145090701111006
Kelompok 3
Pengolahan Data Geofisika
ABSTRAK
Telah dilakukan studi geofisika dengan metode gayaberat di Desa Druju dan Desa Sumbermanjing
Wetan menggunakan gravitimeter La Coste & Romberg tipe G-1053 dengan interval 250 meter yang
tersebar di area seluas 4x4 km dengan 117 titik ukur. Pengolahan data dilakukan sampai diperoleh
anomali Bouguer Lengkap. Anomali bouguer lengkap diproyeksikan ke bidang datar dengan metode
Dampney dan dilakukan pemisahan anomali lokal dan regional. Pemisahan anomali lokal dan regional
dilakukan dengan metode kontinuasi keatas (Upward Continuation) pada ketinggian 1300 m dari
bidang datar. Interpretasi anomali lokal secara kualitatif memperlihatkan nilai anomali rendah dan nilai
anomali tinggi yang ditafsirkan adanya batuan sedimen. Interpretasi kuantitatif dengan metode poligon
2D memperlihatkan struktur bawah permukaan daerah penilitian yang menghasilkan empat jenis batuan
yang terdiri dari batuan clay (batuan lempung), napal pasiran, sandstone (batuan pasir) serta gamping.
METODOLOGI
b. Koreksi Drift Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
Pegas pada gravimeter memiliki perubahan antara lain: Gravitimeter LaCoste & Romberg
elastisitas yang berbeda dari satu titik ke titik type G-1053, GPS Garmin eTrex Vista Cx,
lainnya. Perubahan elastisitas ini Penunjuk waktu (jam), Alat tulis, Peta geologi,
menyebabkan perbedaan nilai pembacaan software MS. Word, MS. Excel, Surfer 9 danGra
pada pengukuran percepatan gravitasi yang v2DC.
sama [5]. Langkah awal yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu survey lapangan sebagai langkah
pengumpulan informasi dan data sehingga bisa
c. Koreksi ini dilakukan untuk mengkoreksi dilakukan pembuatan desain lintasan, penentuan
nilai gaya berat pada setiap lintang geografis titik ikat serta penentuan jarak tiap antar titik
yang disebabkan oleh bentuk bumi yang pengamatan. Jarak antar titik pengamatan
ellipsoid dan adanya gaya sentrifugal yang sebesar 250 meter. Lalu dilakukan proses
disebabkan oleh rotasi bumi. Hal tersebut pengambilan data berupa nilai percepatan
membuat adanya perbedaan nilai gravitasi gravitasi yang terbaca pada counter
karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Gravitimeter serta koordinat posisi berupa
Terdapat dua permukaan acuan yaitu lintang, bujur dan ketinggian. Pembacaan nilai
permukaan Geoid dan permukaan Spheroid gravitasi pada counter dilakukan sebanyak 3 kali
[4]. dengan selang waktu yang berbeda agar data
yang diperoleh lebih valid. Pengambilan data
dilakukan dengan metode looping. Pengukuran
dilakukan pada 117 titik yang berbeda dan
d. Koreksi Udara Bebas ditutup pada titik acuan atau base station. Karena
Koreksi udara bebas merupakan koreksi yang menggunakan sistem kisaran tertutup, maka
disebabkan oleh karena pangaruh variasi perlu dilakukan pengukuran ulang anomali gaya
ketinggian terhadap medan gravitasi bumi. berat (gravitasi) pada titik awal pengukuran.
Koreksi ini dilakukan untuk menarik bidang Nilai percepatan gravitasi (gaya berat) hasil
pengukuran ke bidang datum, yaitu bidang pembacaan alat dikonversi ke miligal,
geoid. Koreksi udara bebas tidak selanjutnya dilakukan koreksi pasang surut dan
memperhitungkan massa batuan yang koreksi apung hingga diperoleh nilai percepatan
terdapat di antara stasiun pengukuran dengan gravitasi observasi. Selanjutnya nilai tersebut
bidang geoid [6]. direduksi terhadap nilai percepatan gravitasi
teoritis yang meliputi koreksi gravitasi normal,
koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan
e. Koreksi Bouger koreksi medan. Hasil yang diperoleh setelah
Koreksi Bouguer dilakukan untuk dilakukan proses reduksi yaitu berupa anomali
menghilangkan perbedaan ketinggian bouguer lengkap yang selanjutnya akan
dengan tidak mengabaikan pengaruh massa dilakukan tahap interpretasi.
PEMBAHASAN
Interpretasi Kualitatif
Pada peta anomali bouger, diperoleh nilai
anomali yaitu +50 hingga +120 mGal. Anomali
Bouger sendiri digunakan untuk melihat
anomali gaya berat pada struktur bawah
permukaan.
Anomali Bouger tersebut kemudian
diproyeksikan ke bidang datar dengan metode
Dampney dan dilakukan pemisahan anomali
lokal dan anomali regional dengan Upward
Continuation pada ketinggian 1400 m dari
bidang datar. Dalam peta anomali residual dapat Gambar 3 Posisi Cross Section pada
dilihat bahwa daerah yang memiliki anomali kontur anomali
rendah pada keadaan sebenarnya merupakan
Interpretasi Kuantitatif
daerah yang mudah dilewati atau mudah
Pada penampang AB panjang lintasannya
mendapatkan air, sedangkan pada daerah yang
sepanjang 4 kilometer dan didapatkan nilai
memiliki anomali tinggi merupakan daerah yang
kontras densitas sebesar =0,38gr /cm
sulit mendapatkan air.
dengan ditandai warna biru muda yang memiliki
Pemodelan yang dilakukan dalam penelitian ini
harga densitas model 2,25 gr/cm3 yang
menggunakan software Grav2DC for windows
diperkirakan sebagai sedimentasi berupa clay
dengan cara awal membuat sayatan
(batuan lempung). Kemudian struktur yang
melintang (slicing) AB dan CDPemodelan ini
berada dibawahnya terdapat hasil sedimentasi
dilakukan dengan membuat bentuk poligon
berupa napal pasiran dengan harga densitas
tertutup dan diubah-ubah agar didapatkan
model 2,4 gr/cm3 yang pada model kontras
kecocokan antara kurva anomali gravitasi hasil
densitasnya ditunjukkan dengan nilai
pengukuran (garis berwarna hitam) dengan
=0,245 gr /cm yang ditandai dengan warna
kurva hasil kalkulasi suseptibilitas batuan di
biru tua. Struktur berikutnya memiliki kontras
bawahnya.
densitas sebesar =0,25 gr /cm dan
mempunyai harga densitas model sebesar 2,7
gr/cm3 yang ditafsirkan sebagai batuan
sandstone (batu pasir). Pada struktur
dibawahnya terdapat sedimentasi gamping
dengan kontras densitas sebesar =0,45 gr /cm
dan harga densitas modelnya sebesar 2,9 gr/cm3
yang diperkirakan sebagai limestone (batuan
gamping).
Gambar 4 Permodelan AB