TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi.
Pada usia 50 an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena
yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid. Hemoroid
adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidales yang tidak merupakan keadaan patologik.
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales. Patologi
keadaan ini dapat bermacam-macam, yaitu trombosis, ruptur, radang, ulserasi, dan
nekrosis.Untuk itu dapat disimpulkan hemoroid adalah pelebaran vena varicose satu segmen atau
lebih vena-vena hemoroidales yang berdilatasi dalam anus dan rectum.
B. Anatomi Fisiologi
Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rektum dan terbentang dari kolon sigmoid
sampai anus, kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk lekukan huruf S. Lekukan
bagian bawah membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Satu inci dari
rektum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter eksternus dan internus. Panjang
rektum dan kanalis ani sekitar 15 cm. Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan
belahan kiri sesuai dengan suplai darah yang diterimanya. Arteri mesentrika superior
memperdarahi belahan bagian kanan yaitu sekum, kolon asendens dan dua pertiga proksimal
kolon transversum, dan arteri mesentrika anterior memperdarahi belahan kiri yaitu sepertiga
distal kolon transversum, kolon desendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum. Suplai
darah tambahan untuk rektum adalah melalui arteri sakralis media dan arteri hemoroidales
inferior dan media yang dicabangkan dari arteri iliaka interna dan aorta abdominalis.
Gambar 2.1
Sumber : www.gambar anatomi fisiologi hemoroid.com
Alir balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesentrika superior dan inferior dan
vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena
hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari
sirkulasi sistematik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media dan inferior,
sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran darah balik ke dalam vena-
vena ini.
Gambar 2.2
Sumber : www.gambar anatomi fisiologi hemoroid.com
C. Etiologi
hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal, Faktor yang memegang peranan kausal
ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas. Penyebab
hemoroid yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Yang menjadi faktor predisposisi adalah herediter,
anatomi, makanan, pekerjaan, psikis, dan senilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah
faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra abdominal), fisiologis
dan radang. Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
D. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan balik dari vena hemoroidalis
Hemoroid ada dua jenis yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna terjadi varises
pada vena hemoroidalis superior media dan timbul disebelah dalam otot spingter ani. Hemoroid
eksterna terjadi varises pada vena hemoroidalis inferior, dan timbul disebelah luar otot spingter
ani. Hemoroid eksterna ada dua klasifikasi yaitu akut dan kronik. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis akut. Bentuk terasa sangat nyeri gatal karena
ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik (skin tag) berupa
satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah.
E. Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna
merah terang pada defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah
dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.
Hemoroid interna tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan
menimbulkan perdarahan atau prolaps. Hemoroid interna diklasifikasikan sebagai derajat I,
II,dan III. Hemoroid interna derajat I ( dini ) tidak menonjol melalui anus dan hanya dapat
ditemukan dengan proktoskopi. Lesi biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior
kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior, dan tampak sebagai
pembengkakan globular kemerahan. Hemoroid derajat II dapat mengalami prolaps melalui anus
setelah defekasi, hemoroid ini dapat mengecil secara spontan atau dapat direduksi ( di
kembalikan ke dalam ) secara manual. Hemoroid derajat III mengalami prolaps secara permanen.
Gejala-gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri, karena tidak
ada serabut-serabut nyeri pada daerah ini. Kebanyakan kasus hemoroid campuran interna dan
eksterna.
F. Penatalaksanaan
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan higiene personal yang baik dan
menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan
sekam mungkin satu- satunya tindakan bila diperlukan. Apabila tindakan ini gagal, laksatif yang
berfungsi mengabsorpsi dengan salep, dan supositoria yang mengandung anestesi, astringen dan
tirah baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang. Terdapat berbagai tipe
tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Foto koagulasi inframerah, diatermi bipolar, dan terapi
laser adalah teknik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang
mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah. Prosedur ini mencegah prolaps. Tindakan bedah konservatif hemoroid interna adalah
prosedur ligasi pita-karet. Hemoroid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis
mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemoroid. Bagian
distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Terjadi fibrosis
yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan
ini memuaskan bagi beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
G. Komplikasi
Komplikasi penyakit ini adalah perdarahan hebat, abses, fistula para anal, dan inkarserasi.
Untuk hemoroid eksterna, pengobatannya selalu operatif. Tergantung keadaan, dapat dilakukan
eksisi atau insisi trombus serta pengeluaran trombus. Komplikasi jangka panjang adalah striktur
ani karena eksisi yang berlebihan.