrah ke Yogyakarta. Suwiryo yang tetap berada di Jakarta menginstruksikan
kepada semua pegawai pamongpraja agar tetap tinggal di tempat menyelesaikan
tugas seperti biasa. Pada 21 Juli 1947 saat Belanda melancarkan aksi militernya,
Suwiryo diculik oleh pasukan NICA di kediamannya di kawasan Menteng pada pukul
24.00 WIB. Selama lima bulan dia disekap di daerah Jl Gajah Mada, dan kemudian
(Nopember 1947) diterbangkan ke Semarang untuk kemudian ke Yogyakarta.
Perjuangan di Jogja
Di kota perjuangan, wali kota pertama Jakarta ini disambut besar-besaran oleh
Panglima Besar Sudirman yang datang ke stasion Tugu. Di sana Suwiryo
ditempatkan di Kementrian Dalam Negeri RI sebagai pimpinan Biro Urusan Daerah
Pendudukan (1947-1949). Pada September 1949, Suwiryo kembali ke Jakarta
sebagai wakil Pemerintah RI pada Republik Indonesia Serikat (RIS).
Setelah Perang Kemerdekaan