Anda di halaman 1dari 5

Syafira Ainun Nisa

145090701111006
Kelompok 3
Pengolahan Data Geofisika

Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Gravity Di


Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju Malang Selatan

Winda Ramadhani1; Dr. Sunaryo, S.Si. M.Si.2; Drs.Wasis, M. AB3.


(1)Mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya Malang, Indonesia (windaramadhanii@gmail.com).
(2.3) Dosen JurusanFisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
JurusanFisika FMIPA UniversitasBrawijaya, Malang, Indonesia.
Email: sunaryo@ub.ac.id

ABSTRAK
Telah dilakukan studi geofisika dengan metode gayaberat di Desa Druju dan Desa Sumbermanjing
Wetan menggunakan gravitimeter La Coste & Romberg tipe G-1053 dengan interval 250 meter yang
tersebar di area seluas 4x4 km dengan 117 titik ukur. Pengolahan data dilakukan sampai diperoleh
anomali Bouguer Lengkap. Anomali bouguer lengkap diproyeksikan ke bidang datar dengan metode
Dampney dan dilakukan pemisahan anomali lokal dan regional. Pemisahan anomali lokal dan regional
dilakukan dengan metode kontinuasi keatas (Upward Continuation) pada ketinggian 1300 m dari
bidang datar. Interpretasi anomali lokal secara kualitatif memperlihatkan nilai anomali rendah dan nilai
anomali tinggi yang ditafsirkan adanya batuan sedimen. Interpretasi kuantitatif dengan metode poligon
2D memperlihatkan struktur bawah permukaan daerah penilitian yang menghasilkan empat jenis batuan
yang terdiri dari batuan clay (batuan lempung), napal pasiran, sandstone (batuan pasir) serta gamping.

Kata kunci : Gayaberat, Densitas, Struktur Bawah Permukaan, anomali Bouguer

PENDAHULUAN Desa Sumbermanjing wetan Kecamatan


Wilayah Malang merupakan daerah dataran Sumbermanjing wetan merupakan daerah
tinggi (>400 mdpl) yang dibentuk oleh endapan penelitian yang berada di wilayah Formasi
lahar gunung Arjuno-Welirang Purba. Mengacu Wonosari (Wonosari Formation), dimana
dari peta geologi yang ada bahwa di daerah daerah ini didominasi oleh batu gamping, napal
Malang Selatan terdapat patahan, sehingga pasiran, dan sisipan batu lempung. Selain itu,
perlunya diadakan penelitian untuk daerah ini juga berada di daerah batuan
mengindentifikasi struktur bawah permukaan sedimentasi dengan usia batuan berada di jenis
pada daerah Malang Selatan tepatnya di sekitar Tersier tipe miosen akhir[1].
Desa Sumbermanjing Wetan dan Desa Druju Prinsip dasar gaya berat mengacu pada gaya
yang mana pada kedua desa terpisahkan oleh tarik menarik antara benda satu dengan benda
tebing dan jurang yang berakibat adanya lainnya akibat massa benda keduanya. Hal
perbedaan debit air yang dihasilkan dari kedua tersebut didasarkan pada hukum Newton tentang
desa tersebut. Metode geofisika yang digunakan gayaberat. Besarnya nilai gayaberat antara dua
dalam penelitian ini yaitu metode gayaberat. benda tersebut sebanding dengan massa kedua
Prinsip metode ini berdasarkan kepada anomali benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat
gayaberat yang muncul karena adanya jaraknya[2]. Hukum gayaberat Newton :
keanekaragaman rapat massa batuan yang
menggambarkan adanya struktur geologi
dibawah permukaan bumi. Hasil akhir dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
dimana F adalah gaya antara dua benda (N), g
informasi mengenai struktur bawah permukaan
adalah konstanta gaya berat 6.67 x 10-
sekitar Desa Sumbermanjing Wetan untuk 11
Nm2/kg2) dan m adalah massa benda serta r
kepentingan studi mitigasi bencana.
adalah jarak antara pusat massa.
Nilai dari anomali gravitasi ini diperlukan
DASAR TEORI
koreksi kembali, untuk memperoleh resolusi
anomali yang lebih efektif dan akurat [3]. batuan yang terdapat di antara stasiun
Koreksi tersebut antara lain : pengukuran dengan bidang geoid yang
a. Koreksi Pasang Surut diabaikan pada koreksi udara bebas [4].
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan
efek pengaruh pasang surut air laut akibat
benda-benda langit di sekitar bumi. Selain f. Koreksi Medan
itu, penarikan bulan dan matahari juga Adanya efek medan akibat terdapat bukit
memberikan efek pasang-surut terhadap ataupun lembah disekitar titik pengukuran
benda-padat bumi. Gejala ini menjadi suatu yang dapat menyebabkan efek penambahan
ukuran tentang kekerasan bagian dalam ataupun pengurangan nilai gayaberat
bumi.Menurut Heiland, komponen tegak pengukuran. Oleh karena itu dilakukan
gaya pasang-surut gTDL dirumuskan pada koreksi medan. Koreksi medan didapatkan
persamaan berikut [4]. dengan Hammer Chart [7].

METODOLOGI
b. Koreksi Drift Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
Pegas pada gravimeter memiliki perubahan antara lain: Gravitimeter LaCoste & Romberg
elastisitas yang berbeda dari satu titik ke titik type G-1053, GPS Garmin eTrex Vista Cx,
lainnya. Perubahan elastisitas ini Penunjuk waktu (jam), Alat tulis, Peta geologi,
menyebabkan perbedaan nilai pembacaan software MS. Word, MS. Excel, Surfer 9 danGra
pada pengukuran percepatan gravitasi yang v2DC.
sama [5]. Langkah awal yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu survey lapangan sebagai langkah
pengumpulan informasi dan data sehingga bisa
c. Koreksi ini dilakukan untuk mengkoreksi dilakukan pembuatan desain lintasan, penentuan
nilai gaya berat pada setiap lintang geografis titik ikat serta penentuan jarak tiap antar titik
yang disebabkan oleh bentuk bumi yang pengamatan. Jarak antar titik pengamatan
ellipsoid dan adanya gaya sentrifugal yang sebesar 250 meter. Lalu dilakukan proses
disebabkan oleh rotasi bumi. Hal tersebut pengambilan data berupa nilai percepatan
membuat adanya perbedaan nilai gravitasi gravitasi yang terbaca pada counter
karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Gravitimeter serta koordinat posisi berupa
Terdapat dua permukaan acuan yaitu lintang, bujur dan ketinggian. Pembacaan nilai
permukaan Geoid dan permukaan Spheroid gravitasi pada counter dilakukan sebanyak 3 kali
[4]. dengan selang waktu yang berbeda agar data
yang diperoleh lebih valid. Pengambilan data
dilakukan dengan metode looping. Pengukuran
dilakukan pada 117 titik yang berbeda dan
d. Koreksi Udara Bebas ditutup pada titik acuan atau base station. Karena
Koreksi udara bebas merupakan koreksi yang menggunakan sistem kisaran tertutup, maka
disebabkan oleh karena pangaruh variasi perlu dilakukan pengukuran ulang anomali gaya
ketinggian terhadap medan gravitasi bumi. berat (gravitasi) pada titik awal pengukuran.
Koreksi ini dilakukan untuk menarik bidang Nilai percepatan gravitasi (gaya berat) hasil
pengukuran ke bidang datum, yaitu bidang pembacaan alat dikonversi ke miligal,
geoid. Koreksi udara bebas tidak selanjutnya dilakukan koreksi pasang surut dan
memperhitungkan massa batuan yang koreksi apung hingga diperoleh nilai percepatan
terdapat di antara stasiun pengukuran dengan gravitasi observasi. Selanjutnya nilai tersebut
bidang geoid [6]. direduksi terhadap nilai percepatan gravitasi
teoritis yang meliputi koreksi gravitasi normal,
koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan
e. Koreksi Bouger koreksi medan. Hasil yang diperoleh setelah
Koreksi Bouguer dilakukan untuk dilakukan proses reduksi yaitu berupa anomali
menghilangkan perbedaan ketinggian bouguer lengkap yang selanjutnya akan
dengan tidak mengabaikan pengaruh massa dilakukan tahap interpretasi.
PEMBAHASAN
Interpretasi Kualitatif
Pada peta anomali bouger, diperoleh nilai
anomali yaitu +50 hingga +120 mGal. Anomali
Bouger sendiri digunakan untuk melihat
anomali gaya berat pada struktur bawah
permukaan.
Anomali Bouger tersebut kemudian
diproyeksikan ke bidang datar dengan metode
Dampney dan dilakukan pemisahan anomali
lokal dan anomali regional dengan Upward
Continuation pada ketinggian 1400 m dari
bidang datar. Dalam peta anomali residual dapat Gambar 3 Posisi Cross Section pada
dilihat bahwa daerah yang memiliki anomali kontur anomali
rendah pada keadaan sebenarnya merupakan
Interpretasi Kuantitatif
daerah yang mudah dilewati atau mudah
Pada penampang AB panjang lintasannya
mendapatkan air, sedangkan pada daerah yang
sepanjang 4 kilometer dan didapatkan nilai
memiliki anomali tinggi merupakan daerah yang
kontras densitas sebesar =0,38gr /cm
sulit mendapatkan air.
dengan ditandai warna biru muda yang memiliki
Pemodelan yang dilakukan dalam penelitian ini
harga densitas model 2,25 gr/cm3 yang
menggunakan software Grav2DC for windows
diperkirakan sebagai sedimentasi berupa clay
dengan cara awal membuat sayatan
(batuan lempung). Kemudian struktur yang
melintang (slicing) AB dan CDPemodelan ini
berada dibawahnya terdapat hasil sedimentasi
dilakukan dengan membuat bentuk poligon
berupa napal pasiran dengan harga densitas
tertutup dan diubah-ubah agar didapatkan
model 2,4 gr/cm3 yang pada model kontras
kecocokan antara kurva anomali gravitasi hasil
densitasnya ditunjukkan dengan nilai
pengukuran (garis berwarna hitam) dengan
=0,245 gr /cm yang ditandai dengan warna
kurva hasil kalkulasi suseptibilitas batuan di
biru tua. Struktur berikutnya memiliki kontras
bawahnya.
densitas sebesar =0,25 gr /cm dan
mempunyai harga densitas model sebesar 2,7
gr/cm3 yang ditafsirkan sebagai batuan
sandstone (batu pasir). Pada struktur
dibawahnya terdapat sedimentasi gamping
dengan kontras densitas sebesar =0,45 gr /cm
dan harga densitas modelnya sebesar 2,9 gr/cm3
yang diperkirakan sebagai limestone (batuan
gamping).

Gambar 1 Peta Anomali Bouger Lengkap

Gambar 4 Permodelan AB

Pada lintasan CD di kedalaman 3 kilometer di


bawah garis acuan memiliki panjang lintasan
sumbu X sepanjang 4 kilometer didapatkan
Gambar 2 Peta Anomali Residual nilai kontras densitas sebesar =0,235 gr /cm
yang ditandai dengan kontras warna biru dengan Struktur bawah permukaan pada pemodelan 2D
harga densitas model adalah 2,25 gr/cm3 yang terdapat beberapa lapisan yang menggambarkan
diidentifikasi sebagai hasil sedimentasi berupa bahwa jenis batuan terdiri dari batuan clay
clay (batuan lempung). Kemudian diselipi oleh dengan nilai densitas 2,25 gr/cm3, napal pasiran
batuan sedimen lain yang memiliki kontras 2,4 gr/cm3, batupasir 2,7 gr/cm3 dan batu
densitas =0,385 gr /cm dengan harga densitas gamping 2,9 gr/cm3.
model 2,4 gr/cm3 yang diidentifikasi sebagai
batuan napal pasiran. Lalu dibawahnya terdapat DAFTAR PUSTAKA
nilai kontras densitas sebesar =0,4697 gr /cm [1] Sujanto,R. Hardisantono, Kusnama,
yang memiliki harga densitas model sebesar 2,7 chaniago, dan R.Baharuddin. 1992. Peta
gr/cm3 yang diidentifikasi sebagai sandstone Geologi Lembar Turen, JawaTimur. Pusat
(batuan pasir) dan lapisan terakhir memiliki Penelitian dan Pengembangan Geologi.
kontras densitas sebesar =0,5529 gr /cm Bandung
dengan harga densitas batuan 2,9 gr/cm3 yang [2] Lillie, R. J., 1999. Whole Earth Geophysics :
diidentifikasi sebagai limestone (batuan An Introductory Textbook for Geologist and
gamping). Geophysicist.Prentice-hall, Inc. USA
[3] Sunaryo. 2012. Identification Of Arjuno-
Welirang Volcano-Geothermal Energy Zone By
Means Of Density And Susceptibility Contrast
Parameters. International Journal of Civil &
Environmental Engineering IJCEE-IJENS
Vol: 12 No: 01
[4] Untung, M., 2001. Dasar - Dasar Magnet
dan Gayaberat Serta Beberapa Penerapannya
(Seri Geofisika). Himpunan Ahli Geofisika
Indonesia
[5] Hadipandoyo, S., 2004. In House Training
Gravity. Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral Pusdiklat Migas Cepu. Blora
[6] Sleep, N.H. and Fujita, K., 1997. Principles
Gambar 5 Permodelan CD of Geophysics. Blackwell Science, Inc. USA
[7] Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E.,
KESIMPULAN 1990. Applied Geohysics Second Edition.
Cambridge University
Pada peta anomali bouger, diperoleh nilai Press. USA
anomali yaitu +50 hingga +120 mGal. Anomali
Bouger sendiri digunakan untuk melihat
anomali gaya berat pada struktur bawah
permukaan.
Kritikal Resume
1. Pada paper ini sudah termasuk paper yang bagus, karena dalam interpretasi data sudah
terdapat permodelan dari struktur bawah permukaan. Sehingga dapat diketahui
perserbaran batuan dengan variasi nilai massa jenis dari tiap tiap batuan. Dari paper ini
juga sudah diketahui jenis jenis dari batuan berdasarkan nilai massa jenis batuan
tersebut.
2. Kelebihan lain dari survey ini adalah dilakukan pada cakupan wilayah yang luas yaitu 4
x 4 km2 yang meliputi dua desa yaitu Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju.
Sehingga dapat di identifikasi perserbaran batuan pada wilayah desa tersebut.
3. Kekurangan dari paper ini adalah tidak adanya penjelasan secara detail mengenai geologi
regional dari lokasi survey. Seharusnya diberikan penjelasan secara lengkap yang dapat
diperoleh dari literatur. Selain itu, hasil dari survey gravity ini tidak dikorelasikan dengan
data geologi pada kawasan Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju. Sehingga hasil
dari paper ini menjadi kurang informatif karena tidak ada korelasi dengan data geologi.
4. Paper ini sudah mencapai tujuan awal dari penelitian yaitu identifikasi struktur bawah
permukaan. Hasil akhir dari paper ini pula berupa persebaran densitas batuan pada bawah
permukaan, yaitu batuan clay dengan nilai densitas 2,25 gr/cm3, napal pasiran 2,4
gr/cm3, batupasir 2,7 gr/cm3 dan batu gamping 2,9 gr/cm3. Akan tetapi tidak ada
kelanjutan digunakan untuk kebutuhan apa dari hasil identifikasi struktur bawah
permukaan. seharusnya terdapat kelanjutan dari penelitian ini, misalnya digunakan untuk
kebutuhan calon konstruksi bangunan atau lainnya.
5. Saran untuk paper ini adalah apabila survey gravity didampingi dengan survey magnetik.
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi massa benda di bawah
permukaan bumi (suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) medan magnetik
terukur berada dalam relatif besar. Variasi ini akan di identifikasi sebagai bentuk
distribusi bahan magnetik di permukaan bumi yang dijadikan sebagai pendugaan
keadaan geologi. Metode magnetik untuk mengukur variasi intensitas medan magnetik
di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi massa benda di bawah
permukaan bumi (suseptibilitas). Jadi metode magnetik dan metode gravitasi apabila
dihubungkan maka akan menghasilkan data variasi berat jenis batuan yang terdapat di
bawah permukaan dan variasi susepbilitas dari batuan pula.

Anda mungkin juga menyukai