Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan distorsi
bronkus ukuran sedang (diameter jalan napas lebih dari 2 mm) yang bersifat permanen dan
ireversibel. Dilatasi tersebut menyebabkan berkurangnya aliran udara dari dan ke paru-paru.
Brokiektasis digolongkan dalam penyakit paru obstruktif kronik yang bemanifestasi sebagai
peradangan saluran napas lalu menyebabkan obstruksi aliran udara dan menimbulkan sesak,
gangguan pembersihan mukus yang biasanya disertai batuk dan kadang-kadang hemoptisis.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan
merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial.

Bronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat penting di negara-negara


berkembang terutama negara dengan sarana medis dan terapi antibiotika terbatas.
Bronkiektasis umumnya terjadi pada penderita dengan umur rata-rata 39 tahun, terbanyak
pada usia 60-80 tahun. Sebab kematian yang terbanyak pada bronkiektasis adalah karena
gagal napas. Lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-laki dan yang bukan perokok

Riwayat penyakit bronkiektasis pertama kali dikemukakan oleh Laennec di tahun


1819, kemudian diperinci oleh Sir William Osler pada akhir 1800, dan ditetapkan lebih lanjut
oleh Reid pada tahun 1950, bronkiektasis telah mengalami perubahan yang signifikan dalam
hal prevalensi, etiologi presentasi, dan pengobatan (Emmons, dkk didalam Febri 2014).

Indonesia sendiri belum ada laporan tentang angka-angka yang pasti mengenai
penyakit ini. Kenyataan penyakit ini cukup sering ditemukan di rumah sakit dan di klinik-
klinik dan diderita oleh laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini dapat diderita mulai sejak
anak-anak, bahkan dapat merupakan kelainan kongenital (Emmons, dkk didalam Febri 2014.
B. Definisi

Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasi) dan distorsi
bronkus lokal yang bersifat patologik dan berjalan kronik. Gejala klasiknya adalah batuk
produktif dengan seputum purulen. Sebagian besar pasien akan menghasilkan sputum harian.
Bisa juga disertai hemoptisis dan kemunduran progresif fungsi pernapasan. Dapat terjadi
perburukan di musim dingin ( At a Glance Anamnesis).

Bronkiektasis adalah pelebaran bronkus yang disebabkan oleh kelemahan dinding


bronkus yang sifatnya permanen. Diagnosa bronkiektasis ditegakkan dengan bantuan
bronkografi, namun sekarang tindakan bronkografi tidak banyak dilakukan, dan digantikan
oleh HRCT (High resolution computed tomography). Bronkiektasis sering pula dimasukkan
kedalam golongan penyakit infeksi saluran pernapasan dengan diagnosis bronkiektasis
terinfeksi (Respirologi).

Bronkiektasis adalah dilatasi jalan napas. Keadaan ini hanya menjadi signifikan
secara klinis bila terjadi infeksi dan/atau hemoptisis dalam jalan napas yang berdilatasi ini.
Bentuk yang berat jarang terjadi, khususnya pada orang muda ( Kedokteran Klinis Ed 6).

Bronkiektasis adalah penyakit menahun pada bronkus dan bronkiolus, yang


dikarakteristikkan oleh dilatasi ireversibel percabangan bronkial dan dihubungkan dengan
infeksi menahun dan inflamasi pasase jalan napas ini. Kebanyakan individu dengan
bronkiektasis mengalami penyakit sistemik dasar, seperti fibrosis kistik, diskinesia silier
primer, atau imunodefisiensi, dimana infeksi jalan napas sangat dibebani. Secara umum telah
disetujui bahwa bronkiektasis dihubungkan dengan defek pada dinding bronkial, yang
mungkin kongenital atau didapat. Karena beberapa derajat infeksi yang secara umum selalu
ada, bronkiektasis dapat digambarkan dengan baik sebagai kombinasi proses kongenital dan
didapat karakteristikkan oleh inflamasi yang mengakibatkan penggantian mukosa bronkial
oleh jaringan parut fibrosa. Proses ini menimbulkan destruksi bronkus dan dilatasi permanen
bronkus serta bronkiolus, yang memungkinkan area yang terkena menjadi sasaran infeksi
menahun (Patofisiologi).
C. Epidemiologi

Suatu penyakit yang ditandai oleh dilatasi dinding bronkus, sering disertai infeksi paru.
Insidensinya tidak diketahui. Prevalensinya 1/1000 dan semakin menurun (kejadian batuk
rejan di masa anak-anak dan tuberkulosis [TB] berkurang). Secara umum penyakit ini telah
menjadi lebih ringan sejak ditemukannya terapi antibiotik (At a Glance).

Anda mungkin juga menyukai