BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Program Perbaikan Gizi
Masyarakat dalam mencapai Visi Misi Tulang Bawang Barat pada tahun
2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat dengan
indikator pelaksanaan di nilai dari aspek input yang terdiri dari tenaga,
sarana dan dana.
b. Mengevaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di nilai
dari aspek output yang terdiri atas ketepatan sasaran dan tercapainya
cakupan program.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Lokasi Puskesmas Kibang Budi Jaya terletak di kampung Kibang Budi Jaya
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat yang mempunyai
wilayah kerja sebanyak 10 (sempuluh) kampung. Secara geografis puskesmas
Kibang Budi Jaya terletak di 105,155 Bujur Timur dan 4,33 Lintang Selatan.
Puskesmas Kibang Budi Jaya memiliki batas-batas wilayah administratif sebagai
berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Way Kenanga Kabupaten Tulang
Bawang Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang
Bawang Barat.
Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang
Bawang Barat.
Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang
Bawang Barat.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya tahun 2014 adalah
22.8911 jiwa, dengan luas wilayah 9.028 Ha. Jangkauan Fasilitas pelayanan
Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya dapat dikatakan cukup
dekat, karena di masing-masing kampung sudah terdapat Poskesdes dan tenaga
kesehatan yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas (tabel 1).
Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan ibu kota Panaragan dengan luas
wilayah yaitu 112.175km2 , dibatasi oleh :
1. Sebelah utara dengan Kabupaten Mesuji
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lampung Utara dan LampungTengah
3. Sebelah Barat dengan Kabupaten Way Kanan dan Lampung Utara
4. Sebelah Timur dengan Kabupaten Tulang Bawang
Tabel 1
Jumlah penduduk masing-masing Berdasarkan WilayahPuskesmas
NO NAMA PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK
1 Kibang Budi Jaya 5912
2 Kibang Yekti Jaya 2620
3 Kibang Tri Jaya 3056
4 Mekar Sari Jaya 1500
5 Lesung Bakti Jaya 1685
6 Gilang Tunggal Makarta 1387
7 Gunung Sari 1598
8 Pagar Jaya 1478
9 Sumberrejo 1595
10 Kibang Mulya Jaya 2005
Total 22.836
Untuk seluruh wilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya dapat ditempuh dengan
kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Hal ini dikarenakan hampir semua
jalan yang menghubungkan satu desa dengan desa lain di wilayah kerja Puskesmas
Kibang Budi Jaya dalam keadaan baik karena pada bulan Agustus 2012 telah
dilaksanakan perbaikan jalan oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten,
sehingga transportasi tidak menjadi kendala bagi pelayanan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi baik dari desa ke puskesmas maupun dari puskesmas ke
rumah sakit. Yang menjadi kendala bagi pelayanan rujukan adalah letak rumah sakit
yang cukup jauh terutama Rumah Sakit Pemerintah dalam hal ini Rumah Sakit
Umum Daerah Menggala yakni sejauh 36 (tiga puluh enam) km.
B.Tenaga
Sumber daya ketenagaan di Puskesmas Kibang Budi Jaya dilihat dari segi
kuantitasnya dapat dikatakan cukup, tetapi dari segi kualitasnya masih kurang.
Puskesmas Kibang Budi Jaya belum mempunyai Analis Kesehatan (PNS) dan
Farmasi (PNS) dan jumlah perawat yang dirasakan belum mencukupi, hal ini dapat
dilihat pada tabel 3. Dan masih adanya tenaga yang bekerja tidak sesuai dengan
Jabatan Fungsionalnya diantaranya adalah: Bendahara dan petugas Laboratorium
(tabel 3)
Status kepegawaian di Puskesmas Kibang Budi Jaya 60,3 % (32 orang) PNS, 15 %
(8 orang) PTT, 28,3 % (15 orang) sebagai tenaga kerja sukarela dan honor (sebanyak
3 orang honor yaitu cleaning service). Ketidak seimbangan antara perawat dan bidan
serta antara petugas medis/paramedis laki-laki dan perempuan cukup membuat
hambatan terutama dalam tugas jaga di puskesmas rawat inap.
udi Jaya
Distribusi pemegang program di Puskesmas Kibang Budi Jaya pun masih banyak
yang over job seperti dokter yang harus memegang program surveilans, pengobatan
dasar dan rawat inap serta tidak sesuainya antara pendidikan dan pekerjaan seperti
laboratorium harus dipegang oleh sanitarian yang tentunya telah bertahun-tahun
mendapatkan pelatihan laboratorium.
Tabel.3
Struktur Ketenagaan Puskesmas Kibang Budi Jaya Tahun 2014
JABATAN STRUKTURAL /
NO PENDIDIKAN KEPG
PROGRAM
1 Kepala Puskesmas Dokter Gigi PNS
2 Ka. TU SMA PNS
a Bendahara Umum/Jamkesmas D3 Keperawatan PNS
b Bendahara Retribusi/Jampersal D3 Kebidanan PNS
Bendahara
c Operasional/Jamkesta D3 Keperawatan PNS
d Bendahara BOK D3 Gigi PNS
e Bendahara Barang D3 Kebidanan PNS
f SP2TP D3 Gizi PNS
3 Program KIA D3 Kebidanan PNS
a Perkesmas D3 Keperawatan PNS
b Gizi D3 Gizi PNS
5 Program P2M SPK PNS
a Imunisasi SPK PNS
b Kesling Sanitarian,D3 Kesling PNS
c Surveilan D3 Keperawatan PNS
6 Program Pengobatan Dasar Dokter PNS
a Rawat Jalan GIGI Dokter gigi PNS
7 Program Rawat Inap Dokter PNS
8 Laboratorium Sanitarian TKS
9 Pengelola Obat D3 Farmasi PNS
a Apotek Pekarya PNS
10 Kepala PUSTU Gilang Tunggal D3 Keperawatan PNS
11 Kepala PUSTU Kibang Yekti J D3 Kebidanan PNS
12 Kepala PUSTU Sumberrejo D3 Kebidanan TKS
Sumber : data dasar Puskesmas Kibang Budi Jaya
Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di Propinsi Lampungyang memiliki sarana kesehatan
1. PUSKESMAS : 1 buah
Poned : 1 buah
2. RSUD : -
3. PUSTU : 3 buah
4. POSYANDU : 17 buah
5. POSKESDES : 4 unit
BAB III
HASIL KEGIATAN PROGRAM GIZI
A. Sasaran Program
Sasaran program perbaikan gizi meliputi :
1. Bayi
2. Anak Balita
3. Anak Sekolah
4. Ibu Hamil
5. Ibu Nifas (melahirkan)
6. Wanita Usia Subur
7. Ibu Menyusui
C.1 Kegiatan Program Gizi dan Kesehatan Masyarakat tahun 2015 yang
bersumber dari dana APBD
- Setiap Balita (6-59 bulan) dapat Vitamin A dan ibu hamil dapat 90 Tablet
Fe selama kehamilannya.
Pemberian Vitamin A Pada balita dilaksanakan pada bulan februari dan agustus
, sedangkan Obat Fe tersedia setiap saat.
5. Pemantauan Rumah Tangga menggunakan Garam Beriodium
Garam beryodium adalah garan NaCl yang diperkaya dengan iodium melalui
proses iodisasi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kandungan
Kalium Iodat (KL03)
Rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota
rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium , dan pemantauanya
dilakukan melalui Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tiap
desa/kelurahan. Tujuan dari pemantauan garam beriodium adalah
Terlaksananya pemantauan garam beriodium untuk memperoleh gambaran
berkala tentang akses masyarakat terhadap garam beriodium. Dalam
pelaksanaan dilapangan dilakukan dengan cara :
- Hanya dipilih 1 SD /MI per desa atau keluarahan .jika dalam 1
desa/kelurahan terdapat lebih dari 1SD/MI maka pilihlah sekolah dengan
jumlah murid terbanyak.
- Sasaran pemantauan adalah murid kelas 4 dan 5 sebanyak 26 anak.
- Dikatakan wilayah / desa dengan garam baik apabila terdapat maksimum
2 sampel garam yang diperiksa tidak mengandung iodium.
- Hasil kegiatan pemantauan garam beryodium yang berisi tentang data SD
/ MI serta jumlah siswa yang dilakukan pemantauan garam beriodiumnya
akan dilaporkan setelah kegiatan dilapangan selesai,
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara tepat, akurat dan teratur dan berkelanjutan dari
berbagai kegiatan surveilans gizi sebagai sumber informasi, yaitu:
- Kegiatan rutin , yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan
pelaporan kasus gizi buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil,
pendistribusian kapsul vitamin A Balita, dan pemberian ASI Eksklusif.
- Kegiatan survei khusus yang dilakukan berdasarkan kebutuhan, seperti
konsumsi garam beriodium, pendistribusian MP-ASI dan PMT dan
masalah gizi lainnya.
b. Pengolahan Data dan Penyajian Informasi
Disajikan secara deskriptif maupun analitik, yang disajikan dalam bentuk
narasi, tabel, grafik dan peta.
c. Desiminasi Informasi
Dilakukan untuk menyebarluaskan informasi surveilans gizi kepada
pemangku kepentingan. Kegiatan desiminasi informasi dapat dilakukan
dalam bentuk pembinaan umpan balik , sosialisasi dan advokasi.
8. Pertemuan Kader di Tingkat Puskesmas
Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan Pencatatan di Posyandu dan
pencapaian indikator kegiatan pembinaan gizi pada tahun 2015. Puskesmas
Kibang Budi Jaya mengadakan kegiatan Pertemuan Refresing Kader yang
dilaksanakan 2 Kali pertemuan dalam setahun yang akan diikuti Seluruh Kader
posyandu Puskesmas Kibang Budi Jaya.
C.2 Kegiatan Program Gizi dan Kesehatan Masyarakat tahun 2015 yang
bersumber dari dana APBN
1. Pemberian MP-ASI Bayi Umur 6-11 bulan dan Baduta umur 12-24
bulan
Tujuan dari pemberian MP-ASI adalah untuk memperbaiki status gizi bayi
dan baduta di desa miskin , yng diprioritaskan pada keluarga miskin selama
90 hari. MP-ASI yang diberikan berupa biskuit dan bubuk instan rasa
pisang, beras merah dan kacang hijau.
a.D/S
Peran serta masyarakat (D/S) merupakan salah satu cermin keikutsertaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, yaitu keaktifan masyarakat untuk
mempergunakan sarana pelayanan kesehatan terdekat (posyandu) untuk pemantauan
pertumbuhan balita. Dengan melakukan penimbangan balita (datang ke posyandu)
diharapkan permasalahan kesehatan dan gizi balita dapat terpantau dan akan
memberikan informasi dini upaya alternatif pencegahan dan penanggulangan
masalah.
Tabel 5.Pencapaian D/S
di Wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya tahun 2014
Dari tabel5.pencapaian D/S Puskesmas Kibang Budi Jaya tahun 2014 sebesar
85.88%. Pencapaian telah mencapai target yaitu 85%. Berdasarkan pengamatan
secara kualitatif diidentifikasi beberapa hal yang mungkin berhubungan dengan
tercapainya target cakupan penimbangan balita di Puskesmas. 1) Masyarakat sudah
mengerti arti manfaat dari penimbangan posyandu dan peran aktif kader untuk selalu
mengingatkan ibu-ibu balita untuk datang kembali ke posyandu. 2) kartu menuju
sehat anak balita sudah efektif sebagai alat pemantau pertumbuhan anak balita tetapi
belum efektif sebagai sarana penyuluhan gizi di posyandu karena masih rendahnya
pemahaman kader terhadap arti grafik pertumbuhan anak. Peran petugas masih
berpengaruh terhadap kehadiran ibu balita ke posyandu. Masyarakat pengguna
posyandu mengharapkan layanan berupa penyuluhan gizi dan kesehatan serta layanan
KB dari petugas kesehatan.
88
87.5
87
86.5
PERSEN
86
85.5
85
84.5
84
83.5
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GTM GS PJ SR KMJ
% 86 88 87 86 86 85 86 85 85 85
b.N/D
Hasil pencapaian program (N/D) adalah salah satu indikator pemantauan
pertumbuhan balita, dimana balita yang datang penimbangan posyandu setiap bulan
akan diketahui perkembangan berat badannya. Anak semakin bertambah umur akan
bertambah berat badan sesuai umurnya, sehingga kenaikan berat badannya akan
terpantau sesuai atau tidak, yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi sesuai
keadaan. Cakupan hasil pencapaian program (N/D) Puskesmas Kibang Budi Jaya
2014 sebesar 89.77%.
91
90
89
PERSEN
88
87
86
85
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GTM GS PJ SR KMJ
% 91 87 89 90 91 90 90 90 90 91
d. K/S
e. BGM/D
Balita BGM merupakan salah satu hasil pemantauan pertumbuhan balita, dimana
mencerminkan status kekurangan gizi pada balita. Balita ini harus mendapatkan
perhatian lebih untuk mencegah kekurangan gizi yang semakin parah sehingga Lost
Generation.
Grafik 3
Pencapaian Vitamin A Pada Bayi Umur (6-11 bulan )
di Wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya tahun 2014
100
90
JUMLAH BAYI 6-11 BLN
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GTM GS PJ SR KMJ
Bayi(6-11)bln 83 93 75 66 72 68 70 73 73 77
Vit.A 71 81 64 57 62 60 61 62 64 68
% 85 87 85 86 87 89 88 85 88 89
Grafik 4
Pencapaian Vitamin A Pada Balita Umur (12-59 bulan )
di Wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya tahun 2014
400
350
JUMLAH ANBAL 12-59 BLN
300
250
200
150
100
50
0
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GT GS PJ SR KMJ
M
Anbal(12-59)bln 324 365 299 256 272 234 245 236 249 255
Vit.A 304 345 278 234 252 214 225 217 227 233
% 93 95 93 91 93 92 92 93 92 92
Grafik 5
Pencapaian Vitamin A Pada Balita Umur (6-59 bulan )
di Wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya tahun 2014
500
400
JUMLAH BALITA
(6-59) BLN
300
200
100
0
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GT GS PJ SR KMJ
M
Balita(6-59)bln 407 458 374 322 344 302 315 309 322 284
Vit.A 375 426 342 291 314 274 286 279 291 301
% 92 93 92 90 91 91 91 91 90 91
Untuk menangani masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, pemerintah dalam
hal ini Departemen Kesehatan sudah sejak tahun 1970 melalui program Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga telah mendistribusikan tablet besi yang ditujukan kepada
semua ibu hamil yang mengunjungi puskesmas dan posyandu. Setiap ibu hamil
diharapkan meminum paling sedikit 90 tablet besi selama hamil.Terjadinya anemia
gizi besi pada ibu hamil erat kaitannya dengan anemia gizi pada bayinya. Bayi yang
lahir belum cukup bulan, tidak mendapatkan kesempatan cukup untuk mendapatkan
cadangan zat besi yang rendah pula dan bayi yang lahir cukup bulan, tidak
mendapatkan kesempatan cukup untuk mendapatkan cadangan zat besi yang
dibutuhkan, sehingga rawan untuk menderita anemia gizi.
Berdasarkan tabel diatas pencapaian cakupan Tablet Tambah Darah (TTD) ibu
hamil sampai dengan Desember di Wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya sebesar
91.19%.Program distribusi Cakupan Tablet Tambah Darah (TTD) di wilayah
Puskesmas Kibang Budi Jaya sudah mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yaitu sebesar 85 %.
60
50
40
Persen
30
20
10
0
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GTM GS PJ SR KMJ
FEB 50 51 45 40 46 42 46 44 44 47
AGUS 49 50 44 41 44 42 43 44 42 45
Dari grafikdi atas dapat diketahui cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Kibang
Budi Jaya Tahun 2014 pada bulan Februari sebesar 45.5% dan pada bulan
Agustus sebesar 44.4 %.Capaian ini masih belum mencapai target Standar
Pelayanan Minimal 2014 yaitu 80%.Hal ini dikarenakan masih kurangnya
pemahaman akan pentingnya asi bagi bayi.Terlalu dini memberikan makanan
pendamping asi. Penyuluhan tentang pentingnya memberikan asi saja sampai
bayi usia 6 bulan , tidak boleh berhenti atau bosan baik per individu maupun
kelompok. Akan lebih baik lagi bila penyuluhan diberikan sedini mungkin
kepada ibu hamil, calon ibu menyusui.
5. Cakupan MP-ASI
Grafik 7
Presentase Penggunaan Garam Beryodium
100
90
80
70
60
PERSEN
50
40
30
20
10
0
KBJ KYJ KTJ MSJ LBJ GTM GS PJ SR KMJ
FEB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
AGUS 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pada grafik diatas Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya
sudah tau dan mengerti penggunaan garam beryodium dapat di lihat dari grafik diatas
penduduk Lambu Kibang telah mengkonsumsi garam beryodium.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V
PENUTUP