aktifnya secara langsung menjadi energi listrik dengan cara reaksi elektrokimia. Alat ini
telah menjadi bagian dari gaya hidup manusia modern sehari-hari karena tanpanya
banyak alat yang setia menemani kita sehari-hari tidak berfungsi, mis.: HP, tablet,
remote control, jam, dll. Banyak jenis baterai yang ada dipasaran, baik yang tidak dapat
diisi ulang (primer) maupun yang dapat diisi ulang (sekunder), dengan berbagai jenis
merek seperti ABC, Eveready, Panasonic, Sony, dsb. Baterai primer yang penting
adalah baterai kering seng-karbon dan baterai alkaline. Baterai sekunder yang banyak
beredar dipasaran antara lain baterai asam timbal (aki), baterai Nikel-Cadmium
(NiCad), baterai Lithium-ion, dsb. Secara umum sebuah sel baterai dikemas dalam
berbagai jenis kemasan, mis.: AA, AAA, C, D, coin, dsb., disesuaikan dengan dimana
baterai tersebut digunakan.
Dalam memasarkan produknya, produsen baterai mungkin ada yang mengiklankan
baterainya sebagai Long Life, High Capacity, High Energy, Deep Cycle, Heavy Duty,
Fast Charge, Quick Charge, Ultra dan parameter lain yang tidak terdefinisi dengan
baik. Hanya beberapa industri atau biro iklan yang mendefinisikan secara pasti apa arti
dari masing-masing istilah tersebut. Kata-kata iklan seperti itu dapat berarti apa saja
yang penjual inginkan. Terlepas dari rancangan dasar baterai, kinerja sebenarnya
tergantung pada bagaimana baterai digunakan dan juga pada kondisi lingkungan dimana
mereka digunakan. Namun, kondisi ini jarang diberikan spesifikasinya dalam iklan
pemasaran. Bagi konsumen, hal ini bisa sangat membingungkan atau salah arah.
Industri baterai sendiri tidak menggunakan istilah-istilah yang membingungkan tersebut
untuk memberikan spesifikasi kinerja baterai dan spesifikasi umumnya meliputi
pernyataan yang mendefinisikan atau membatasi operasi atau kondisi lingkungan
didalam mana kinerja yang diklaim dapat diberikan.
Dalam uraian berikut, parameter kunci yang digunakan untuk mencirikan sel atau
baterai akan diuraikan dan bagaimana parameter tersebut mungkin berubah dengan
kondisi operasi akan ditunjukkan.
Grafik diatas menunjukkan bagaimana kinerja baterai ion lithium rusak ketika suhu
operasi turun.
Barangkali yang lebih penting adalah bahwa, untuk keduanya suhu tinggi dan rendah,
semakin jauh suhu operasi dari suhu ruang semakin besar terjadinya penurunan siklus
hidup.
Karakteristik pemakaian sendiri
Laju memakai sendiri adalah ukuran seberapa cepat sebuah sel akan kehilangan
energinya ketika disimpan di rak karena aksi kimia tak diinginkan dalam sel. Laju
tersebut tergantung pada kimia sel dan suhu.
Kimia sel
Berikut menunjukkan umur simpan tipikal untuk beberapa sel primer:
Zinc Carbon (Leclanch) 2 sampai 3 tahun
Alkaline 5 tahun
Lithium 10 tahun atau lebih
Laju pemakaian sendiri tipikal untuk sel dapat diisi ulang umum adalah sebagai berikut:
Asam Timbal 4% sampai 6% per bulan
Nickel Cadmium 15% sampai 20% per bulan
Nickel Metal Hydride 30% per bulan
Lithium 2% to 3% per month
Pengaruh suhu
Laju reaksi kimia tak diinginkan yang menyebabkan kebocoran arus internal antara
elektroda positif dan negatif sel, seperti semua reaksi kimia, meningkat dengan suhu.
Peningkatan laju reaksi kimia ini akan meningkatkan laju pemakaian sendiri baterai.
Grafik dibawah ini menunjukkan laju pemakaian untuk baterai ion lithium.
Impedansi internal
Impedansi internal sebuah sel menentukan kemampuan membawa arusnya. Hambatan
internal yang rendah mengijinkan arus yang tinggi.
Sirkuit ekivalen baterai
Diagram sebelah kanan menunjukkan sirkuit ekivalen untuk sel energi.